ILMU, SIHIR.
1. Pandangan Alkitab
(Ilmu) Sihir
berusaha mempengaruhi orang dan keadaan-keadaan dengan daya supra alami atau
ilmu gaib. Hal itu bisa saja disertai ramalan, walaupun ramalan berarti usaha
memakai daya supra alami untuk mengetahui peristiwa-peristiwa tanpa
mempengaruhinya.
Ilmu sihir
terdapat di mana-mana, baik sihir ‘hitam’ maupun ‘putih’. Sihir hitam berusaha
mendatangkan hal-hal yg buruk melalui upaya kutuk, jampi, menghancurkan patung
seseorang yg dimusuhi, atau menghubungi roh-roh jahat. Sihir putih berusaha
membatalkan kutuk atau jampi-jampi, dan memakai kekuatan-kekuatan gaib untuk
kebaikan diri sendiri atau orang lain. Tukang sihir berusaha memaksa ilah atau
suatu roh bekerja untuk dia; atau ia mengikuti praktik gaib untuk menundukkan
kekuatan-kekuatan batin kepada kehendaknya. Tak dapat disangsikan, bahwa sihir
tidak selalu hanya takhayul, tapi ada kenyataan rohani di belakangnya. Setiap
macam sihir harus ditolak dan dikalahkan melalui kekuasaan Allah dalam Nama
Yesus Kristus.
I.
Istilah-istilah alkitabiah
Kata-kata
dasar berikut dipakai dalam Alkitab untuk praktik-praktik sihir dan
tukang-tukang sihir. Ay-ay penunjuk dalam tiap pokok tidak lengkap.
a.
Dalam PL
1.
ksyp. Terjemahannya, ‘tukang sihir’, ‘penyihir’, ‘sihir’, ‘perempuan sihir’.
Kata dasarnya mungkin berarti ‘memotong’, dan bisa menunjuk kepada dedaunan yg
dipetik untuk dijadikan obat, jimat dan mantra (lih #/TB Kel 22:18*; #/TB Ul
18:10*; #/TB Yes 47:9,12*; #/TB Yer 27:9*).
2.
khrtm. Terjemahannya, ‘orang berilmu’. Istilah ini berasal dari kata Mesir
hry-tp, artinya ‘kepala, pimpinan, guru imam’, yaitu gelar yg dipakai oleh
‘pakar ilmu’ Mesir yg paling termasyhur; lih (d) mengenai sihir Mesir.
3. khvr. Terjemahannya, ‘mantra’ (#/TB
Ul 18:11*; #/TB Yes 47:9,12*). Arti akarnya ialah mengikat, mungkin dengan
jimat dan jampi-jampi.
4.
kasdim. Diterjemahkan ‘Kasdim’. Dalam Kitab Dan istilah itu dipakai untuk
menunjuk baik suatu bangsa maupun suatu golongan tertentu yg terlibat ilmu
sihir. Sukar dimengerti bagaimana munculnya pengertian teknis khusus ini pada
waktu Babel (Kasdim) baru saja ditaklukkan oleh Koresy. Keterangannya ialah,
karena istilah teknis ini paling sering muncul dalam Dan pada bagian berbahasa
Aram, yg mungkin kemudian diterjemahkan dari asli bh Ibrani. Maka, agaknya,
penerjemah memakai kata kasdim pada zamannya sebagai pengganti kata tertentu
dalam bh aslinya; mungkin kata itu galdu, yg dalam tulisan-tulisan Babel
berarti ‘astrolog’. Hunjukan yg hanya dua kali terdapat dalam Dan pada bagian
berbahasa Ibrani (#/TB Yes 2:2,4*) diasimilasikan.
b. Dalam PB
1.
magos (dan kata-kata seakar). Terjemahannya, ‘tukang sihir’, ‘melakukan sihir’.
Dalam #/TB Mat 2*, ‘orang majus’. Mula-mula suatu suku bangsa di Madai; nama
ini, seperti ‘orang Kasdim’, di kemudian hari mendapat arti khusus (#/TB Kis
8:9-11; 13:6,8*; hanya terdapat dlm Mat dan Kis; *MAJUS, ORANG).
2. pharmakos (dan kata-kata seakar).
Terjemahannya, ‘sihir’, ‘tukang sihir’. Gagasan dasarnya ialah obat-obatan
(obat bius), minuman, racun (#/TB Wahy 9:21; 18:23; 21:8; 22:15*; tempat
lainnya hanya #/TB Gal 5:20*).
3.
goes. Terjemahannya, ‘penipu’ (#/TB 2Tim 3:13*). Artinya yg lebih tepat ialah
tukang sihir yg mengikat (secara gaib) orang dengan jampi-jampi. Walau arti
harfiahnya ialah meratap, kata itu mengandung pengertian sihir dalam bh Yunani
kuno dan Hellenis.
II.
Hukuman Alkitab atas sihir
Ay-ay yg
dikemukakan dalam bagian pertama artikel ini menunjukkan, bahwa sihir selamanya
terlarang dalam Alkitab. Ilmu sihir bertentangan dengan agama yg benar, kendati
itu bisa dipraktikkan dengan gagasan-gagasan agama-agama palsu. Pusat agama yg
benar ialah hubungan pribadi dengan Allah Yg Esa sambil berusaha hidup sesuai
kehendak-Nya. Orang percaya dengan rendah hati hidup di hadapan Allah-nya,
berdoa kepada-Nya, dan bersedia menerima keadaan hidup sebagai lingkungan
tempat memuliakan Dia. Berlawanan dengan itu, ilmu sihir menghubungi
makhluk-makhluk halus yg rendah, atau berusaha memaksakan kejadian-kejadian
dengan menggunakan kekuatan batin, tidak peduli apakah peristiwa itu menghina
kemuliaan Allah. Praktik-praktik berikut secara khusus dilarang oleh Alkitab.
a.
Memakai jimat
Dalam daftar perhiasan wanita (#/TB Yes 3:18-23*), yg diterjemahkan
‘anting-anting’ dalam ay #/TB Yes 3:21* adalah jimat. Kata itu — dikaitkan dengan
pengertian berbisik dan jimat ular. Ada orang menyangka bahwa jimat itu
mengandung mantra yg dibisikkan ke dalamnya; yg lain menganggap asli kata itu
ialah nkhsy, artinya ular; dalam hal ini jimat berbentuk ular. Dalam bagian yg
sama pada ay #/TB Yes 3:18* disebut ‘bulan-bulanan’. Jelas jimat ini berbentuk
bulan. Satu-satunya pemakaian kata itu saharonim di tempat lain ialah #/TB Hak
8:21,26*; di mana benda itu dipakai baik oleh unta maupun oleh raja-raja
Midian. Kata yg terdahulu dalam #/TB Yes 3:18* (syevisim), yg diterjemahkan
‘jamang-jamang’, hanya terdapat di sini dalam seluruh Alkitab. Tapi kata yg
serupa pada lempeng-lempeng Ras Syamra agaknya mengartikan anting-anting
matahari, dan ini memberi pengertian yg baik dalam #/TB Yes 3:18*.
Mungkin sekali bahwa #/TB Kej
35:2-4* menghunjuk kepada jimat jimat; di situ seisi rumah Yakub membuang
‘dewa-dewa asing’ mereka dan ‘anting-anting’ mereka. Memang inilah kata yg
biasa untuk ‘anting-anting’, tapi dihubungkannya kata itu dengan berhala-berhala
menyarankan, bahwa benda-benda itu merupakan sejenis jimat.
Walaupun jimat jimat yg disebut dalam Alkitab mungkin tidak sejenis
dengan yg umum di Indonesia, tapi jelas sekali bahwa jiwa dari seluruh ay
Alkitab mengenai pokok itu, menganggapnya jahat. Setiap orang Kristen yg
percaya kepada pemeliharaan Allah, janganlah sekali-kali ada sangkut-pautnya
dengan jimat.
b.
Pelaku pelaku sihir; tukang (ahli) sihir; perempuan sihir
Kej
dan Kel membicarakan tukang-tukang sihir Mesir, dan #/TB 2Tim 3:8* menyebut dua
dari mereka, Yanes dan Yambres. Kel mencatat bahwa ahli-ahli sihir Mesir meniru
Musa mengubah tongkat menjadi ular (#/TB Kel 7:11*), membuat air menjadi darah
(#/TB Kel 7:22*), tapi gagal membuat nyamuk (#/TB Kel 8:18-19*) dan mereka
sendiri kena barah (#/TB Kel 9:11*). Berita ini tidak menjelaskan apakah mereka
pemantra ulung ataukah mereka menggunakan kekuatan gaib.
Dalam Alkitab hanya sedikit singgungan langsung tentang ahli sihir dan
perempuan sihir Israel. Agaknya kurang tepat menyebut wanita En-Dor ‘perempuan
sihir’ sebab Alkitab memandang dia sebagai pengantara (medium), bukan pelaku
sihir. Mencolok bahwa Izebel pelaku sihir (#/TB 2Raj 9:22*) dan #/TB Mi 5:12*
menunjukkan bahwa hal demikian adalah umum. Raja Manasye sendiri mendorong
kejahatan ini dan kejahatan-kejahatan lainnya (#/TB 2Raj 21:6*).
Dalam #/TB Yes 3:3* kata yg diterjemahkan ‘mantera’ ialah lakhasy,
terkait dengan ilmu sihir. Maka terjemahannya yg lebih baik di sini ialah ‘ahli
mempesona’. Tanda-tanda lain tentang praktik sihir ialah #/TB Yes 28:15*; di
situ agaknya orang sudah diikat suatu perjanjian sihir, dan mereka yakin kebal
terhadap maut.
Hunjukan paling mengesankan pada sihir Ibrani ialah #/TB Yeh 13:17-23*.
Di sini nabiah-nabiah Ibrani mempraktikkan ilmu sihir demi keselamatan atau
kematian perseorangan. Dalam hal ini mereka lebih kejam daripada nabi-nabi
palsu dalam #/TB Mi 3:5*, yg mengucapkan kabar baik atau buruk kepada seseorang
sesuai kesediaan orang itu memberi upah (atau tidak). Kerumitan praktik sihir
yg diuraikan di sini tidak mudah diikuti. Maksud tali-tali jimat pada pergelangan
dan selubung di kepala, ialah menangkap jiwa orang yg hendak dibunuh, atau
untuk menyelamatkannya. Berdasarkan #/TB Yeh 13:18*, tali-tali jimat dan
selubung dikenakan kepada orang-orang bersangkutan, tapi ay #/TB Yeh 13:20*
mengatakan bahwa tali-tali jimat dikoyakkan dari tangan dukun-dukun perempuan,
dan ay #/TB Yeh 13:21* terang mengatakan yg sama mengenai selubung itu.
Ada
dua tafsiran utama. G. A Cooke (ICC) berpendapat, tali-tali jimat diikatkan
pada pergelangan orang dan sehelai selubung di kepala dukun perempuan. Naskah
ay #/TB Yeh 13:20* diperbaikinya, sehingga menjadi ‘tangan mereka’. Ia
menganggap pengikatan itu adalah praktik sihir yg menggambarkan pengikatan
musuh orang itu sehingga celaka. Selubung gunanya untuk menyelamatkan seseorang
dari maut.
Kedua, tafsiran J. G Frazer dalam tulisannya Folk-Lore in the Old
Testament. Dia ceritakan bahwa perempuan sihir biasa menangkap jiwa-jiwa dan
mengikatnya dengan kain pengikat. Karena jiwa jiwa itu sudah terikat, maka
pemilik jiwa itu lambat laun akan lenyap. Jika ada memberi uang (tebusan), jiwa
yg sudah ditangkap itu akan dikembalikan kepada pemiliknya.
Pandangan ini umumnya ditolak, berdasarkan pendapat orang Ibrani bahwa
jiwa (nefesy) manusia tidak bisa terlepas sendirian dari badannya. Penulis
sekarang agak menyangsikan pendapat ini dan menganggap, bahwa pada dasarnya
mungkin Frazer benar. Tapi, jika pandangan ICC itulah yg benar, maka nefesy di
sini harus diterjemahkan menjadi ‘orang’, seperti sering terjadi.
III.
Apakah Alkitab ‘mengizinkan’ sihir?
Beberapa
bagian Alkitab seolah-olah ‘mengizinkan’ sihir dan takhayul.
a.
Menyimpan buah dudaim
Berabad-abad lamanya kaum ibu di daerah timur menyimpan buah dudaim
dengan kepercayaan dapat lekas-lekas mengandung (bnd #/TB Kej 30:14-18*).
Penyelidikan modern menunjukkan, bahwa ramuan obat primitif sering mempunyai
khasiat medis. Justru diragukan menuduh pemakaian dudaim sebagai sihir.
b.
Dahan yg berbelang-belang
Dalam cerita ini (#/TB Kej 30:37-41*) mungkin Yakub dipengaruhi anggapan
kuno, bahwa benda-benda yg dilihat berpengaruh atas kandungan. Tapi ay #/TB Kej
30:40* menunjukkan bahwa hasil yg didapatinya terjadi melalui pembiakan bibit
unggul secara selektif (lih D. M Blair, A Doctor Looks at the Bible, 1959, hlm
5).
c.
Pencurahan air di Mizpa
Peristiwa ini (#/TB 1Sam 7:6*) sering dianggap sihir. Mencurahkan air
dengan khidmat untuk memanggil (hujan) topan. Tapi dalam seluruh kait naskah,
sekelumit pun tidak ada tanda yg membenarkan pendapat ini. Air yg tercurah ke
tanah (#/TB 2Sam 14:14*) ialah lambang kelemahan dan kefanaan manusia: perbuatan
Samuel di sini lebih baik ditafsirkan sebagai tanda merendahkan dan
menghambakan diri di hadapan Allah.
d.
Rambut jalin Simson
Frazer dan kawan-kawannya mengumpulkan cerita dari berbagai penjuru
dunia, yg menceritakan bahwa roh atau kekuatan seseorang bersarang pada
rambutnya, atau bahkan pada sesuatu benda di luar badan orang itu. Tapi cerita
Alkitab (#/TB Hak 16*) menunjukkan, bahwa rambut Simson yg tak pernah dicukur
melambangkan apakah ia setia kepada janji nazir Allah, dan Roh Allah memberi
dia kekuatan selama ia setia kepada janji itu (lih #/TB Hak 13:25; 14:19*).
Jika seseorang mengemukakan pendapat berdasarkan ilmu alam, hendaklah dia
ingat, bahwa hilangnya kekuatan Simson bisa saja didasarkan pada segi-segi
batiniah sewaktu dia menyadari kesalahannya. Ada peristiwa yg dikenal tentang
kebutaan dan kelumpuhan akibat histeris.
e.
Membangkitkan marah Lewiatan
Ayub meminta agar hari lahirnya disumpahi oleh pengutuk hari, dan oleh
mereka yg pandai membangkitkan marah Lewiatan (#/TB Ayub 3:8*). Ada yg
menganggap ay ini membicarakan tukang sihir, yg mampu membangkitkan ular naga
untuk menelan matahari pada peristiwa gerhana. Jika benar demikian, maka bagian
ini termasuk ucapan-ucapan Ayub yg berlebih-lebihan, yg memanggil setiap orang,
tepat atau tidak, yg mungkin bisa membawa celaka terhadap hari kelahirannya.
f Kekuasaan berkat dan kutuk
PL
sangat menekankan kutuk dan berkat. Bapak-bapak leluhur (Abraham, Ishak dan
Yakub), memberkati anak-anaknya. Ishak tidak dapat mengubah berkat yg telah
dijanjikannya kepada Yakub (#/TB Kej 27:33-37*). Bileam dipanggil untuk
mengutuki Israel (#/TB Bil 22* dab). Dalam seluruh PL terdapat hal-hal lain
seperti itu. Perlu diingat bahwa Alkitab tidak pernah menganggap seseorang
dapat mengucapkan berkat atau kutuk yg bertentangan dengan kehendak Allah. Bapak-bapak
leluhur percaya, bahwa Allah menunjukkan kepada mereka masa depan keturunannya,
dan berkat mereka hanya berupa penjelasan tentang ketentuan Allah itu. Bileam
tidak boleh berhasil mengutuki orang yg sudah diberkati Allah (#/TB Bil
23:8-20*). Pemazmur tahu, bahwa Allah dapat mengubah kutuk yg tidak selayaknya
menjadi berkat (#/TB Mazm 109:28*). Keengganan Daud melakukan sesuatu atas
Simei, didasarkan pada pikiran kalau-kalau Allah yg menyuruh Simei mengucapkan
kutuk, karena Daud berbuat suatu kesalahan (#/TB 2Sam 16:10*).
2. Sihir
bangsa Mesir dan Asyur-Babel
I. Sihir
bangsa Mesir
a.
Peranannya
Jika dalam kehidupan sehari-hari hubungan yg biasa dan proses-proses
hidup bisa diatur sesuai kaidah sebab dan akibat yg jelas, dan dengan
menggunakan ilmu atau keterampilan yg ada, maka hal itu sudah memadai. Tapi
jika ada misteri menyelubungi sebab akibat itu, dan jika cara-cara biasa tidak
mampu mencapai hasil-hasil yg diinginkan, maka orang lari kepada sihir. Di
Mesir, sihir adalah menggunakan kuasa-kuasa ajaib atau gaib dengan cara-cara yg
rumit dan teliti untuk mencapai suatu tujuan yg dengan cara biasa tak dapat
dicapai.
Hubungan sihir dan agama sangat erat di Mesir. Di sana hubungan manusia
dengan manusia secara asasi diatur oleh ‘masyarakat’, dan hubungan ilah dengan
manusia diatur oleh ‘agama’. Justru kekuasaan sihir dikenakan dalam kedua
lingkungan hidup itu. Istilah sihir yg paling dekat dalam bh Mesir ialah hike’
(hk’); bahkan seluruh pikiran hike’ atau ‘sihir’ dipersonifikasikan ilah sejak
thn 3000 sM. Pelindung sihir adalah Tot, allah dari pengajaran dan sastra, dan
Isis, allah perempuan yg licik.
b.
Pemakaiannya
Orang Mesir menggunakan sihir demi kesejahteraan hidupnya dan demi
keselamatannya sesudah mati. Tapi jarang sekali digunakan untuk tujuan jahat.
Pemakaiannya yg utama dapat disebut untuk perlindungan, kelanjutan generasi
(produktif), ramalan, tujuan jahat (ini menurut Gardiner), penguburan dan
keajaiban.
(i)
Sihir perlindungan, sejak zaman kuno dianggap pemberian dewa matahari, yg
‘membuat jampi-jampi bagi mereka (yaitu umat manusia) untuk melindungi mereka
terhadap hal-hal yg mungkin terjadi’ (kr thn 2000 sM, terdapat dlm Intruction
for King Merikare), yaitu pada waktu serangan maut, gigitan kala, ular, singa
dll. Hal ini berangsur-angsur mendekati sihir penyembuhan dan obat-obatan:
tulisan-tulisan ‘pengobatan’ beragam cara dan hampir seluruhnya bersifat
mengamati dan induktif (seperti papirus Edwin Smith, mengandung ilmu bedah)
sampai kumpulan dari campuran obat-obat biasa dengan jampi jampi sihir, dan ada
juga yg melulu berupa kumpulan jampi-jampi.
(ii) Sihir produktif, dipakai untuk memudahkan kelahiran, membantu
mencari jodoh, mencegah topan dan cuaca buruk.
(iii) Sihir ramalan, guna mengetahui peristiwa-peristiwa yg akan
terjadi, ump apakah seorang anak yg baru lahir selamat? Ramalan seperti ini di
Babel tidak khas, dan hanya terbatas pada masa kemudian, kecuali untuk
menafsirkan mimpi.
(iv) Sihir tujuan jahat,
sihir hitam, dipakai untuk mencelakakan orang; tindakan ini diancam dengan
hukuman, sama seperti perbuatan buruk lainnya.
(v)
Sihir penguburan, erat sekali berhubungan dengan kultus orang mati. Meliputi
jampi jampi yg banyak jumlahnya, tersedia demi kepentingan orang-orang yg baru
mati dan yg sudah berada di seberang sana, supaya mereka bisa melawan
makhluk-makhluk yg bersifat bermusuhan, supaya bisa mendapat makanan, menikmati
kemampuan-kemampuan mereka, dan dapat beralih ke dalam berbagai tubuh yg
dikehendaki, dst. Mengenai Naskah Piramida, Naskah Peti Mayat dan Kitab Orang
Mati, *MESIR, VI.
(vi) Sihir keajaiban, memperagakan kegagahan orang-orang berhikmat dari
bangsa Mesir dan termasyhur; biasanya hal ini diceritakan dalam dongeng-dongeng
dan cerita-cerita pendek. Dalam Tales of the Early Magicians yg terdapat dalam
Papirus Westcar dari zaman kerajaan Hyksos (thn 1650 sM), empat orang ahli
sihir dari abad Piramida (kr thn 2700 sM) sanggup membuat buaya lilin menjadi
buaya yg sesungguhnya dan mengembalikannya menjadi lilin dengan jampi jampi;
dapat membelah dua air dari suatu danau tempat bersuka ria untuk mencari
perhiasan seorang gadis; mengutuhkan kembali binatang-binatang dan
burung-burung yg kepalanya sudah dipenggal dan menghidupkannya kembali (lih
terjemahan dlm A Erman dan A. M Blackman, Literature of the Ancient Egyptians,
1927, hlm 36-47). Cerita-cerita tentang ahli-ahli sihir yg besar seperti itu
terkenal di tengah-tengah rakyat biasa di Mesir sampai abad I M. Buktinya ialah
dongeng-dongeng yg diceritakan oleh Neneferkaptah, Khamwese, dll, disertai adu
kekuatan sihir Mesir melawan sihir Etiopia (lih F. L Griffith, Stories of the
High Priests of Memphis, 1900, hlm 54-65). Jadi, kalaupun Alkitab menghubungkan
sihir dengan Mesir, hal itu menggambarkan latar belakang Mesir yg asli.
c.
Metode-metodenya
Prosedur sihir Mesir kebanyakan beralaskan ‘turut rasa’ atau
‘simpatetik’. Artinya, cara-cara yg dilakukan sering meniru hasil yg diinginkan
(seperti membakar boneka lilin dari musuh untuk memusnahkan musuh itu).
Pengucapan kata-kata jampi yg mengandung kuasa dengan teliti, dan melakukan
cara-cara yg diatur ketat, menggunakan gambar-gambar yg serupa dengan yg
dituju, dst, dibuat dari bahan yg ditentukan. Semuanya itu dianggap keharusan
untuk mencapai hasil. Karena itu di Mesir penggunaan kekuatan-kekuatan gaib
tergantung pada sarana teknis dan aturan yg ketat, tidak pada diri atau pribadi
tukang sihir. Maka rampaian jampi-jampi dan cara-cara sihir yg agak banyak,
terdapat dalam papirus dan tulisan-tulisan lain. Untuk uraian naskah khas lih A
Massart, The Leiden Magical Papyrus I 343 + I 345, 1954. Jampi-jampi sihir
biasanya memohon pertolongan dari para dewa ilah dan sering mempersonifikasikan
kuasa jahat yg harus dilemparkan ke luar, sambil mereka perintahkan, atau
bujuk, atau ancam, atau mengutuk kuasa musuh yg dipersonifikasikan itu, supaya
meninggalkan orang yg disiksanya.
d. Pelaku pelakunya
Ahli dalam tulisan-tulisan keramat, cara-cara dan jampi-jampi, dilatih
dalam ‘Rumah Hayat’ (yaitu ‘sekolah-sekolah’ yg ada di kuil-kuil, tempat
pustaka seperti ini dan yg lain-lain dikarang, disalin dan diajarkan).
Ahli-ahli sihir Mesir yg terbesar merupakan guru imam kepala, dalam bh Mesir
hry-hbt hry-tp, kemudian menjelang zaman Musa (abad 13 sM) dipendekkan menjadi
hry-tp. Gelar inilah yg melahirkan kata Ibrani khartom, terjemahannya ‘ahli
sihir’. Istilah asli Mesir ini terdapat lagi dalam dokumen Asyur (abad 7 sM),
sebagai har-tibi, dan hrtb dalam dongeng-dongeng sihir sekitar abad 1 M, yg
disebut pada (b) di atas. (Lih A. H Gardiner, JEA, 24, 1938, hlm 164-165; dan
lebih lengkap, J Vergote, Joseph en Egypte, 1959, hlm 66-94, 206, dgn petunjuk
lengkap.) Jadi hubungan ‘orang-orang berilmu’ dan ‘ahli-ahli’ sihir dalam #/TB
Kej 41:8* dan #/TB Kel 7:11* menggambarkan tradisi Mesir asli; lih IIa dan IIc
di bawah.
KEPUSTAKAAN.
Untuk uraian terbaik
tentang sihir Mesir, lih A. H Gardiner dalam ERE, 8, hlm 262-269. Banyak bahan
(naskah dan gbr-gbr) terkumpul dalam F Lexa, La Magie dans l’ Egypte Antique, 3
jilid, 1925.
II. Sihir Mesir dalam Alkitab
a.
Orang-orang berilmu dan mimpi raja Firaun
Dalam #/TB Kej 41*:8 raja Firaun (pada zaman Yusuf) memanggil semua ahli
dan ilmuwan untuk menafsirkan mimpinya. Ini menggambarkan, betapa mimpi sangat
penting pada zaman Mesir kuno dan di seluruh Asia Barat; mimpi dan tafsirannya
dikumpulkan dalam kitab-kitab panduan mengenai tafsiran mimpi. Asli dari salah
satu tulisan tangan seperti itu, yakni Papirus Chester Beatty III (Dinasti 19,
abad 8 sM) berasal dari masa kerajaan Pertengahan, dan Papirus Carlsberg XIII
dan XIV dari abad 2 M mengandung rampaian yg lebih luas dari sumber-sumber
terdahulu. Gagasan umum tentang mimpi adalah demikian: Jika seseorang melihat
dirinya dalam mimpi melakukan atau mengalami sesuatu, baik atau buruk, maka hal
itu diartikan akan terjadi atas dirinya. Mengenai seluruh pokok ini, lih A. L
Oppenheim, The Interpretation of Dreams in the Ancient Near East, 1956; Sources
Orientates, II: Les Songes et leurs Interpretations, 1959.
b.
Yusuf dan ramalan
Dalam #/TB Kej 44:4,5,15* Yusuf
memperagakan peranan ilmuwan Mesir, pakar ilmu ramal, di hadapan kakak adiknya.
Ada dua tafsiran yg mungkin di sini.
(i)
Yusuf membiarkan pelayannya mengatakan, menurut terjemahan biasa dari ay #/TB
Kej 44:5*, bahwa dia meramal dengan memakai piala peraknya. Ini berarti Yusuf
mengenal ilmu ramal piala (lekanomansi) dari zaman Hyksos di Mesir, kr thn 1700
sM. Adegannya sbb: ke dalam suatu piala berisi air dituangkan beberapa tetes
minyak, yg menyebar luas di atas permukaan air itu. Titik-titik minyak ini bisa
menunjukkan gambaran-gambaran atau gerakan-gerakan di atas permukaan air.
Itulah yg diamati dan ditafsirkan. Cara ini berasal dari Mesopotamia, agaknya
sudah dipraktikkan oleh bangsa Sumer (bnd B Meissner, Babylonien and Assyrien,
2, 1925, hlm 284). Kitab panduan mengenai cara ini masih tersimpan pada dua
lempeng (tanah liat) bertulisan huruf paku, yg berasal dari abad 19-17 sM, pada
zaman Yusuf umumnya.
Tapi di Mesir hanya dua kali terbukti ada ramalan piala, dan sekali agak
diragukan. Ada dua patung kecil, agaknya dari masa kerajaan Pertengahan (kr thn
1900-1700 sM); masing-masing menunjukkan gambar orang, membungkuk dengan
dagunya sampai ke suatu piala yg dipegang di tangannya. Ini mungkin
menggambarkan ramalan piala (J Capart, Chronique d’ Egypte, 19, 1944, hlm 263).
Mesir tidak memberikan contoh lain, sampai ditemukan suatu cara dalam catatan
papirus abad 2 M. Tapi pengaruh Babel, termasuk ramalan, sudah dirasakan di
Palestina pada thn 2000 sM.
Surat-surat Mari menunjukkan hubungan yg terus-menerus antara kerajaan
Babel pada zaman Hammurabi dengan kerajaan Hazor di barat pada abad 18 sM;
bahkan raja Hazor pada saat itu mempunyai nama Babel, yaitu Ibni-Adad. Lebih
lagi, praktik ramalan ala Babel sudah terbukti dipraktikkan di Hazor
berdasarkan arkeologi: dalam Bait II dari abad 15 sM terdapat model hati tanah
liat, tulisan huruf paku (lih Y Yadin, BA 22, 1959, hlm 7 dgn gbr 5).
Berdasarkan bukti ini tak ada kesukaran apa pun menganggap bahwa sudah ada
pengetahuan tentang bentuk-bentuk ramalan Mesopotamia seperti lekanomansi di
Palestina pada zaman Yusuf atau di Delta Timur Mesir, yg menjadi tetangga
langsungnya, yg pada saat itu dikuasai oleh bangsa Hyksos (golongan Semit).
(ii) Sebaliknya, kita dapat menerjemahkan ucapan pelayan Yusuf sbb,
‘Bukankah dari piala ini tuan saya selalu minum? Dan mengenai ini pasti ia akan
meramal!’ Artinya, menelanjangi pencurian itu. Dengan terjemahan ini maka piala
Yusuf melulu hanyalah untuk minum. Ramalan piala tak perlu dikaitkan dengan
piala itu, dan bentuk ramalan yg diandaikan, sama sekali tidak dirinci. Ini
cocok dengan ay #/TB Kej 44:15*, tatkala Yusuf berkata kepada kakak adiknya,
‘Tidakkah kamu tahu bahwa seorang yg seperti aku ini pasti dapat menelaah’
(meramal)? Artinya, ia berpura-pura, seolah-olah dia menangkap mereka karena
pencurian itu dengan meramal untuk menjumpai pialanya. Tentang pandangan ini,
lih J Vergote, Joseph en Egypte, 1959, hlm 172-173.
c.
Musa dengan para ahli sihir dan ilmuwan
Dalam #/TB Kel 7:8-13*, tatkala Harun, karena perintah Musa, melemparkan
tongkatnya di hadapan Firaun dan tongkat itu berubah menjadi ular, maka para
ilmuwan dan ahli-ahli sihir Firaun ‘membuat yg demikian juga dengan ilmu mantra
mereka’ (ay #/TB Kel 7:11*). Mengenai jenis mantra ini, bisa terjadi, bahwa
ular kobra Mesir (Arab naja haje) dapat dibuat kejang tak bergerak, jika
tengkuk leher ular itu di jepit, kuat-kuat; bnd I Keimer, Histoires de Serpents
dans l’ Egypte ancienne et moderne (Memoires, Institut d’Egypte, L), 1947, hlm
16-17. Ular itu harus dipesona lebih dulu, lalu ditangkap pada lehernya,
seperti terlihat pada beberapa jimat kumbang Mesir kuno (Keimer, buku yg telah
dikutip, gbr 14-21) dan dengan demikian untuk sementara ular itu kejang tak
bergerak. Ketangkasan ini dipertontonkan di Mesir pada thn 1954 dan di foto di
sana (bnd H. S Noerdlinger, Moses and Egypt, 1956, hlm 26; EBr11, 6, hlm 613).
Tapi ular Harun, yg kembali menjadi tongkat, menyatakan kemahakuasaan Allah yg
sama sekali berbeda. Mengenai tulah, *TULAH-TULAH MESIR.
III.
Sihir Asyur-Babel
a.
Peranannya
Seperti di Mesir, sihir Asyur-Babel melengkapkan praktik sehari-hari
dalam masyarakat dan agama dengan menggunakan kekuatan ilmu gaib atau kekuatan
supra alami. Mengenai asalnya, terutama harus kita cari pada bangsa Sumeria
pada thn 3000 sM.
b.
Pemakaiannya dan metode-metodenya
Sekali lagi di sini sihir digunakan demi kebaikan manusia, walau
jampi-jampi perusak yg diucapkan oleh tukang-tukang sihir sangat ditakuti.
Jenisnya yg utama ialah sihir perlindungan (terutama penyembuhan), ramalan dan
tujuan jahat (sihir hitam). Seperti di Mesir, praktik sihir memakai cara-cara
yg tepat, dilakukan dengan tangan dan jampi-jampi diucapkan, dan terutama
menerapkan asas turut rasa atau simpatetik.
(i)
Sihir perlindungan dan pengobatan dicari orang, supaya terlepas dari bencana
penyakit, dirasuk setan, dll, mungkin atas prakarsa penderita. Apakah dia
menyakiti hati suatu dewa dengan melakukan suatu kesalahan cara atau perilaku?
Jika demikian, si pembuang setan mungkin mempraktikkan cara atau jampi jampi
dari ‘buku pegangan’ Surpu, artinya ‘Membakar/terbakar’ (dlm cara pentahiran),
sambil membeberkan semua kesalahan yg mungkin sudah dilakukan penderita. Bila
bencana datang dari luar, yaitu akibat jampi jahat dari tukang sihir lain, maka
untuk melawan itu, ada buku pedoman berupa lempeng-lempeng, Maglu, artinya juga
‘Membakar/terbakar’ (kali ini boneka lilin atau kayu dari tukang sihir lain
itu). ‘Seperti boneka ini menggigil, hancur dan habis meleleh, Seperti itulah
tukang sihir atau perempuan sihir itu menggigil, hancur dan habis meleleh!’ (E.
A. W Budge, British Museum: A Guide to the Babylonian and Assyrian Antiquities,
1922, hlm 201). Kumpulan doa untuk kelepasan dan pengampunan ada juga. Ada
terjemahan lengkap modern dari Surpu dalam E Reiner, Surpu, A Collection of
Sumerian and Akkadian Incantations, 1958; terjemahan dari Maqlu dalam G Meier,
Die Assyrische Beschworungssammlung Maglu, 1937.
(ii) Sihir ramalan didasarkan pada keyakinan, bahwa suatu peristiwa,
baik atau buruk, mungkin diberitahukan atau disertai oleh suatu pertanda yg
dapat diamati oleh manusia. Dengan mengetahui pertanda itu, maka orang dapat
mengetahui lebih dulu akan datangnya peristiwa-peristiwa yg menjelang, sehingga
menantikannya atau menghindarinya menurut sifatnya. Imam-imam sihir yg
terpelajar, mengumpulkan dan menyusun secara sistematis deretan tanda-tanda
dengan tafsirannya menjadi kitab-kitab pegangan yg jitu. Salah satu kitab
seperti itu akhirnya memuat 170 lempeng tulisan paku! … diperhatikan dari
tanda-tanda dalam alam atau dicari dengan cara-cara khas.
1.
Pertanda-pertanda alami diambil dari segala yg diamati manusia: busur pelangi
dan gerhana matahari dan bulan, gugusan bintang-bintang di angkasa, letak
planet-planet dan bintang-bintang, gejala-gejala angkasa, dst (astrologi); arah
burung terbang, kelakuan dan keadaan binatang-binatang (ular, anjing, tikus,
dst) dan serangga (kala, kumbang, dst); cara kelahiran binatang dan manusia,
khususnya jika lahir tidak seperti biasanya — semua terdaftar dalam deretan
panjang pada lempeng-lempeng gejala. Bagi penderita sakit, gejala-gejala baik
atau buruk akan menentukan, apakah ia tetap hidup atau akan mati (lih R Labat,
Traite Akkadien de Diagnostics et Prognostics Medicaux, 2 jilid, 1951).
2.
Cara khas meramal ialah mengamati gambar-gambar dari atau pada hati domba
(hepatoskopi, ekstispisi). Mengamati bentuk-bentuk pada minyak di atas air
(atau sebaliknya) dalam piala (lekanomansi). Cara-cara teknis yg rumit, dan yg
banyak sekali, mengisi lempeng-lempeng buku pegangan tentang hepatoskopi. Dalam
mengajarkan hal itu dipakai model-model hati dari tanah liat, yg ditulisi
keterangan-keterangan yg cocok. Bentuk sihir ramalan Babel ini, yg sangat
termasyhur, memasyarakat di tengah-tengah bangsa Het di Asia Kecil dan bangsa
Kanaan di Siria Utara dan Palestina (lih IIb di atas). Tentang buku pegangan
untuk ramalan piala pada abad 18 sM, lih alinea yg sama.
3.
Tafsiran mimpi di Asyur dan Babel sama pentingnya seperti di Mesir. Kitab-kitab
pegangan tentang mimpi juga dikenal di negeri itu. Disamping mimpi-mimpi biasa,
kadang-kadang dengan sengaja imam-imam sihir mengembangkan mimpi-mimpi, untuk
menerima wahyu dari dewa-dewa.
(iii) Sihir dengan tujuan jahat ialah pekerjaan dari tukang-tukang sihir
gadungan; mengenai buku pegangan Maqlu, yg dipakai untuk melawan sihir hitam,
lih IIIb( i).
c.
Pelaku-pelakunya
Seperti di Mesir, sihir dilakukan oleh imam-imam ahli, yg terikat dengan
kuil-kuil. Mengusir setan dilakukan oleh imam asipu (bnd Ibrani ‘asysyafim,
‘ahli jampi’, #/TB Dan 1:20*) dengan mengandalkan kuasa ilah Ea dan Marduk,
ahli sihir ulung. Alat meramal paling rapi ialah imam baru; imam ini secara
badani harus sempurna, harus melakukan studi yg lama, dan harus ditahbiskan.
Mereka yg sudah terikat dengan istana kerajaan dapat dipanggil setiap saat
untuk menafsirkan segala sesuatu. Lih G Contenau, Everyday Life in Babylon and
Assyria, 1954, hlm 281-283, 286-295.
KEPUSTAKAAN.
Mengenai sihir
Mesopotamia, lih juga L. W King, ERE, 4, 1911, hlm 783-786; 8, 1915, hlm
253-255. Catatan yg sangat menolong, lih E Dhorme dan R Dussaud, Les Religions
de Babylonie et d’ Assyrie … des Hittites, etc., 1949, hlm 258-298. Penelitian
sihir dan ramalan berturut-turut yg lengkap sampai soal-soal kecil, dengan
terjemahannya yg berlimpah-limpah bisa didapati dalam M Jastrow, Die Religion Babyloniens
and Assyriens, 1, 2, 1912. Penelitian khusus pada G Contenau, la Magie chez les
Assyriens et les Babyloniens, 1940; B Meissner, Babylonien and Assyrien, 2,
1925, hlm 198-282.
IV. Sihir Asyur dan Babel dalam Alkitab
a. Bileam
Bileam dalam #/TB Bil 22; 23; 24*, agaknya peramal, berubah menjadi nabi
dengan paksaan Allah. Maka Balak mengirim utusannya memanggil Bileam ‘dengan
membawa di tangannya upah petenung’ (#/TB Bil 22:7*; bnd ay #/TB Bil 22:18*).
Mula-mula Bileam ‘mencarikan pertanda’, yg sifatnya tidak diterangkan (#/TB Bil
24:1*). Jelas Balak meminta pertanda buruk dari Bileam untuk mengutuk Israel
dengan pertanda itu. Mengenai ciri ramalan Babel di Hazor, lih Sihir Mesir, IIb
di atas; juga sebuah naskah astrologi didapati di Qatna (Revue d Assyriologie,
44, 1950, hlm 105-112) dan peramal-peramal baru dalam naskah-naskah abad 18 dan
14 sM dari Alalah (D. J Wiseman, The Alalakh Tablets, 1953, hlm 158 di bawah
‘baru’), keduanya di Siria Utara. Selanjutnya meterai dari seorang ‘Manum
peramal baru’ dari awal thn 2000, ditemukan di Bet-Sean, daerah Yizreel dari
abad 13 sM, yaitu zaman Bileam sendiri, dan sajak-sajaknya secara linguistik
dapat dikatakan berasal dari zaman ini (W. F Albright, JBL, 63, 1944, hlm
207-233). Jadi sangat selaras dengan kenyataan-kenyataan yg kita ketahui, jika
seorang raja Moab mengupah seorang peramal dari Siria Utara (Petor di tepi S
Efrat), di tanah kediaman anak-anak Amau (#/TB Bil 22:5*, bnd Albright, BASOR,
118, 1950, hlm 15, 16; catatan 13).
b.
Hukum dan sihir di Kanaan
Larangan dalam Taurat Musa terhadap sihir yg diterapkan oleh
bangsa-bangsa lain (mis #/TB Im 19:26; 20:27*; #/TB Ul 18:10-14*), sangat tepat
terhadap keadaan tanah Kanaan pada waktu itu. Mengenai pengaruh Babel di sana,
lih Sihir Mesir, IIb, dan mengenai Bileam lih bagian (a) di atas. Syair-syair
pahlawan dari Kanaan Utara, yaitu dari Ugarit/Ras Syamra (lempeng-lempeng dari
abad 14/13 sM, tapi isinya masih lebih tua) menerangkan bahwa kaum ibu
melakukan sihir, menurut kesaksian Pugat, mungkin menentukan ramalannya
berdasarkan arah burung terbang (1 Aqht: 32-36, lih C. H Gordon, Ugaritic
Literature, 1949, hlm 94, atau G. R Driver, Canaanite Myths and Legends, 1956,
hlm 59) dan yg pasti melakukan ramalan bintang ‘karena tahu perjalanan
bintang-bintang’ 1 Aqht: 50, 194, 201; Gordon, hlm 95, 100; atau Driver, hlm
61, 65). Perlu diperhatikan bahwa #/TB Kel 22:18* secara khusus mengutuk ahli
sihir perempuan.
c. Nabi Yesaya
#/TB Yes 47:9-13*, ditujukan menentang tradisi sihir yg sudah tua di
Babel dan imam-imamnya, yg menafsirkan keadaan langit, bintang-bintang dan
bulan, dengan teliti menggambarkan kenyataan-kenyataan seperti diuraikan pada
IIIb.
d.
Nabi Yehezkiel
Pada saat sebelum pengepungan terakhir atas Yerusalem thn 589/587 sM,
Yehezkiel melihat (#/TB Yeh 21:21-22*) Nebukadnezar, raja Babel, menggunakan
ramalan untuk tujuan militer, seperti diberitakan dalam risalah tulisan paku.
Bahwa raja mengocok panah atau belomansi, belum pasti umum dipraktikkan di
Babel (kendati umumnya sesuai dgn sumber-sumber Babel), dan terafim malah lebih
gelap lagi. Tapi ‘menilik hati binatang’ adalah keistimewaan Mesopotamia yg
termasyhur, yg disebut hepatoskopi, begitu terkenal dalam dokumen-dokumen
paling utama; lih Sihir ramalan, IIIb (ii) di atas.
e.
Nabi Daniel
#/TB Dan 1:4*
mengemukakan cara mengajar pemuda Ibrani yg berperawakan tampan. Mereka diajar
ilmu-ilmu Babel seperti diperintahkan raja Nebukadnezar. Dengan cermat cara itu
menggambarkan apa yg biasanya diajarkan kepada tukang sihir dan ahli baru.
Daniel dan kawannya, seperti ahli-ahli sihir Babel, setiap saat dapat dipanggil
oleh raja, untuk memberi nasihat dan menafsirkan (#/TB Dan 1:20*).
Dalam #/TB Dan 2*, karena ada mimpi Nebukadnezar tidak diberitahukan,
maka para ilmuwan dan ahli Babel tidak dapat menerangkannya, kendati telah
mempelajari kitab-kitab pegangan mereka mengenai mimpi; Daniel menggunakan
Sumber yg jauh lebih piawai dari pendidikan Babel yg diperolehnya. Kata-kata
#/TB Dan 4:7* dalam bahasa aslinya mengisyaratkan para peramal itu — sekali ini
— mempunyai pengertian sedikit bahwa sifat pertanda mimpi itu mengacu kepada
kemalangan, tapi mereka berpura-pura tidak dapat menafsirkannya (ay #/TB Dan
4:18*, Nebukadnezar mengatakan, bahwa mereka ‘tidak dapat memberitahukan…’),
lalu mempercayakan tugas itu kepada Daniel. #/TB Dan 5* mengisyaratkan bahwa
tulisan di dinding itu terlalu pelik dan gelap bagi nalar ilmu tradisional para
ilmuwan raja Belsyazar.
‘Menguraikan kekusutan’
(#/TB Dan 5:12,16*), artinya menghapuskan keresahan yg timbul karena mimpi atau
tanda (yg belum diterangkan, bnd #/TB Dan 4:5*), itulah tujuan menafsirkan atau
‘menguraikan’ mimpi. Lalu berkat-berkat dari mimpi baik dapat diterima, dan
ancaman dari mimpi buruk dapat ditangkal dengan sihir. Mengenai hal ini lih
Oppenheim, The Interpretation of Dreams in the Ancient Near East, hlm 218-220,
300-307. Mementingkan mimpi sangat khas dalam hidup raja-raja Babel Baru,
khususnya raja Nabonidus, bapak dari Belsyazar. Mengenai mimpi Belsyazar lih
Oppenheim, hlm 202-206, 250, dan sebagian, T Fish dalam DOTT, hlm 89 dst.
Naskah-naskah baru mengenai mimpi-mimpi baru dari Nabodinus dan ibunya terdapat
pada tiang-tiang batu (stelae) milik raja ini, yg baru-baru ini ditemukan di
Haran; lih C. J Gadd, AS, 8, 1958, hlm 35-92 dan gbr 1-16, khususnya hlm 49,
57, 63.
Sangat sejajar dengan #/TB Dan 4* ialah ‘Doa raja Nabonidus’ dalam
Gulungan L Mati. Di situ dilaporkan seorang berhikmat, Yahudi buangan (namanya
tidak disebut), dihadapkan kepada raja untuk menjelaskan penyebab malapetaka yg
menimpa raja itu. Terjemahan Inggrisnya terdapat dalam M Burrows, More Light on
the Dead Sea Scrolls, 1958, hlm 400; naskah diterbitkan oleh J.-T Milik, RB,
63, 1956, hlm 407-415; ulasan pendek, D. N Freedman, BASOR 145, 1957, hlm
31-32.
KEPUSTAKAAN.
‘Magic (Jewish)’ dalam ERE; E Langton, Good
and Evil Spirits, 1942; ‘The Reality of Evil Powers Further Considered’, HJ,
132, Juli 1935, hlm 605-615; MY Unger, Biblical Demonology, 1952, hlm 107-164,
A. D Duncan, The Christian, Psychotherapy and Magic, 1969; D Basham, Deliver us
from Evil, 1972. *DANIEL, KITAB. .
Alasan Kenapa Penjudi Hilang Kontrol Ketika Mereka Kalah Yuk Gabung Disini aja.. Penuh Dengan Kejutan Bonus Berlimpah Setiap Hari!!!
ReplyDelete