Hambatan-Hambatan Pertumbuhan Rohani
dalam
Memberitakan Kasih Allah
Kepada Dunia
Ketika
seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka ia dapat
dipandang sebagai sebuah tunas tanaman yang baru bertumbuh. Untuk pertumbuhan
berikutnya, tergantung pada banyak faktor seperti: firman Tuhan yang diterima
melalui pendengaran atau pembacaan dan perenungan (Mazmur
1:1-3), kehidupan doa yang ditekuninya, pengalaman hidup bersama
dengan Tuhan, dan interaksinya dengan sesama. Seharusnya, dengan adanya
faktor-faktor yang Allah sediakan itu, setiap orang percaya dapat mengalami
pertumbuhan rohani yang baik sejalan dengan lama waktu ia mengikut Tuhan Yesus
Kristus, hingga menjadi dewasa rohani, yaitu memiliki karakter seperti Yesus
Kristus sendiri dan memberitakan kasih Allah kepada dunia. Namun dalam
kenyataannya tidak semua orang Kristen mengalami pertumbuhan rohani yang sama.
Bahkan ada yang mengalami stagnasi atau kemandegan, tetap berjalan di tempat.
Itu berarti ada gangguan yang menghalangi atau menghambat pertumbuhan yang
normal. Dalam tulisan singkat ini kita akan melihat sejenak hal-hal apa saja
yang dapat menghambat pertumbuhan rohani kita. Dengan mengetahui
hambatan-hambatan itu, maka oleh pertolongan dan kekuatan dari Roh Kudus, kita
akan mampu mengatasinya, dan mengalami pertumbuhan rohani sesuai dengan ukuran
Kristus sendiri.
Pertama, dunia. Alkitab mengatakan bahwa
dunia (Yun. kosmos)
memiliki tiga bentuk unik yang selalu ada untuk menghambat pertumbuhan rohani,
yaitu keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:16). Ketiga hal ini pula
yang dipakai oleh Iblis untuk mencobai Yesus Kristus. Kita dapat meneladani
cara Yesus Kristus menang atas ketiga pencobaan itu, yaitu dengan kuasa firman
Tuhan (Mat. 4:1-11).
Banyak orang Kristen yang jatuh ke dalam salah satu atau seluruh godaan itu,
yang dikenal dengan “tiga ta”, yaitu: wanita, takhta dan harta”, sehingga
rohani mereka tidak bisa bertumbuh dengan baik. Orang yang mengasihi dunia atau
bersahabat dengan dunia sama artinya dengan menjadikan dirinya musuh Allah
sehingga ia tidak akan menyukai hal-hal rohani yang dianugerahkan kepadanya (Yak. 4:4).Padahal jika kita mau,
kita dapat mengggunakan ‘senjata’ yang telah Allah berikan kepada kita, yaitu
iman kita. Hanya imanlah yang mampu mengalahkan dunia ( ). Iman itu muncul dari firman Tuhan (Rom. 10:17). Jika kita mendengarkan,
membaca, merenungkan, mempelajari, dan melakukan firman Tuhan dengan
sungguh-sungguh, maka ketiga godaan yang menghambat itu bisa kita atasi.
Kedua, Iblis dan setan-setan. Yesus
Kristus berkata bahwa Iblis adalah pencuri yang selalu ingin mencuri, membunuh
dan membinasakan (Yoh. 10:10).
Sesuai dengan arti namanya, yaitu “pendakwa”, Iblis selalu mendakwa kita yaitu
dengan mengingatkan kita akan kesalahan kita di masa lalu. Ia selalu mengusik
perasaan kita agar kita selalu merasa bersalah. Misalnya, Iblis mendakwa imam
besar Yosua yang dikatakan oleh Alkitab “mengenakan pakaian kotor” alias tidak
layak melayani Tuhan. Namun Tuhan menguatkan Yosua dan mengganti pakai kotor
itu dengan pakaian dari lenan putih. Dengan kata lain Yosus dilayakkan oleh
Tuhan sendiri untuk tetap melayani Dia (Zakh.
3:1-3). Bagi kita di masa kini, hal yang harus kita lakukan agar Iblis
tidak terus menggoda kita adalah dengan mengaku dosa dan bertobat, yaitu tidak
melakukan dosa-dosa itu lagi (1 Yoh. 1:9). Kita
harus selalu ingat bahwa kita telah menerima karya pembenaran Yesus Kristus
merupakan ‘lenan putih’ yang harus terus kita kenakan, sehingga ketika Iblis
mendakwa kita, maka kita kedapatan benar di hadapan Allah, dan terus mengalami
pertumbuhan rohani yang sehat (Rom. 3:26).
Ketiga, diri sendiri.
Kehendak bebas (free will) yang
Allah berikan ketika manusia diciptakan-Nya tetap berlaku ketika seseorang ada
di dalam Yesus Kristus. Kehendak bebas itu bisa digunakan untuk mau bertumbuh
atau tidak mau bertumbuh. Pertumbuhan rohani bukan sesuatu yang berlangsung
secara terpaksa atau otomatis, melainkan sesuatu yang diusahakan. Rasul Petrus
menggunakan kata imperative, “bertumbuhlah” (2
Pet. 3:18). Berarti orang itu sendiri yang mau bertumbuh, dan Roh Kudus
akan menolongnya untuk bertumbuh. Namun jika ia sudah merasa cukup puas dengan
kondisi rohaninya saat ini dan tidak mau bertumbuh lebih dewasa lagi, maka Roh
Kudus pun tidak akan memaksanya. Mengapa ada orang yang tidak mau bertumbuh?
Ada beberapa alasan, salah satunya adalah risiko yang harus dihadapi jika
seseorang mengalami pertumbuhan rohani, misalnya: ia bisa dijauhi oleh
rekan-rekan bisnisnya yang selama ini ada dalam kehidupannya. Orang yang dewasa
rohani tidak akan lagi berbuat tidak senonoh, berbicara kotor, mencemooh,
menjelekkan orang lain, curan dan dusta, dan pelbagai bentuk dosa lainnya. Ia
mengambil posisi fifty-fifty: sebagian
hidup bagi Tuhan, sebagian hidup bagi dosa. Ia bersikap tepat seperti Eutikhus
yang duduk di jendela. Separuh badannya di dalam ruangan tempat Rasul Paulus
mengajarkan firman Tuhan, dan separuh lagi di luar dan terkena angin semilir.
Akibatnya? Ia jatuh dari lantai tiga ke bawah dan … mati. Untunglah Rasul
Paulus – oleh kuasa Tuhan – membangkitkannya kembali (Kisah 20:7-12). Kita harus hidup bagi
Kristus secara all out, sepenuh
hati, ya atau tidak sama sekali, tidak suam-suam lagi.
Keempat, pengajaran sesat. Yang
tidak kalah pentingnya untuk dicermati adalah semakin gencarnya pengajaran
sesat, khusus di Akhir Zaman ini. Yang dimaksud dengan ‘sesat’ di sini bukan
saja pengajaran yang jelas bertentangan dengan firman Tuhan, atau ajaran palsu
berupa bidat-bidat: Saksi Yehovah, Theodesi, Mormonisme, dan sebagainya (Mat. 24:11). Bidat-bidat tersebut
jelas harus kita tolak karena akan membuat kita jauh dari kebenaran firman
Tuhan. Namun di samping itu ada pengajaran yang memberitakan firman Tuhan namun
tidak sepenuhnya. Artinya, ada pengajaran yang lebih menekankan berkat-berkat
jasmani saja yang dikenal dengan istilah Injil Kemakmuran (Prosperity Gospel), padahal Tuhan Yesus
juga berkata bahwa orang yang mengikut Dia harus menyangkal diri, memikul
salib, dan mengikut Dia (Mat. 16:24). Tidak
ada kemuliaan tanpa salib … no crow no
crown. Di balik salib barulah ada kemuliaan!
Ada
orang Kristen yang tidak mau tahu apakah pengajaran yang diterimanya benar atau
salah. Ia beranggapan bahwa itu adalah urusan para teolog atau hamba Tuhan.
Asalkan cocok dengan dirinya dan masuk di akalnya, maka ia akan menerimanya
begitu saja. Keluguan jemaat kadang-kadang dimanfaatkan oleh para nabi palsu
untuk memperoleh keuntungan. Ia menggunakan istilah-istilah rohani,
pengalaman-pengalaman rohani dalam kesaksian yang disampaikannya, bahkan
membuat itu semua lebih tinggi dari firman Allah yang diwahyukan atau
diilhamkan oleh Roh Kudus. Kitab Suci diletakkan di bawah kesaksian hidup.
Padahal justru kita harus menempatkan Alkitab sebagai standar utama sekaligus
hakim atas berbagai pengajaran yang beredar di sekitar kita. Berkonsultasilah
dengan hamba Tuhan yang setia kepada pengajaran firman Tuhan, ketika jemaat
mendengar adanya pengajaran yang meragukan.
Kedatangan
Tuhan Yesus Kristus sudah semakin dekat. Ia adalah Mempelai Laki-laki yang oleh
Roh Kudus-Nya sedang mempersiapkan kita, Gereja-Nya, untuk menjadi Mempelai
Perempuan-Nya. Berarti Ia sendiri rindu kita bertumbuh menjadi dewasa. Bukankah
tidak ada satu pun perkawinan dilaksanakan apabila sang mempelai perempuan
adalah seorang bayi atau kanak-kanak. Mari kita tinggalkan status sebagai
kanak-kanak rohani, dan terus bertumbuh secara sehat dengan mengatasi pelbagai
hambatan dalam kehidupan Kekristenan masa kini.
No comments:
Post a Comment