KENAIKAN TUHAN YESUS
Diceritakan
dalam Kis 1:4-11. Ungkapan Luk 24:51 ‘dan terangkat ke sorga’ tidak terdapat
dalam semua naskah tulis tangan PB, seperti juga halnya dengan Mr 16:19. Dalam
PB tidak ada peristiwa lain kecuali Kenaikan Tuhan Yesus, sebagai akhir
peristiwa-peristiwa penampakan Tuhan Yesus sesudah kebangkitan-Nya. Dan
Kenaikan itu dianggap fakta yg sudah terjadi, seperti nyata dalam acuan ‘Tuhan
Yesus duduk di sebelah kanan Allah’, dan ‘Ia akan datang lagi dari sorga untuk
kedua kalinya’. Adalah tidak masuk akal mendakwa Lukas salah, atau berkhayal
menciptakan suatu hal yg begitu penting sewaktu para rasul masih hidup, supaya
mereka memperhatikan apa yg telah dia tulis. Mengenai Kenaikan lihat juga Yoh 6:62; Kis 2:33-34; 3:21; Ef 4:8-10; 1Tes
1:10; Ibr 4:14; 9:24; 1Pet 3:22; Wahy 5:6.
Pernah
dikemukakan beberapa keberatan atas Kenaikan berdasarkan pendapat, bahwa gagasan
tentang sorga sebagai suatu tempat di atas kepala manusia sudah ketinggalan
zaman dan tidak benar. Keberatan demikian tidak menyentuh inti permasalahan
karena:
1. Kenaikan mungkin merupakan
perumpamaan yg diperagakan demi kepentingan para rasul yg memang meyakini
gagasan di atas. Walaupun sorga secara harfiah tidak terletak di atas
kepala kita dalam ruang angkasa, namun mereka percaya demikian seperti semua
orang sezamannya. Dengan demikian Yesus menyatakan jelas, bahwa kurun waktu
penampakan sesudah kebangkitan kini sudah lewat, dan bahwa kembali-Nya ke sorga
telah membuka zaman kehadiran Roh Kudus dalam gereja. Simbolisme yg diperagakan
demikian adalah wajar: peristiwa Kenaikan (yg benar-benar terjadi) tidak harus
berarti bahwa sorga terletak di antara awan-awan dunia ini.
2.
Arti istilah ‘sorga’ dan ‘tangan kanan Bapak’ agaknya tepat diungkapkan
dengan kata-kata ‘di atas kita’. Justru Yesus menengadah ke langit ketika Ia
berdoa (Yoh 17:1; bnd 1Tim 2:8) dan mengajar kita berdoa ‘Bapak kami yg di
sorga’. Sorga, apa pun definisi atau wujudnya yg sesungguhnya dalam dimensi yg
lain, adalah di luar dunia ini. Dalam perjalanan dari ruang waktu duniawi ke
dalam sorgawi, Yesus dilihat bergerak pergi dari bumi, tepat seperti pada kedatangan-Nya
yg kedua kali kelak. Ia akan kelihatan bergerak datang ke bumi. Ajaran mengenai
ketidakhadiran dalam ujud jasmani ini diimbangi dalam PB dengan ajaran mengenai
kehadiran dalam ujud rohani. Maka Perjamuan Kudus adalah dalam rangka
memperingati Dia yg dalam ujud jasmani tidak hadir ‘sampai Ia datang’ (1Kor
11:26). Namun seperti dalam semua persekutuan Kristen, Tuhan yg bangkit hadir
secara rohani (Mat 18:20).
Konsep tentang
Allah di takhta-Nya seperti diuraikan tadi, khusus menekankan perbedaan Allah
dari manusia, dan upaya orang berdosa untuk langsung mendekati Allah terhalang
oleh dosa itu. Dengan demikian tujuan Kenaikan nampak sbb:
(a) ‘Aku pergi untuk menyediakan tempat
bagimu’ (Yoh 14:2).
(b) Yesus duduk di takhta menyatakan bahwa
karya penebusan-Nya adalah genap dan final. Ada orang yg percaya bahwa
sebagai Imam, Yesus terus mengorbankan diriNya kepada Bapak; kepercayaan ini
mereka pertahankan dengan dalih tidak boleh mencampur kedua metafora raja dan
imam. Padahal justru inilah yg terjadi dalam Ibr 10:11-14 untuk menunjukkan
bahwa pengorbanan Kristus final dan tuntas seutuhnya.
(c) Yesus menjadi Pengantara untuk
umat-Nya (Rom 8:34; Ibr 7:25), kendati di manapun dalam PB tidak dikatakan
bahwa Dia mengorbankan diriNya di sorga. Kata Yunani entunkhano (mengantara)
berarti mengurus kepentingan orang-orang lain.
(d)
Ia menunggu sampai musuh-musuh-Nya ditaklukkan, dan kedatangan-Nya yg kedua
kali kelak adalah tindakan terakhir dalam pembentukan kerajaan Allah (1Kor
15:24-26).
No comments:
Post a Comment