HALELUYA
Sebutan
liturgis, disalin dari kata Ibrani hallelu-yah, ‘pujilah Yah’,
kependekan dari Yahweh, muncul 24 kali dalam Mzm. Meskipun ini hanyalah
satu dari sekian sebutan untuk memuji, tapi (kecuali Mazm 135:3) selalu digunakan pada awal atau
akhir dari mzm-mzm yg tidak diketahui nama penulisnya. Karena itu diduga kata
ini telah menjadi sebutan baku untuk memuji Tuhan dalam kebaktian di Bait Allah
sesudah Pembuangan.
Mzm yg
menerakan haleluya dibagi berkelompok:
(1) Mazm 104;
105 (didapatkan pada bg akhir), 106 (pada bg awal dan akhir, yg terakhir
ini menjadi bg dari puji-pujian terakhir pada Kitab Mzm ke-IV).
(2) Mazm 111; 112;
113 (pada bg awal), 115-117 (pada bg akhir); hampir pasti bahwa LXX adalah
benar menempatkan haleluya yg diulangi kembali pada bg akhir Mazm 113, untuk
menjadi bg awal ps 114, jadi melengkapi seri-seri tersebut.
(3) Mazm 135 pada bg awal dan akhir, tapi oleh LXX bg akhir
ini ditempatkan pada bg awal Mazm 136.
(4) Mazm 146; 147; 148; 149; 150, ditempatkan pada bg awal
dan akhir pada masing-masing mazmur.
Pada PB ‘Haleluya’
(Wahy 19:1,3,4,6) dipakai dalam ibadah orang Kristen. Sebagian besar mazmur
Haleluya memegang peranan penting dalam ibadah di rumah sembahyang orang Yahudi.
Dalam Mazm 113; 114; 115; 116; 117; 118, ‘Hallel Mesir’ dinyanyikan pada hari raya Paskah, Pentakosta, Pondok Daun dan Penyerahan.
Pada perayaan Paskah Mazm 113; 114 dinyanyikan sebelum makan, sedangkan Mazm 115; 116; 117; 118 setelah cawan yg ke-3
(bnd Mr 14:26). Mazm 135; 136
dinyanyikan pada hari Sabat, Pujian Agung ( Mazm 146; 147; 148; 149; 150)
dengan Mazm 145 pada semua kebaktian
pagi.
No comments:
Post a Comment