Friday, April 6, 2018

KAYA, KEKAYAAN sebagai berkat dari Allah


KAYA, KEKAYAAN
       PL dan PB memandang kekayaan sebagai berkat dari Allah. Abraham merupakan contoh orang kaya yg takut kepada Allah (Kej 13:2). Para pemazmur memuji berkat-berkat bendawi. Orang saleh bertumbuh subur ‘seperti pohon yg ditanam di tepi aliran air’ (Mazm 1:3). ‘Harta dan kekayaan’ ada di dalam rumah orang yg ‘takut akan Tuhan’ (Mazm 112:1,3).
 Allah adalah rahmani, dan kekayaan bendawi adalah dampak rahmat-Nya: ‘Allah … dengan limpah-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati’ (1 Tim 6:17).
       Tapi, pemilikan kekayaan membawa serta tanggung jawab kedermawanan yg ikhlas terhadap mereka yg membutuhkan (1Tim 6:18; 2 Kor 8;  9). SEDEKAH. Demikian itulah teladan Kristus sendiri, ‘Sekalipun Ia kaya, namun demi kamu Ia menjadi miskin, supaya karena kemiskinan-Nya itu kamu menjadi kaya’ (2 Kor 8:9). Kesetiaan dalam penggunaan kekayaan diimbali berkat rohani (Luk 16:11); sebab harta yg sesungguhnya dan kekayaan yg sebenarnya adalah berkat-berkat rohani yg diberikan oleh Allah, bukan berkat-berkat bendawi-Nya (Luk 12:33; 16:11).

       Alkitab mengakui bahwa pemilikan kekayaan bendawi mengundang serta bahaya-bahaya besar. Misalnya, bahaya akan tidak mengakui bahwa Allah adalah sumber berkat (Ul 8:17-18; Hos 2:9). Bertalian dengan itu, bahaya bersandar pada kekayaan (Mazm 52:5). Bahaya bersandar pada kekayaan begitu gawat dan begitu besar kemungkinannya, sehingga Tuhan Yesus mengatakan amat sukar bagi seorang berduit masuk ke dalam kerajaan sorga; penjelasan keras ini diungkapkan dengan sebutan ‘seorang kaya’. Dengan tepat murid-murid menyimpulkan bahwa semua orang salah dalam hal ini; terhadap kesimpulan ini Tuhan Yesus menjawab bahwa hanya Allah yg dapat mengubah hati (Mr 10:23,27). Bahaya rohani lainnya berhubungan dengan kekayaan ialah materialisme, yakni menjadikan kekayaan pusat perhatian seseorang. Itulah gambaran orang kaya dalam Luk 12:21, yg tidak kaya di hadapan Allah; dan dengan gereja di Laodikia (Wahy 3:17). Godaan yg dibawa serta oleh kekayaan dilukiskan dalam perumpamaan tentang penabur (Mat 13:22); tipu daya kekayaan menghambat firman, sehingga tidak berbuah di dalam hidup.
       Tamak, atau nafsu menjadi kaya, adalah kejahatan yg terhadapnya Alkitab sering memberikan peringatan. Kasih akan uang digambarkan sebagai akar segala macam kejahatan (1Tim 6:9,10). Karena itu, semangat puas dengan hal-hal yg diberikan oleh Allah, merupakan kebajikan yg ditekankan dalam PL dan PB (Mazm 62:9;1 Tim 6:8; Ibr 13:5).
       Karena bahaya-bahaya kekayaan, yg ke dalamnya pemiliknya begitu sering jatuh, maka golongan orang kaya dalam beberapa bagian Alkitab dicela, Luk 6:24-25 dan  Yak 5. Bahagia diucapkan kepada orang miskin (Luk 6:20 dab), sebab kemiskinan (seharusnya) menghidupkan iman kepada Allah, yg dalam praktik kekayaan begitu sering mematikannya.

Luk 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Ibr 13:5  Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
1Tim 6:17  Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.

BENDA, HARTA BENDA, PERBENDAHARAAN
       Harta atau harta benda biasanya mengacu kepada barang-barang berharga seperti perak dan emas, ump #/TB Ams 10:2*; #/TB Pengkh 2:8*; #/TB Mi 6:10*. Yesus membicarakan harta yg di sorga, yaitu pahala yg akan diberikan Allah di alam baka karena pelayanan utuh di dunia ini, yg merupakan lawan dari ihwal cari uang di dunia ini (#/TB Mat 6:19* dab; #/TB Mr 10:2* dan ay-ay sejajar; #/TB Luk 12:33*). Dalam #/TB 2Kor 4:7* ungkapan ‘harta dalam bejana tanah liat’ membandingkan kemuliaan Injil dengan kelemahan manusia. Menurut #/TB Kol 2:3* dalam Kristus tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
       Tempat penyimpanan harta benda adalah gudang perbendaharaan. Perbendaharaan ini kadang-kadang disatukan dengan tempat kudus (#/TB Yos 6:19,24*; #/TB 1Raj 7:51*; #/TB Dan 1:2*; #/TB Neh 10:38*). Ibarat manusia yg punya perbendaharaan, juga ada perbendaharaan Allah di mana tersimpan hujan, salju, hujan batu dan angin (#/TB Ul 28:12*; #/TB Ayub 38:22*; #/TB Mazm 135:7*; Yet #/TB Mazm 10:13; 51:14*). ‘Perbendaharaan’ yg disebut dalam #/TB Yoh 8:20* barangkali menunjuk pada tempat di antara ke- 13 peti persembahan berbentuk sangkakala, yg disinggung dalam #/TB Mr 12:41*; #/TB Luk 21:1*, yg terletak di Halaman Perempuan di Bait Suci.
       Khuza (Luk 8:3) dan Erastus (Rom 16:23) adalah bendahara, dan seorang bendahara yg tidak jujur merupakan tokoh utama dalam salah satu perumpamaan Tuhan Yesus (Luk 16:18 dab).

UANG
I. Dalam PL
          Sebelum mata uang diperkenalkan pada akhir abad 8 sM (lihdi bawah), ‘serah terima’ suatu komoditas dalam kegiatan dagang disepakati dengan barter, yaitu tukar-menukar komoditas. Di seluruh Asia Barat Kuno barang komoditas utama, baik yg mudah rusak atau busuk seperti bulu domba, jelai, gandum dan korma, maupun yg tahan lama seperti logam, kayu, anggur, madu dan ternak, merupakan barang dagangan tukar’. Naskah-naskah kuno menunjukkan bahwa dari zaman dahulu telah berkali-kali diusahakan untuk menetapkan nilai komoditas yg satu terhadap yg lain. Maka kekayaan diukur dengan banyaknya ternak (#/TB Ayub 1:3*) dan logam berharga. Adapun Abraham ‘sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya’ (#/TB Kej 13:2*).
             a. Logam sebagai alat tukar
             Karena perak (Ibrani kesef) adalah logam berharga yg paling umum di Palestina (seperti di Asyur dan Babel), maka itulah yg paling banyak dipakai sebagai alat tukar (TBI kadang-kadang menerjemahkan kesef dgn ‘uang’, ump #/TB Kej 17:13*). Jadi dalam transaksi yg biasa istilah perak sering dibuang saja, dengan anggapan sudah dimengerti; demikianlah dilaporkan raja Salomo membeli kereta perang seharga 600 (syikal perak) dan kuda 150 (syikal) (#/TB 1Raj 10:29*; bnd #/TB Im 5:15*). Pendapatannya dihitung dalam perak dengan satuan talenta (#/TB 1Raj 10:14*; *TIMBANGAN DAN UKURAN) sebab banyaknya perak di Yerusalem seperti banyaknya batu (#/TB 1Raj 10:27*). Sampai zaman sesudah pembuangan ‘syikal’ secara harfiah lebih mengartikan timbangan tertentu daripada mata uang.
             Perak dipakai untuk membeli barang-barang tak bergerak, seperti sebidang tanah yg dibeli Yeremia di Anatot seharga 17 syikal perak (#/TB Yer 32:9*), ladang dan gua di Makhpela yg dibeli Abraham 400 syikal perak (#/TB Kej 23:15-16*), desa dan bukit di Samaria yg dibeli Omri 2 talenta perak (#/TB 1Raj 16:24*), atau pengirikan Arauna yg dibeli Daud 50 syikal perak (#/TB 2Sam 24:24*). Perak juga digunakan patokan mas kawin (#/TB Kel 22:17*) atau harga ‘pembeli’ mempelai perempuan (#/TB Hos 3:2*).
             Emas, logam yg lebih langka, jarang digunakan sebagai alat transaksi dibandingkan perak, tapi sering disebut bersama perak dalam pembayaran upeti. Demikianlah raja Hizkia membayar kepada Sanherib thn 701 sM 300 talenta perak dan 30 talenta emas (#/TB 2Raj 18:14*), dan raja Menahem menyuap orang Asyur 1.000 talenta perak (#/TB 2Raj 15:19*). Emas sangat berperan dalam menyelesaikan perbatasan antar negara. Raja Hiram membayar 120 talenta emas kepada Salomo untuk desa-desa yg diberikan Salomo kepadanya (#/TB 1Raj 9:10-14*).
             Dalam banyak transaksi pembayaran berupa barang-barang dapat disetujui sebagai alat tukar tambahan atau pengganti logam berharga. Mesa raja Moab memberikan domba dan bulu domba (#/TB 2Raj 3:4*); raja Sanherib menerima batu-batu berharga, sebagai tambahan pada emas dan perak, yg diberikan oleh raja Hizkia menurut arsip-arsip bangsa Asyur. Upeti Yehu kepada Salmaneser III termasuk batangan-batangan antimonium (batu serawak), timah hitam, bejana-bejana emas dan buah-buahan langka (*YEHU). Jelai (#/TB Hos 3:2*), rempah-rempah (#/TB 2Raj 20:13*), atau pakaian mungkin juga sebagian dari harga yg disepakati (#/TB 2Raj 5:23*). Tembaga adalah logam lain yg juga dipakai sebagai alat tukar (#/TB Kel 35:5*; #/TB 2Sam 21:16*) yg nilainya kurang dari emas (#/TB Yes 60:17*).
             Untuk mengontrol pemakaian logam sebagai alat tukar, maka logam itu harus ditimbang (Ibrani sygl, dari situlah ‘syikal’) oleh pembeli dan diperiksa oleh penjual di hadapan saksi-saksi (#/TB Kej 23:16*; #/TB Yer 32:9-10*). Patokan timbangan yg disepakati ialah yg berlaku menurut patokan setempat, yaitu yg disebut ‘syikal perak dari kota X’ atau ‘syikal perak (seperti yg berlaku di antara) para saudagar’ (#/TB Kej 23:16*; Babel kaspum sa tamgarim). Dalam patokan yg disepakati ini termasuk juga pembayaran ‘dalam timbangannya yg ditentukan’ (Ibrani bemisykalo; TBI, ‘dgn tidak kurang jumlahnya’, #/TB Kej 43:21*). Karena itu para pedagang adalah ‘para penimbang perak’. Segi lain yg diperiksa ialah mutu logamnya dengan memberi cap tempat asalnya. Emas dari Ofir (#/TB 1Raj 10:11*) atau Parwaim (#/TB 2Taw 3:6*) sangat tinggi harganya, sedang emas dan perak kadang-kadang digolongkan sebagai emas dan perak yg ‘teruji’ (#/TB Mazm 12:6*).
             ==> Image 00309

             ==> Image 00310

             b. Bentuk-bentuk mata uang
             Supaya logam yg dipakai sebagai alat tukar mudah dibawa-bawa maka logam ditempa, atau dibuat dalam bentuk permata, atau bentuk barang-barang dalam pemakaian sehari-hari, atau dalam bentuk khusus. Maka suruhan Abraham memberikan kepada Ribka anting-anting emas setengah syikal (beratnya) dan sepasang gelang tangan yg beratnya 10 syikal emas (#/TB Kej 24:22*). Emas sering dipakai dalam bentuk pita panjang (Ibrani, ‘lidah’), seperti yg ditemukan Akhan di Yerikho, beratnya 50 syikal (#/TB Yos 7:21*) atau ‘emas Ofir’ (#/TB Yes 13:12*). Yg terakhir mungkin berukir nama ‘Ofir’, karena sudah ditemukan di Qasileh, Palestina, satu periuk dengan tulisan ‘untuk emas Ofr’ (*OFIR). Emas dan perak ada juga dalam bentuk batangan, bejana-bejana, dan urai (#/TB Ayub 28:6*), atau dalam butir-butir kecil, yg segera dapat dilebur dan digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam bentuk-bentuk inilah pendapatan negeri Mesir ditingkatkan oleh Yusuf (#/TB Kej 47:14*).
             Bila bepergian butir-butir logam yg kecil-kecil ini dibawa dalam pundi-pundi atau kantong, tas kulit atau kain (’ pundi-pundi uang’, #/TB Kej 42:35*; #/TB Ams 7:20*); jika pundi-pundi ini berlubang, tentu uangnya atau emasnya mudah hilang (#/TB Hag 1:6*). Untuk satu talenta perak agaknya perlu dua pundi-pundi (#/TB 2Raj 5:23*). Untuk menjaga jangan hilang pundi-pundi sering ditaruh di dalam kantong atau karung. Emas dituang juga dalam bentuk manik-manik kecil (#/TB 1Sam 2:36*, ‘agora) atau berkimpal-kimpal. Mungkin sekali setengah syikal yg dipakai sebagai alat bayar untuk tempat kudus, adalah perak yg belum ditempa berbentuk uang (#/TB Kel 30:13*; #/TB 2Raj 12:9-16*), walaupun biasanya pajak untuk Bait Suci dapat dibayar dengan uang perak atau berupa barang (#/TB Ul 26*; #/TB Neh 5:10*). Tembaga, yg nilainya di bawah emas dan perak, diangkut dalam bentuk cakram bundar pipih. Itulah asal istilah kikkar (’ yg bundar’, ‘roti bundar pipih’[#/TB Kel 29:23*], bh Asyur Kakkaru) yg dipakai untuk ‘talenta’, yaitu timbangan yg terberat.
             c. Permulaan penempaan koin
             Koin adalah sekeping logam yg ditempa memakai cap untuk mensahkan namanya dan timbangannya, sehingga berlaku seketika ditunjukkan. Koin pertama kali diperkenalkan di Asia Kecil pada akhir abad 8 sM. Walaupun Sanherib (kr thn 701 sM) pernah menyebut ‘ditempanya mata uang setengah syikal’, tapi nampaknya yg dimaksud hanyalah teknik penuangan perunggu, sebab belum ada ditemukan koin dari masa sedini itu baik di Asyur, Siria atau Palestina. Koin perak paling tua ditemukan di Egina, tapi koin yg paling pertama ditempa adalah dari elektrum (campuran emas dan perak) oleh Kroesus raja Lidia (561-546 sM). Herodotus (1. 94) berkata bahwa menempa koin dimulai oleh Kroesus, dan koin emasnya disebut ‘Kroesides’. Agaknya sesudah Persia menyerang Lidia, koin mulai diperkenalkan di Persia oleh raja Darius I (521-486 sM), yg namanya dipakai untuk menandakan koin emas tebal, darik dengan gambar raja berlutut sambil memegang busur dan panah siap menembak, dengan cap uang pada sisi sebelah (lih Herodotus 4. 166). Berat darik ini 130 g, berat siglos perak atau syikal 86,5 g. Sudah dikemukakan (PEQ 87, 1955, hlm 141) bahwa #/TB Hag 1:6* (520 sM) merupakan rujukan pertama dalam Alkitab pada mata uang.
             Darik (TBI ‘dirham’), dikenal oleh bangsa Yahudi di pembuangan (#/TB Ezr 2:69; 8:27*; #/TB Neh 7:70-71*) dan singgungan akan darik pada zaman Daud (#/TB 1Taw 29:7*) menunjukkan bahwa ay terkait memberikan istilah pengganti kata kuno pada saat Kitab Taw ini dikumpulkan. Penggantian bayaran upah buruh dari bentuk barang dengan koin disaksikan oleh naskah-naskah Perbendaharaan Persepolis (kr thn 450 sM), dan menyatakan bahwa perbandingan emas dan perak adalah #/TB 1Taw 13:1*. Peredaran koin di Yehuda kelihatannya lambat, barangkali akibat gambar-gambar yg tertera pada koin itu. Karena itu belum pasti apakah syikal-syikal perak dalam #/TB Neh 5:15; 10:32* mengartikan timbangan seperti pada masa terdahulu, atau uang dalam bentuk koin.
             Pedagang-pedagang Fenisia sejak dini telah mempraktikkan pemakaian koin, dan sejak abad 5-4 banyak koin beredar hasil tempaan uang di Aradus, Biblos, Tirus dan Sidon. Mata uang dari Asia Kecil, Yunani, Mesir zaman Ptolemeus dan Siria memasuki tanah Yehuda, dan koin-koin ini bersama mata uang penguasa Persia, kemudian mata uang Yunani dipakai. Gubernur-gubernur Yahudi atas persetujuan raja-raja Persia nampaknya mengeluarkan koin perak ukuran kecil sesudah kr thn 400 sM. Beberapa sudah ditemukan; gambar-gambarnya mengikuti pola Atena (Yunani) tapi memuat kata yhd, Yehuda. Ada satu yg ditulis dengan nama Hizkia, mungkin Hizkia penjabat Imam Besar pada zaman Iskandar Agung.
             Sesudah negara merdeka Israel dibangun, maka Simon Makabe diberi hak mengeluarkan uang (1 Makabe 15:6) tapi nampaknya ia tidak memakainya. (Koin yg pernah dianggap berasal dari dia, ditentukan berasal dari thn revolusi Yahudi pertama dan kedua 67-70; 132-135 M.) Aleksander Yanneus (103-76 sM) mungkin adalah raja Yahudi pertama yg mengeluarkan mata uang; ukurannya kecil, bahannya perunggu dan polanya bermacam-macam, dengan tulisan Yanneus dalam bh Ibrani dan Yunani, dan kadang-kadang dengan tulisan ‘Yehonatan Imam Besar dan masyarakat Yahudi’. Raja-raja sesudah dia masih menempa koin perunggu kecil. Pemerintah Romawi memegang hak mengeluarkan uang perak. Hanya di tengah-tengah revolusi-revolusi Yahudi uang perak setempat dikeluarkan.
II. Dalam PB
          Selama zaman PB tiga macam uang dari tiga sumber yg berbeda beredar di Palestina.
          Pertama, koin Romawi yg resmi, yg ditempa menurut patokan Roma; kedua, koin propinsi, ditempa di Antiokhia dan Tirus, umumnya sesuai patokan Yunani kuno, dan terutama beredar di antara penduduk Asia Kecil; ketiga, koin Yahudi setempat, barangkali ditempa di Kaisarea. Beberapa kota dan raja-raja taklukan diberi juga hak menempa koin sendiri dari perunggu. Dengan demikian banyak ragam koin beredar, dan jelas dibutuhkan penukar-penukar uang di Yerusalem, terutama pada hari-hari raya tatkala orang Yahudi berdatangan dari semua penjuru, untuk membayar pajak pribadi bagi perbendaharaan Bait Suci. Pada kesempatan-kesempatan seperti ini para penukar uang menempatkan meja-meja mereka di Pelataran bangsa-bangsa. Yesus mengusir mereka dari situ (#/TB Yoh 2:15*; #/TB Mat 21:12*; #/TB Mr 11:15*; #/TB Luk 19:45* dab), karena ketamakan mereka.
          #/TB Mat 10:9* merupakan peringatan yg berguna, bahwa pada zaman itu, seperti sekarang, uang ditempa dari tiga logam utama yaitu emas, perak dan tembaga, perunggu atau kuningan. Perunggu (Yunani khalkos) digunakan sebagai kata umum untuk uang dalam #/TB Mr 6:8; 12:41*, tapi karena hanya sebagai mata uang bernilai kecil sekali, yaitu uang Roma as (= duit; #/TB Mat 10:29* dll) (Yunani assarion) dan uang Yahudi lepton (= peser; #/TB Mr 12:42* dll) ditempa dari perunggu. Istilah yg lebih umum untuk uang dalam PB ialah perak (Yunani argurion; lih #/TB Luk 9:3*; #/TB Kis 8:20*; dab). Mata uang perak yg paling umum, yg disebut dalam PB ialah uang Atika tetradrakhma (#/TB Mat 17:27*; lih di bawah) dan uang Roma denarius (= dinar, #/TB Mat 18:28* dll). Kata Yunani khrusos, emas, paling sering dipakai mengacu pada logamnya sendiri, kecuali dalam #/TB Mat 10:9*; #/TB Kis 3:6*, mungkin juga #/TB Kis 20:33*; #/TB 1Pet 1:18*; #/TB Yak 5:3*; #/TB Mat 23:16* dab, walaupun dalam ay-ay ini bisa saja menunjuk kepada bejana-bejana dan perhiasan-perhiasan emas.
          Istilah umum lainnya yg dipakai untuk mengartikan uang dalam PB ialah kata Yunani biasa khrema, artinya milik atau kekayaan, maupun uang (#/TB Kis 4:37; 8:18,20; 24:26*), kerma, atau uang kecil (dari Yunani keiro, ‘Saya menggunting atau mencukur’), dipakai dalam #/TB Yoh 2:15*, yg hampir selalu mengartikan mata uang tembaga, dan nomisma, atau uang sah menurut hukum (nomos). Yg terakhir ini hanya terdapat dalam #/TB Mat 22:19*, di situ ungkapan nomisma tou kensou berarti mata uang yg sah untuk membayar pajak.

             a. Mata uang Yahudi
             Pada thn 141-140 sM Antiokhus VII memberi izin kepada Simon Makabe —‘ imam dan panglima orang Yahudi mencetak koin uang sendiri sebagai alat pembayaran yg sah di dalam negerimu’ (1 Makabe 15:6). Sejak itu koin uang Yahudi ditempa, umumnya tembaga, sedang negeri-negeri tetangganya mengeluarkan koin perak berlimpah. Koin perdana Yahudi menghormati hukum kedua, karena itu motif-motif koin mereka ketat terikat kepada pola-pola hortikultura dan benda-benda mati. Koin yg ditempa pada pemerintahan raja-raja Herodes satu dua kali melanggar hukum kedua, karena pada satu sisi memperagakan kepala kaisar yg sedang memerintah, dan kadang-kadang wajah Herodes sendiri (lih Wiseman, Illustrations from Biblical Archaeology, hlm 86). Selama masa Revolusi Pertama (6670 M) dengan bangga orang Yahudi menempa pertama kalinya koin perak mereka, mengeluarkan baik syikal perak, seperempat syikal, setengah syikal maupun koin perunggu. Sebagai akibat dari revolusi ini perbendaharaan Bait Suci disita, sehingga tidak ada lagi persediaan logam orang Yahudi untuk menempa koin pada Revolusi Kedua (132-135 M). Karena itulah mereka rayakan kemerdekaan mereka dengan menempa ulang koin asing lama, membubuhinya cap-cap Yahudi, dan tulisan ukir ‘kelepasan Yerusalem’.

             Satu-satunya koin Yahudi yg disebut dalam PB ialah uang perunggu lepton (dari Yunani leptos —‘ kecil, mungil’). Inilah peser yg dimasukkan janda itu dalam #/TB Mr 12:42* dan #/TB Luk 21:2*; mata uang itu juga disebut dalam #/TB Luk 12:59* (Yunani), yg menggambarkan uang yg sekecil-kecilnya (= sampai uang yg sekecil-kecilnya). Harganya sama dengan setengah uang Roma quadrans, jadi seperdelapan assarion (lih di bawah). Mata uang ini ditempa oleh prokurator-prokurator dan raja-raja setempat untuk daerahnya masing-masing. Ada bukti bahwa *Pilatus memakai gambaran yg menghina orang Yahudi pada mata uangnya.

             b. Mata uang Yunani
             Uang utama bangsa Yunani adalah koin perak drakhme. Dan 100 drakhme adalah sama dengan satu mna, atau mina, dan 6.000 drakhme adalah sama dengan satu talenta. Kr thn 300 sM harga seekor domba adalah 1 drakhme, dan harga seekor lembu adalah 5 drakhmai (jamak) (Demetrius Phalereus).
             Drakhme disebut hanya di #/TB Luk 15:8* dab dalam PB, dan di situ diterjemahkan ‘dirham’. Ada dugaan bahwa ibu dalam perumpamaan ini memilikinya sebagai perhiasan. Harganya dipandang kr sama dengan uang Roma denarius (lih di bawah).
             Mata uang didrakhmon atau 2-drakhma (= dua dirham, TBI) dipakai di tengah-tengah orang Yahudi untuk nilai setengah syikal, yg dituntut untuk membayar bea tahunan Bait Suci (#/TB Mat 17:24*). Aturan ini berasal dari uang pendamaian yg digariskan dalam #/TB Kel 30:11-16*, dan menurut Maimonides, aturan itu kemudian berkembang menjadi pajak perseorangan tahunan secara teratur (lih Jos., Ant. 16. 160). Sesudah Yerusalem jatuh dan Bait Suci runtuh, pajak ini harus disetor kepada perbendaharaan Roma (Jos., BJ 7. 217). Sangat mungkin bahwa koin yg dipakai untuk membayar pajak ini harus mata uang Tirus, sebab hukum Talmud melarang memakai koin Antiokhia untuk diserahkan kepada perbendaharaan Bait Suci, bukan karena alasan keagamaan, tapi hanya karena mata uang ini tidak mengandung cukup peraknya.
             Uang stater, tetradrakhmon, atau uang 4-drakhma (mata uang empat dirham), hanya terdapat dalam #/TB Mat 17:27*; di situ inilah koin untuk membayar pajak Bait Suci bagi Yesus dan Petrus. Koin ini lebih umum dipakai dibandingkan didrakhma, justru orang-orang Yahudi biasa bergabung membayar pajak Bait Suci dengan uang tetradrakhma. Mata uang ini ditempa di Antiokhia, Kaisarea di Kapadokia, dan Tirus. Pompeius menetapkan nilai tukar tetradrakhma Antiokhia dan Tirus 4 denarius (kr thn 65 sM), dan Yosefus mengatakan bahwa nilai tukar tetradrakhma Tirus pada zamannya sama dengan itu (BJ 2. 592). Tapi nilai tukar tetradrakhma Antiokhia ditentukan oleh pemerintah pusat (kaisar) hanya 3 denarius saja. Kebanyakan ahli mata uang setuju bahwa inilah koin perak yg jumlahnya 30 yg diterima oleh Yudas (#/TB Mat 26:15*). Mengenai istilah arguria hikana, ‘sejumlah besar uang’, yg disebut dalam #/TB Mat 28:12-13*, beberapa ahli berpendapat bahwa mata uang yg dipakai Mahkamah Agung (Sanhedrin) untuk menyuap penjaga kuburan adalah stater (’ mata uang empat dirham’, #/TB Mat 17:27*) perak besar, dan bukan uang perak yg lebih kecil — drakhma atau denarius, walaupun mungkin kata sifat di sini menunjuk kepada banyaknya uang, bukan kepada ukurannya.
             Mata uang mna, yg diterjemahkan mina, terdapat pada perumpamaan dalam #/TB Luk 19:11-27*.
             Talenta bukanlah mata uang, tapi satuan nilai uang. Nilainya selalu tinggi, tapi berubah sesuai perbedaan logam yg dikandungnya dan dengan patokan keuangan yg berbeda. Talenta Roma Atika nilainya sama dengan 240 aureus (lih di bawah). Yesus menyebut talenta pada dua perumpamaan. Dalam #/TB Mat 18:24* jumlah 10.000 talenta menggambarkan nilai yg sangat besar, dan perumpamaan talenta dalam #/TB Mat 25:15-28* khususnya ay #/TB Mat 25:18* argurion, barangkali maksudnya adalah talenta perak.
             c. Mata uang Roma
             Uang utama Roma seperti disebut di atas adalah perak denarius. Dan 25 denarius adalah sama dengan satu aureus emas, yg beratnya ditentukan oleh Yulius Kaisar pada thn 49 sM yakni 126,3 g, walaupun kemudian — karena penurunan nilai uang pada zaman Agustus dan pengganti-penggantinya — beratnya turun sampai 115 g pada zaman Nero.
             Uang quadrans (Yunani kodrantes; TBI duit) sama dengan seperempat uang tembaga as (lih di bawah). Horatius (Satires, 2. 3. 93) dan Yuvenalis (7. 8) mengatakan, bahwa , quadrans itulah mata uang Roma yg terkecil; #/TB Mr 12:42* mencatat bahwa kedua lepta (peser) (lih IIa) dari janda itu nilainya sama dengan satu quadrans (duit). #/TB Mat 5:26* menganggap quadrans (duit) sebagai mata uang yg terkecil, yg harus dibayarkan untuk menyelesaikan hutang selengkapnya, sedang ay sejajar dalam #/TB Luk 12:59* memakai lepton (peser), terkecuali dalam Naskah Barat (Western Text), yg sejalan dengan Matius.
             Uang tembaga as (Yunani assarion) adalah seperempat dari uang perunggu sestertius dan seperenam belas dari uang perak denarius. Terdapat dalam #/TB Mat 10:29* dan #/TB Luk 12:6*, dan diterjemahkan dalam TBI dengan ‘duit’, yaitu harga 2 ekor burung pipit (Luk mencatat 5 ekor burung pipit untuk dua duit).
             Uang denarius (Yunani denarion) namanya (dent = sepuluh sekaligus) sesuai kenyataan, bahwa dari permulaan 1 denarius perak nilainya sama dengan 10 as tembaga. Sejak thn 217 sM nilainya menjadi 16 as, tatkala berat as ditentukan menjadi 1 ons.
             Dari perumpamaan #/TB Mat 20:1-16* dapat dilihat bahwa denarius (TBI dinar) itulah upah harian seorang buruh, dan 2 denarius-lah (2 dinar) jumlah uang yg dibayar oleh orang Samaria yg murah hati kepada pemilik penginapan (#/TB Luk 10:35*): hal ini memberi sedikit gambaran tentang daya beli uang itu. Keterangan dalam #/TB Wahy 6:6* ‘secupak gandum satu denarius (sedinar), dan tiga cupak jelai satu denarius (sedinar)’, memberi gambaran harga pada masa bala kelaparan (*TIMBANGAN DAN UKURAN).
             Dari #/TB Mat 22:19*; #/TB Mr 12:15*; #/TB Luk 20:24* dapat kita ketahui, bahwa denarius (dinar) inilah mata uang yg dipakai untuk menjerat Yesus dalam pertanyaan tentang membayar pajak. Denarius (dinar) perak dari zaman itu sudah ditemukan, dengan gambar kepala Kaisar Tiberius berhiaskan daun salam (Latin pohon laurus) pada sisi depan, dengan ibunya Livia, dalam peranan Perdamaian (Pax), memegang sebuah tangkai dan tongkat kerajaan pada sisi sebelah (lih IBA, hlm 87, gbr 90).
             Koin aureus, atau denarius aureus (denarius emas), adalah mata uang emas, yg dikeluarkan oleh Julius Caesar bertalian dengan kebijaksanaan keuangan pada masa pemerintahannya thn 49 sM. Tak pernah disebut dalam Alkitab, tapi dibicarakan dalam Jos., Ant. 14. 147: mungkin inilah ‘emas’ yg disebut dalam #/TB Mat 10:9*.
             ==> Image 00311

             d. Penentuan nilai uang
             Karena turun naiknya keadaan ekonomi, maka sangat sukar menilai mata uang PB dalam mata uang modern, tapi tabel pada hlm 519 menyajikan sekedar perbandingan kursnya.
UANG, PENUKAR UANG
       ‘Orang yg menjalankan uang’ dalam  Mat 25:27* ialah orang yg hidup sebagai bankir (trapezitai); bnd kalimat yg umumnya dikatakan berasal dari Tuhan Yesus: ‘Jadilah bankir-bankir ulung’ — artinya dapat dipercaya dan terampil dalam mengenali pemalsuan. Sekelompok orang yg mengkhususkan dirinya sebagai ‘penukar uang’ berpraktik di halaman Bait Suci, mungkin di Pelataran bangsa-bangsa — kollubistai (#/TB Mat 21:12*; #/TB Mr 11:15*; #/TB Yoh 2:15*) atau kermatistai (#/TB Yoh 2:14*). Nama pertama berasal dari bh Semit, yg mengartikan nilai tukar atau komisi; dalam arti yg sebenarnya kermatistai berkaitan dengan pedagang uang kecil. Kegiatan ini timbul oleh kenyataan, bahwa uang setoran untuk Bait Suci, termasuk uang wajib setengah syikal (#/TB Kel 30:13*; bnd #/TB Mat 17:24*, dan lih E Schurer, HIP, 2, hlm 349 dab) harus dalam mata uang standar, yaitu uang Tirus, yg kemurnian peraknya tinggi, jadi bukan dalam uang Roma yg sedang berlaku. Bayaran tambahan diminta (Traktat Misynah Sheqalim, seluruhnya) dan terbukalah jalan bagi berbagai praktik busuk (gabungkan ps-ps dlm J Lightfoot, Horae Hebraicae ttg #/TB Mat 21:12* dgn ps-ps dlm SB).
Tuhan Yesus membersihkan Bait Suci dengan membalikkan meja-meja penukar uang pada hari Raya Paskah (yg pasti memberi untung besar bagi mereka).

       KEPUSTAKAAN.
  • K. A Jacob, Coins and Christianity, 1959; R. G Bratcher, ‘Weights, Money, Measures and Time’, The Bible Translator, 10, No 4, Okt 1959, hlm 165 dab; Garnet R Halliday, Money Talks about the Bible, 1948; G. F Hill, Catalogue of Greek Coins in the British Museum, vol. on Palestine, 1914; E Rodgers, A Handy Guide to Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins, 1944; FA Banks, Coins of Bible Days, 1955; A Reifenberg, Israel’s History in Coins from the Maccabees to the Roman Conquest, 1953; D Kanael, BA 26, 1965, hlm 38-62; E. W Klenowsky, On Ancient Palestinian and Other Coins, 1974; Y Meshorer, Jewish Coins of the Second Temple Period, 1967.
  •  R de Vaux, Ancient Israel, 1961, hlm 206-209; E. S. G Robinson, ‘The Beginnings of Achaemenid Coinage’, Numismatic Chronicle (6th Series) 18, 1958, hlm 187-193; Y Meshorer, Jewish Coins of the Second Temple Period, 1967.
  • J Eichler dll, NIDNTT 2, hlm 829-853.

1 comment:

  1. thank nice infonya sangat bermanfaat, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2QMOMxw

    ReplyDelete

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...