Wednesday, December 6, 2017

TAAT, MENAATI






TAAT, MENAATI

       Kata kerja Ibrani adalah ‘syama’ be’, harfiah ‘mendengarkan’. Kata kerja yg dipakai dalam (LXX) dan dalam PB adalah hupakouo (kata benda, hupakoe; kata sifat, hupekoos), suatu campuran dari akouo, yg juga berarti ‘mendengar’. hupakouo harfiah berarti ‘mendengar di bawah ….’ PB memakai juga eisakouo (#/TB 1Kor 14:21*), harfiah berarti ‘mendengar ke dalam’, peithomai dan peitharkheo (#/TB Tit 3:1*). Kedua kata yg disebut terakhir menggambarkan pikiran yg menyerah pada bujukan dan tunduk kepada kekuasaan. Ide mengenai kepatuhan, yg disarankan kosakata ini adalah suatu pendengaran yg terjadi di bawah kekuasaan atau pengaruh si pembicara, dan yg membawa pada pemenuhan permintaan atau perintahnya.
       Agar seseorang dipatuhi, maka dia harus: (a) mempunyai hak untuk memerintah, dan (b) mampu memberitahukan perintahnya. Jadi kewajiban manusia untuk mematuhi Khalik-nya menyiratkan:
(a) ke-Tuhan-an Allah, dan (b) wahyu-Nya. PL biasanya menggambarkan kepatuhan kepada Allah sebagai menaati (mendengar) suara-Nya (menekankan b) atau hukum-hukum-Nya (menekankan a). Ketidakpatuhan digambarkan sebagai tidak mendengar suara Allah, apabila Dia bersabda (#/TB Mazm 81:10*; #/TB Yer 7:24-28*).
       Menurut Alkitab Allah menuntut, bahwa wahyu-Nya diindahkan sebagai aturan untuk hidup manusia seutuhnya. Jadi ketaatan kepada Allah cukup luas untuk mencakup keseluruhan agama alkitabiah dan moralitas. Alkitab menekankan dengan sangat, bahwa perbuatan luar untuk menghormati Allah sekali-kali tidak dapat mengimbangi kekurangan kepatuhan dalam hati dan kelakuan (#/TB 1Sam 15:22*; bnd #/TB Yer 7:22* dab).
       Ketidakpatuhan Adam — manusia pertama, dan kepatuhan sempurna manusia kedua, Yesus Kristus, merupakan faktor yg menentukan dalam nasib setiap manusia. Penyelewengan Adam dari kepatuhan menjerumuskan manusia pada kesalahan, penghukuman dan maut (#/TB Rom 5:19*; #/TB 1Kor 15:22*).
       Ketaatan Kristus yg tak kunjung padam itu ‘sampai mati’ (#/TB Fili 2:8*; bnd #/TB Ibr 5:8; 10:5-10*) memperoleh kebenaran (penerimaan oleh Allah) dan kehidupan (persekutuan dgn Allah) untuk semua orang yg percaya akan Dia (#/TB Rom 5:15-19*).
       Pengumuman Allah dalam perjanjian lama, ketaatan ditekankan sebagai perintah-Nya bila umat-Nya ingin menikmati kemurahan-Nya (#/TB Kel 19:5*, dst). Tapi dalam perjanjian baru, tekanan diletakkan atas ketaatan sebagai pemberian-Nya kepada mereka, agar mereka dapat menikmati kemurahan-Nya (#/TB Yer 31:33; 32:40*; bnd #/TB Yeh 36:26* dab; 37: 23-26).
       Kepercayaan pada Injil dan Yesus Kristus berarti kepatuhan (#/TB Kis 6:7*; #/TB Rom 6:17*; #/TB Ibr 5:9*; #/TB 1Pet 1:22*), karena Allah memerintahkannya (bnd #/TB Yoh 6:29*; #/TB 1Yoh 3:23*). Ketidakpercayaan berarti ketidakpatuhan (#/TB Rom 10:16*; #/TB 2Tes 1:8*; #/TB 1Pet 2:8; 3:1; 4:17*). Kehidupan dalam kepatuhan akan Allah adalah buah kepercayaan (bnd apa yg dikatakan mengenai Abraham, #/TB Kej 22:18*; #/TB Ibr 11:8,17* dab; #/TB Yak 2:21* dab).
       Kepatuhan kristiani berarti meneladani Allah dalam kekudusan (#/TB 1Pet 1:15* dab), dan Kristus dalam kerendahan hati dan kasih (#/TB Yoh 13:14* dab, 34 dab; #/TB Fili 2:5* dab; #/TB Ef 4:32-5:2*). Hal ini bersumber dari perasaan terima kasih atas anugerah yg diterima (#/TB Rom 12:1* dab), bukan dari keinginan untuk memperoleh jasa dan untuk membenarkan diri di hadapan Allah. Memang, menaati hukum berdasarkan alasan yg disebut terakhir bukanlah kepatuhan kepada Allah, melainkan sebaliknya (#/TB Rom 9:31-10:3*).
       Kepatuhan terhadap kekuasaan yg ditegakkan Allah dalam keluarga (#/TB Ef 5:22; 6:1* dab; bnd #/TB 2Tim 3:2*), dalam gereja (#/TB Fili 2:12*; #/TB Ibr 13:17*), dan dalam negara (#/TB Mat 22:21*; #/TB Rom 13:1* dab; #/TB 1Pet 2:13* dab; #/TB Tit 3:1*) adalah sebagian dari ketaatan kristiani terhadap Allah. Tapi bila ada pertentangan, dia harus bersedia untuk tidak taat kepada manusia, agar jangan tidak taat kepada Allah (#/TB Kis 5:29*).


 KEPUSTAKAAN. W Mundle, NIDNTT 2, hlm 172-180. JIP/AL/HAO

No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...