Sunday, December 31, 2017

PELIHARA, PEMELIHARAAN. NKI 216 Tuhan Peliharakan {God Will Take Care Of You}



NKI 216 Tuhan Peliharakan
God Will Take Care Of You
Versi 1
1
Apapun juga menimpamu
Tuhan menjagamu
Naungan kasih-Nya pelindungmu
Tuhan menjagamu

Tuhan menjagamu
Waktu tenang atau tegang
Ia menjagamu
Tuhan menjagamu.
2
Bila menanggung beban berat
Tuhan menjagamu
Masa depanmu kelam pekat
Tuhan menjagamu.
3
T’lah dilengkapi-Nya hidupmu
Tuhan menjagamu
Dan didengarkan-Nya doamu
Tuhan menjagamu.
4
Cobaan apa mengganggumu
Tuhan menjagamu
Buatlah Yesus sandaranmu
Tuhan menjagamu.

PELIHARA, PEMELIHARAAN
       Biasanya pemeliharaan (providensia) dalam teologia Kristen dirumuskan sebagai aktivitas Pencipta yg tiada putusnya, yg oleh rahmat dan kebaikan-Nya yg berlimpah (#/TB Mazm 145:9*; bnd #/TB Mat 5:45-48*), Ia menegakkan ciptaan-Nya dalam keadaan teratur (#/TB Kis 17:28*; #/TB Kol 1:17*; #/TB Ibr 1:3*), memimpin dan memerintah segala kejadian, keadaan dan perbuatan bebas para malaikat dan manusia (bnd #/TB Mazm 107*; #/TB Ayub 1:12; 2:6*; #/TB Kej 45:5-8*) dan mengarahkan segala sesuatu kepada tujuan yg telah ditetapkan demi kemuliaan-Nya sendiri (bnd #/TB Ef 1:9-12*). Pandangan Kristen tentang hubungan Allah dengan dunia ini harus dibedakan dengan:
(a) panteisme, yg melarutkan dunia ke dalam Allah;
 (b) deisme, yg melepaskan dunia dari Allah;
(c) dualisme, yg membagi pengawasan atas dunia antara Allah dan suatu kekuatan yg lain;
(d) indeterminisme, yg berpendapat bahwa dunia itu lama sekali tidak ada yg mengawasinya;
 (e) determinisme, yg menentukan adanya suatu pengawasan yg sedemikian rupa sehingga meniadakan tanggung jawab moral manusia;
 (9 ajaran tentang kebetulan yg menyangkal bahwa ada kuasa pengawasan dunia yg rasional; (g) ajaran tentang nasib yg menyangkal ada kuasa pengawas dunia yg penuh kebaikan.
       Dalam Alkitab pemeliharaan Allah digambarkan sebagai suatu fungsi kedaulatan ilahi. Allah adalah Raja atas segala sesuatu, yg melakukan justru apa yg Ia kehendaki (#/TB Mazm 103:19; 135:6*; #/TB Dan 4:35*; bnd #/TB Ef 1:11*). Keyakinan ini dengan kuat meliputi seluruh Alkitab. Garis-garis pokok di dalamnya dapat diuraikan sbb:
          a. Pemeliharaan dan tata tertib alamiah
          Allah memerintah segala kuasa alamiah (#/TB Mazm 147:8* dab), segala binatang buas (#/TB Ayub 38; 39; 40; 41*), dan segala kejadian di dunia, yg besar dan yg kecil, dari hujan angin ribut yg disertai guntur dan petir (#/TB Ayub 37*; #/TB Mazm 29*) dan tulah-tulah (#/TB Kel 7:3-11:10; 12:29* dab; #/TB Yoel 2:25*) hingga kematian burung pipit (#/TB Mat 10:29*) atau jatuhnya undian (#/TB Ams 16:33*). Hidup fisik, pada manusia dan binatang, adalah milik-Nya. Dia-lah yg memberikannya dan mengambilnya kembali (#/TB Kej 2:17*; #/TB 1Sam 1:27*; #/TB 2Sam 12:19*; #/TB Ayub 1:21*; #/TB Mazm 102:22; 104:29* dab; #/TB Mazm 127:3*; #/TB Yeh 24:16* dab; #/TB Dan 5:23*, dll). Demikian juga halnya dengan kesehatan dan penyakit (#/TB Ul 7:15; 28:27,60*), keuntungan dan kemalangan (’ kejahatan’, #/TB Am 3:6*; bnd #/TB Yes 45:7*) dst.
          Karena tata tertib alamiah yg teratur itu dipandang sebagai langsung tergantung kepada kehendak ilahi (bnd #/TB Kej 8:22*), maka Alkitab lugu menerima gagasan tentang mujizat yg kadang-kadang terjadi yg nampaknya aneh bagi ketertiban yg telah ada; Allah melakukan apa yg Ia kehendaki di dalam dunia, dan tiada sesuatu pun yg terlalu berat bagiNya (bnd #/TB Kej 18:14*).
          Pemerintahan Allah berdasarkan pemeliharaan-Nya yg mantap atas tata tertib yg telah dijadikan, memaklumkan hikmat, kuasa, kemuliaan dan kebaikan-Nya (#/TB Mazm 8:1; 19:1-5*; #/TB Kis 14:17*; #/TB Rom 1:19* dab). Orang yg dihadapkan dengan penyataan ini, jika ia tidak mau mengakui Allah, ia tak dapat berdalih (#/TB Rom 1:20*).
          Alkitab menyajikan kesetiaan Allah dalam memenuhi tujuan-Nya yg baik di alam semesta, sebagai hal yg pada dirinya sendiri harus dipuji (bnd #/TB Mazm 104;  147*), serta sebagai jaminan bahwa Ia adalah Tuhan atas sejarah manusia, dan akan memenuhi janji-Nya yg penuh kasih karunia di bidang itu juga (bnd #/TB Yer 31:35* dab; #/TB Yer 33:19-26*).
          b. Pemeliharaan dan sejarah dunia
          Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Allah sedang melaksanakan suatu rencana penyelamatan. Rencana ini berkisar pada kedatangan Kristus yg pertama dan berpuncak pada kedatangan-Nya lagi. Tujuannya ialah untuk menciptakan suatu gereja meliputi seluruh dunia di mana Yahudi dan non-Yahudi bersama-sama mendapat bagian dari kasih karunia Allah (#/TB Ef 3:3-11*), dan dengan ini penyatuan kembali dunia yg kacau (#/TB Rom 8:19* dab) di bawah pemerintahan Kristus pada waktu kedatangan-Nya yg kedua (#/TB Ef 1:9-12*; #/TB Fili 2:9* dab; #/TB Kol 1:20*; #/TB 1Kor 15:24* dab). Melalui pemerintahan Kristus pada masa kini dan kemenangan-Nya pada masa datang, nubuat PL tentang kerajaan Mesianis Allah (bnd #/TB Yes 11:1-9*; #/TB Dan 2:44; 7:13-27*) dipenuhi. Tema yg menyatukan Alkitab ialah pelaksanaan Allah atas martabatNya sebagai Raja dengan meneguhkan kerajaan-Nya. Tiada musuh yg dapat merintangi Dia; Ia menertawakan mereka yg menentang rencana-Nya (#/TB Mazm 2:4*) dan memakai penentangan itu bagi tujuan-Nya sendiri (bnd #/TB Kis 4:25-28*, yg mengutip #/TB Mazm 2:1* dab). Kemuncak sejarah ialah penaklukan mereka yg menentang Allah dan kerajaan-Nya, seperti ditunjukkan oleh Why (#/TB Wahy 19*, dll).
          Paulus menganalisis langkah-langkah dalam rencana Allah dipandang dari segi hubungan Yahudi dan non-Yahudi dan hukum Taurat kasih karunia di #/TB Gal 3*; #/TB Rom 9; 10; 11*; bnd #/TB Ef 2:12-3:11*.
          c. Pemeliharaan dan keadaan-keadaan pribadi
          Allah memberitahukan kepada Israel sebagai bangsa, bahwa Ia akan menjadikan mereka makmur jika mereka setia, tapi akan mendatangkan bencana atas mereka jika mereka berbuat dosa (#/TB Im 26:14* dab; #/TB Ul 28:15* dab). Usaha untuk mengerti keuntungan perseorangan Israel dalam terang yg asasi ini menimbulkan berbagai persoalan. Mengapa Allah memperkenan orang jahat beruntung, bahkan kendati ulah mereka menjadikan orang benar korban? Dan mengapa bencana justru sering menjadi bagian orang yg berbakti kepada Allah?
          Persoalan pertama senantiasa dijawab dengan mengatakan bahwa orang jahat hanya beruntung untuk sementara waktu saja; Allah akan segera mendatanginya dan memberikan pembalasan (#/TB Mazm 37*, passim; #/TB Mazm 50:16-21; 73:17* dab), sekalipun kini Ia mungkin bersabar untuk memberikan kepada mereka kesempatan bertobat (#/TB Rom 2:4* dab; #/TB 2Pet 3:9*; #/TB Wahy 2:21*). PB menyamakan hari pembalasan Allah dengan penghakiman terakhir (bnd #/TB Rom 2:3* dab; #/TB Rom 12:19*; #/TB Yak 5:1-8*).
          Persoalan kedua dijawab dengan bermacam cara. Ditekankan: (1) bahwa orang benar akan dibenarkan pada datangnya hari penghakiman atas orang jahat (#/TB Mazm 37*; #/TB Mal 3:13-4:3*); (2) sementara itu penderitaan berharga adalah sebagai penertiban yg diberikan Allah (#/TB Ams 3:11* dab; #/TB Mazm 119:67,71*); (3) bahwa penderitaan, jika tabah menghadapinya, dan sekalipun tidak dimengerti, memuliakan Allah dan pada akhirnya membawa berkat (#/TB Ayub 1; 2;  42*); (4) bahwa persekutuan dengan Allah adalah yg satu-satunya, dan bagi mereka yg menikmati persekutuan dengan Allah, maka kemiskinan lahiriah tidak lagi menjadi momok yg menakutkan (#/TB Mazm 73:14,23* dab; #/TB Hab 3:17* dab).
          Dalam PB kenyataan bahwa orang beriman menderita sebagai akibat dari perlakuan jahat dan keadaan-keadaan yg menentangnya tidak lagi menjadi persoalan, karena diakui bahwa persekutuan dalam penderitaan Kristus mempunyai sifat asasi bagi panggilan Kristen (bnd #/TB Mat 10:24* dab; #/TB Yoh 15:18* dab; #/TB Yoh 16:33*; #/TB Kis 9:16; 14:22*; #/TB Fili 3:10* dab; #/TB 1Pet 4:12-19*). Pengakuan ini, dalam kaitannya dengan asas-asas PL yg telah disebutkan di atas, secara sempurna menyelesaikan ‘persoalan tentang penderitaan’ bagi masyarakat Kristen pertama. Karena mereka mengetahui harapan mereka yg mulia (#/TB 1Pet 1:3* dab), dan kuasa Kristus yg menguatkan dan mendukung mereka (#/TB 2Kor 1:3* dab; #/TB 2Kor 12:9* dab), mereka dapat matang menghadapi segala situasi (#/TB Fili 4:11*). Dan oleh pengetahuan itu mereka bergirang dalam segala kesukaran (#/TB Rom 8:35* dab), yakin bahwa melalui penentangan itu Bapak mereka yg penuh kasih sedang membina mereka dalam kekudusan (#/TB Ibr 12:5-11*), memperkembangkan tabiat kristiani mereka (#/TB Yak 1:2* dab; #/TB 1Pet 5:10*; bnd #/TB Rom 5:2* dab), menguji kenyataan iman mereka (#/TB 1Pet 1:7*), dan membuat mereka layak menerima kemuliaan (#/TB 1Pet 4:13*). Dalam segala hal Allah bekerja bagi kesejahteraan kerohanian umat-Nya (#/TB Rom 8:28*), dan Ia memberikan kepada mereka keperluan bendawi, apa saja yg mereka perlukan di sepanjang perjalanan musafir mereka di dunia (#/TB Mat 6:25-33*; #/TB Fili 4:19*).
          Kepercayaan kepada pemeliharaan Allah (providensia) menentukan banyak dari sikap-sikap asasi kesalehan alkitabiah. Pengetahuan bahwa Allah mengatur keadaannya, mengajar orang percaya untuk berharap hanya kepada-Nya dalam kerendahan hati dan kesabaran akan pembenaran dan penyelamatan (#/TB Mazm 37; 40:12* dab; #/TB Yak 5:7* dab; #/TB 1Pet 5:6* dab). Dan pengetahuan itu melarang dia untuk membiarkan bertumbuh rasa sedih dan putus asa (#/TB Mazm 42; 43*), dan memberikan kepada mereka keberanian dan harapan, jika mereka digoda (#/TB Mazm 60;  62*). Pengetahuan itu memacu segala doa bagi pertolongan dan pujian terhadap segala hal yg baik yg dinikmatinya.
          d. Pemeliharaan dan kebebasan manusia
          Allah memerintah hati dan perbuatan-perbuatan segenap manusia (bnd #/TB Ams 21:1*; #/TB Ezr 6:22*), sering untuk tujuan-tujuan-Nya sendiri yg tidak diduga oleh mereka (bnd #/TB Kej 45:5-8; 50:20*; #/TB Yes 10:5* dab; #/TB Yes 44:28-45:4*; #/TB Yoh 11:49* dab; #/TB Kis 13:27* dab). 
 Kesimpulan:
Pengawasan Allah adalah mutlak, dalam arti bahwa manusia hanya melakukan apa yg telah Dia atur supaya mereka lakukan; namun mereka benar-benar menjadi perantara yg bebas, dalam arti bahwa keputusan-keputusan mereka adalah milik mereka sendiri, dan bahwa mereka secara moral bertanggung jawab atasnya (bnd #/TB Ul 30:15* dab). Tapi harus diadakan pembedaan antara hal bahwa Allah membiarkan atau menyerahkan orang-orang berdosa untuk melakukan kejahatan yg lebih mereka sukai (#/TB Mazm 81:11* dab; #/TB Kis 14:16*; #/TB Rom 1:24-28*), dan karya-Nya yg penuh kasih karunia untuk mendesak umat-Nya supaya menghendaki dan melakukan apa yg diperintahkan-Nya (#/TB Fili 2:13*); sebab, dalam hal yg pertama, menurut aturan penghakiman Alkitab, kesalahan bagi kejahatan yg dilakukan itu seluruhnya ditanggung oleh orang yg berbuat dosa itu (bnd #/TB Luk 22:22*; #/TB Kis 2:23; 3:13-19*), sedang dalam hal yg kedua pujian bagi kebaikan yg dilakukan orang harus diberikan kepada Allah (bnd #/TB 1Kor 15:10*).



KEPUSTAKAAN
.
  • Arndt A. E Garvie, di HDB; A. H Strong, Systematic Theology 12, 1949, hlm 419-443;
  • L Berkhof, Systematic Theology4, 1949, hlm 165-178;
  • Calvin, Institutes, 1, hlm 16-18;
  • K Barth, Church Dogmatics, 3, iii, ET, 1960, hlm 3-288;
  • S Peake, The Problem of Suffering in the Old Testament, 1904;
  • 0 Cullmann, Christ and Time, ET, 1951;
  • G. C Berkouwer, The Providence of God, 1952;
  • P Jacobs, H Krienke, NIDNTT 1, hlm 692-697; J Behm, TDNT 4, hlm 1009-1017.

No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...