YESUS KRISTUS, RIWAYAT HIDUP
BAB I
LAHIR, KELAHIRAN DARI ANAK DARA
Yg dimaksudkan
oleh golongan Protestan dengan ‘lahir dari anak dara Maria’ ialah ‘dikandung
oleh anak dara (Maria)’. Golongan Katolik mempercayai dua hal, yaitu ‘dikandung
oleh anak dara (Maria)’ dan ‘dilahirkan secara mujizat oleh anak dara (Maria)’.
Maksudnya, bayi Yesus keluar dari rahim Maria dengan suatu cara — sedemikian
rupa — sehingga Maria secara medis tetap tinggal dara. Pikiran ini terdapat
dalam Protevangelium of James (bg akhir abad 2) dan menjadi ajaran resmi
sebagai bagian dari ide yg mengatakan bahwa Maria tetap dara untuk selamanya.
Pemikiran itu
perlu diuji dengan kutipan Lukas, ‘Semua anak laki-laki sulung’, (#/TB Luk
2:23*) yg arti harfiahnya ialah ‘yg pertama merobek rahim ibu’. Juga perlu
diuji dengan ucapan Matius, bahwa Yusuf ‘tidak bersetubuh dengan dia sampai ia
melahirkan anaknya laki-laki… Yesus’ (#/TB Luk 1:25*), yg agaknya membatalkan
pandangan, bahwa Yusuf dan Maria selanjutnya menahan diri dari persetubuhan
pernikahan yg biasa. Dalam pokok ini ‘lahir dari anak dara (Maria)’ dipakai
sebagai padanan untuk ‘dikandung oleh anak dara (Maria)’.
Kedua berita
tentang kelahiran Yesus dalam Mat dan Luk jelas terpisah satu dari yg lain. Dan
keduanya mencatat bahwa Yesus lahir melalui pekerjaan langsung Roh Kudus tanpa
seorang bapak manusia (#/TB Mat 1:18-25*; #/TB Luk 1:34*). Andai bukan karena
mujizat yg terkandung di dalamnya, setiap orang akan menerima berita itu
sebagai berita biasa.
Masih ada lagi
bukti dalam kitab PB lainnya yg menopang kutipan Lukas dan ucapan Matius itu.
Walaupun seseorang tidak senantiasa mengatakan langsung apa yg dipercayainya,
namun imannya terungkap melalui perubahan ungkapan yg dipakainya. Maka berita
kelahiran alpa dalam Mrk, karena kitab itu mulai di mana pengkhotbah-pengkhotbah
Kis mulai, yakni pembaptisan oleh Yohanes. Namun dalam #/TB Luk 6:3* hanya Mrk
dari Kitab-kitab Sinoptik yg mengutip para penentang yg mengatakan, ‘Bukankah
Ia ini tukang kayu, anak Maria…?’ Tapi sebaliknya #/TB Mat 13:55* berkata ‘anak
tukang kayu’, dan #/TB Luk 4:22* berkata ‘anak Yusuf’.
Injil Yoh juga
memulai cerita pelayanan Kristus di bumi ini dengan Yohanes Pembaptis. Kemudian
menyusul desas-desus yg mengatakan bahwa kelahiran Yesus adalah haram, seperti
terungkap dalam #/TB Luk 8:41*, ‘Kami (menekankan kata ganti diri dan
kedudukan) tidak dilahirkan dari zinah’. Ada juga bacaan yg diterima oleh
beberapa penulis Kristen sejak Tertulianus, dan oleh Douglas Edwards dalam
bukunya The Virgin Birth in History and Faith, tapi tetap kurang meyakinkan.
Bacaan ini terdapat dalam naskah Latin Verona, mengenai #/TB Yoh 1:13*, yg
mempunyai bentuk tunggal, ‘orang yg diperanakkan bukan dari darah, bukan pula
secara jasmani, melainkan dari Allah’. (Tak ada naskah Yunani yg berkaitan dgn
bacaan ini.)
Paulus, teman Lukas, memakai bahasa yg
mengandung pengakuan akan kelahiran dari anak dara. Jika membicarakan
kedatangan, yaitu kelahiran Yesus Kristus, Paulus memakai kata kerja umum,
yaitu ginomai, bukan gennao; kata yg terakhir ini cenderung mengaitkan peranan
suami (ump #/TB Rom 1:3*; #/TB Fili 2:7*). Hal ini khas ditunjukkan dalam #/TB
Gal 4:4*, ‘Allah mengutus AnakNya, yg lahir (genomenon) dari seorang
perempuan’. Sebaliknya dalam #/TB Gal 4:23* Ismael ‘diperanakkan’, gegennetai
(dari gennao).
Tafsiran yg sehat atas #/TB 1Kor
15:45-48* ialah melihat Adam dan Kristus datang secara mujizat dari tangan
Allah. Ireneus menghubungkannya dengan kelahiran dari anak dara.
Mendiamkan
ihwal kelahiran dari anak data, pada satu sisi bisa saja dimaksudkan untuk
menjaga nama baik Maria dari pergunjingan. Lagipula jarang sekali pengkhotbah
masa kini menyinggung kelahiran dari anak data dalam khotbah-khotbah mereka,
kendati mereka sering membicarakan inkarnasi Kristus. Sesudah thn 100 M
kelahiran dari anak dara diterima oleh Ignatius, Aristides, Justinus, Ireneus
(lih di atas) dan yg lain-lain.
Sekalipun
beberapa ahli meminta perhatian kepada variasi-variasi dalam beberapa naskah,
yg kurang mendapat dukungan, tapi tidak satu pun dari variasi itu yg
menghilangkan uraian tentang fakta kelahiran dari anak data.
Secara teologis
pernah dipersoalkan bahwa alasan untuk memberikan gelar ‘Anak Allah’ dalam #/TB
Luk 1:35*, tak dapat dicocokkan dengan pengertian Anak Allah yang Kekal dalam
Surat-surat Kiriman. Pemikiran ini didasarkan pada anggapan, bahwa kepada Maria
dan Yusuf telah diberikan pernyataan teologis seutuhnya. Anggapan demikian
tidak beralasan. Kedua catatan itu menyajikan isi dari berita yg diberitakan
kepada mereka, yaitu Maria akan menjadi ibu dari Mesias yg dijanjikan, Anak
Allah dan ‘Allah menyertai kita’. Kenyataan bahwa Matius dan Lukas di sini
tidak merujuk kepada teologi pada masa kemudian, menjadi bukti bagi keaslian
berita-berita mereka.
Pertimbangan-pertimbangan genetika — proses terjadinya manusia dalam
rahim — dapat digunakan namun hati-hati, untuk menunjukkan bahwa inkarnasi
Yesus mengharuskan adanya kelahiran dari anak dara. Jika jabang bayi yg hadir
di kandungan Maria adalah hasil dari perbuatan Yusuf dan Maria, maka dari awal
telah terjadi seorang manusia yg secara potensi utuh. Allah tidak dapat menjadi
manusia demikian, tapi dapat melalui cara tertentu memilih untuk meleburkan
diriNya dengan manusia tadi (demikian ajaran Nestorius), atau, Allah harus merasa
puas dengan memenuhi manusia tadi itu secara rohani, seperti Roh Kudus memenuhi
orang-orang kudus zaman kuno.
Tak satu pun
dari pikiran ini yg cocok dengan catatan Alkitab. Justru kelahiran dari anak
dara itu baiklah dinalar dengan taat asas kepada data-data sesuai catatan
Alkitab.
KEPUSTAKAAN.
L Sweet, The Birth and Infancy of Jesus Christ, 1906;
J Orr, The Virgin Birth of Christ, 1907;
J. G Machen, The Virgin Birth of Christ, 1930;
D Edwards, The Virgin Birth in History and Faith, 1943;
T Boslooper, The Virgin Birth, 1962;
R. E Brown, The Birth of the Messiah, 1977;
J Stafford Wright,
‘The Virgin Birth as a Biological Necessity’, FT 95, 1966-1967, hlm 19-29.
BAB II
YESUS KRISTUS, RIWAYAT HIDUP
I. Kebenaran sejarah
Fakta
sejarah bahwa Kristus pernah hidup di dunia ini tak dapat disangkal. Segenap
upaya untuk membuktikan bahwa itu tidak benar selama 200 thn silam gagal total.
Kenyataan bukan hanya bahwa seluruh PB disusun berdasarkan Kristus yg benar
hidup, tapi lahirnya dan berkembangnya gereja bahkan perjalanan sejarah dunia
sejak 19 abad yg lalu, tak dapat diterangkan terlepas dari realitas sejarah
tentang Kristus yg hidup, mati dan bangkit kembali.
Bahwa
sumber-sumber data di~ luar Alkitab dari abad pertama sesudah pelayanan Kristus
hanya sedikit menyinggung mengenai Dia, hal itu adalah lumrah. Agama Kristen
adalah salah satu dari sekian agama yg lahir di negeri timur wilayah dunia
Romawi pada kedua abad pertama. Perihal agama itu sedikit sekali yg menarik
perhatian para ahli sejarah bangsa-bangsa. Tapi sesudah agama Kristen bertikai
dengan negara, agama itu penting disebut terutama pada kurun waktu itu, dan
penulis-penulis non-Kristen pertama yg menyinggungnya berkaitan dengan
pertikaian itu menyebut Kristus adalah pendiri Agama Kristen (Tacitus,
Annals 15. 44; Suetonius, Claudius 25, Nero 16; Plinius, Epistles 10.96).
Di luar
berita dalam tulisan Yosefus (Ant. 18. 64), yg sangat diragukan dan sudah pasti
banyak ditambah dengan sisipan, tak pernah Yesus disebut langsung dalam
tulisan-tulisan Yahudi yg non-Kristen pada zaman itu. Penyebabnya ialah rasa
permusuhan dap dendam yg selalu timbul jika pemimpin-pemimpin Yahudi zaman itu
teringat kepada Yesus. Tapi secara tak langsung ada rujukan kepada Dia dalam
tulisan-tulisan rabi terdahulu, yg menyebut Dia orang durhaka di Israel dan yg
mempraktikkan sihir, yg mencemooh kata-kata orang bijak, menuntun orang
tersesat, datang untuk menambahi hukum Taurat, yg mati digantung pada hari
sebelum Hari Raya Paskah orang Yahudi, dan yg murid-murid-Nya menyembuhkan
orang sakit dalam namaNya. Kita dapat, mengenal Kristus di belakang gambaran
ini.
Pada
abad-abad pertama M tak seorang pun gembong musuh agama Kristen yg menyangkal
bahwa Yesus hidup dan mati di Palestina, dan bahwa Dia melakukan
mujizat-mujizat — tak menjadi soal, keterangan apa pun yg mereka berikan
tentang kekuasaan yg Dia gunakan untuk melakukannya. Dan pada masa kini tak
seorang pun ahli sejarah yg obyektif menyangkal fakta sejarah mengenai Kristus.
Bukanlah ahli sejarah bila bermain-main dengan khayalan suatu ‘dongeng
Kristus’. Tidak hanya kematian-Nya saja, tapi kebangkitan-Nya juga harus
dihitung termasuk realitas sejarah yg paling teguh dan sahih.
II. Sumber-sumber
Mengenai
keterangan terperinci peri kehidupan Kristus, kita mutlak bergantung pada Pa.
Seperti sudah dikatakan, tidak banyak yg dapat diharapkan dari penelitian atas
kepustakaan Yahudi atau non-Yahudi dari dekade awal tahun M, dan jika kita
beralih ke kepustakaan Kristen di luar Alkitab dari zaman yg sama, hanya
sedikit yg akan kita dapati di sana yg belum disebut dalam PB. Kebanyakan Injil
Apokrifa mencolok sebagai hasil khayalan, sehingga — dengan cara yg
bertentangan — membantu untuk membuktikan watak sejarah Injil-injil Kanon, tapi
tidak menambah pengetahuan apa pun tentang Tuhan Yesus.
Berita Injil
bukanlah riwayat hidup dalam arti biasa ungkapan itu. Masing-masing penulis
keempat Injil mempunyai tujuan khas dalam menulis Injilnya, dan mereka teliti
memilih bahan dari data yg tersedia tentang hidup Tuhan Yesus Kristus
(*INJIL-INJIL). Kendati banyak beda penekanan peri segi-segi tertentu hidup
Yesus, keempat Injil itu memberitakan Kristus yg satu dan sama adalah Tuhan dan
Juruselamat, Anak Manusia sejati dan Anak Tunggal Allah.
Karena
keempat Injil bukanlah riwayat hidup biasa, tapi pengumuman kabar baik mengenai
Yesus yg adalah Juruselamat dan Tuhan, maka sukar mencari di dalamnya
kronologis yg ketat. Pada pihak lain, tujuan agamawi para penulis Injil tidak
menyesatkan mereka untuk mengabaikan watak sejarah hidup Yesus. Seperti jelas
dinyatakan dalam kata pendahuluan Injil ketiga (*LUKAS), para penulis itu
benar-benar menyadari betapa mendesak dan perlunya mengumumkan kebenaran
tentang Kristus. Bagi mereka dan sesama mereka yg seiman kepercayaan kepada
Kristus adalah soal hidup atau mati. Karena itu mereka tak dapat mengalaskan
iman mereka pada takhayul, dongeng atau legenda. Kepercayaan seperti yg
dimiliki generasi Kristen pertama menuntut ketaatan mutlak kepada Kristus —
bahkan ketaatan mutlak sampai mati. Kepercayaan seperti itu hanya dapat
didasarkan pada fakta-fakta yg benar-benar meyakinkan. Lagipula, begitu dekat
dan hidup hubungan para penulis Injil dengan banyak saksi mata yg sempat
mendengar dan melihat sendiri Tuhan Yesus, sehingga para penulis itu mempunyai
kesempatan yg khas luar biasa untuk memperoleh bukti-bukti nyata dan sah.
Disamping itu, karena fakta-fakta historis itu diperoleh dari begitu banyak saksi
mata, maka para penulis Injil tidak berani memberikan keterangan-keterangan
fiktif.
Kendati
Lukas memasukkan ke dalam Injilnya sebagian besar dari tulisan Markus, dan
mungkin Yohanes sudah mengenal baik ketiga Injil pertama, tapi masing-masing
keempat Injil itu merupakan sumber yg berdiri sendiri mengenai hidup Tuhan
Yesus. Masing-masing menekankan segi tertentu dari hidup dan pelayanan Kristus
— yg satu melebihi yg lain, tapi pada dasarnya Kristus yg sama dan yg satu
itulah yg kita jumpai dalam keempatnya. Hal itu benar dalam Injil Yoh, seperti
dalam Injil-injil Sinoptik. Injil Yoh melengkapi yg lain, dan — sebagai hasil
perenungan yg bertahun-tahun dan pemikiran yg lebih matang tentang makna
filsafat dan teologi yg lebih dalam peri sejarah Injil — Yohanes lebih
memusatkan perhatiannya kepada ajaran Tuhan Yesus mengenai diriNya sebagai Anak
Allah. Tapi Yohanes tidak memberitakan Kristus yg lain dari Kristus yg
diberitakan oleh ketiga penulis Injil terdahulu (*YOHANES, INJIL).
Ringkasnya,
sumber paling jitu dan paling terpercaya untuk memperoleh informasi tentang
hidup Yesus Kristus adalah keempat Injil Kanon. Kendati bagian PB lainnya tidak
menambah rincian informasi atas peri kehidupan Yesus yg disajikan dalam
Kitab-kitab Injil, penting diperhatikan bahwa Kis, Surat-surat dan Why semuanya
disusun berdasarkan fakta bahwa Yesus hidup, mengajar, menderita kematian dan
menang atas maut seperti diceritakan oleh Kitab-kitab Injil. Beberapa surat
dalam PB ditulis awal thn 50 M (atau sedikit lebih dini), ump 1 dan 2 Tes dan
Gal, dan mungkin Yak — ditulis kr 20 thn kemudian dari tanggal penyaliban
Kristus. Selanjutnya, mengingat kenyataan bahwa salah seorang penulis PB, yakni
Paulus, yg begitu kejinya menganiaya pengikut Kristus, tapi yg bertobat
kemudian thn 32 M atau 33 M, juga Surat Yak yg ditulis oleh saudara Tuhan Yesus
(*YAKOBUS, SURAT), maka dapatlah kita bayangkan betapa dekatnya hubungan masa
hidup Tuhan Yesus di bumi ini (thn 6/4 sM — 30 M) dengan generasi masyarakat
Kristen yg pada masa hidup mereka dokumen-dokumen asli PB ditulis.
Ringkasan yg
diberikan Paulus tentang pemberitaan para rasul dalam #/TB 1Kor 15:1-8* penting
sekali: ‘Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil
yg aku beritakan kepadamu dan yg kamu terima, dan yg di dalamnya kamu teguh
berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan …. Sebab yg sangat penting telah
kusampaikan kepadamu, yaitu apa yg telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus
telah mati karena dosa-dosa kita … bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas
dan kemudian kepada kedua betas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri
kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih
hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya
Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yg paling
akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak
yg lahir sebelum waktunya.’
Dalam bagian
ini Paulus tidak hanya memberitakan Injil yg satu dan sama dengan yg
diberitakan keempat Kitab Injil, tapi ia juga menyatakan betapa dekatnya
hubungan gereja Kristen perdana, para rasul dan saksi-saksi mata lainnya dengan
hidup Tuhan Yesus. Maka tidaklah mengherankan menjumpai bahwa keempat Kitab
Injil, kendati dengan perbedaan-perbedaan penekanan dan keberbagaian perincian
informasi, toh keempatnya memberitakan Kristus yg sama yg datang untuk mencari
dan menyelamatkan orang yg hilang, Tuhan yg datang dari Allah, yg kepada-Nya
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (#/TB Mat 11:27; 28:18*; #/TB
Mr 1:11; 8:29*; #/TB Luk 1:32,35; 2:11; 9:35; 10:22*; #/TB Yoh 1:1; 20:28*,
dll).
Justru
sesudah mengalami kecaman-kecaman tajam dan bertubi-tubi lebih satu abad, sifat
kesahihan dan ketegaran keempat Injil kanon untuk dipercayai makin mantap dan
teguh dari sebelumnya. Teori — satu demi satu, juga aliran-aliran pemikiran yg
sambung-menyambung yg meragukan kesahihan keempat Injil untuk dipercayai,
rontok berguguran. Kendati Kitab-kitab Injil memang bungkam tentang banyak
rincian perihal hidup Yesus, keempat Injil saling mengukuhkan dan melengkapi,
menyajikan semua fakta mengenai Yesus yg perlu kita ketahui, supaya kita
mempercayai Dia adalah ‘Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya’ (#/TB Yoh 20:31*).
III. Unik
Ditinjau
dari berbagai sudut hidup Tuhan Yesus adalah unik. Satu dari keunikan itu ialah
hidup-Nya adalah kegenapan dari nubuat-nubuat khusus yg dinubuatkan ratusan
tahun sebelum kelahiran-Nya. Yesus sendiri, ump, beberapa kali mengatakan
kepada murid-murid-Nya bahwa Dia harus menderita, mati dan bangkit dari antara
orang mati sesuai Kitab Suci (bnd #/TB Luk 18:31-34*). Sesudah kebangkitan-Nya
Ia menjelaskan bahwa hidup-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya menggenapi
semua yg tertulis dalam Kitab Suci (#/TB Luk 24:25-27,44-48*).
Dalam
tuturan Petrus, Stefanus dan Paulus yg tertulis dalam Kis dan hampir semua
kitab PB, berulang kali diumumkan bahwa hidup, penderitaan, kematian dan
kenaikan Tuhan Yesus adalah penggenapan janji janji Allah dalam PL (*MESIAS).
Tidak ada satu pun dalam sejarah dunia yg dapat dibandingkan dengan ketepatan
fakta, bahwa ratusan tahun sebelum Yesus lahir banyak hal mengenai Dia — bahkan
tempat kelahiran-Nya (#/TB Mi 5:3*) — sudah dipraucapkan dan dicatat dalam Kitab-kitab
PL. Dan ditinjau dari berbagai sudut — mulai dari Ia dikandung secara
supraalami sampai peristiwa kenaikan-Nya ke sorga — hidupNya adalah khas unik.
Hanya di dalam hidup Dia nampak kepada kita Allah menjadi manusia. Sementara
hidup semua pendiri agama lainnya mengungkapkan kepada kita orang-orang yg
mencari kebenaran dan berusaha memahami hakikat agama, hidup Yesus Kristus
menyatakan Allah Pengasih dan Penegak keadilan yg berprakarsa menyelamatkan
umat manusia yg sudah jatuh ke dalam dosa.
Semua klaim Yesus mengenai diriNya bahwa
Dia adalah Anak Allah yg kekal dibenarkan oleh hidup-Nya, kematian-Nya,
kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya yg penuh kejayaan. Ia memang khas unik di
antara segenap umat manusia.
IV. Masa-masa terpenting
Kendati
mustahil menyusun riwayat hidup Yesus Kristus secara kronologis, keempat Injil
menyajikan cukup bahan yg memungkinkan kita menunjuk masa-masa paling penting
dalam hidup-Nya.
a. Kelahiran-Nya yg supra alami
Para
penulis Injil beroleh kesempatan luar biasa untuk menyelidiki kebenaran tentang
kelahiran Yesus. Lepas dari kenyataan bahwa Maria, ibu Yesus, diserahkan ke
dalam pengasuhan murid yg paling akrab kepada Yesus (bnd #/TB Yoh 19:26-27*),
baiklah diingat bahwa Yakobus, saudara Yesus, beberapa tahun menjadi salah
seorang pemimpin jemaat Yerusalem. Sesudah kebangkitan dan kenaikan Yesus,
Maria dan anak-anaknya tidak lagi meragukan ke-Tuhan-an Yesus. Mereka hidup
dalam persekutuan yg akrab dengan sesama mereka seiman di jemaat Yerusalem (bnd
#/TB Kis 1:14*). Ketika Lukas menyertai Paulus ke Yerusalem thn 56 atau 57 M,
salah seorang yg dia kunjungi ialah Yakobus, saudara Yesus (#/TB Kis
21:17-18*). Waktu itu — sesuai pendahuluan Injilnya — Lukas sudah memberi
perhatian besar pada fakta-fakta yg berkaitan dengan hidup Tuhan Yesus. Apakah
Lukas bertemu dengan Maria tidaklah diberitakan, tapi pasti kesempatan terbuka
lebar baginya untuk memperoleh informasi mengenai kelahiran Tuhan Yesus,
teristimewa informasi khusus yg hanya Maria satu-satunya nara sumber yg
otoritatif. Justru sudut pandang dan pengalaman pribadi Maria-lah yg mewarnai
dan mendasari laporan Lukas tentang kesupraalamian Yesus dikandung dan
dilahirkan (#/TB Luk 1:26-56; 2:1-51*). Pada pihak lain Matius menyusun
laporannya berdasarkan sudut pandang dan pengalaman pribadi Yusuf Tapi kedua
Injil itu bulat-bulat sepakat bahwa keberadaan dan kehadiran ‘jasadi’ Yesus
dalam kandungan Maria tidaklah berasal dari atau oleh bapak manusiawi,
melainkan oleh kuasa Roh Kudus dan lahir sebagai Anak Allah (bnd #/TB Luk
1:35*; #/TB Mat 1:18-24*). Persis sesuai kenyataan ini Yohanes memulai
Injilnya, ‘Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah …. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yg diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapak, penuh kasih karunia dan kebenaran’ (#/TB
Yoh 1:1-14*). *INKARNASI.
b. Masa bayi, kanak-kanak dan
berjenjang dewasa
#/TB Luk
2:40,52* melaporkan jelas perkembangan hidup Yesus dari masa kanak-kanak sampai
berjenjang dewasa berjalan seperti biasa tapi sempurna. Setiap segi kehidupan
ideal manusia sempurna seperti yg dikehendaki Allah terwujud nyata dalam hidup
Yesus. Kendati Dia hidup di tengah-tengah keluarga sederhana bersama Maria,
Yusuf dan beberapa adik-Nya lelaki dan perempuan, hidup-Nya seluruhnya selaras
dengan kehendak Allah (#/TB Luk 2:52*). Dan sejak usia anak-anak (#/TB Luk
2:49*) nampaknya Ia sudah sadar bahwa Dia adalah Anak Allah dalam arti yg khas.
Dari #/TB Luk 2:46-47* jelas pula bahwa sejak usia kanak-kanak Ia sudah
mempelajari Kitab-kitab PL secara mendalam. Dan kendati mungkin Yusuf meninggal
pada usia yg masih segar, sehingga Yesus harus bekerja keras sebagai tukang
kayu untuk memenuhi kebutuhan keluarga-Nya (#/TB Mat 13:55-56*), Ia menyediakan
cukup waktu memahami Kitab Suci dan berdoa.
Memang
ada sedikit informasi tentang masa kanak-kanak Tuhan Yesus, dan
kesimpulan-kesimpulan yg dapat ditarik dari Kitab-kitab Injil mengenai
hidup-Nya dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan rohani menuju kedewasaan
penuh, tapi di luar itu Pa bungkam tentang apa yg terjadi pada tahun-tahun persiapan
itu.
c. Baptisan dan pencobaan
Setelah
Yesus (barangkali thn 27 M) mencapai usia paling ‘tegar’ (kr usia 30 thn, #/TB
Luk 3:23*) Ia meninggalkan Nazaret dan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis.
Dengan baptisan ini Ia menerima di muka umum tugas kemesiasan-Nya sebagai Anak
Allah dan Juruselamat, yg sekalipun Dia sendiri tidak berdosa (#/TB 2Kor
5:21*), memikul hukuman dosa umat manusia.
Allah
Bapak membenarkan dan mensahihkan tindakan AnakNya itu, yg dalam kesadaran
penuh menyamakan diriNya dengan orang berdosa. Pembenaran dan pensahihan itu
dinyatakan dengan turunnya Roh Kudus ‘dalam wujud burung merpati’ dan dengan
suara dari langit, ‘Engkau inilah AnakKu yg Ku-kasihi, kepada-Mu Aku berkenan’
(#/TB Luk 3:22* — terjemahan lama). Pernyataan ini — yg menghubungkan #/TB Mazm
2:7* dengan #/TB Yes 42:1* — mengenal Dia adalah Mesias, tapi itu berarti Dia
wajib menggenapi panggilan kemesiasan-Nya dalam citra Hamba Yahweh yg taat dan
menderita sengsara.
Dengan
keyakinan demikian dalam hati-Nya, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun
Yudea untuk dicobai oleh His (#/TB Mat 4:1*). Guna membuktikan kelaikan dan
kesanggupan-Nya menjadi Juruselamat manusia, Dia harus membuktikan lebih dulu
ketaatan-Nya secara mutlak dan tanpa syarat kepada BapakNya, juga kuasa
keperkasaanNya mengalahkan penggoda ulung itu. Peristiwa pencobaan ini mencolok
dibandingkan peristiwa kejatuhan ke dalam dosa pada #/TB Kej 3*; di sana Adam
dan Hawa menyerah terhadap pencobaan kendati mereka hidup dalam keadaan paling
menguntungkan. Padahal, di sini, Yesus menang berjaya kendati Ia dicobai dalam
keadaan yg paling buruk dan mengerikan. Sesudah 40 hari di padang gurun
terus-menerus dicekam ketegangan fisik dan spiritual, Iblis mengerahkan segenap
kemampuannya dan kelicikannya menipu, untuk mendesak Yesus mencobai BapakNya,
atau, menolak melakukan misi-Nya sesuai yg digariskan dalam seruan dari langit,
seperti yg dikehendaki BapakNya bagi Dia. Tapi Yesus mematahkan cobaan itu
betapa pun lihainya dan halusnya dan Dia tetap taat tak tergoyahkan kepada
kehendak BapakNya. Ia bangkit berjaya dari pertarungan spiritual itu sebagai
Anak Allah yg taat dan Hamba yg setia (#/TB Mat 4:1,11*; #/TB Mr 1:12-13*; #/TB
Luk 4:1-13*).
d. Awal pelayanan-Nya terhadap
masyarakat umum
Setelah
berjaya mematahkan semua serangan Iblis, Yesus memulai tahap pertama
pelayanan-Nya terhadap masyarakat umum secara terbuka, memanggil
murid-murid-Nya yg pertama (#/TB Yoh 1:35-51*), menyatakan kuasa
ke-Allah-an-Nya dengan mengubah air menjadi anggur (#/TB Yoh 2:1-11*),
melakukan mujizat-mujizat (#/TB Yoh 2:23* dab), mengajarkan kepada Nikodemus
kebenaran-kebenaran rohani yg revolusioner, melayankan keselamatan bahkan
kepada orang Samaria yg di mata orang Yahudi adalah hina (#/TB Yoh 4:1-42*).
Tahapan pelayanan-Nya ini dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis, dan mencapai
puncaknya tatkala beberapa orang Samaria mengakui, ‘Kami tahu, bahwa Dia-lah benar-benar
Juruselamat dunia’ (#/TB Yoh 4:42*).
e. Pelayanan dan ajaran berpusat di Galilea
Penahanan
Yohanes Pembaptis menjadi tanda bagi Yesus untuk memulai pelayanan-Nya di
Galilea, dengan pengumuman ‘waktunya telah tiba dan Kerajaan Allah sudah dekat’
(#/TB Mr 1:14* dab). Waktu Ia menyatakan di sinagoge Nazaret bahwa Dia-lah yg
menggenapi janji janji mengenai Mesias, Dia ditolak oleh masyarakat
sekampung-Nya itu (#/TB Luk 4:16* dab). Lalu Ia menjadikan Kapernaum markas
besar-Nya. Ia bekerja dan mengajar di Kapernaum dan daerah-daerah lain di
Galilea kr 1 thn (#/TB Mat 4:12-14:13*; #/TB Mr 1:14-6:34*; #/TB Luk
4:14-9:11*; #/TB Yoh 4:46-54* dst), sambil menyatakan kuasa keilahian-Nya atas
alam (#/TB Mr 4:35-41; 6:34-51* dst), atas roh-roh dan setan-setan (#/TB Luk 8:26-39;
9:37-45* dst), atas badan manusia dan atas penyakit badani dan rohani (#/TB Mat
8:1-17; 9:1-8* dst), bahkan atas hidup dan kematian (#/TB Luk 7:11-17*; #/TB
Mat 8:18-26*). Selanjutnya Ia menyatakan memiliki otoritas final atas nasib
akhir dan kekal umat manusia. Dalam Khotbah di Bukit dan ajaran-ajaran-Nya yg
lain Ia menyatakan otoritas-Nya yg khas memberitakan undang-undang Kerajaan
Allah (#/TB Mat 5:1-7:29* dst).
Sementara
Ia menyatakan keunggulan otoritas-Nya sebagai Mesias, pada periode ini Ia juga
menyatakan kasihNya dan keprihatinan-Nya terhadap orang-orang yg tertindas
secara badani dan rohani (#/TB Mat 9:1-8,18-22*; #/TB Luk 8:43-48* dst).
Berulang kali Ia nyatakan bahwa Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yg
hilang, dan Ia melakukan hak khas ilahi mengampuni dosa (#/TB Luk 5:20-26;
7:48-50*). Ia memilih 12 orang dari antara pengikut-Nya untuk menjadi murid
khusus bagi-Nya (#/TB Mat 10:1-4*; #/TB Luk 6:12-16*), yg secara sistematis Ia
ajar dan latih menjadi rasul-Nya.
Otoritas
Yesus mengajar begitu mencolok dan khas. Ia begitu tegar tak goyah sedikit pun
menghadapi penentangNya dari kalangan Yahudi dan Farisi. Mujizat-mujizat
penyembuhan yg Dia perbuat dan manifestasi-manifestasi lainnya menyatakan
kuasa-Nya atas alam (#/TB Luk 4:33-41*; #/TB Mr 5:1-42* dst). Semuanya itu
membuat Dia sangat terkenal dan dikagumi masyarakat di seluruh Galilea (#/TB
Luk 4:40-42; 5:15,26; 6:17-19*). Ketenaran ini mencapai puncaknya pada mujizat
memberi makan 5.000 orang (#/TB Mat 14:13-21*; #/TB Mr 6:30-44*; #/TB Luk
9:10-17*; #/TB Yoh 6:5-13*). Peristiwa ini, yg begitu gamblang membuktikan
kemesiasan-Nya mendorong orang banyak untuk menobatkan Dia menjadi raja (#/TB
Yoh 6:15*).
f. Dua belas orang dilatih
Karena Yesus menolak dinobatkan menjadi
Mesias duniawi (#/TB Yoh 6:26-27*) massa bahkan jumlah terbesar murid-Nya dalam
arti yg lebih luas (#/TB Yoh 6:66-67*) meninggalkan Dia. Lalu Yesus memasuki
wilayah Tirus, Sidon dan Kaisarea Filipi (#/TB Mat 15:21; 16:13*; #/TB Mr 7:31*
dsb) dan melayani di sana. Ketika Yesus berkunjung lagi ke daerah sekitar Danau
Galilea, Ia menyembuhkan dan menolong banyak penderita yg tertekan jiwa, dan
untuk kedua kalinya Ia membuat mujizat memberi makan banyak orang (#/TB Mat
15:29-39*).
Kemudian
Ia membawa murid-murid-Nya menyendiri ke tempat yg sepi. Lalu Ia mengajukan
pertanyaan pelik, ‘Siapakah Aku ini?’ (#/TB Mat 16:15*). Petrus, mewakili semua
rasul, menjawab tegas, ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yg hidup!’ (#/TB Mat
16:16*). Sejak itu Yesus mulai mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi
pukulan dahsyat yg akan menimpa mereka di Yerusalem (#/TB Mat 16:21-26*). Tapi
ketika itu juga dengan jelas dan berulang kali Ia mengajarkan bahwa pada akhirnya
kemenangan akan menjadi milik Dia (#/TB Mat 16:27-28*), dan karena itu
pengikut-Nya tidak perlu takut (#/TB Luk 12:4-12,32-34*).
Puncak
penyataan diri Yesus kepada murid-murid-Nya terjadi saat to dipermuliakan di
atas gunung, pada saat mana Ia nampak dalam kemuliaan ilahi kepada tiga orang
muridNya yg paling akrab (#/TB Mat 17:1-13*; #/TB Mr 9:2-10*; #/TB Luk
9:28-36*). Karena Dia datang untuk menggenapi hukum Taurat maupun Nabi-nabi,
maka Musa (yg menggambarkan hukum Taurat) dan Elia (yg mewakili para nabi)
nampak bersama Dia dalam pemuliaan itu, sebelum Dia pada akhirnya memulai
perjalanan-Nya menuju Yerusalem menanggung derita maut untuk menyelamatkan umat
manusia. Sekali lagi suara Allah dari langit menyatakan bahwa Yesus adalah
AnakNya yg terpilih, kepada-Nya semua orang wajib menyimak dan patuh (#/TB Luk
9:35*).
g. Permusuhan memuncak
Setelah
Yesus menyatakan diriNya kepada murid-muridNya, dan murid-murid itu mengenal
Dia adalah benar-benar Anak Allah (#/TB Mat 17:1-13*; #/TB Mr 9:2-10*; #/TB Luk
9:18-20*), maka Dia mempersiapkan mereka lebih terarah dari sebelumnya untuk
mengemban tugas mereka di hari depan sebagai jajaran fondasi gereja-Nya. Dia
mengajarkan kebenaran kepada mereka baik langsung atau berupa perumpamaan, dan
Ia lanjutkan menyatakan kuasa keilahian-Nya dan otoritasNya dengan menyembuhkan
orang sakit (#/TB Luk 14:1-6; 17:11-19*), orang buta (#/TB Mr 10:46-52*) dan
menanggulangi beban hidup orang-orang yg tersiksa ditekan penderitaan.
Para penguasa Yahudi dan para pemimpin
agama Yahudi makin keras dan gencar menentang Dia (#/TB Luk 14:1*b). Cara dan
jalan apa saja ditempuh untuk menjerat Dia, menghancurkan pengaruh-Nya yg terus
meningkat atas masyarakat banyak, dan alasan terus dicari-cari untuk menyeret
Dia ke tangan penguasa Roma supaya dihukum mati (#/TB Mat 19:1-3*; #/TB Luk
11:53-54*). Semua peringatan serius yg Dia tujukan kepada penentang-Nya, semua
ajaran-Nya yg punya daya gugah dan yg dimaksudkan untuk mengubah hati mereka,
semua karya-Nya menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (#/TB Yoh
11:41-45*), hanya mempertajam kebencian orang Farisi, ahli Taurat dan para
pemimpin Yahudi terhadap Dia (#/TB Yoh 11:46-53*).
h. Minggu terakhir di Yerusalem
Setelah
Yesus dengan terang-terangan sebagai Mesias memasuki Yerusalem, diarak dan
dielu-elukan orang banyak yg bersorak-sorai (#/TB Mr 11:1-10*; #/TB Yoh
12:12-19* dst), Ia mengusir para penukar uang dan pedagang binatang korban dari
pelataran luar Bait Suci. Dengan demikian Ia memperlihatkan kekuasaan-Nya
sebagai Mesias (#/TB Luk 19:45-46*; #/TB Mat 21:12-16*). Akhir hidup-Nya
sekarang makin dekat. Dengan gamblang Ia menelanjangi kemunafikan orang-orang
yg memburu-buru Dia (#/TB Mat 23:1-39*; #/TB Luk 20:45-47*), sewaktu Dia
mengajar di pelataran Bait Suci pada hari-hari terakhir yg begitu mencekam
(#/TB Mat 21:33-34; 22:1-14*; #/TB Mr 12:1-12*; #/TB Luk 20:9-47*), menubuatkan
apa yg akan menimpa orang Yahudi, Yerusalem dan Bait Suci (#/TB Luk 21:20-24*).
Ia mempersiapkan pengikut-Nya perihal bahaya yg telah siap menanti mereka (#/TB
Luk 21:9-19* dst), memberi tahu apa yg telah tersedia bagi dunia dan gereja
(#/TB Luk 21:25-27*), dan menubuatkan bahwa sejarah dunia akan mencapai
puncaknya kelak pada saat Ia dalam kemuliaan datang lagi untuk menyatakan kuasa
ke-Allah-an-Nya atas semua kuat kuasa kegelapan, dan untuk mulai menegakkan
Kerajaan-Nya yg kekal (#/TB Mat 24:29-31; 25:31-46*).
Malam
menjelang penderitaan-Nya, dan sebagai upaya terakhir mempersiapkan para rasul
mengemban tugas besar yg menanti mereka, Yesus membasuh kaki murid-muridNya itu
(#/TB Yoh 13:1-11*), mengajarkan kepada mereka pelajaran yg sangat penting
tentang kerendahan hati (#/TB Yoh 13:12-17*; #/TB Luk 22:24-30*), dan
memberitahukan bahwa Yudas akan mengkhianati Dia (#/TB Mr 14:18-21*; #/TB Yoh
13:21-30*). Kemudian Ia menetapkan Perjamuan Kudus (#/TB Mat 26:26-29* dst) dan
akhirnya Ia mendoakan semua pengikut-Nya (#/TB Yoh 17:1-26*).
Lalu di
Getsemani Ia menyerahkan diriNya mutlak seutuhnya dan untuk yg terakhir kalinya
kepada kehendak BapakNya (#/TB Mat 26:39-46* dst). Setelah menimpakan atas
diriNya segenap kesalahan umat manusia yg sudah jatuh ke dalam dosa, dengan
ikhlas Ia membiarkan diriNya ditangkap, disiksa, dijatuhi hukuman yg salah dan
disalibkan. Penderitaan-Nya sebagai korban tebusan dosa mencapai puncaknya di
kayu salib, menjelang akhir tiga jam gulita saat Ia berseru, ‘AllahKu, AllahKu,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?’ (#/TB Mat 27:46*). Telah Ia kemukakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Ia datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (#/TB Mat 26:28*; #/TB
Mr 10:45* dst). Setelah dengan sukarela Ia mempersembahkan diriNya sebagai Anak
Domba Allah (#/TB Yoh 1:29; 10:11-18*), tugas-Nya tuntas seutuhnya. Lalu Ia
menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan BapakNya dengan seru kemenangan, ‘Sudah
selesai!’ (#/TB Yoh 19:30*).
i. Penguburan, kebangkitan dan
kenaikan
Setelah Yesus mati, Ia tidak lagi di
bawah kuasa musuh-musuh-Nya. Mayat Yesus diturunkan dari kayu salib (#/TB Luk
23:50-53*) dan dikuburkan di kuburan baru dalam suatu kebun. Janji-Nya akan
bangkit dari antara orang mati segera digenapi. Sebagai Kristus yg bangkit dan
Tuhan yg hidup, Ia membasmi ketakutan dan kebimbangan hati pengikutNya (#/TB
Luk 24:13-49*; #/TB Yoh 20:11-21:22*). Pada kurun waktu 40 hari Ia
berulang-ulang menampakkan diriNya kepada mereka, membuka hati mereka supaya
mengerti Kitab Suci PL, menjanjikan akan mengutus Roh Kudus untuk menghibur,
memimpin dan memberi kuasa kepada mereka bertindak sebagai saksi-Nya mulai dari
Yerusalem sampai ke ujung bumi (#/TB Kis 1:8*). Setelah sekali lagi Ia
meyakinkan mereka bahwa segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan
kepada-Nya (#/TB Mat 28:18*), Ia menugasi mereka untuk menjadikan semua bangsa
murid-Nya (#/TB Mat 28:19*). Lalu Ia berjanji akan senantiasa menyertai mereka,
bahkan sampai akhir zaman (#/TB Mat 28:20*), dan Ia pun terangkat ke sorga —
sambil mengangkat tangan-Nya memberkati mereka (#/TB Luk 24:50*).
Dengan
demikian hidup Yesus sebagai Manusia di antara manusia di bumi ini pada
akhirnya menang berjaya. Klaim para rasul sangat tepat menyimpulkan pelayanan
Yesus di bumi, ‘Allah telah membuat Yesus, yg kamu salibkan itu, menjadi Tuhan
dan Kristus’ (#/TB Kis 2:36*).
KEPUSTAKAAN.
H Anderson, Jesus and Christian Origins, 1964; 0 Borchert,
The Original Jesus, 1933; G Bornkamm, Jesus of Nazareth, 1960; F. C Burkitt,
Jesus Christ — an historical outline, 1932; CJ Cadoux, Life of Jesus, 1948; F.
C Conybeare, The Historic Jesus, 1914; H Daniel-Rops, Jesus in His Time, 1955;
A Edershaim, The Life and Times of Jesus the Messiah, 1883; F. W Farrar, The
Life of Christ, 1874; J. N Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, 1950
(terutama hlm 36-41, catatan-catatan khusus yg tertera pada hlm 14, dan
keterangan-keterangan pada hlm 649-670); Giovanni Papini, Life of Christ, 1925;
T. R Glover, The Jesus of History’, 1920; M Goguel, Life of Jesus, 1933; E. J
Goodspeed, A Life of Jesus, 1950; A. C Headlam, The Life and Teaching of
Jesus’, 1936; A. M Hunter, The Work and Words of Jesus, 1950; J. W Jack, The
Historic Christ, 1933; S. E Johnson, Jesus in His own Times, 1959; J Klausner,
Jesus of Nazareth, 1929; K. S Latourette, The First Five Centuries, 1937 (ps
2); J MacKinnon, The Historic Jesus, 1931; H. D. A Major, T. W Manson, dan C. J
Wright, The Mission and Message of Jesus, 1940; T. W Manson, The
Servant-Messiah, 1953; E Meyer, Ursprung and Anfange des Christentums, 3 jilid,
1921-1923; G Ogg, Chronology of the Public Ministry of Jesus, 1940; A. T
Olmstead, Jesus in the Light of History, 1942; J. M Robinson, A New Quest of
the Historical Jesus, 1959; W Sanday, Outlines of the Life of Christ, 1931; A
Schweitzer, The Quest of the Historical Jesus’, 1936; P. C Simpson, The Fact of
Christ, 1901; David Smith, The Days of His Flesh, 1905; J Stalker, The Life of
Jesus Christ, 1891; E Stauffer, Jesus and His Story, 1960; N. B Stonehouse, The
Witness of Matthew and Mark to Christ, 1944; The Witness of Luke to Christ,
1951; R. H Strachan, The Ministry of Jesus, 1954; M. C Tenney, New Testament
Survey, 1961; H. E. W Turner, Jesus, Master and Lord, 1953; B. B Warfield, The
Person and Work of Christ, 1950; H. G Wood, Did Christ Really Live?, 1938.
No comments:
Post a Comment