Wednesday, April 18, 2018

ILMU, SIHIR. dalam Pandangan Alkitab


ILMU, SIHIR.

          1. Pandangan Alkitab

          (Ilmu) Sihir berusaha mempengaruhi orang dan keadaan-keadaan dengan daya supra alami atau ilmu gaib. Hal itu bisa saja disertai ramalan, walaupun ramalan berarti usaha memakai daya supra alami untuk mengetahui peristiwa-peristiwa tanpa mempengaruhinya.

          Ilmu sihir terdapat di mana-mana, baik sihir ‘hitam’ maupun ‘putih’. Sihir hitam berusaha mendatangkan hal-hal yg buruk melalui upaya kutuk, jampi, menghancurkan patung seseorang yg dimusuhi, atau menghubungi roh-roh jahat. Sihir putih berusaha membatalkan kutuk atau jampi-jampi, dan memakai kekuatan-kekuatan gaib untuk kebaikan diri sendiri atau orang lain. Tukang sihir berusaha memaksa ilah atau suatu roh bekerja untuk dia; atau ia mengikuti praktik gaib untuk menundukkan kekuatan-kekuatan batin kepada kehendaknya. Tak dapat disangsikan, bahwa sihir tidak selalu hanya takhayul, tapi ada kenyataan rohani di belakangnya. Setiap macam sihir harus ditolak dan dikalahkan melalui kekuasaan Allah dalam Nama Yesus Kristus.

             I. Istilah-istilah alkitabiah

             Kata-kata dasar berikut dipakai dalam Alkitab untuk praktik-praktik sihir dan tukang-tukang sihir. Ay-ay penunjuk dalam tiap pokok tidak lengkap.

                   a. Dalam PL

                   1. ksyp. Terjemahannya, ‘tukang sihir’, ‘penyihir’, ‘sihir’, ‘perempuan sihir’. Kata dasarnya mungkin berarti ‘memotong’, dan bisa menunjuk kepada dedaunan yg dipetik untuk dijadikan obat, jimat dan mantra (lih #/TB Kel 22:18*; #/TB Ul 18:10*; #/TB Yes 47:9,12*; #/TB Yer 27:9*).

                   2. khrtm. Terjemahannya, ‘orang berilmu’. Istilah ini berasal dari kata Mesir hry-tp, artinya ‘kepala, pimpinan, guru imam’, yaitu gelar yg dipakai oleh ‘pakar ilmu’ Mesir yg paling termasyhur; lih (d) mengenai sihir Mesir.

                   3. khvr. Terjemahannya, ‘mantra’ (#/TB Ul 18:11*; #/TB Yes 47:9,12*). Arti akarnya ialah mengikat, mungkin dengan jimat dan jampi-jampi.

                   4. kasdim. Diterjemahkan ‘Kasdim’. Dalam Kitab Dan istilah itu dipakai untuk menunjuk baik suatu bangsa maupun suatu golongan tertentu yg terlibat ilmu sihir. Sukar dimengerti bagaimana munculnya pengertian teknis khusus ini pada waktu Babel (Kasdim) baru saja ditaklukkan oleh Koresy. Keterangannya ialah, karena istilah teknis ini paling sering muncul dalam Dan pada bagian berbahasa Aram, yg mungkin kemudian diterjemahkan dari asli bh Ibrani. Maka, agaknya, penerjemah memakai kata kasdim pada zamannya sebagai pengganti kata tertentu dalam bh aslinya; mungkin kata itu galdu, yg dalam tulisan-tulisan Babel berarti ‘astrolog’. Hunjukan yg hanya dua kali terdapat dalam Dan pada bagian berbahasa Ibrani (#/TB Yes 2:2,4*) diasimilasikan.

                   b. Dalam PB

                   1. magos (dan kata-kata seakar). Terjemahannya, ‘tukang sihir’, ‘melakukan sihir’. Dalam #/TB Mat 2*, ‘orang majus’. Mula-mula suatu suku bangsa di Madai; nama ini, seperti ‘orang Kasdim’, di kemudian hari mendapat arti khusus (#/TB Kis 8:9-11; 13:6,8*; hanya terdapat dlm Mat dan Kis; *MAJUS, ORANG).

                   2. pharmakos (dan kata-kata seakar). Terjemahannya, ‘sihir’, ‘tukang sihir’. Gagasan dasarnya ialah obat-obatan (obat bius), minuman, racun (#/TB Wahy 9:21; 18:23; 21:8; 22:15*; tempat lainnya hanya #/TB Gal 5:20*).

                   3. goes. Terjemahannya, ‘penipu’ (#/TB 2Tim 3:13*). Artinya yg lebih tepat ialah tukang sihir yg mengikat (secara gaib) orang dengan jampi-jampi. Walau arti harfiahnya ialah meratap, kata itu mengandung pengertian sihir dalam bh Yunani kuno dan Hellenis.

             II. Hukuman Alkitab atas sihir

             Ay-ay yg dikemukakan dalam bagian pertama artikel ini menunjukkan, bahwa sihir selamanya terlarang dalam Alkitab. Ilmu sihir bertentangan dengan agama yg benar, kendati itu bisa dipraktikkan dengan gagasan-gagasan agama-agama palsu. Pusat agama yg benar ialah hubungan pribadi dengan Allah Yg Esa sambil berusaha hidup sesuai kehendak-Nya. Orang percaya dengan rendah hati hidup di hadapan Allah-nya, berdoa kepada-Nya, dan bersedia menerima keadaan hidup sebagai lingkungan tempat memuliakan Dia. Berlawanan dengan itu, ilmu sihir menghubungi makhluk-makhluk halus yg rendah, atau berusaha memaksakan kejadian-kejadian dengan menggunakan kekuatan batin, tidak peduli apakah peristiwa itu menghina kemuliaan Allah. Praktik-praktik berikut secara khusus dilarang oleh Alkitab.

                   a. Memakai jimat

                   Dalam daftar perhiasan wanita (#/TB Yes 3:18-23*), yg diterjemahkan ‘anting-anting’ dalam ay #/TB Yes 3:21* adalah jimat. Kata itu — dikaitkan dengan pengertian berbisik dan jimat ular. Ada orang menyangka bahwa jimat itu mengandung mantra yg dibisikkan ke dalamnya; yg lain menganggap asli kata itu ialah nkhsy, artinya ular; dalam hal ini jimat berbentuk ular. Dalam bagian yg sama pada ay #/TB Yes 3:18* disebut ‘bulan-bulanan’. Jelas jimat ini berbentuk bulan. Satu-satunya pemakaian kata itu saharonim di tempat lain ialah #/TB Hak 8:21,26*; di mana benda itu dipakai baik oleh unta maupun oleh raja-raja Midian. Kata yg terdahulu dalam #/TB Yes 3:18* (syevisim), yg diterjemahkan ‘jamang-jamang’, hanya terdapat di sini dalam seluruh Alkitab. Tapi kata yg serupa pada lempeng-lempeng Ras Syamra agaknya mengartikan anting-anting matahari, dan ini memberi pengertian yg baik dalam #/TB Yes 3:18*.

                   Mungkin sekali bahwa #/TB Kej 35:2-4* menghunjuk kepada jimat jimat; di situ seisi rumah Yakub membuang ‘dewa-dewa asing’ mereka dan ‘anting-anting’ mereka. Memang inilah kata yg biasa untuk ‘anting-anting’, tapi dihubungkannya kata itu dengan berhala-berhala menyarankan, bahwa benda-benda itu merupakan sejenis jimat.

                   Walaupun jimat jimat yg disebut dalam Alkitab mungkin tidak sejenis dengan yg umum di Indonesia, tapi jelas sekali bahwa jiwa dari seluruh ay Alkitab mengenai pokok itu, menganggapnya jahat. Setiap orang Kristen yg percaya kepada pemeliharaan Allah, janganlah sekali-kali ada sangkut-pautnya dengan jimat.

                   b. Pelaku pelaku sihir; tukang (ahli) sihir; perempuan sihir

                   Kej dan Kel membicarakan tukang-tukang sihir Mesir, dan #/TB 2Tim 3:8* menyebut dua dari mereka, Yanes dan Yambres. Kel mencatat bahwa ahli-ahli sihir Mesir meniru Musa mengubah tongkat menjadi ular (#/TB Kel 7:11*), membuat air menjadi darah (#/TB Kel 7:22*), tapi gagal membuat nyamuk (#/TB Kel 8:18-19*) dan mereka sendiri kena barah (#/TB Kel 9:11*). Berita ini tidak menjelaskan apakah mereka pemantra ulung ataukah mereka menggunakan kekuatan gaib.

                   Dalam Alkitab hanya sedikit singgungan langsung tentang ahli sihir dan perempuan sihir Israel. Agaknya kurang tepat menyebut wanita En-Dor ‘perempuan sihir’ sebab Alkitab memandang dia sebagai pengantara (medium), bukan pelaku sihir. Mencolok bahwa Izebel pelaku sihir (#/TB 2Raj 9:22*) dan #/TB Mi 5:12* menunjukkan bahwa hal demikian adalah umum. Raja Manasye sendiri mendorong kejahatan ini dan kejahatan-kejahatan lainnya (#/TB 2Raj 21:6*).

                   Dalam #/TB Yes 3:3* kata yg diterjemahkan ‘mantera’ ialah lakhasy, terkait dengan ilmu sihir. Maka terjemahannya yg lebih baik di sini ialah ‘ahli mempesona’. Tanda-tanda lain tentang praktik sihir ialah #/TB Yes 28:15*; di situ agaknya orang sudah diikat suatu perjanjian sihir, dan mereka yakin kebal terhadap maut.

                   Hunjukan paling mengesankan pada sihir Ibrani ialah #/TB Yeh 13:17-23*. Di sini nabiah-nabiah Ibrani mempraktikkan ilmu sihir demi keselamatan atau kematian perseorangan. Dalam hal ini mereka lebih kejam daripada nabi-nabi palsu dalam #/TB Mi 3:5*, yg mengucapkan kabar baik atau buruk kepada seseorang sesuai kesediaan orang itu memberi upah (atau tidak). Kerumitan praktik sihir yg diuraikan di sini tidak mudah diikuti. Maksud tali-tali jimat pada pergelangan dan selubung di kepala, ialah menangkap jiwa orang yg hendak dibunuh, atau untuk menyelamatkannya. Berdasarkan #/TB Yeh 13:18*, tali-tali jimat dan selubung dikenakan kepada orang-orang bersangkutan, tapi ay #/TB Yeh 13:20* mengatakan bahwa tali-tali jimat dikoyakkan dari tangan dukun-dukun perempuan, dan ay #/TB Yeh 13:21* terang mengatakan yg sama mengenai selubung itu.

                   Ada dua tafsiran utama. G. A Cooke (ICC) berpendapat, tali-tali jimat diikatkan pada pergelangan orang dan sehelai selubung di kepala dukun perempuan. Naskah ay #/TB Yeh 13:20* diperbaikinya, sehingga menjadi ‘tangan mereka’. Ia menganggap pengikatan itu adalah praktik sihir yg menggambarkan pengikatan musuh orang itu sehingga celaka. Selubung gunanya untuk menyelamatkan seseorang dari maut.

                   Kedua, tafsiran J. G Frazer dalam tulisannya Folk-Lore in the Old Testament. Dia ceritakan bahwa perempuan sihir biasa menangkap jiwa-jiwa dan mengikatnya dengan kain pengikat. Karena jiwa jiwa itu sudah terikat, maka pemilik jiwa itu lambat laun akan lenyap. Jika ada memberi uang (tebusan), jiwa yg sudah ditangkap itu akan dikembalikan kepada pemiliknya.

                   Pandangan ini umumnya ditolak, berdasarkan pendapat orang Ibrani bahwa jiwa (nefesy) manusia tidak bisa terlepas sendirian dari badannya. Penulis sekarang agak menyangsikan pendapat ini dan menganggap, bahwa pada dasarnya mungkin Frazer benar. Tapi, jika pandangan ICC itulah yg benar, maka nefesy di sini harus diterjemahkan menjadi ‘orang’, seperti sering terjadi.

             III. Apakah Alkitab ‘mengizinkan’ sihir?

             Beberapa bagian Alkitab seolah-olah ‘mengizinkan’ sihir dan takhayul.

                   a. Menyimpan buah dudaim

                   Berabad-abad lamanya kaum ibu di daerah timur menyimpan buah dudaim dengan kepercayaan dapat lekas-lekas mengandung (bnd #/TB Kej 30:14-18*). Penyelidikan modern menunjukkan, bahwa ramuan obat primitif sering mempunyai khasiat medis. Justru diragukan menuduh pemakaian dudaim sebagai sihir.

                   b. Dahan yg berbelang-belang

                   Dalam cerita ini (#/TB Kej 30:37-41*) mungkin Yakub dipengaruhi anggapan kuno, bahwa benda-benda yg dilihat berpengaruh atas kandungan. Tapi ay #/TB Kej 30:40* menunjukkan bahwa hasil yg didapatinya terjadi melalui pembiakan bibit unggul secara selektif (lih D. M Blair, A Doctor Looks at the Bible, 1959, hlm 5).

                   c. Pencurahan air di Mizpa

                   Peristiwa ini (#/TB 1Sam 7:6*) sering dianggap sihir. Mencurahkan air dengan khidmat untuk memanggil (hujan) topan. Tapi dalam seluruh kait naskah, sekelumit pun tidak ada tanda yg membenarkan pendapat ini. Air yg tercurah ke tanah (#/TB 2Sam 14:14*) ialah lambang kelemahan dan kefanaan manusia: perbuatan Samuel di sini lebih baik ditafsirkan sebagai tanda merendahkan dan menghambakan diri di hadapan Allah.

                   d. Rambut jalin Simson

                   Frazer dan kawan-kawannya mengumpulkan cerita dari berbagai penjuru dunia, yg menceritakan bahwa roh atau kekuatan seseorang bersarang pada rambutnya, atau bahkan pada sesuatu benda di luar badan orang itu. Tapi cerita Alkitab (#/TB Hak 16*) menunjukkan, bahwa rambut Simson yg tak pernah dicukur melambangkan apakah ia setia kepada janji nazir Allah, dan Roh Allah memberi dia kekuatan selama ia setia kepada janji itu (lih #/TB Hak 13:25; 14:19*). Jika seseorang mengemukakan pendapat berdasarkan ilmu alam, hendaklah dia ingat, bahwa hilangnya kekuatan Simson bisa saja didasarkan pada segi-segi batiniah sewaktu dia menyadari kesalahannya. Ada peristiwa yg dikenal tentang kebutaan dan kelumpuhan akibat histeris.

                   e. Membangkitkan marah Lewiatan

                   Ayub meminta agar hari lahirnya disumpahi oleh pengutuk hari, dan oleh mereka yg pandai membangkitkan marah Lewiatan (#/TB Ayub 3:8*). Ada yg menganggap ay ini membicarakan tukang sihir, yg mampu membangkitkan ular naga untuk menelan matahari pada peristiwa gerhana. Jika benar demikian, maka bagian ini termasuk ucapan-ucapan Ayub yg berlebih-lebihan, yg memanggil setiap orang, tepat atau tidak, yg mungkin bisa membawa celaka terhadap hari kelahirannya.

                   f Kekuasaan berkat dan kutuk

                   PL sangat menekankan kutuk dan berkat. Bapak-bapak leluhur (Abraham, Ishak dan Yakub), memberkati anak-anaknya. Ishak tidak dapat mengubah berkat yg telah dijanjikannya kepada Yakub (#/TB Kej 27:33-37*). Bileam dipanggil untuk mengutuki Israel (#/TB Bil 22* dab). Dalam seluruh PL terdapat hal-hal lain seperti itu. Perlu diingat bahwa Alkitab tidak pernah menganggap seseorang dapat mengucapkan berkat atau kutuk yg bertentangan dengan kehendak Allah. Bapak-bapak leluhur percaya, bahwa Allah menunjukkan kepada mereka masa depan keturunannya, dan berkat mereka hanya berupa penjelasan tentang ketentuan Allah itu. Bileam tidak boleh berhasil mengutuki orang yg sudah diberkati Allah (#/TB Bil 23:8-20*). Pemazmur tahu, bahwa Allah dapat mengubah kutuk yg tidak selayaknya menjadi berkat (#/TB Mazm 109:28*). Keengganan Daud melakukan sesuatu atas Simei, didasarkan pada pikiran kalau-kalau Allah yg menyuruh Simei mengucapkan kutuk, karena Daud berbuat suatu kesalahan (#/TB 2Sam 16:10*).

          2. Sihir bangsa Mesir dan Asyur-Babel

             I. Sihir bangsa Mesir

                   a. Peranannya

                   Jika dalam kehidupan sehari-hari hubungan yg biasa dan proses-proses hidup bisa diatur sesuai kaidah sebab dan akibat yg jelas, dan dengan menggunakan ilmu atau keterampilan yg ada, maka hal itu sudah memadai. Tapi jika ada misteri menyelubungi sebab akibat itu, dan jika cara-cara biasa tidak mampu mencapai hasil-hasil yg diinginkan, maka orang lari kepada sihir. Di Mesir, sihir adalah menggunakan kuasa-kuasa ajaib atau gaib dengan cara-cara yg rumit dan teliti untuk mencapai suatu tujuan yg dengan cara biasa tak dapat dicapai.

                   Hubungan sihir dan agama sangat erat di Mesir. Di sana hubungan manusia dengan manusia secara asasi diatur oleh ‘masyarakat’, dan hubungan ilah dengan manusia diatur oleh ‘agama’. Justru kekuasaan sihir dikenakan dalam kedua lingkungan hidup itu. Istilah sihir yg paling dekat dalam bh Mesir ialah hike’ (hk’); bahkan seluruh pikiran hike’ atau ‘sihir’ dipersonifikasikan ilah sejak thn 3000 sM. Pelindung sihir adalah Tot, allah dari pengajaran dan sastra, dan Isis, allah perempuan yg licik.

                   b. Pemakaiannya

                   Orang Mesir menggunakan sihir demi kesejahteraan hidupnya dan demi keselamatannya sesudah mati. Tapi jarang sekali digunakan untuk tujuan jahat. Pemakaiannya yg utama dapat disebut untuk perlindungan, kelanjutan generasi (produktif), ramalan, tujuan jahat (ini menurut Gardiner), penguburan dan keajaiban.

                   (i) Sihir perlindungan, sejak zaman kuno dianggap pemberian dewa matahari, yg ‘membuat jampi-jampi bagi mereka (yaitu umat manusia) untuk melindungi mereka terhadap hal-hal yg mungkin terjadi’ (kr thn 2000 sM, terdapat dlm Intruction for King Merikare), yaitu pada waktu serangan maut, gigitan kala, ular, singa dll. Hal ini berangsur-angsur mendekati sihir penyembuhan dan obat-obatan: tulisan-tulisan ‘pengobatan’ beragam cara dan hampir seluruhnya bersifat mengamati dan induktif (seperti papirus Edwin Smith, mengandung ilmu bedah) sampai kumpulan dari campuran obat-obat biasa dengan jampi jampi sihir, dan ada juga yg melulu berupa kumpulan jampi-jampi.

                   (ii) Sihir produktif, dipakai untuk memudahkan kelahiran, membantu mencari jodoh, mencegah topan dan cuaca buruk.

                   (iii) Sihir ramalan, guna mengetahui peristiwa-peristiwa yg akan terjadi, ump apakah seorang anak yg baru lahir selamat? Ramalan seperti ini di Babel tidak khas, dan hanya terbatas pada masa kemudian, kecuali untuk menafsirkan mimpi.

                   (iv) Sihir tujuan jahat, sihir hitam, dipakai untuk mencelakakan orang; tindakan ini diancam dengan hukuman, sama seperti perbuatan buruk lainnya.

                   (v) Sihir penguburan, erat sekali berhubungan dengan kultus orang mati. Meliputi jampi jampi yg banyak jumlahnya, tersedia demi kepentingan orang-orang yg baru mati dan yg sudah berada di seberang sana, supaya mereka bisa melawan makhluk-makhluk yg bersifat bermusuhan, supaya bisa mendapat makanan, menikmati kemampuan-kemampuan mereka, dan dapat beralih ke dalam berbagai tubuh yg dikehendaki, dst. Mengenai Naskah Piramida, Naskah Peti Mayat dan Kitab Orang Mati, *MESIR, VI.

                   (vi) Sihir keajaiban, memperagakan kegagahan orang-orang berhikmat dari bangsa Mesir dan termasyhur; biasanya hal ini diceritakan dalam dongeng-dongeng dan cerita-cerita pendek. Dalam Tales of the Early Magicians yg terdapat dalam Papirus Westcar dari zaman kerajaan Hyksos (thn 1650 sM), empat orang ahli sihir dari abad Piramida (kr thn 2700 sM) sanggup membuat buaya lilin menjadi buaya yg sesungguhnya dan mengembalikannya menjadi lilin dengan jampi jampi; dapat membelah dua air dari suatu danau tempat bersuka ria untuk mencari perhiasan seorang gadis; mengutuhkan kembali binatang-binatang dan burung-burung yg kepalanya sudah dipenggal dan menghidupkannya kembali (lih terjemahan dlm A Erman dan A. M Blackman, Literature of the Ancient Egyptians, 1927, hlm 36-47). Cerita-cerita tentang ahli-ahli sihir yg besar seperti itu terkenal di tengah-tengah rakyat biasa di Mesir sampai abad I M. Buktinya ialah dongeng-dongeng yg diceritakan oleh Neneferkaptah, Khamwese, dll, disertai adu kekuatan sihir Mesir melawan sihir Etiopia (lih F. L Griffith, Stories of the High Priests of Memphis, 1900, hlm 54-65). Jadi, kalaupun Alkitab menghubungkan sihir dengan Mesir, hal itu menggambarkan latar belakang Mesir yg asli.

                   c. Metode-metodenya

                   Prosedur sihir Mesir kebanyakan beralaskan ‘turut rasa’ atau ‘simpatetik’. Artinya, cara-cara yg dilakukan sering meniru hasil yg diinginkan (seperti membakar boneka lilin dari musuh untuk memusnahkan musuh itu). Pengucapan kata-kata jampi yg mengandung kuasa dengan teliti, dan melakukan cara-cara yg diatur ketat, menggunakan gambar-gambar yg serupa dengan yg dituju, dst, dibuat dari bahan yg ditentukan. Semuanya itu dianggap keharusan untuk mencapai hasil. Karena itu di Mesir penggunaan kekuatan-kekuatan gaib tergantung pada sarana teknis dan aturan yg ketat, tidak pada diri atau pribadi tukang sihir. Maka rampaian jampi-jampi dan cara-cara sihir yg agak banyak, terdapat dalam papirus dan tulisan-tulisan lain. Untuk uraian naskah khas lih A Massart, The Leiden Magical Papyrus I 343 + I 345, 1954. Jampi-jampi sihir biasanya memohon pertolongan dari para dewa ilah dan sering mempersonifikasikan kuasa jahat yg harus dilemparkan ke luar, sambil mereka perintahkan, atau bujuk, atau ancam, atau mengutuk kuasa musuh yg dipersonifikasikan itu, supaya meninggalkan orang yg disiksanya.

                   d. Pelaku pelakunya

                   Ahli dalam tulisan-tulisan keramat, cara-cara dan jampi-jampi, dilatih dalam ‘Rumah Hayat’ (yaitu ‘sekolah-sekolah’ yg ada di kuil-kuil, tempat pustaka seperti ini dan yg lain-lain dikarang, disalin dan diajarkan). Ahli-ahli sihir Mesir yg terbesar merupakan guru imam kepala, dalam bh Mesir hry-hbt hry-tp, kemudian menjelang zaman Musa (abad 13 sM) dipendekkan menjadi hry-tp. Gelar inilah yg melahirkan kata Ibrani khartom, terjemahannya ‘ahli sihir’. Istilah asli Mesir ini terdapat lagi dalam dokumen Asyur (abad 7 sM), sebagai har-tibi, dan hrtb dalam dongeng-dongeng sihir sekitar abad 1 M, yg disebut pada (b) di atas. (Lih A. H Gardiner, JEA, 24, 1938, hlm 164-165; dan lebih lengkap, J Vergote, Joseph en Egypte, 1959, hlm 66-94, 206, dgn petunjuk lengkap.) Jadi hubungan ‘orang-orang berilmu’ dan ‘ahli-ahli’ sihir dalam #/TB Kej 41:8* dan #/TB Kel 7:11* menggambarkan tradisi Mesir asli; lih IIa dan IIc di bawah.

             KEPUSTAKAAN.
Untuk uraian terbaik tentang sihir Mesir, lih A. H Gardiner dalam ERE, 8, hlm 262-269. Banyak bahan (naskah dan gbr-gbr) terkumpul dalam F Lexa, La Magie dans l’ Egypte Antique, 3 jilid, 1925.

             II. Sihir Mesir dalam Alkitab

                   a. Orang-orang berilmu dan mimpi raja Firaun

                   Dalam #/TB Kej 41*:8 raja Firaun (pada zaman Yusuf) memanggil semua ahli dan ilmuwan untuk menafsirkan mimpinya. Ini menggambarkan, betapa mimpi sangat penting pada zaman Mesir kuno dan di seluruh Asia Barat; mimpi dan tafsirannya dikumpulkan dalam kitab-kitab panduan mengenai tafsiran mimpi. Asli dari salah satu tulisan tangan seperti itu, yakni Papirus Chester Beatty III (Dinasti 19, abad 8 sM) berasal dari masa kerajaan Pertengahan, dan Papirus Carlsberg XIII dan XIV dari abad 2 M mengandung rampaian yg lebih luas dari sumber-sumber terdahulu. Gagasan umum tentang mimpi adalah demikian: Jika seseorang melihat dirinya dalam mimpi melakukan atau mengalami sesuatu, baik atau buruk, maka hal itu diartikan akan terjadi atas dirinya. Mengenai seluruh pokok ini, lih A. L Oppenheim, The Interpretation of Dreams in the Ancient Near East, 1956; Sources Orientates, II: Les Songes et leurs Interpretations, 1959.

                   b. Yusuf dan ramalan

                   Dalam #/TB Kej 44:4,5,15* Yusuf memperagakan peranan ilmuwan Mesir, pakar ilmu ramal, di hadapan kakak adiknya. Ada dua tafsiran yg mungkin di sini.

                   (i) Yusuf membiarkan pelayannya mengatakan, menurut terjemahan biasa dari ay #/TB Kej 44:5*, bahwa dia meramal dengan memakai piala peraknya. Ini berarti Yusuf mengenal ilmu ramal piala (lekanomansi) dari zaman Hyksos di Mesir, kr thn 1700 sM. Adegannya sbb: ke dalam suatu piala berisi air dituangkan beberapa tetes minyak, yg menyebar luas di atas permukaan air itu. Titik-titik minyak ini bisa menunjukkan gambaran-gambaran atau gerakan-gerakan di atas permukaan air. Itulah yg diamati dan ditafsirkan. Cara ini berasal dari Mesopotamia, agaknya sudah dipraktikkan oleh bangsa Sumer (bnd B Meissner, Babylonien and Assyrien, 2, 1925, hlm 284). Kitab panduan mengenai cara ini masih tersimpan pada dua lempeng (tanah liat) bertulisan huruf paku, yg berasal dari abad 19-17 sM, pada zaman Yusuf umumnya.

                   Tapi di Mesir hanya dua kali terbukti ada ramalan piala, dan sekali agak diragukan. Ada dua patung kecil, agaknya dari masa kerajaan Pertengahan (kr thn 1900-1700 sM); masing-masing menunjukkan gambar orang, membungkuk dengan dagunya sampai ke suatu piala yg dipegang di tangannya. Ini mungkin menggambarkan ramalan piala (J Capart, Chronique d’ Egypte, 19, 1944, hlm 263). Mesir tidak memberikan contoh lain, sampai ditemukan suatu cara dalam catatan papirus abad 2 M. Tapi pengaruh Babel, termasuk ramalan, sudah dirasakan di Palestina pada thn 2000 sM.

                   Surat-surat Mari menunjukkan hubungan yg terus-menerus antara kerajaan Babel pada zaman Hammurabi dengan kerajaan Hazor di barat pada abad 18 sM; bahkan raja Hazor pada saat itu mempunyai nama Babel, yaitu Ibni-Adad. Lebih lagi, praktik ramalan ala Babel sudah terbukti dipraktikkan di Hazor berdasarkan arkeologi: dalam Bait II dari abad 15 sM terdapat model hati tanah liat, tulisan huruf paku (lih Y Yadin, BA 22, 1959, hlm 7 dgn gbr 5). Berdasarkan bukti ini tak ada kesukaran apa pun menganggap bahwa sudah ada pengetahuan tentang bentuk-bentuk ramalan Mesopotamia seperti lekanomansi di Palestina pada zaman Yusuf atau di Delta Timur Mesir, yg menjadi tetangga langsungnya, yg pada saat itu dikuasai oleh bangsa Hyksos (golongan Semit).

                   (ii) Sebaliknya, kita dapat menerjemahkan ucapan pelayan Yusuf sbb, ‘Bukankah dari piala ini tuan saya selalu minum? Dan mengenai ini pasti ia akan meramal!’ Artinya, menelanjangi pencurian itu. Dengan terjemahan ini maka piala Yusuf melulu hanyalah untuk minum. Ramalan piala tak perlu dikaitkan dengan piala itu, dan bentuk ramalan yg diandaikan, sama sekali tidak dirinci. Ini cocok dengan ay #/TB Kej 44:15*, tatkala Yusuf berkata kepada kakak adiknya, ‘Tidakkah kamu tahu bahwa seorang yg seperti aku ini pasti dapat menelaah’ (meramal)? Artinya, ia berpura-pura, seolah-olah dia menangkap mereka karena pencurian itu dengan meramal untuk menjumpai pialanya. Tentang pandangan ini, lih J Vergote, Joseph en Egypte, 1959, hlm 172-173.

                   c. Musa dengan para ahli sihir dan ilmuwan

                   Dalam #/TB Kel 7:8-13*, tatkala Harun, karena perintah Musa, melemparkan tongkatnya di hadapan Firaun dan tongkat itu berubah menjadi ular, maka para ilmuwan dan ahli-ahli sihir Firaun ‘membuat yg demikian juga dengan ilmu mantra mereka’ (ay #/TB Kel 7:11*). Mengenai jenis mantra ini, bisa terjadi, bahwa ular kobra Mesir (Arab naja haje) dapat dibuat kejang tak bergerak, jika tengkuk leher ular itu di jepit, kuat-kuat; bnd I Keimer, Histoires de Serpents dans l’ Egypte ancienne et moderne (Memoires, Institut d’Egypte, L), 1947, hlm 16-17. Ular itu harus dipesona lebih dulu, lalu ditangkap pada lehernya, seperti terlihat pada beberapa jimat kumbang Mesir kuno (Keimer, buku yg telah dikutip, gbr 14-21) dan dengan demikian untuk sementara ular itu kejang tak bergerak. Ketangkasan ini dipertontonkan di Mesir pada thn 1954 dan di foto di sana (bnd H. S Noerdlinger, Moses and Egypt, 1956, hlm 26; EBr11, 6, hlm 613). Tapi ular Harun, yg kembali menjadi tongkat, menyatakan kemahakuasaan Allah yg sama sekali berbeda. Mengenai tulah, *TULAH-TULAH MESIR.

             III. Sihir Asyur-Babel

                   a. Peranannya

                   Seperti di Mesir, sihir Asyur-Babel melengkapkan praktik sehari-hari dalam masyarakat dan agama dengan menggunakan kekuatan ilmu gaib atau kekuatan supra alami. Mengenai asalnya, terutama harus kita cari pada bangsa Sumeria pada thn 3000 sM.

                   b. Pemakaiannya dan metode-metodenya

                   Sekali lagi di sini sihir digunakan demi kebaikan manusia, walau jampi-jampi perusak yg diucapkan oleh tukang-tukang sihir sangat ditakuti. Jenisnya yg utama ialah sihir perlindungan (terutama penyembuhan), ramalan dan tujuan jahat (sihir hitam). Seperti di Mesir, praktik sihir memakai cara-cara yg tepat, dilakukan dengan tangan dan jampi-jampi diucapkan, dan terutama menerapkan asas turut rasa atau simpatetik.

                   (i) Sihir perlindungan dan pengobatan dicari orang, supaya terlepas dari bencana penyakit, dirasuk setan, dll, mungkin atas prakarsa penderita. Apakah dia menyakiti hati suatu dewa dengan melakukan suatu kesalahan cara atau perilaku? Jika demikian, si pembuang setan mungkin mempraktikkan cara atau jampi jampi dari ‘buku pegangan’ Surpu, artinya ‘Membakar/terbakar’ (dlm cara pentahiran), sambil membeberkan semua kesalahan yg mungkin sudah dilakukan penderita. Bila bencana datang dari luar, yaitu akibat jampi jahat dari tukang sihir lain, maka untuk melawan itu, ada buku pedoman berupa lempeng-lempeng, Maglu, artinya juga ‘Membakar/terbakar’ (kali ini boneka lilin atau kayu dari tukang sihir lain itu). ‘Seperti boneka ini menggigil, hancur dan habis meleleh, Seperti itulah tukang sihir atau perempuan sihir itu menggigil, hancur dan habis meleleh!’ (E. A. W Budge, British Museum: A Guide to the Babylonian and Assyrian Antiquities, 1922, hlm 201). Kumpulan doa untuk kelepasan dan pengampunan ada juga. Ada terjemahan lengkap modern dari Surpu dalam E Reiner, Surpu, A Collection of Sumerian and Akkadian Incantations, 1958; terjemahan dari Maqlu dalam G Meier, Die Assyrische Beschworungssammlung Maglu, 1937.

                   (ii) Sihir ramalan didasarkan pada keyakinan, bahwa suatu peristiwa, baik atau buruk, mungkin diberitahukan atau disertai oleh suatu pertanda yg dapat diamati oleh manusia. Dengan mengetahui pertanda itu, maka orang dapat mengetahui lebih dulu akan datangnya peristiwa-peristiwa yg menjelang, sehingga menantikannya atau menghindarinya menurut sifatnya. Imam-imam sihir yg terpelajar, mengumpulkan dan menyusun secara sistematis deretan tanda-tanda dengan tafsirannya menjadi kitab-kitab pegangan yg jitu. Salah satu kitab seperti itu akhirnya memuat 170 lempeng tulisan paku! … diperhatikan dari tanda-tanda dalam alam atau dicari dengan cara-cara khas.

                   1. Pertanda-pertanda alami diambil dari segala yg diamati manusia: busur pelangi dan gerhana matahari dan bulan, gugusan bintang-bintang di angkasa, letak planet-planet dan bintang-bintang, gejala-gejala angkasa, dst (astrologi); arah burung terbang, kelakuan dan keadaan binatang-binatang (ular, anjing, tikus, dst) dan serangga (kala, kumbang, dst); cara kelahiran binatang dan manusia, khususnya jika lahir tidak seperti biasanya — semua terdaftar dalam deretan panjang pada lempeng-lempeng gejala. Bagi penderita sakit, gejala-gejala baik atau buruk akan menentukan, apakah ia tetap hidup atau akan mati (lih R Labat, Traite Akkadien de Diagnostics et Prognostics Medicaux, 2 jilid, 1951).

                   2. Cara khas meramal ialah mengamati gambar-gambar dari atau pada hati domba (hepatoskopi, ekstispisi). Mengamati bentuk-bentuk pada minyak di atas air (atau sebaliknya) dalam piala (lekanomansi). Cara-cara teknis yg rumit, dan yg banyak sekali, mengisi lempeng-lempeng buku pegangan tentang hepatoskopi. Dalam mengajarkan hal itu dipakai model-model hati dari tanah liat, yg ditulisi keterangan-keterangan yg cocok. Bentuk sihir ramalan Babel ini, yg sangat termasyhur, memasyarakat di tengah-tengah bangsa Het di Asia Kecil dan bangsa Kanaan di Siria Utara dan Palestina (lih IIb di atas). Tentang buku pegangan untuk ramalan piala pada abad 18 sM, lih alinea yg sama.

                   3. Tafsiran mimpi di Asyur dan Babel sama pentingnya seperti di Mesir. Kitab-kitab pegangan tentang mimpi juga dikenal di negeri itu. Disamping mimpi-mimpi biasa, kadang-kadang dengan sengaja imam-imam sihir mengembangkan mimpi-mimpi, untuk menerima wahyu dari dewa-dewa.

                   (iii) Sihir dengan tujuan jahat ialah pekerjaan dari tukang-tukang sihir gadungan; mengenai buku pegangan Maqlu, yg dipakai untuk melawan sihir hitam, lih IIIb( i).

                   c. Pelaku-pelakunya

                   Seperti di Mesir, sihir dilakukan oleh imam-imam ahli, yg terikat dengan kuil-kuil. Mengusir setan dilakukan oleh imam asipu (bnd Ibrani ‘asysyafim, ‘ahli jampi’, #/TB Dan 1:20*) dengan mengandalkan kuasa ilah Ea dan Marduk, ahli sihir ulung. Alat meramal paling rapi ialah imam baru; imam ini secara badani harus sempurna, harus melakukan studi yg lama, dan harus ditahbiskan. Mereka yg sudah terikat dengan istana kerajaan dapat dipanggil setiap saat untuk menafsirkan segala sesuatu. Lih G Contenau, Everyday Life in Babylon and Assyria, 1954, hlm 281-283, 286-295.

             KEPUSTAKAAN.
Mengenai sihir Mesopotamia, lih juga L. W King, ERE, 4, 1911, hlm 783-786; 8, 1915, hlm 253-255. Catatan yg sangat menolong, lih E Dhorme dan R Dussaud, Les Religions de Babylonie et d’ Assyrie … des Hittites, etc., 1949, hlm 258-298. Penelitian sihir dan ramalan berturut-turut yg lengkap sampai soal-soal kecil, dengan terjemahannya yg berlimpah-limpah bisa didapati dalam M Jastrow, Die Religion Babyloniens and Assyriens, 1, 2, 1912. Penelitian khusus pada G Contenau, la Magie chez les Assyriens et les Babyloniens, 1940; B Meissner, Babylonien and Assyrien, 2, 1925, hlm 198-282.

IV. Sihir Asyur dan Babel dalam Alkitab

                   a. Bileam

                   Bileam dalam #/TB Bil 22; 23; 24*, agaknya peramal, berubah menjadi nabi dengan paksaan Allah. Maka Balak mengirim utusannya memanggil Bileam ‘dengan membawa di tangannya upah petenung’ (#/TB Bil 22:7*; bnd ay #/TB Bil 22:18*). Mula-mula Bileam ‘mencarikan pertanda’, yg sifatnya tidak diterangkan (#/TB Bil 24:1*). Jelas Balak meminta pertanda buruk dari Bileam untuk mengutuk Israel dengan pertanda itu. Mengenai ciri ramalan Babel di Hazor, lih Sihir Mesir, IIb di atas; juga sebuah naskah astrologi didapati di Qatna (Revue d Assyriologie, 44, 1950, hlm 105-112) dan peramal-peramal baru dalam naskah-naskah abad 18 dan 14 sM dari Alalah (D. J Wiseman, The Alalakh Tablets, 1953, hlm 158 di bawah ‘baru’), keduanya di Siria Utara. Selanjutnya meterai dari seorang ‘Manum peramal baru’ dari awal thn 2000, ditemukan di Bet-Sean, daerah Yizreel dari abad 13 sM, yaitu zaman Bileam sendiri, dan sajak-sajaknya secara linguistik dapat dikatakan berasal dari zaman ini (W. F Albright, JBL, 63, 1944, hlm 207-233). Jadi sangat selaras dengan kenyataan-kenyataan yg kita ketahui, jika seorang raja Moab mengupah seorang peramal dari Siria Utara (Petor di tepi S Efrat), di tanah kediaman anak-anak Amau (#/TB Bil 22:5*, bnd Albright, BASOR, 118, 1950, hlm 15, 16; catatan 13).

                   b. Hukum dan sihir di Kanaan

                   Larangan dalam Taurat Musa terhadap sihir yg diterapkan oleh bangsa-bangsa lain (mis #/TB Im 19:26; 20:27*; #/TB Ul 18:10-14*), sangat tepat terhadap keadaan tanah Kanaan pada waktu itu. Mengenai pengaruh Babel di sana, lih Sihir Mesir, IIb, dan mengenai Bileam lih bagian (a) di atas. Syair-syair pahlawan dari Kanaan Utara, yaitu dari Ugarit/Ras Syamra (lempeng-lempeng dari abad 14/13 sM, tapi isinya masih lebih tua) menerangkan bahwa kaum ibu melakukan sihir, menurut kesaksian Pugat, mungkin menentukan ramalannya berdasarkan arah burung terbang (1 Aqht: 32-36, lih C. H Gordon, Ugaritic Literature, 1949, hlm 94, atau G. R Driver, Canaanite Myths and Legends, 1956, hlm 59) dan yg pasti melakukan ramalan bintang ‘karena tahu perjalanan bintang-bintang’ 1 Aqht: 50, 194, 201; Gordon, hlm 95, 100; atau Driver, hlm 61, 65). Perlu diperhatikan bahwa #/TB Kel 22:18* secara khusus mengutuk ahli sihir perempuan.

                   c. Nabi Yesaya

                   #/TB Yes 47:9-13*, ditujukan menentang tradisi sihir yg sudah tua di Babel dan imam-imamnya, yg menafsirkan keadaan langit, bintang-bintang dan bulan, dengan teliti menggambarkan kenyataan-kenyataan seperti diuraikan pada IIIb.

                   d. Nabi Yehezkiel

                   Pada saat sebelum pengepungan terakhir atas Yerusalem thn 589/587 sM, Yehezkiel melihat (#/TB Yeh 21:21-22*) Nebukadnezar, raja Babel, menggunakan ramalan untuk tujuan militer, seperti diberitakan dalam risalah tulisan paku. Bahwa raja mengocok panah atau belomansi, belum pasti umum dipraktikkan di Babel (kendati umumnya sesuai dgn sumber-sumber Babel), dan terafim malah lebih gelap lagi. Tapi ‘menilik hati binatang’ adalah keistimewaan Mesopotamia yg termasyhur, yg disebut hepatoskopi, begitu terkenal dalam dokumen-dokumen paling utama; lih Sihir ramalan, IIIb (ii) di atas.

                   e. Nabi Daniel

                   #/TB Dan 1:4* mengemukakan cara mengajar pemuda Ibrani yg berperawakan tampan. Mereka diajar ilmu-ilmu Babel seperti diperintahkan raja Nebukadnezar. Dengan cermat cara itu menggambarkan apa yg biasanya diajarkan kepada tukang sihir dan ahli baru. Daniel dan kawannya, seperti ahli-ahli sihir Babel, setiap saat dapat dipanggil oleh raja, untuk memberi nasihat dan menafsirkan (#/TB Dan 1:20*).

                   Dalam #/TB Dan 2*, karena ada mimpi Nebukadnezar tidak diberitahukan, maka para ilmuwan dan ahli Babel tidak dapat menerangkannya, kendati telah mempelajari kitab-kitab pegangan mereka mengenai mimpi; Daniel menggunakan Sumber yg jauh lebih piawai dari pendidikan Babel yg diperolehnya. Kata-kata #/TB Dan 4:7* dalam bahasa aslinya mengisyaratkan para peramal itu — sekali ini — mempunyai pengertian sedikit bahwa sifat pertanda mimpi itu mengacu kepada kemalangan, tapi mereka berpura-pura tidak dapat menafsirkannya (ay #/TB Dan 4:18*, Nebukadnezar mengatakan, bahwa mereka ‘tidak dapat memberitahukan…’), lalu mempercayakan tugas itu kepada Daniel. #/TB Dan 5* mengisyaratkan bahwa tulisan di dinding itu terlalu pelik dan gelap bagi nalar ilmu tradisional para ilmuwan raja Belsyazar.

                   ‘Menguraikan kekusutan’ (#/TB Dan 5:12,16*), artinya menghapuskan keresahan yg timbul karena mimpi atau tanda (yg belum diterangkan, bnd #/TB Dan 4:5*), itulah tujuan menafsirkan atau ‘menguraikan’ mimpi. Lalu berkat-berkat dari mimpi baik dapat diterima, dan ancaman dari mimpi buruk dapat ditangkal dengan sihir. Mengenai hal ini lih Oppenheim, The Interpretation of Dreams in the Ancient Near East, hlm 218-220, 300-307. Mementingkan mimpi sangat khas dalam hidup raja-raja Babel Baru, khususnya raja Nabonidus, bapak dari Belsyazar. Mengenai mimpi Belsyazar lih Oppenheim, hlm 202-206, 250, dan sebagian, T Fish dalam DOTT, hlm 89 dst. Naskah-naskah baru mengenai mimpi-mimpi baru dari Nabodinus dan ibunya terdapat pada tiang-tiang batu (stelae) milik raja ini, yg baru-baru ini ditemukan di Haran; lih C. J Gadd, AS, 8, 1958, hlm 35-92 dan gbr 1-16, khususnya hlm 49, 57, 63.

                   Sangat sejajar dengan #/TB Dan 4* ialah ‘Doa raja Nabonidus’ dalam Gulungan L Mati. Di situ dilaporkan seorang berhikmat, Yahudi buangan (namanya tidak disebut), dihadapkan kepada raja untuk menjelaskan penyebab malapetaka yg menimpa raja itu. Terjemahan Inggrisnya terdapat dalam M Burrows, More Light on the Dead Sea Scrolls, 1958, hlm 400; naskah diterbitkan oleh J.-T Milik, RB, 63, 1956, hlm 407-415; ulasan pendek, D. N Freedman, BASOR 145, 1957, hlm 31-32.

             KEPUSTAKAAN.
 ‘Magic (Jewish)’ dalam ERE; E Langton, Good and Evil Spirits, 1942; ‘The Reality of Evil Powers Further Considered’, HJ, 132, Juli 1935, hlm 605-615; MY Unger, Biblical Demonology, 1952, hlm 107-164, A. D Duncan, The Christian, Psychotherapy and Magic, 1969; D Basham, Deliver us from Evil, 1972. *DANIEL, KITAB. .

1 comment:

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...