Friday, December 22, 2017

SUKACITA



SUKACITA

       Kata-kata Alkitab kalah: Ibrani simkha, kata kerjanya sameakh, juga mencakup ungkapan lahiriahnya (bnd kata Arab serumpun yg berarti ‘dalam keadaan gembira sekali’), dan kurang lazim gil (kata kerja sekaligus kata benda); Yunani khara (kata kerja khaird), dan agalliasis (berulang-ulang dipakai dlm LXX, dan sepadan dgn simkha), yg berarti sukacita yg besar.
       Baik dalam PL maupun PB sukacita tetap merupakan ciri orang percaya sebagai perseorangan maupun ciri gereja secara umum. Sukacita ialah kualitas atau watak, dan bukan melulu perasaan hati, yg didasarkan pada Allah sendiri dan memang berasal dari Dia (#/TB Mazm 16:11*; #/TB Fili 4:4*; #/TB Rom 15:13*), yg mencirikan hidup Kristen khas di dunia ini (#/TB 1Pet 1:8*), dan merupakan permulaan sukacita yg kekal bersama Kristus, nanti dalam Kerajaan Sorga (bnd #/TB Wahy 19:7*).
I. Dalam PL
          Sukacita selalu berhubungan dengan kehidupan nasional seutuhnya dan keagamaan bangsa Israel. Secara khusus diungkapkan dalam bentuk-bentuk kegembiraan pada keramaian dan kemeriahan pesta-pesta, saat mempersembahkan korban-korban dan upacara penobatan (#/TB Ul 12:6* dab; #/TB 1Sam 18:6*; #/TB 1Raj 1:39* dab). Sukacita spontan merupakan ciri yg menonjol dalam Mzm; di situ sukacita adalah pertanda ibadah gabungan (sebagian besar berpusat di Bait Suci, #/TB Mazm 42:3; 81:1*) maupun pemujaan pribadi (#/TB Mazm 16:8* dab; #/TB Mazm 43:4*). Yesaya membedakan sukacita dari yg melulu tata cara (bnd #/TB Mazm 126*), dan ia menggabungkan sukacita dengan keselamatan yg utuh dari Allah; justru (dlm rangka sukacita alam semesta) digabungkan juga dengan pengharapan masa datang (#/TB Yes 49:13; 61:10* dab). Sebagai hasilnya, selanjutnya dalam Yudaisme sukacita menjadi ciri zaman akhir.

II. Dalam PB
          Kitab-kitab Injil Sinoptik mencatat suasana sukacita terkait dengan proklamasi kabar baik tentang Kerajaan Allah, dalam bentuk aneka ragam, ump: kelahiran Juruselamat (#/TB Luk 2:10*), Yesus memasuki Yerusalem dalam lambang Raja Mesias (#/TB Mr 11:9* dab; #/TB Luk 19:37*; #/TB Mat 21:9*), dan sesudah kebangkitan (#/TB Mat 28:8*). Dalam Injil Yoh Yesus sendirilah yg mengumumkan sukacita ini (#/TB Yoh 15:11; 16:24*), dan sekarang sukacita adalah dampak persekutuan yg erat antara gereja dengan Yesus (bnd #/TB Yoh 16:22*).
          Dalam Kis sukacita mencirikan kehidupan gereja pertama. Sukacita menyertai karunia Roh Kudus yg dicurahkan kepada murid Yesus (#/TB Kis 13:52*), menyertai mujizat-mujizat yg dilakukan dalam nama Yesus Kristus (#/TB Kis 8:8*), menyertai fakta dan berita pertobatan non-Yahudi (#/TB Kis 15:3*), juga menjadi ciri khas perjamuan kudus (#/TB Kis 2:46*).
          Kata khara dipakai dalam tiga cara oleh Paulus yaitu:
 Pertama: kemajuan iman anggota tubuh Kristus, khususnya orang-orang yg dia bimbing kepada Kristus, mendampakkan sukacita — ia melukiskannya sebagai he khara hemon, ‘sukacita kami’ (#/TB 1Tes 2:19* dab; bnd #/TB 1Tes 2:20*).  
Kedua, sukacita Kristen bisa saja paradoksal sebagai buah dari penderitaan bahkan dari kepedihan dukacita karena Kristus (#/TB Kol 1:24*; #/TB 2Kor 6:10*; bnd #/TB 1Pet 4:13*; #/TB Ibr 10:34* dst), dan sukacita itu adalah karya Tuhan Yesus, bukan karya kita sendiri. Ketiga, sukacita adalah karunia Roh Kudus (#/TB Gal 5:22*), justru sukacita itu dinamis, tidak statis. Lagipula, sukacita adalah buah kasih — kasih Allah dan kasih kita — tepat seperti didaftarkan oleh rasul Paulus dalam #/TB Gal 5:22-26*. Tapi karena sukacita adalah karunia yg bisa saja diganggu oleh dosa, maka setiap orang percaya dihimbau mengambil bagian sukacita dalam Kristus (#/TB Yoh 15:11; 17:13*) dengan hidup tiap-tiap hari bersama Dia (#/TB Rom 6:8*) dan dengan mempraktikkan sehari-hari sukacita mengenal Dia dan keselamatan yg diberikan-Nya (#/TB 1Tes 5:16*; #/TB Fili 3:1; 4:4*; #/TB 1Pet 1:8*)

       KEPUSTAKAAN.
Buku patokan mengenai pokok ini ialah karya E. G Gulin, Die Freude im Neuen Testament, 1932; lih J Moffatt juga, Grace in the New Testament, 1931, hlm 168,mengenai hubungan khara dengan kharis, E Beyruether, G Finkenrath, NIDNTT 2, hlm 352-361; TDNT 1, hlm 19-21; 2, hlm 772-775; 9, hlm 359-372.


No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...