KAYA, KEKAYAAN
PL dan PB
memandang kekayaan sebagai berkat dari Allah. Abraham merupakan contoh orang
kaya yg takut kepada Allah (Kej 13:2). Para pemazmur memuji berkat-berkat
bendawi. Orang saleh bertumbuh subur ‘seperti
pohon yg ditanam di tepi aliran air’ (Mazm 1:3). ‘Harta dan kekayaan’ ada di dalam rumah orang yg ‘takut akan Tuhan’ (Mazm 112:1,3).
Allah adalah rahmani,
dan kekayaan bendawi adalah dampak rahmat-Nya: ‘Allah … dengan limpah-Nya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati’ (1 Tim 6:17).
Tapi, pemilikan
kekayaan membawa serta tanggung jawab kedermawanan yg ikhlas terhadap mereka yg
membutuhkan (1Tim 6:18; 2 Kor 8; 9). SEDEKAH.
Demikian itulah teladan Kristus sendiri, ‘Sekalipun Ia kaya, namun demi kamu Ia
menjadi miskin, supaya karena kemiskinan-Nya itu kamu menjadi kaya’ (2 Kor
8:9). Kesetiaan dalam penggunaan kekayaan diimbali berkat rohani (Luk 16:11);
sebab harta yg sesungguhnya dan kekayaan yg sebenarnya adalah berkat-berkat
rohani yg diberikan oleh Allah, bukan berkat-berkat bendawi-Nya (Luk 12:33; 16:11).
Alkitab mengakui bahwa pemilikan
kekayaan bendawi mengundang serta bahaya-bahaya besar. Misalnya, bahaya akan
tidak mengakui bahwa Allah adalah sumber berkat (Ul 8:17-18; Hos 2:9).
Bertalian dengan itu, bahaya bersandar pada kekayaan (Mazm 52:5). Bahaya
bersandar pada kekayaan begitu gawat dan begitu besar kemungkinannya, sehingga
Tuhan Yesus mengatakan amat sukar bagi seorang berduit masuk ke dalam kerajaan
sorga; penjelasan keras ini diungkapkan dengan sebutan ‘seorang kaya’. Dengan
tepat murid-murid menyimpulkan bahwa semua orang salah dalam hal ini; terhadap
kesimpulan ini Tuhan Yesus menjawab bahwa hanya Allah yg dapat mengubah hati (Mr
10:23,27). Bahaya rohani lainnya berhubungan dengan kekayaan ialah
materialisme, yakni menjadikan kekayaan pusat perhatian seseorang. Itulah
gambaran orang kaya dalam Luk 12:21, yg tidak kaya di hadapan Allah; dan dengan
gereja di Laodikia (Wahy 3:17). Godaan yg dibawa serta oleh kekayaan dilukiskan
dalam perumpamaan tentang penabur (Mat 13:22); tipu daya kekayaan menghambat
firman, sehingga tidak berbuah di dalam hidup.
Tamak, atau nafsu menjadi kaya,
adalah kejahatan yg terhadapnya Alkitab
sering memberikan peringatan. Kasih
akan uang digambarkan sebagai akar segala macam kejahatan (1Tim 6:9,10). Karena
itu, semangat puas dengan hal-hal yg diberikan oleh Allah, merupakan kebajikan
yg ditekankan dalam PL dan PB (Mazm 62:9;1 Tim 6:8; Ibr 13:5).
Karena
bahaya-bahaya kekayaan, yg ke dalamnya pemiliknya begitu sering jatuh, maka
golongan orang kaya dalam beberapa bagian Alkitab dicela, Luk 6:24-25 dan Yak 5. Bahagia diucapkan kepada orang miskin
(Luk 6:20 dab), sebab kemiskinan (seharusnya) menghidupkan iman kepada Allah,
yg dalam praktik kekayaan begitu sering mematikannya.
Luk 6:20 Lalu Yesus
memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang
miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Ibr 13:5 Janganlah
kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
1Tim 6:17
Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan
tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,
melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala
sesuatu untuk dinikmati.
BENDA, HARTA BENDA, PERBENDAHARAAN
Harta atau
harta benda biasanya mengacu kepada barang-barang berharga seperti perak dan
emas, ump #/TB Ams 10:2*; #/TB Pengkh 2:8*; #/TB Mi 6:10*. Yesus membicarakan
harta yg di sorga, yaitu pahala yg akan diberikan Allah di alam baka karena
pelayanan utuh di dunia ini, yg merupakan lawan dari ihwal cari uang di dunia
ini (#/TB Mat 6:19* dab; #/TB Mr 10:2* dan ay-ay sejajar; #/TB Luk 12:33*).
Dalam #/TB 2Kor 4:7* ungkapan ‘harta dalam bejana tanah liat’ membandingkan
kemuliaan Injil dengan kelemahan manusia. Menurut #/TB Kol 2:3* dalam Kristus
tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
Tempat
penyimpanan harta benda adalah gudang perbendaharaan. Perbendaharaan ini
kadang-kadang disatukan dengan tempat kudus (#/TB Yos 6:19,24*; #/TB 1Raj
7:51*; #/TB Dan 1:2*; #/TB Neh 10:38*). Ibarat manusia yg punya perbendaharaan,
juga ada perbendaharaan Allah di mana tersimpan hujan, salju, hujan batu dan
angin (#/TB Ul 28:12*; #/TB Ayub 38:22*; #/TB Mazm 135:7*; Yet #/TB Mazm 10:13;
51:14*). ‘Perbendaharaan’ yg disebut dalam #/TB Yoh 8:20* barangkali menunjuk
pada tempat di antara ke- 13 peti persembahan berbentuk sangkakala, yg
disinggung dalam #/TB Mr 12:41*; #/TB Luk 21:1*, yg terletak di Halaman
Perempuan di Bait Suci.
Khuza (Luk 8:3)
dan Erastus (Rom 16:23) adalah bendahara, dan seorang bendahara yg tidak jujur
merupakan tokoh utama dalam salah satu perumpamaan Tuhan Yesus (Luk 16:18 dab).
UANG
I. Dalam PL
Sebelum mata
uang diperkenalkan pada akhir abad 8 sM (lihdi bawah), ‘serah terima’ suatu
komoditas dalam kegiatan dagang disepakati dengan barter, yaitu tukar-menukar
komoditas. Di seluruh Asia Barat Kuno barang komoditas utama, baik yg mudah
rusak atau busuk seperti bulu domba, jelai, gandum dan korma, maupun yg tahan
lama seperti logam, kayu, anggur, madu dan ternak, merupakan barang dagangan
tukar’. Naskah-naskah kuno menunjukkan bahwa dari zaman dahulu telah
berkali-kali diusahakan untuk menetapkan nilai komoditas yg satu terhadap yg
lain. Maka kekayaan diukur dengan banyaknya ternak (#/TB Ayub 1:3*) dan logam
berharga. Adapun Abraham ‘sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya’ (#/TB
Kej 13:2*).
a. Logam sebagai alat tukar
Karena
perak (Ibrani kesef) adalah logam berharga yg paling umum di Palestina
(seperti di Asyur dan Babel), maka itulah yg paling banyak dipakai sebagai alat
tukar (TBI kadang-kadang menerjemahkan kesef dgn ‘uang’, ump #/TB Kej 17:13*). Jadi
dalam transaksi yg biasa istilah perak sering dibuang saja, dengan anggapan
sudah dimengerti; demikianlah dilaporkan raja Salomo membeli kereta perang
seharga 600 (syikal perak) dan kuda 150 (syikal) (#/TB 1Raj 10:29*; bnd #/TB Im
5:15*). Pendapatannya dihitung dalam perak dengan satuan talenta (#/TB 1Raj
10:14*; *TIMBANGAN DAN UKURAN) sebab banyaknya perak di Yerusalem seperti
banyaknya batu (#/TB 1Raj 10:27*). Sampai zaman sesudah pembuangan ‘syikal’
secara harfiah lebih mengartikan timbangan tertentu daripada mata uang.
Perak
dipakai untuk membeli barang-barang tak bergerak, seperti sebidang tanah yg
dibeli Yeremia di Anatot seharga 17 syikal perak (#/TB Yer 32:9*), ladang dan
gua di Makhpela yg dibeli Abraham 400 syikal perak (#/TB Kej 23:15-16*), desa
dan bukit di Samaria yg dibeli Omri 2 talenta perak (#/TB 1Raj 16:24*), atau
pengirikan Arauna yg dibeli Daud 50 syikal perak (#/TB 2Sam 24:24*). Perak juga
digunakan patokan mas kawin (#/TB Kel 22:17*) atau harga ‘pembeli’ mempelai perempuan
(#/TB Hos 3:2*).
Emas,
logam yg lebih langka, jarang digunakan sebagai alat transaksi dibandingkan
perak, tapi sering disebut bersama perak dalam pembayaran upeti. Demikianlah
raja Hizkia membayar kepada Sanherib thn 701 sM 300 talenta perak dan 30
talenta emas (#/TB 2Raj 18:14*), dan raja Menahem menyuap orang Asyur 1.000
talenta perak (#/TB 2Raj 15:19*). Emas sangat berperan dalam menyelesaikan
perbatasan antar negara. Raja Hiram membayar 120 talenta emas kepada Salomo
untuk desa-desa yg diberikan Salomo kepadanya (#/TB 1Raj 9:10-14*).
Dalam
banyak transaksi pembayaran berupa barang-barang dapat disetujui sebagai alat
tukar tambahan atau pengganti logam berharga. Mesa raja Moab memberikan domba
dan bulu domba (#/TB 2Raj 3:4*); raja Sanherib menerima batu-batu berharga,
sebagai tambahan pada emas dan perak, yg diberikan oleh raja Hizkia menurut
arsip-arsip bangsa Asyur. Upeti Yehu kepada Salmaneser III termasuk
batangan-batangan antimonium (batu serawak), timah hitam, bejana-bejana emas
dan buah-buahan langka (*YEHU). Jelai (#/TB Hos 3:2*), rempah-rempah (#/TB 2Raj
20:13*), atau pakaian mungkin juga sebagian dari harga yg disepakati (#/TB 2Raj
5:23*). Tembaga adalah logam lain yg juga dipakai sebagai alat tukar (#/TB Kel 35:5*;
#/TB 2Sam 21:16*) yg nilainya kurang dari emas (#/TB Yes 60:17*).
Untuk
mengontrol pemakaian logam sebagai alat tukar, maka logam itu harus ditimbang
(Ibrani sygl, dari situlah ‘syikal’) oleh pembeli dan diperiksa oleh penjual di
hadapan saksi-saksi (#/TB Kej 23:16*; #/TB Yer 32:9-10*). Patokan timbangan yg
disepakati ialah yg berlaku menurut patokan setempat, yaitu yg disebut ‘syikal
perak dari kota X’ atau ‘syikal perak (seperti yg berlaku di antara) para
saudagar’ (#/TB Kej 23:16*; Babel kaspum sa tamgarim). Dalam patokan yg
disepakati ini termasuk juga pembayaran ‘dalam timbangannya yg ditentukan’
(Ibrani bemisykalo; TBI, ‘dgn tidak kurang jumlahnya’, #/TB Kej 43:21*). Karena
itu para pedagang adalah ‘para penimbang perak’. Segi lain yg diperiksa ialah
mutu logamnya dengan memberi cap tempat asalnya. Emas dari Ofir (#/TB 1Raj
10:11*) atau Parwaim (#/TB 2Taw 3:6*) sangat tinggi harganya, sedang emas dan
perak kadang-kadang digolongkan sebagai emas dan perak yg ‘teruji’ (#/TB Mazm
12:6*).
==> Image 00310
b. Bentuk-bentuk mata uang
Supaya
logam yg dipakai sebagai alat tukar mudah dibawa-bawa maka logam ditempa, atau
dibuat dalam bentuk permata, atau bentuk barang-barang dalam pemakaian
sehari-hari, atau dalam bentuk khusus. Maka suruhan Abraham memberikan kepada
Ribka anting-anting emas setengah syikal (beratnya) dan sepasang gelang tangan
yg beratnya 10 syikal emas (#/TB Kej 24:22*). Emas sering dipakai dalam bentuk
pita panjang (Ibrani, ‘lidah’), seperti yg ditemukan Akhan di Yerikho, beratnya
50 syikal (#/TB Yos 7:21*) atau ‘emas Ofir’ (#/TB Yes 13:12*). Yg terakhir
mungkin berukir nama ‘Ofir’, karena sudah ditemukan di Qasileh, Palestina, satu
periuk dengan tulisan ‘untuk emas Ofr’ (*OFIR). Emas dan perak ada juga dalam
bentuk batangan, bejana-bejana, dan urai (#/TB Ayub 28:6*), atau dalam
butir-butir kecil, yg segera dapat dilebur dan digunakan untuk berbagai tujuan.
Dalam bentuk-bentuk inilah pendapatan negeri Mesir ditingkatkan oleh Yusuf
(#/TB Kej 47:14*).
Bila
bepergian butir-butir logam yg kecil-kecil ini dibawa dalam pundi-pundi atau
kantong, tas kulit atau kain (’ pundi-pundi uang’, #/TB Kej 42:35*; #/TB Ams
7:20*); jika pundi-pundi ini berlubang, tentu uangnya atau emasnya mudah hilang
(#/TB Hag 1:6*). Untuk satu talenta perak agaknya perlu dua pundi-pundi (#/TB
2Raj 5:23*). Untuk menjaga jangan hilang pundi-pundi sering ditaruh di dalam
kantong atau karung. Emas dituang juga dalam bentuk manik-manik kecil (#/TB
1Sam 2:36*, ‘agora) atau berkimpal-kimpal. Mungkin sekali setengah syikal yg
dipakai sebagai alat bayar untuk tempat kudus, adalah perak yg belum ditempa
berbentuk uang (#/TB Kel 30:13*; #/TB 2Raj 12:9-16*), walaupun biasanya pajak
untuk Bait Suci dapat dibayar dengan uang perak atau berupa barang (#/TB Ul
26*; #/TB Neh 5:10*). Tembaga, yg nilainya di bawah emas dan perak, diangkut
dalam bentuk cakram bundar pipih. Itulah asal istilah kikkar (’ yg bundar’,
‘roti bundar pipih’[#/TB Kel 29:23*], bh Asyur Kakkaru) yg dipakai untuk
‘talenta’, yaitu timbangan yg terberat.
c. Permulaan penempaan koin
Koin
adalah sekeping logam yg ditempa memakai cap untuk mensahkan namanya dan
timbangannya, sehingga berlaku seketika ditunjukkan. Koin pertama kali
diperkenalkan di Asia Kecil pada akhir abad 8 sM. Walaupun Sanherib (kr thn 701
sM) pernah menyebut ‘ditempanya mata uang setengah syikal’, tapi nampaknya yg
dimaksud hanyalah teknik penuangan perunggu, sebab belum ada ditemukan koin
dari masa sedini itu baik di Asyur, Siria atau Palestina. Koin perak paling tua
ditemukan di Egina, tapi koin yg paling pertama ditempa adalah dari elektrum
(campuran emas dan perak) oleh Kroesus raja Lidia (561-546 sM). Herodotus (1.
94) berkata bahwa menempa koin dimulai oleh Kroesus, dan koin emasnya disebut
‘Kroesides’. Agaknya sesudah Persia menyerang Lidia, koin mulai diperkenalkan
di Persia oleh raja Darius I (521-486 sM), yg namanya dipakai untuk menandakan
koin emas tebal, darik dengan gambar raja berlutut sambil memegang busur dan
panah siap menembak, dengan cap uang pada sisi sebelah (lih Herodotus 4. 166).
Berat darik ini 130 g, berat siglos perak atau syikal 86,5 g. Sudah dikemukakan
(PEQ 87, 1955, hlm 141) bahwa #/TB Hag 1:6* (520 sM) merupakan rujukan pertama
dalam Alkitab pada mata uang.
Darik
(TBI ‘dirham’), dikenal oleh bangsa Yahudi di pembuangan (#/TB Ezr 2:69; 8:27*;
#/TB Neh 7:70-71*) dan singgungan akan darik pada zaman Daud (#/TB 1Taw 29:7*)
menunjukkan bahwa ay terkait memberikan istilah pengganti kata kuno pada saat
Kitab Taw ini dikumpulkan. Penggantian bayaran upah buruh dari bentuk barang
dengan koin disaksikan oleh naskah-naskah Perbendaharaan Persepolis (kr thn 450
sM), dan menyatakan bahwa perbandingan emas dan perak adalah #/TB 1Taw 13:1*.
Peredaran koin di Yehuda kelihatannya lambat, barangkali akibat gambar-gambar
yg tertera pada koin itu. Karena itu belum pasti apakah syikal-syikal perak
dalam #/TB Neh 5:15; 10:32* mengartikan timbangan seperti pada masa terdahulu,
atau uang dalam bentuk koin.
Pedagang-pedagang Fenisia sejak dini telah mempraktikkan pemakaian koin,
dan sejak abad 5-4 banyak koin beredar hasil tempaan uang di Aradus, Biblos,
Tirus dan Sidon. Mata uang dari Asia Kecil, Yunani, Mesir zaman Ptolemeus dan
Siria memasuki tanah Yehuda, dan koin-koin ini bersama mata uang penguasa Persia,
kemudian mata uang Yunani dipakai. Gubernur-gubernur Yahudi atas persetujuan
raja-raja Persia nampaknya mengeluarkan koin perak ukuran kecil sesudah kr thn
400 sM. Beberapa sudah ditemukan; gambar-gambarnya mengikuti pola Atena
(Yunani) tapi memuat kata yhd, Yehuda. Ada satu yg ditulis dengan nama Hizkia,
mungkin Hizkia penjabat Imam Besar pada zaman Iskandar Agung.
Sesudah
negara merdeka Israel dibangun, maka Simon Makabe diberi hak mengeluarkan uang
(1 Makabe 15:6) tapi nampaknya ia tidak memakainya. (Koin yg pernah dianggap
berasal dari dia, ditentukan berasal dari thn revolusi Yahudi pertama dan kedua
67-70; 132-135 M.) Aleksander Yanneus (103-76 sM) mungkin adalah raja Yahudi
pertama yg mengeluarkan mata uang; ukurannya kecil, bahannya perunggu dan
polanya bermacam-macam, dengan tulisan Yanneus dalam bh Ibrani dan Yunani, dan
kadang-kadang dengan tulisan ‘Yehonatan Imam Besar dan masyarakat Yahudi’.
Raja-raja sesudah dia masih menempa koin perunggu kecil. Pemerintah Romawi
memegang hak mengeluarkan uang perak. Hanya di tengah-tengah revolusi-revolusi
Yahudi uang perak setempat dikeluarkan.
II. Dalam PB
Selama zaman
PB tiga macam uang dari tiga sumber yg berbeda beredar di Palestina.
Pertama,
koin Romawi yg resmi, yg ditempa menurut patokan Roma; kedua, koin propinsi,
ditempa di Antiokhia dan Tirus, umumnya sesuai patokan Yunani kuno, dan
terutama beredar di antara penduduk Asia Kecil; ketiga, koin Yahudi setempat,
barangkali ditempa di Kaisarea. Beberapa kota dan raja-raja taklukan diberi
juga hak menempa koin sendiri dari perunggu. Dengan demikian banyak ragam koin
beredar, dan jelas dibutuhkan penukar-penukar uang di Yerusalem, terutama pada
hari-hari raya tatkala orang Yahudi berdatangan dari semua penjuru, untuk
membayar pajak pribadi bagi perbendaharaan Bait Suci. Pada
kesempatan-kesempatan seperti ini para penukar uang menempatkan meja-meja
mereka di Pelataran bangsa-bangsa. Yesus mengusir mereka dari situ (#/TB Yoh
2:15*; #/TB Mat 21:12*; #/TB Mr 11:15*; #/TB Luk 19:45* dab), karena ketamakan
mereka.
#/TB Mat
10:9* merupakan peringatan yg berguna, bahwa pada zaman itu, seperti sekarang,
uang ditempa dari tiga logam utama yaitu emas, perak dan tembaga, perunggu atau
kuningan. Perunggu (Yunani khalkos) digunakan sebagai kata umum untuk uang
dalam #/TB Mr 6:8; 12:41*, tapi karena hanya sebagai mata uang bernilai kecil
sekali, yaitu uang Roma as (= duit; #/TB Mat 10:29* dll) (Yunani assarion) dan
uang Yahudi lepton (= peser; #/TB Mr 12:42* dll) ditempa dari perunggu. Istilah
yg lebih umum untuk uang dalam PB ialah perak (Yunani argurion; lih #/TB Luk
9:3*; #/TB Kis 8:20*; dab). Mata uang perak yg paling umum, yg disebut dalam PB
ialah uang Atika tetradrakhma (#/TB Mat 17:27*; lih di bawah) dan uang Roma
denarius (= dinar, #/TB Mat 18:28* dll). Kata Yunani khrusos, emas, paling
sering dipakai mengacu pada logamnya sendiri, kecuali dalam #/TB Mat 10:9*;
#/TB Kis 3:6*, mungkin juga #/TB Kis 20:33*; #/TB 1Pet 1:18*; #/TB Yak 5:3*;
#/TB Mat 23:16* dab, walaupun dalam ay-ay ini bisa saja menunjuk kepada
bejana-bejana dan perhiasan-perhiasan emas.
Istilah umum
lainnya yg dipakai untuk mengartikan uang dalam PB ialah kata Yunani biasa
khrema, artinya milik atau kekayaan, maupun uang (#/TB Kis 4:37; 8:18,20;
24:26*), kerma, atau uang kecil (dari Yunani keiro, ‘Saya menggunting atau
mencukur’), dipakai dalam #/TB Yoh 2:15*, yg hampir selalu mengartikan mata
uang tembaga, dan nomisma, atau uang sah menurut hukum (nomos). Yg terakhir ini
hanya terdapat dalam #/TB Mat 22:19*, di situ ungkapan nomisma tou kensou
berarti mata uang yg sah untuk membayar pajak.
a. Mata uang Yahudi
Pada thn
141-140 sM Antiokhus VII memberi izin kepada Simon Makabe —‘ imam dan panglima
orang Yahudi mencetak koin uang sendiri sebagai alat pembayaran yg sah di dalam
negerimu’ (1 Makabe 15:6). Sejak itu koin uang Yahudi ditempa, umumnya tembaga,
sedang negeri-negeri tetangganya mengeluarkan koin perak berlimpah. Koin
perdana Yahudi menghormati hukum kedua, karena itu motif-motif koin mereka
ketat terikat kepada pola-pola hortikultura dan benda-benda mati. Koin yg
ditempa pada pemerintahan raja-raja Herodes satu dua kali melanggar hukum
kedua, karena pada satu sisi memperagakan kepala kaisar yg sedang memerintah,
dan kadang-kadang wajah Herodes sendiri (lih Wiseman, Illustrations from
Biblical Archaeology, hlm 86). Selama masa Revolusi Pertama (6670 M) dengan
bangga orang Yahudi menempa pertama kalinya koin perak mereka, mengeluarkan
baik syikal perak, seperempat syikal, setengah syikal maupun koin perunggu.
Sebagai akibat dari revolusi ini perbendaharaan Bait Suci disita, sehingga
tidak ada lagi persediaan logam orang Yahudi untuk menempa koin pada Revolusi
Kedua (132-135 M). Karena itulah mereka rayakan kemerdekaan mereka dengan
menempa ulang koin asing lama, membubuhinya cap-cap Yahudi, dan tulisan ukir
‘kelepasan Yerusalem’.
Satu-satunya
koin Yahudi yg disebut dalam PB ialah uang perunggu lepton (dari Yunani leptos
—‘ kecil, mungil’). Inilah peser yg dimasukkan janda itu dalam #/TB Mr 12:42*
dan #/TB Luk 21:2*; mata uang itu juga disebut dalam #/TB Luk 12:59* (Yunani),
yg menggambarkan uang yg sekecil-kecilnya (= sampai uang yg sekecil-kecilnya).
Harganya sama dengan setengah uang Roma quadrans, jadi seperdelapan assarion
(lih di bawah). Mata uang ini ditempa oleh prokurator-prokurator dan raja-raja
setempat untuk daerahnya masing-masing. Ada bukti bahwa *Pilatus memakai
gambaran yg menghina orang Yahudi pada mata uangnya.
b. Mata
uang Yunani
Uang
utama bangsa Yunani adalah koin perak drakhme. Dan 100 drakhme adalah sama
dengan satu mna, atau mina, dan 6.000 drakhme adalah sama dengan satu talenta.
Kr thn 300 sM harga seekor domba adalah 1 drakhme, dan harga seekor lembu
adalah 5 drakhmai (jamak) (Demetrius Phalereus).
Drakhme
disebut hanya di #/TB Luk 15:8* dab dalam PB, dan di situ diterjemahkan
‘dirham’. Ada dugaan bahwa ibu dalam perumpamaan ini memilikinya sebagai
perhiasan. Harganya dipandang kr sama dengan uang Roma denarius (lih di bawah).
Mata uang
didrakhmon atau 2-drakhma (= dua dirham, TBI) dipakai di tengah-tengah orang
Yahudi untuk nilai setengah syikal, yg dituntut untuk membayar bea tahunan Bait
Suci (#/TB Mat 17:24*). Aturan ini berasal dari uang pendamaian yg digariskan
dalam #/TB Kel 30:11-16*, dan menurut Maimonides, aturan itu kemudian
berkembang menjadi pajak perseorangan tahunan secara teratur (lih Jos., Ant.
16. 160). Sesudah Yerusalem jatuh dan Bait Suci runtuh, pajak ini harus disetor
kepada perbendaharaan Roma (Jos., BJ 7. 217). Sangat mungkin bahwa koin yg
dipakai untuk membayar pajak ini harus mata uang Tirus, sebab hukum Talmud
melarang memakai koin Antiokhia untuk diserahkan kepada perbendaharaan Bait
Suci, bukan karena alasan keagamaan, tapi hanya karena mata uang ini tidak
mengandung cukup peraknya.
Uang
stater, tetradrakhmon, atau uang 4-drakhma (mata uang empat dirham), hanya
terdapat dalam #/TB Mat 17:27*; di situ inilah koin untuk membayar pajak Bait
Suci bagi Yesus dan Petrus. Koin ini lebih umum dipakai dibandingkan didrakhma,
justru orang-orang Yahudi biasa bergabung membayar pajak Bait Suci dengan uang
tetradrakhma. Mata uang ini ditempa di Antiokhia, Kaisarea di Kapadokia, dan
Tirus. Pompeius menetapkan nilai tukar tetradrakhma Antiokhia dan Tirus 4
denarius (kr thn 65 sM), dan Yosefus mengatakan bahwa nilai tukar tetradrakhma
Tirus pada zamannya sama dengan itu (BJ 2. 592). Tapi nilai tukar tetradrakhma
Antiokhia ditentukan oleh pemerintah pusat (kaisar) hanya 3 denarius saja.
Kebanyakan ahli mata uang setuju bahwa inilah koin perak yg jumlahnya 30 yg
diterima oleh Yudas (#/TB Mat 26:15*). Mengenai istilah arguria hikana,
‘sejumlah besar uang’, yg disebut dalam #/TB Mat 28:12-13*, beberapa ahli
berpendapat bahwa mata uang yg dipakai Mahkamah Agung (Sanhedrin) untuk menyuap
penjaga kuburan adalah stater (’ mata uang empat dirham’, #/TB Mat 17:27*)
perak besar, dan bukan uang perak yg lebih kecil — drakhma atau denarius,
walaupun mungkin kata sifat di sini menunjuk kepada banyaknya uang, bukan
kepada ukurannya.
Mata uang mna, yg diterjemahkan
mina, terdapat pada perumpamaan dalam #/TB Luk 19:11-27*.
Talenta
bukanlah mata uang, tapi satuan nilai uang. Nilainya selalu tinggi, tapi
berubah sesuai perbedaan logam yg dikandungnya dan dengan patokan keuangan yg
berbeda. Talenta Roma Atika nilainya sama dengan 240 aureus (lih di bawah).
Yesus menyebut talenta pada dua perumpamaan. Dalam #/TB Mat 18:24* jumlah
10.000 talenta menggambarkan nilai yg sangat besar, dan perumpamaan talenta
dalam #/TB Mat 25:15-28* khususnya ay #/TB Mat 25:18* argurion, barangkali
maksudnya adalah talenta perak.
c. Mata uang Roma
Uang
utama Roma seperti disebut di atas adalah perak denarius. Dan 25 denarius
adalah sama dengan satu aureus emas, yg beratnya ditentukan oleh Yulius Kaisar
pada thn 49 sM yakni 126,3 g, walaupun kemudian — karena penurunan nilai uang
pada zaman Agustus dan pengganti-penggantinya — beratnya turun sampai 115 g
pada zaman Nero.
Uang
quadrans (Yunani kodrantes; TBI duit) sama dengan seperempat uang tembaga as
(lih di bawah). Horatius (Satires, 2. 3. 93) dan Yuvenalis (7. 8) mengatakan,
bahwa , quadrans itulah mata uang Roma yg terkecil; #/TB Mr 12:42* mencatat
bahwa kedua lepta (peser) (lih IIa) dari janda itu nilainya sama dengan satu
quadrans (duit). #/TB Mat 5:26* menganggap quadrans (duit) sebagai mata uang yg
terkecil, yg harus dibayarkan untuk menyelesaikan hutang selengkapnya, sedang
ay sejajar dalam #/TB Luk 12:59* memakai lepton (peser), terkecuali dalam
Naskah Barat (Western Text), yg sejalan dengan Matius.
Uang
tembaga as (Yunani assarion) adalah seperempat dari uang perunggu sestertius
dan seperenam belas dari uang perak denarius. Terdapat dalam #/TB Mat 10:29*
dan #/TB Luk 12:6*, dan diterjemahkan dalam TBI dengan ‘duit’, yaitu harga 2
ekor burung pipit (Luk mencatat 5 ekor burung pipit untuk dua duit).
Uang
denarius (Yunani denarion) namanya (dent = sepuluh sekaligus) sesuai kenyataan,
bahwa dari permulaan 1 denarius perak nilainya sama dengan 10 as tembaga. Sejak
thn 217 sM nilainya menjadi 16 as, tatkala berat as ditentukan menjadi 1 ons.
Dari
perumpamaan #/TB Mat 20:1-16* dapat dilihat bahwa denarius (TBI dinar) itulah
upah harian seorang buruh, dan 2 denarius-lah (2 dinar) jumlah uang yg dibayar
oleh orang Samaria yg murah hati kepada pemilik penginapan (#/TB Luk 10:35*):
hal ini memberi sedikit gambaran tentang daya beli uang itu. Keterangan dalam
#/TB Wahy 6:6* ‘secupak gandum satu denarius (sedinar), dan tiga cupak jelai
satu denarius (sedinar)’, memberi gambaran harga pada masa bala kelaparan
(*TIMBANGAN DAN UKURAN).
Dari #/TB Mat 22:19*; #/TB Mr 12:15*;
#/TB Luk 20:24* dapat kita ketahui, bahwa denarius (dinar) inilah mata uang yg
dipakai untuk menjerat Yesus dalam pertanyaan tentang membayar pajak. Denarius
(dinar) perak dari zaman itu sudah ditemukan, dengan gambar kepala Kaisar
Tiberius berhiaskan daun salam (Latin pohon laurus) pada sisi depan, dengan
ibunya Livia, dalam peranan Perdamaian (Pax), memegang sebuah tangkai dan
tongkat kerajaan pada sisi sebelah (lih IBA, hlm 87, gbr 90).
Koin aureus,
atau denarius aureus (denarius emas), adalah mata uang emas, yg dikeluarkan
oleh Julius Caesar bertalian dengan kebijaksanaan keuangan pada masa
pemerintahannya thn 49 sM. Tak pernah disebut dalam Alkitab, tapi dibicarakan
dalam Jos., Ant. 14. 147: mungkin inilah ‘emas’ yg disebut dalam #/TB Mat
10:9*.
==> Image 00311
d. Penentuan nilai uang
Karena
turun naiknya keadaan ekonomi, maka sangat sukar menilai mata uang PB dalam
mata uang modern, tapi tabel pada hlm 519 menyajikan sekedar perbandingan
kursnya.
UANG, PENUKAR UANG
‘Orang yg menjalankan uang’ dalam Mat 25:27* ialah orang yg hidup sebagai bankir
(trapezitai); bnd kalimat yg umumnya dikatakan berasal dari Tuhan Yesus:
‘Jadilah bankir-bankir ulung’ — artinya dapat dipercaya dan terampil dalam
mengenali pemalsuan. Sekelompok orang yg mengkhususkan dirinya sebagai ‘penukar
uang’ berpraktik di halaman Bait Suci, mungkin di Pelataran bangsa-bangsa —
kollubistai (#/TB Mat 21:12*; #/TB Mr 11:15*; #/TB Yoh 2:15*) atau kermatistai
(#/TB Yoh 2:14*). Nama pertama berasal dari bh Semit, yg mengartikan nilai
tukar atau komisi; dalam arti yg sebenarnya kermatistai berkaitan dengan
pedagang uang kecil. Kegiatan ini timbul oleh kenyataan, bahwa uang setoran
untuk Bait Suci, termasuk uang wajib setengah syikal (#/TB Kel 30:13*; bnd #/TB
Mat 17:24*, dan lih E Schurer, HIP, 2, hlm 349 dab) harus dalam mata uang
standar, yaitu uang Tirus, yg kemurnian peraknya tinggi, jadi bukan dalam uang
Roma yg sedang berlaku. Bayaran tambahan diminta (Traktat Misynah Sheqalim,
seluruhnya) dan terbukalah jalan bagi berbagai praktik busuk (gabungkan ps-ps
dlm J Lightfoot, Horae Hebraicae ttg #/TB Mat 21:12* dgn ps-ps dlm SB).
Tuhan Yesus membersihkan
Bait Suci dengan membalikkan meja-meja penukar uang pada hari Raya Paskah (yg
pasti memberi untung besar bagi mereka).
KEPUSTAKAAN.
- K. A Jacob, Coins and Christianity, 1959; R. G Bratcher, ‘Weights, Money, Measures and Time’, The Bible Translator, 10, No 4, Okt 1959, hlm 165 dab; Garnet R Halliday, Money Talks about the Bible, 1948; G. F Hill, Catalogue of Greek Coins in the British Museum, vol. on Palestine, 1914; E Rodgers, A Handy Guide to Jewish Symbols on Ancient Jewish Coins, 1944; FA Banks, Coins of Bible Days, 1955; A Reifenberg, Israel’s History in Coins from the Maccabees to the Roman Conquest, 1953; D Kanael, BA 26, 1965, hlm 38-62; E. W Klenowsky, On Ancient Palestinian and Other Coins, 1974; Y Meshorer, Jewish Coins of the Second Temple Period, 1967.
- R de Vaux, Ancient Israel, 1961, hlm 206-209; E. S. G Robinson, ‘The Beginnings of Achaemenid Coinage’, Numismatic Chronicle (6th Series) 18, 1958, hlm 187-193; Y Meshorer, Jewish Coins of the Second Temple Period, 1967.
- J Eichler dll, NIDNTT 2, hlm 829-853.
thank nice infonya sangat bermanfaat, silahkan kunjungi balik website kami http://bit.ly/2QMOMxw
ReplyDelete