Thursday, April 19, 2018

KITAB RATAPAN



KITAB RATAPAN
       Dalam Alkitab bh Ibrani, Ratapan (disebut ‘ekha, ‘ah!’ ciri khas Rat, bnd #/TB Rat 1:1; 2:1; 4:1*) dimasukkan ke kelompok 5 kitab gulungan, dibaca pada hari kesembilan bukan Ab, hari meratapi penghancuran Bait Allah. Mengikuti LXX dan Vulgata TBI menempatkan Rat di belakang Kitab Yer.

          I. Isi dan susunan sastranya

          Empat ps pertama adalah sajak akrostik (huruf pertama tiap baris mulai dgn huruf yg sama), masing-masing 66 baris panjangnya kecuali Ps 4, 44 baris. Ps 3 istimewa sebab tiap huruf dari abjad Ibrani digunakan dalam tiga ay berurutan. Sajak akrostik memudahkan hafalan, tapi kumpulkan sajak berpola abjad tidak membantu dalam menghafal ay mana dimulai dengan huruf tertentu, termasuk dalam ps mana. Gaya akrostik yg cermat dan dibuat-buat itu kelihatannya mempunyai tujuan yg lebih jauh, yaitu ‘membangkitkan kepenuhan dalam pengungkapan rasa duka, pengakuan dosa dan penumbuhan pengharapan’ (N. K Gottwald, Studies in the Book of Lamentations, 1954, hlm 28). Sajak akrostik berbicara kepada mata bukan telinga, dan menyampaikan gagasan tidak hanya perasaan. Gottwald menekankan peranan katarsis (membersihkan) dari sajak akrostik, yaitu ‘mendampakkan pembersihan sempurna alas nurani karena pengakuan atas segenap dosa’ (hlm 30). Kendati mengekang spontanitas, sajak akrostik membatasi pameran dukacita tak terkendali dan menunjukkan sikap menahan diri dan keagungan yg lembut.

          Irama Ps 1-4 yg biasa dalam sajak duka Ibrani (mis #/TB 2Sam 1:19* dab; #/TB Am 5:2*: disebut qina), membawa perasaan sedih dengan menyampaikan beritanya melalui baris pendek dan terserak-serak. Teknik qina yg penting adalah kontras dramatis, penggambaran keadaan terdahulu dari orang yg meninggal atau yg diratapi dengan istilah muluk-muluk untuk mempertajam rasa sedih (mis #/TB Am 1:1; 4:1,2*; bnd #/TB 2Sam 1:19,23*).

          Ps 3, kendati ditulis dalam irama qina, lebih bersifat ratapan pribadi daripada lagu duka untuk penguburan (bnd #/TB Mazm 7;  22* dab). Ada ciri khas dari sajak macam itu; gambar kiasan dari kesengsaraan (#/TB Rat 3:1-18*), pernyataan bahwa Allah akan menjawab permohonan peratap (119-66), dan puncak Kitab Rat. Walau bentuknya pribadi tapi tujuannya adalah nasional; penulis berbicara alas nama bangsa. Ps 5 bukan berbentuk sajak akrostik atau qina, bentuknya mirip dengan mazmur ratapan masyarakat (mis #/TB Mazm 44;  80*).

          II. Penulis dan tarikhnya

          Walau tanpa nama, Rat dikaitkan kepada Yen oleh LXX, Vulgata dan tradisi Yahudi (Targum pada #/TB Yer 1:1*; Talmud, Baba Bathra, 15a). Ini mungkin didasarkan pada #/TB 2Taw 35:25*, yg menyebut Yeremia membuat syair ratapan mengenai kematian Yosia.

          Bukti mendukung atau menolak Yeremia sebagai penulis tidak pasti. S. R Driver dan E. J Young mengutip jalur pembuktian yg mirip namun mengambil kesimpulan berbeda. Young menerima tapi Driver menolak kepenulisan Yeremia. Alasan utama dari pandangan tradisional adalah kesamaan sifat Rat dan Yen; kesepakatan mengaitkan kehancuran Yerusalem pada penghakiman Allah, dan kesejajaran gaya penulisan. Tapi ada pergantian urutan abjad dalam sajak akrostik (ps 1: s, ’, p; ps 2-4 s, p.’) yg dapat mengacu pada adanya dua penulis, dan perbedaan pendapat misalnya ketergantungan penulis yg sangat jelas akan Mesir (bnd #/TB 2Taw 4:17* dgn #/TB Yer 37:5-10*) dan dukungannya terhadap raja Zedekia (bnd #/TB Yer 4:20* dgn #/TB Yer 24:8-10*), dan pententangan spontanitas Yeremia dengan gaga akrostik Rat (lih S. R Driver, LOT, hlm 462-464, untuk perincian).

          Usaha menghubungkan 4 sajak pertama dengan tarikh penulisan dan penulis berbeda-beda, tak dapat diterima karena subyektif. Kelihatannya penulis menyaksikan penghancuran Yerusalem (587 sM) dan merekam kesan ketika masih segar. Ps 5 mungkin berasal dari waktu sedikit kemudian, tatkala keperihan hari karena bencana diganti dengan kepedihan tertawan sangat lama. Tidak ada bagian Rat yg berasal dari waktu sesudah kepulangan kembali dari pembuangan thn 538 sM.

          III. Berita dan kepentingannya

          Rat tidak gersang secara teologis. Analisis Gottwald meyakinkan mengenai pokok utama, walau tidak mengenai semua rinciannya (hlm 47-110). Ia menyebut tema pusatnya ‘pembalikan menyedihkan’, pertentangan kemuliaan masa lampau dan kehinaan masa kini, kebinasaan dan pengharapan.

          Nabi-nabi tekah menubuatkan kebinasaan Yehuda karena yakin, Allah yg adil akan bertindak dalam sejarah untuk menghukum dosa umat-Nya. Rat melanjutkan nalar nabi ini dan melihat reruntuhan Yerusalem sebagai pembuktian dari keadilan Allah (#/TB Yer 1:18*). Kehancuran kota bukanlah kebetulan, melainkan akibat logis dan tak terhindarkan dari pelanggaran hukum Allah. Sekalipun penulis mengeluh terhadap Allah karena kekerasan-Nya (ps 2), namun rasa bersalah jelas mewarnai Rat (#/TB Yer 2:14*; bnd #/TB Rat 1:5,8,9,18,22; 3:40-42; 4:13,22; 5:7*). Rasa sedih ditingkatkan oleh pengakuan, tragedi sudah bisa dihindarkan. Gambaran aneka ragam mengenai murka Allah (mis #/TB Rat 1:12* dab; bnd #/TB Rat 2:1-9,20-22; 3:1-18; 4:6,11*) membuat Rat sumber utama bagi pelajaran peri segi sifat Allah ini.

          Keadaan Yehuda sangat buruk tapi bukan tanpa harapan. Walau pengharapannya tidak diuraikan, alasan berharap jelas disebut, yaitu kesetiaan Allah yg senantiasa mengingat perjanjian (#/TB Rat 3:19-39*). Menubuatkan lebih dulu suatu hari yg lebih baik sesudah bencana menimpa adalah satu soal; adalah soal lain memegang pengharapan ini di tengah keadaan ngeri. Pengakuan penulis bahwa penderitaan terdapat dalam rangka pendidikan ilahi dan berhubungan dengan kebaikan Allah (#/TB Rat 3:25-30*), menyaksikan hikmat kenabiannya.

          Rat adalah tempat bertemu tiga jalur besar dalam pemikiran Ibrani: nubuat, ibadah dan hikmat. Pengaruh imamat jelas nampak dalam bentuk liturgis dari sajak-sajak itu. Tekanan hikmat terlihat dalam kesediaan merenungkan rahasia jalan Allah dengan manusia, terutama dalam hubungan dengan persoalan abadi, yaitu penderitaan manusia.

       KEPUSTAKAAN.
I Bettan, The Five Scrolls, 1950; H. L Ellison, Men Spake from God2, 1958, hlm 149-154; M Hallen, Die funf Megilloth, J. C. B Mohr, 1940; T. J Meek, Lamentations, IB; TH Robinson, The Poetry of the Old Testament, 1947, hlm 205-216; N. K Gottwald, Studies in the Book of Lamentations, 1954; B Albrektson, Studies in the Text and Theology of the Book of Lamentations, 1963; R Gordis, The Song of Songs and Lamentations, 1974; R. K Harrison, Jeremiah and Lamentations, TOTC, 1973; D. R Hillers, Lamentations, AB, 1972; W Rudolph, KAT, 1962.

No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...