Sunday, December 17, 2017

Hambatan-Hambatan Pertumbuhan Rohani dalam Memberitakan Kasih Allah Kepada Dunia


Hambatan-Hambatan Pertumbuhan Rohani 
dalam Memberitakan Kasih Allah 
Kepada Dunia
            Ketika seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka ia dapat dipandang sebagai sebuah tunas tanaman yang baru bertumbuh. Untuk pertumbuhan berikutnya, tergantung pada banyak faktor seperti: firman Tuhan yang diterima melalui pendengaran atau pembacaan dan perenungan (Mazmur 1:1-3), kehidupan doa yang ditekuninya, pengalaman hidup bersama dengan Tuhan, dan interaksinya dengan sesama. Seharusnya, dengan adanya faktor-faktor yang Allah sediakan itu, setiap orang percaya dapat mengalami pertumbuhan rohani yang baik sejalan dengan lama waktu ia mengikut Tuhan Yesus Kristus, hingga menjadi dewasa rohani, yaitu memiliki karakter seperti Yesus Kristus sendiri dan memberitakan kasih Allah kepada dunia. Namun dalam kenyataannya tidak semua orang Kristen mengalami pertumbuhan rohani yang sama. Bahkan ada yang mengalami stagnasi atau kemandegan, tetap berjalan di tempat. Itu berarti ada gangguan yang menghalangi atau menghambat pertumbuhan yang normal. Dalam tulisan singkat ini kita akan melihat sejenak hal-hal apa saja yang dapat menghambat pertumbuhan rohani kita. Dengan mengetahui hambatan-hambatan itu, maka oleh pertolongan dan kekuatan dari Roh Kudus, kita akan mampu mengatasinya, dan mengalami pertumbuhan rohani sesuai dengan ukuran Kristus sendiri.
Pertama, dunia. Alkitab mengatakan bahwa dunia (Yun. kosmos) memiliki tiga bentuk unik yang selalu ada untuk menghambat pertumbuhan rohani, yaitu keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:16). Ketiga hal ini pula yang dipakai oleh Iblis untuk mencobai Yesus Kristus. Kita dapat meneladani cara Yesus Kristus menang atas ketiga pencobaan itu, yaitu dengan kuasa firman Tuhan (Mat. 4:1-11). Banyak orang Kristen yang jatuh ke dalam salah satu atau seluruh godaan itu, yang dikenal dengan “tiga ta”, yaitu: wanita, takhta dan harta”, sehingga rohani mereka tidak bisa bertumbuh dengan baik. Orang yang mengasihi dunia atau bersahabat dengan dunia sama artinya dengan menjadikan dirinya musuh Allah sehingga ia tidak akan menyukai hal-hal rohani yang dianugerahkan kepadanya (Yak. 4:4).Padahal jika kita mau, kita dapat mengggunakan ‘senjata’ yang telah Allah berikan kepada kita, yaitu iman kita. Hanya imanlah yang mampu mengalahkan dunia ( ). Iman itu muncul dari firman Tuhan (Rom. 10:17). Jika kita mendengarkan, membaca, merenungkan, mempelajari, dan melakukan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka ketiga godaan yang menghambat itu bisa kita atasi.
Kedua, Iblis dan setan-setan. Yesus Kristus berkata bahwa Iblis adalah pencuri yang selalu ingin mencuri, membunuh dan membinasakan (Yoh. 10:10). Sesuai dengan arti namanya, yaitu “pendakwa”, Iblis selalu mendakwa kita yaitu dengan mengingatkan kita akan kesalahan kita di masa lalu. Ia selalu mengusik perasaan kita agar kita selalu merasa bersalah. Misalnya, Iblis mendakwa imam besar Yosua yang dikatakan oleh Alkitab “mengenakan pakaian kotor” alias tidak layak melayani Tuhan. Namun Tuhan menguatkan Yosua dan mengganti pakai kotor itu dengan pakaian dari lenan putih. Dengan kata lain Yosus dilayakkan oleh Tuhan sendiri untuk tetap melayani Dia (Zakh. 3:1-3). Bagi kita di masa kini, hal yang harus kita lakukan agar Iblis tidak terus menggoda kita adalah dengan mengaku dosa dan bertobat, yaitu tidak melakukan dosa-dosa itu lagi (1 Yoh. 1:9). Kita harus selalu ingat bahwa kita telah menerima karya pembenaran Yesus Kristus merupakan ‘lenan putih’ yang harus terus kita kenakan, sehingga ketika Iblis mendakwa kita, maka kita kedapatan benar di hadapan Allah, dan terus mengalami pertumbuhan rohani yang sehat (Rom. 3:26).
Ketiga, diri sendiri. Kehendak bebas (free will) yang Allah berikan ketika manusia diciptakan-Nya tetap berlaku ketika seseorang ada di dalam Yesus Kristus. Kehendak bebas itu bisa digunakan untuk mau bertumbuh atau tidak mau bertumbuh. Pertumbuhan rohani bukan sesuatu yang berlangsung secara terpaksa atau otomatis, melainkan sesuatu yang diusahakan. Rasul Petrus menggunakan kata imperative, “bertumbuhlah” (2 Pet. 3:18). Berarti orang itu sendiri yang mau bertumbuh, dan Roh Kudus akan menolongnya untuk bertumbuh. Namun jika ia sudah merasa cukup puas dengan kondisi rohaninya saat ini dan tidak mau bertumbuh lebih dewasa lagi, maka Roh Kudus pun tidak akan memaksanya. Mengapa ada orang yang tidak mau bertumbuh? Ada beberapa alasan, salah satunya adalah risiko yang harus dihadapi jika seseorang mengalami pertumbuhan rohani, misalnya: ia bisa dijauhi oleh rekan-rekan bisnisnya yang selama ini ada dalam kehidupannya. Orang yang dewasa rohani tidak akan lagi berbuat tidak senonoh, berbicara kotor, mencemooh, menjelekkan orang lain, curan dan dusta, dan pelbagai bentuk dosa lainnya. Ia mengambil posisi fifty-fifty: sebagian hidup bagi Tuhan, sebagian hidup bagi dosa. Ia bersikap tepat seperti Eutikhus yang duduk di jendela. Separuh badannya di dalam ruangan tempat Rasul Paulus mengajarkan firman Tuhan, dan separuh lagi di luar dan terkena angin semilir. Akibatnya? Ia jatuh dari lantai tiga ke bawah dan … mati. Untunglah Rasul Paulus – oleh kuasa Tuhan – membangkitkannya kembali (Kisah 20:7-12). Kita harus hidup bagi Kristus secara all out, sepenuh hati, ya atau tidak sama sekali, tidak suam-suam lagi.
Keempat, pengajaran sesat. Yang tidak kalah pentingnya untuk dicermati adalah semakin gencarnya pengajaran sesat, khusus di Akhir Zaman ini. Yang dimaksud dengan ‘sesat’ di sini bukan saja pengajaran yang jelas bertentangan dengan firman Tuhan, atau ajaran palsu berupa bidat-bidat: Saksi Yehovah, Theodesi, Mormonisme, dan sebagainya (Mat. 24:11). Bidat-bidat tersebut jelas harus kita tolak karena akan membuat kita jauh dari kebenaran firman Tuhan. Namun di samping itu ada pengajaran yang memberitakan firman Tuhan namun tidak sepenuhnya. Artinya, ada pengajaran yang lebih menekankan berkat-berkat jasmani saja yang dikenal dengan istilah Injil Kemakmuran (Prosperity Gospel), padahal Tuhan Yesus juga berkata bahwa orang yang mengikut Dia harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia (Mat. 16:24). Tidak ada kemuliaan tanpa salib … no crow no crown. Di balik salib barulah ada kemuliaan!
Ada orang Kristen yang tidak mau tahu apakah pengajaran yang diterimanya benar atau salah. Ia beranggapan bahwa itu adalah urusan para teolog atau hamba Tuhan. Asalkan cocok dengan dirinya dan masuk di akalnya, maka ia akan menerimanya begitu saja. Keluguan jemaat kadang-kadang dimanfaatkan oleh para nabi palsu untuk memperoleh keuntungan. Ia menggunakan istilah-istilah rohani, pengalaman-pengalaman rohani dalam kesaksian yang disampaikannya, bahkan membuat itu semua lebih tinggi dari firman Allah yang diwahyukan atau diilhamkan oleh Roh Kudus. Kitab Suci diletakkan di bawah kesaksian hidup. Padahal justru kita harus menempatkan Alkitab sebagai standar utama sekaligus hakim atas berbagai pengajaran yang beredar di sekitar kita. Berkonsultasilah dengan hamba Tuhan yang setia kepada pengajaran firman Tuhan, ketika jemaat mendengar adanya pengajaran yang meragukan.
Kedatangan Tuhan Yesus Kristus sudah semakin dekat. Ia adalah Mempelai Laki-laki yang oleh Roh Kudus-Nya sedang mempersiapkan kita, Gereja-Nya, untuk menjadi Mempelai Perempuan-Nya. Berarti Ia sendiri rindu kita bertumbuh menjadi dewasa. Bukankah tidak ada satu pun perkawinan dilaksanakan apabila sang mempelai perempuan adalah seorang bayi atau kanak-kanak. Mari kita tinggalkan status sebagai kanak-kanak rohani, dan terus bertumbuh secara sehat dengan mengatasi pelbagai hambatan dalam kehidupan Kekristenan masa kini.


No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...