Nikodemus
Menemui Yesus
Nikodemus (bahasa Yunani: Νικόδημος, Nikodēmos; bahasa
Inggris: Nicodemus) adalah nama seorang Yahudi,
yang disebut dalam bagian Perjanjian
Baru di Alkitab Kristen, terutama Injil Yohanes.
Dicatat bahwa ia adalah seorang pemimpin agama orang Yahudi dan
termasuk kelompok yang disebut sebagai Farisi. Ia
adalah salah satu duta besar yang dikirim Aristobulus ke Pompey.
Dia telah melihat mukjizat yang dilakukan Yesus dan telah
mendengar ajaran Yesus. Dia percaya bahwa Yesus benar-benar seorang Guru yang
diutus Allah.
Dia ingin bertemu Yesus dan bercakap-cakap dengan-Nya, tetapi ia menunggu
sampai malam tibaagar tidak dikenal secara umum sebagai murid Yesus.
Pertemuan Nikodemus dan Yesus
Menurut Injil Yohanes
pasal 3, Nicodemus datang pada waktu malam kepada Yesus untuk
berbicara secara pribadi. Hal ini terjadi pada tahun pertama Yesus memulai
pelayanannya dalam rangka perayaan Paskah di Yerusalem.
Inti percakapan Yesus dan Nikodemus adalah mengenai
kelahiran kembali dan kehidupan
kekal. Nicodemus memulai percakapan
dengan berkata:
"Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru
yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda
yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.
Yesus Kristus langsung mengarahkan
percakapan kepada pokok persoalan yang ada di hati Nikodemus, yaitu tentang Kerajaan Allah.
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat
Kerajaan Allah.
Kemudian Nikodemus mengajukan sejumlah pertanyaan
"Bagaimana" untuk melakukan hal itu.
Pertanyaan 1: Bagaimana seseorang dilahirkan kembali?
Kata Nikodemus kepada Yesus:
"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia
sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?
Jawab Yesus:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan
dari Roh, adalah roh. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar
bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Pertanyaan 2: Bagaimana hal itu terjadi?
Nikodemus menjawab, katanya:
"Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Yesus memulai jawaban dengan mengarahkan Nicodemus kepada
pemikiran sorgawi bukan duniawi. Jawab Yesus selanjutnya:
"Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga,
selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama
seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal."
Pernyataan terkenal Yesus kepada Nikodemus
“
|
Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.
|
”
|
Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang di dunia,
bukan untuk menghukum mereka.
Tercatat pernyataan Yesus terakhir kepada Nikodemus:
"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah
berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia
lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka
jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada
terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi
barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi
nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.
Membela Yesus
di depan kelompok Farisi
Pada waktu perayaan Hari Raya Pondok Daun, Yesus datang ke Yerusalem. Imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi mencoba untuk menangkap Yesus tetapi
tidak berhasil, antara lain karena para penjaga yang dikirim untuk
menangkap ikut terpesona mendengarkan ajaran-ajaran Yesus. Ketika
orang-orang Farisi berkumpul untuk mengecam Yesus, Nikodemus mengangkat suara
untuk membela Yesus:
"Apakah
hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang
mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
Hal itu sementara dapat meredakan kemarahan orang Farisi
sehingga mereka membubarkan diri, meskipun mereka masih mempertanyakan keaslian
pengajaran Yesus dengan menjawab Nikodemus: "Apakah engkau juga
orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi
yang datang dari Galilea."
Saat Penguburan
Yesus
Setelah Yesus Kristus mati disalibkan bersamaan dengan
disembelihnya domba Paskah, Yusuf
dari Arimatea meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat
Yesus dan menguburkannya. Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah
ia dan menurunkan mayat itu. Yusuf ini adalah seorang murid Yesus, tetapi
sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi. Juga Nikodemus datang
ke situ. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima
puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain
lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi menjelang
perayaan Paskah, sedang
dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada
suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang, maka
mereka meletakkan mayat Yesus ke situ. Dengan demikian, Nikodemus adalah orang
yang turut serta memberikan penguburan yang layak bagi Yesus.
Hal lain
Mengenai Nikodemus
Nama Nikodemus kemudian disebut-sebut dalam beberapa
tulisan apokrif seperti Injil
Nikodemus (Nicodemi Evangelium), sebuah dokumen yang
diterbitkan pada abad keenambelas.
Berdasarkan tradisi Kristen, Nikodemus dianggap sebagai salah satu martir pada
abad pertama. Oleh Katholik Roma dan Orthodoks Timur,
Nikodemus dihormati sebagai santo dan perayaannya diperingati pada tanggal 3 Agustus. Dalam Injil, Nikodemus
diperkenalkan sebagai orang yang berhati lurus, setia, namun yang ketakutan,
bahkan tidak memahami Yesus pada waktu berhadapan muka dengan-Nya.
Nama "Nikodemus" sendiri berasal dari kata
"nikos" (="pemenang") dan "demos" (="rakyat
atau bangsa") yang berarti "bangsa/rakyat pemenang". Nama ini
sering dipakai oleh orang Yunani dan muncul pula pada tradisi orang Yahudi.
Nikodemus Yohanes 3:1
Yunani
Nicodemus = "conqueror"
1) a member of the Sanhedrin who took the part of Jesus
1) a member of the Sanhedrin who took the part of Jesus
3530
Nikodemos nik-od'-ay-mos
from 3534 and 1218; victorious among
his people; Nicodemus, an Israelite: KJV -- Nicodemus.
see GREEK for 3534
see GREEK for 1218
see GREEK for 3534
see GREEK for 1218
[Barclay]
ou [maskulin] Nikodemus
Nikodemus. (Bhs. Yun.: Yang ikut menang bersama bangsa itu).
Ia seorang --> Farisi. Anggota
--> Mahkamah Agama, salah seorang di antara beberapa wakil resmi rakyat,
yang menerima Yesus secara serius (tidak tertutup kemungkinan adanya sebuah
pelukisan wakil kelompok di sini). Percakapan yang dilakukannya di waktu malam
dengan Yesus (Yoh 3:1-21) terpusatkan pada kelahiran
kembali manusia dari air dan Rokh Kudus sebagai syarat mutlak untuk penerimaan
orang ke dalam kerajaan Allah. Yoh 7:50 mengatakan bagaimana ~N
membela Yesus. Pada Yoh 19:39~N mengusahakan mur dan gaharu
bagi pemakaman Yesus. --> ~N disebutkan menjadi penulis sebuah Injil ~N.
apokrif, yaitu yang disebut Akta Pilatus. Menurut perkiraan para ahli, tulisan
itu disusun sekitar tahun 400 Ses. Mas.
KS.- [PB] Yoh 3:1-10; Yoh 7:50; 19:39
Nikodemus
Orang Farisi yang datang pada waktu malam kepada Yesus (Yoh 3:1-21).
Membela Yesus (Yoh 7:50-52).
Bersama Yusuf, menguburkan Yesus (Yoh 19:39-41).
Disebut pertama
|
:
|
|
Namanya disebut
|
:
|
5 X
|
Kitab yang menyebut
|
:
|
Yohanes
|
Pekerjaan
|
:
|
Guru dan pemimpin agama Yahudi.
|
Terakhir disebut
|
:
|
|
Fakta penting
|
:
|
Ia datang kepada Kristus waktu malam,
dan bicara tentang lahir baru.
|
Ringkasan
|
:
|
|
1.
I.
Karakter Nikodeous.
1.
A. Ia
seorang pemimpin agama Yahudi; Yoh 3:1
2.
B. Ia
anggota dari Farisi; Yoh 3:1
3.
C. Ia
seorang guru terkenal ; Yoh 3:10
2.
II.
Pengakuan Nikodesus.
Ia berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang
sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat
mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu jika Allah tidak
menyertainya." Yoh 3:2
3.
III. Ia
datang untuk belajar.
Yesus menjawab: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan
Allah." Yoh 3:3
4.
IV.
Kebingungan Nikodesus.
1.
A. Kata
Nikodemus kepadaNya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan kembali,
kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan
dilahirkan lagi?" Yoh 3:4
1.
1.
Kedudukannya dapat membingungkan; Yoh 3:1
2.
2.
Agamanya dapat membingungkan; Yoh 3:1,10
2.
B.
Penebusnya. Yesus memberikan tiga ilustrasi untuk dapat membantu Nikodemus
mengerti tentang lahir baru:
1.
1.
Ilustrasi fisik. "Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan
apa yang dilahirkan Roh, adalah roh." Yoh 3:6
2.
2.
Ilustrasi alamiah. "Angin bertiup ke mana ia datang atau kemana ia
pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari
Roh." Yoh 3:8
3.
3.
Ilustrasi Injil. "Dan seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan. Yoh 3:14
5.
V.
Teguran terhadap Nikodesus.
"Karena tidak percaya waktu Aku berkata-kata dengan
kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku
berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?" Yoh 3:10,12
6.
VI.
Pertobatan Nikodemus.
Gejala menunjukkan dengan jelas bahwa Nikodemus menerima
Kristus saat itu, mungkin setelah mendengar ayat yang sangat penting dalam
Alkitab; Yoh 3:16
7.
VII.
Keteguhan hati Nikodesus.
1.
A. Dia
membela Yesus di hadapan Sanhedrin. Nikodemus berkata kepada mereka:
"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan
sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatnya?" Yoh 7:50-52
2.
B.
Nikodemus membantu menyediakan sesuatu untuk tubuh Yesus dalam
penguburanNya. Yoh 19:39
|
Seorang *Farisi yang bersikap baik
kepada Yesus, hanya disebut dalam Injil Yohanes (Yoh. 7:50-52). Ia sepertinya melambangkan
orang yang bingung setengah percaya, dan penulis Injil ingin melihatnya
bertobat karena suatu kelahiran baru (Yoh. 3:4, 9); tetapi mungkin Nikodemus
terhalang oleh ketakutan (Yoh. 19:39). Ia sadar bahwa menaruh simpati
kepada Yesus akan mengundang permusuhan dari pihak orang Yahudi. Penulis
Yohanes menggambarkan Nikodemus sebagai seorang Yahudi yang mungkin bertobat
dan bergabung dengan Gereja Kristen dengan akibat dikucilkan dari *sinagoga (Yoh. 9:22).
Nama itu nama Yunani, artinya
'penakluk orang-orang'. Dia disebut hanya dalam Yoh, di mana dia diterangkan
sebagai Farisi dan pemimpin agama Yahudi (artinya anggota Sanhedrin) yg
mengunjungi Yesus waktu malam (Yoh 3:1-21). Nampaknya dia sungguh-sungguh
dan tertarik oleh sifat dan pengajaran Yesus, tapi takut ketahuan kepada
rekannya sesama Farisi. Dia tidak dapat mengerti kiasan-kiasan rohaniah yg
dipakai Kristus. Nikodemus menghilang dari panggung pelayanan, dan informasi yg
tinggal bagi kita hanyalah kata-kata Kristus kepada Yudaisme yg dibungkus dalam
kegelapan.
Nikodemus muncul kembali dalam Yoh 7:50-52 dengan lebih berani
memprotes penghukuman Kristus tanpa mendengar Dia. Penampilannya yg terakhir
dalam Yoh 19:40 melaporkan dia membawa
banyak rempah-rempah untuk ditaburkan pada tubuh Kristus. Tidak ada lagi yg
diketahui mengenai dia, selain banyak legenda (mis dlm apokrifa, Gospel of
Nicodemus). Penyamaannya dengan Naqdimon ben-Gorion yg kaya raya dan dermawan,
yg terdapat di Talmud, tidaklah pasti.[1]
Kesimpulannya:
Nikodemus Menemui Yesus (Yohanes 3:1-15)
Pertama:
Di dalam Yohanes 1 terdapat hal-hal
yang melampaui sifat agama, filsafat, dan sistem kebudayaan dunia. Di dalam
Yohanes 2 terdapat tiga peristiwa besar, yaitu: 1) Yesus memberkati orang yang
menikah, 2) Yesus menghakimi orang yang memperlakukan Bait Allah secara tidak
benar, dan 3) Tanggapan Yesus terhadap orang yang percaya kepada Dia karena
mujizat. Alkitab mengajarkan, janganlah kita berpikir asalkan orang mau
percaya, Tuhan pasti mau menerima; karena Tuhan tidak pernah memercayakan
diri-Nya kepada orang itu (Yoh. 2:23-25). Saat ini kondisi kekristenan sudah
sedemikian terpuruk, begitu takut tidak ada orang yang mau percaya, sampai
menjual diri dan menurunkan harkat demi menyenangkan orang lain agar bisa
diterima. Kita harus ingat bahwa seseorang harus menghampiri dan menyembah
Tuhan dengan iman, mau menjadi murid-Nya yang taat dan menerima firman dengan
rendah hati. Orang Kristen tidak boleh memperalat Tuhan, apalagi ingin menjadi
boss di dalam gereja. Tuhan senang dengan orang yang datang ke hadapan-Nya
dengan rendah hati, menyesali dosa dan pemberontakannya dengan hati yang
hancur, dan bertobat. Orang yang memiliki sikap hati sedemikian tidak akan
dibuang oleh Tuhan.
Kerajaan dunia selalu membangun
istana yang mewah, kota benteng yang kuat, dengan desain yang paling indah.
Hanya Tuhan yang membangun kerajaan-Nya dengan hati yang hancur dan jiwa yang
menyesali dosa-dosanya. Jangan pernah ada orang yang menyombongkan jasanya di
hadapan Tuhan. Tuhan bukanlah pengemis yang membutuhkan pertolongan manusia.
Manusia harus berlutut dan menyembah Allah, seperti yang telah dilakukan oleh
para orang majus di hadapan bayi Yesus. Prinsip inilah yang harus kita
pelihara, tidak seperti kebanyakan manusia yang ingin menyombongkan jasa dan
kedudukannya di dalam gereja atau seperti kebanyakan orang yang ingin
memperalat Tuhan bagi dirinya.
Ketika Tuhan Yesus lahir, Tuhan
Allah mengutus malaikat memberitakan kabar sukacita bukan hanya kepada orang
majus, tetapi juga kepada para gembala yang miskin. Sejak hari pertama Tuhan
Yesus datang ke dunia, Ia sudah menyatakan prinsip-prinsip yang sangat berbeda
dengan manusia pada umumnya. Orang majus berjalan begitu jauh untuk mencari
“Sang Raja” yang akhirnya tersasar ke istana Herodes. Mereka berpikir, seorang
raja tentu lahir di istana. Banyak orang Kristen zaman ini berpikir seperti
itu. Kristus itu Raja, maka kita sebagai anak Raja haruslah hidup mewah. Ini
ajaran yang sesat. Kristus lahir di palungan dan tinggal di kandang yang hina.
Inilah Raja semesta alam. Betapa pun tinggi kedudukan kita di dunia, kita harus
menyembah Tuhan Yesus yang ada di palungan. Di hadapan Tuhan, kita harus sadar
betapa hinanya kita. Oleh karena itu, kita harus belajar melayani Tuhan dengan
rendah hati dan sepenuh hati. Itu yang akan memenuhkan kita dengan sukacita
ilahi.
Di dalam Yohanes 2 dinyatakan dengan
tegas bahwa Tuhan Yesus tidak memercayakan diri-Nya kepada orang-orang yang
percaya kepada-Nya karena berbagai mujizat yang Dia lakukan. Iman bukan datang
dari melihat mujizat; melainkan dari firman. Di dalam Kisah Para Rasul 8
tertulis bahwa Simon, si tukang sihir yang mengikuti Filipus, bertobat dan
dibaptis dalam nama Yesus. Banyak orang terkejut mengapa ia bisa bertobat dan
dibaptis. Banyak orang mengira bahwa pertobatan orang terkenal akan
menguntungkan kekristenan. Lalu orang seperti ini dipanggil untuk bersaksi di
mana-mana. Saya mengamati, mereka yang seperti itu, kerohaniannya biasanya
tidak bisa bertumbuh lagi, lalu satu per satu dalam sepuluh tahun hancur
sendiri. Yohanes 2 ini memaparkan tiga peristiwa penting yang menyangkut karya
Kristus, yaitu: 1) Pemeliharaan Tuhan, 2) Penghakiman Tuhan, dan 3) Pemilihan
Tuhan.
Berikutnya, Yohanes 3:1-15 merupakan
pengajaran yang sangat penting. Bagian ini membahas satu perkara yang harus
dialami oleh setiap orang Kristen yang sejati. Pengajaran penting ini hanya
satu kali dikemukakan Tuhan Yesus. Tidak diungkapkan di depan ribuan orang,
tetapi hanya kepada satu orang pemimpin agama yang datang menemui Dia secara
pribadi. Pada saat itu, para pemimpin agama sedang menghina Tuhan Yesus dan
menganggap diri mereka lebih pandai dan lebih mengerti daripada Tuhan Yesus.[2]
Kedua
Yohanes Pembaptis dan Kelahiran Baru
Apa yang perlu kita mengerti tentang
kelahiran baru? Mengapa berita penting seperti ini tidak dikemukakan kepada
ribuan orang, tetapi hanya kepada Nikodemus seorang? Tema kelahiran baru adalah
tema penting yang harus dialami setiap orang Kristen di sepanjang sejarah.
Mengapa tema ini disampaikan kepada seorang Farisi, yaitu Nikodemus yang mau
dengan rendah hati mendengarkan apa yang Tuhan Yesus katakan, sementara Tuhan
Yesus menghadapi dia dengan nada yang kelihatannya sama sekali tidak
bersahabat? Hal-hal ini sangat sulit kita mengerti. Di sini kita melihat suatu
kebijaksanaan yang sulit dimengerti dan melampaui kapasitas kepandaian manusia,
namun begitu luar biasa bermakna.
Di dalam Yohanes 2, dicatat pertama
kalinya Tuhan Yesus merayakan hari Paskah di Yerusalem. Di Alkitab dicatat
empat kali Tuhan Yesus merayakan Paskah. Ini adalah hari raya yang paling
penting bagi orang Israel. Hari itu mereka memperingati hari ketika Musa
melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menjadi bangsa yang merdeka.
Kehadiran Tuhan Yesus di Yerusalem yang pertama kalinya sebenarnya adalah untuk
memulai era yang baru, di mana Ia membersihkan Bait Allah dan melakukan banyak
mujizat untuk menyatakan bahwa diri-Nya adalah Allah. Tanda-tanda mujizat,
kesembuhan, pengusiran setan sudah ratusan tahun tidak terjadi di tengah bangsa
Israel. Antara Kitab Maleakhi hingga Yohanes Pembaptis berseru “Bertobatlah
kamu, karena Kerajaan Allah sudah dekat!” terdapat senjang waktu sekitar empat
ratus tahun. Di masa itu tidak ada nabi, tidak ada berita firman, tidak ada
pewahyuan Kitab Suci. Maka kehadiran Yohanes Pembaptis di padang gurun begitu
menggemparkan. Mereka sudah kering dan menantikan firman Tuhan selama empat
ratus tahun. Di masa itu ada imam dan ahli Taurat yang dilatih di sekolah nabi.
Saat itu tidak ada nabi yang tidak dihasilkan oleh sekolah nabi. Raja
melahirkan raja, tetapi nabi tidak melahirkan nabi. Nabi selalu muncul
mendadak, dibangkitkan oleh Tuhan dan diurapi oleh Roh Kudus. Yohanes Pembaptis
menegur dosa dengan berani dan jujur, tanpa takut, bahkan terhadap raja
sekalipun. Nabi tidak minta untuk diperkenan oleh siapapun kecuali oleh Tuhan.
Tuhan menuntut dia untuk menyampaikan kehendak-Nya dengan urapan Roh Kudus. Itu
sebabnya, khotbah Yohanes Pembaptis di padang gurun membuat Bait Allah yang
begitu besar dan megah menjadi kosong, sebaliknya puluhan ribu orang datang
berduyun-duyun ke tepi sungai Yordan. Manusia membutuhkan firman. Yohanes
Pembaptis bukanlah seorang organisatoris yang melakukan pekerjaan dengan
berbagai strategi manusia untuk menarik massa. Dia hanya bersandar kepada
pimpinan Tuhan dan memberitakan firman Tuhan. Firman berkata, “Aku akan membuka
jalan di padang gurun dan membuat sungai di padang pasir.” Di zaman ini, ada
dua hal yang menakutkan: 1) PGI dengan organisasinya yang begitu besar ternyata
semakin lama semakin menyusut, tidak terlihat jelas penyertaan dan pimpinan
Tuhan di dalamnya; dan 2) Gerakan Karismatik yang dahulu kecil dan miskin
sekarang memiliki gedung besar dan beribu-ribu orang masuk ke dalamnya,
kelihatannya seperti mendapatkan penyertaan Tuhan, padahal belum tentu benar.
Di sini peranan Gerakan Reformed Injili, yaitu untuk tidak membanggakan tradisi
dan organisasi, tidak membanggakan gedung, tetapi mementingkan firman dan ingin
selalu ada firman Tuhan di dalamnya. Yohanes Pembaptis tidak memiliki apa-apa
yang pantas dia banggakan. Ia hanya mengenakan pakaian dari bulu unta, makan
belalang dan minum madu dari lebah liar di hutan. Mungkin hal itu terjadi
ketika ia dilahirkan, ayahnya, Zakaria, telah sangat tua, sehingga ketika ia
mulai melayani di usia tiga puluh tahun, ayah dan ibunya mungkin sudah
meninggal. Alkitab menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah orang yang diutus
Allah. Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, selain Tuhan Yesus dan
Yohanes Pembaptis, tidak ada satu pun orang lain yang dinyatakan sebagai orang
yang diutus Allah. Merekalah yang berseru, “Bertobatlah, karena Kerajaan Sorga
sudah dekat!”
Ketiga
Zaman yang baru sudah tiba, tetapi
manusia tidak menyadarinya. Manusia masih sibuk membanggakan dirinya, membangun
kerajaan dirinya. Mereka membanggakan apa yang mereka miliki, kesuksesan yang
dipandang dan dipuji oleh orang-orang dunia. Padahal, Kerajaan Sorga tidak
dibangun dengan apa yang mereka banggakan, tetapi dibangun hanya oleh pertobatan,
oleh hati yang hancur karena mendengar firman Tuhan. Hanya orang-orang yang
bertobat dan hancur hatinya akan berbagian di dalam Kerajaan Sorga. Inilah fase
baru yang belum pernah ada di dalam kebudayaan dan sejarah yang dibangun oleh
Yohanes. Sayang, para pemimpin Yahudi tidak melihat dan menyadarinya. Mereka
hanya melihat kehadirannya sebagai ancaman bagi mereka. Bait Allah Yerusalem
menjadi sepi, orang Israel tidak datang kepada imam, melainkan kepada Yohanes
Pembaptis. Para pemimpin agama Yahudi mulai membencinya, meragukan diri dan
pelayanannya, lalu mengutus orang ke padang gurun dan bertanya, “Apakah engkau
Mesias, atau nabi itu, atau Elia?” Yohanes Pembaptis menjawab, “Bukan!” Mereka
menyangka bahwa mereka mempunyai hak untuk meragukan hamba Tuhan yang Tuhan
kirim, karena mereka mempunyai tradisi, mempunyai Bait Allah yang megah, dan
sistem yang kuat, sementara Yohanes Pembaptis tidak memiliki apa-apa, hanya
berteriak-teriak di padang gurun. Yohanes Pembaptis menjawab mereka, seperti
yang telah dituliskan dalam Alkitab, “Akulah dia yang berseru-seru di padang
gurun.” Para ahli Taurat dan orang Farisi sudah belajar begitu banyak secara
akademis, tetapi mereka melupakan hal yang begitu penting. Mereka puas dengan
apa yang mereka pelajari dan gelar yang mereka miliki. Kekristenan akan menjadi
agama yang terpuruk jika kita hanya berpegang pada tradisi dan tidak mau
mencari dan mengikuti gerak pimpinan Tuhan.
Maka, Yohanes Pembaptis berhasil
menarik ratusan ribu orang datang mendengar teriakannya karena: 1) Mereka sudah
lama tidak mempunyai nabi, maka ketika mereka mendengar firman Tuhan, hati
mereka tergugah; 2) Mereka menantikan kedatangan Mesias, dan mereka mengira
bahwa Yohanes Pembaptis adalah Mesias. Padahal tidak demikian. Yohanes
Pembaptis hanya perintis bagi Mesias yang akan menghadirkan Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah hanya diberikan kepada orang-orang yang mau bertobat. Maka
berita yang diserukan, “Bertobatlah, karena Kerajaan Sorga sudah dekat.”
Yohanes Pembaptis mengajak semua pengikutnya untuk memandang kepada Kristus. Ia
berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah,” dan waktu dibaptis Roh Kudus turun ke
atas-Nya dan Bapa di sorga berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah
Dia.” Dengan demikian, Daud di dalam Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis di
dalam Perjanjian Baru adalah dua orang yang membentuk pengertian Kristologi di
sepanjang sejarah.
Tidak lama setelah Tuhan Yesus
muncul, Yohanes Pembaptis dijebloskan ke dalam penjara dan akhirnya karena
peristiwa Salome, ia dipenggal kepalanya. Sementara itu, Tuhan Yesus yang telah
dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis, kini tampil dengan berani, menyatakan diri
sebagai Mesias dan melakukan mujizat. Jadi, zaman itu adalah zaman keemasan.
Orang dapat mendengarkan dan menyaksikan secara langsung sesuatu yang telah
hilang ratusan tahun dari sejarah. Karena nenek moyang mereka telah membunuh
nabi-nabi di Perjanjian Lama, maka Tuhan bungkam dan tidak lagi mengirimkan
nabi, membiarkan mereka menanti selama empat ratus tahun. Ketika Tuhan diam,
itulah waktu yang paling serius di dalam sejarah. Ketika Tuhan tidak
membangkitkan hamba Tuhan, tidak lagi memberikan firman kepada manusia, apa
yang manusia bisa lakukan? Jangan kira jika kita memiliki banyak uang, kita
bisa mengundang nabi, atau asal memiliki sekolah theologi, bisa mendapatkan
orang yang diurapi Tuhan dan dipakai secara besar. Di zaman Elia ada banyak
sekolah nabi, tetapi Tuhan justru memakai Elisa yang bukan lulusan dari
sekolah-sekolah seperti itu untuk meneruskan pekerjaan Elia. Hal ini menunjukkan
bahwa Tuhan tidak berkenan memakai semua lulusan sekolah nabi. Semakin
mempelajari firman Tuhan, saya semakin gentar karena ternyata ada begitu banyak
hal yang belum saya mengerti, sementara begitu banyak lulusan sekolah theologi
yang merasa dirinya sudah mengerti. Maka, bagi saya, pendeta yang sudah sangat
berpengalaman, tetapi masih mau hadir di kebaktian yang penting, mendengar
firman dengan rendah hati, sangat diberkati Tuhan.
Ketika seorang hamba Tuhan yang
Tuhan pilih secara khusus muncul dalam sejarah, maka manusia terbelah menjadi
dua bagian, yaitu yang mencintai dan mengikutinya, atau yang membenci dan
melawan dia, bahkan membunuh dia karena merasa kehadirannya mengganggu
ketenangan hidup mereka. Maka pujilah Tuhan, jika masih ada hamba Tuhan yang
menegur hal-hal di dalam hidupmu yang tidak sesuai dengan firman Tuhan dan
melakukan introspeksi diri. Jangan seperti Herodes yang membenci Yohanes
Pembaptis hanya karena dia adalah raja. Tuhan membedakan orang bukan karena
kekayaannya, tetapi karena ketaatannya kepada diri-Nya. Itu sebabnya, saya
tidak akan menghormati seseorang karena dia kaya, atau menghina seseorang
karena dia miskin. Saya hanya ingin kita semua taat kepada Tuhan. Saya mau
memberi teladan untuk terus-menerus mengoreksi diri apakah kita sudah
sungguh-sungguh taat kepada Tuhan.
Keempat
Nikodemus dan Kehadiran Yesus
Di antara semua orang Farisi yang
merasa terganggu oleh kehadiran Yesus terdapat Nikodemus. Ia adalah seorang tua
yang berpengalaman, berpendidikan, dan berposisi tinggi di dalam organisasi
keagamaan orang Yahudi saat itu. Ia adalah anggota Sanhedrin, Mahkamah Agama
Yahudi. Dia sadar dan harus membuka diri dengan rendah hati untuk melihat apa
yang ada di dalam diri Yesus, yang tidak ada di dalam dirinya. Orang yang
terus-menerus membanggakan diri tidak mungkin memiliki kerohanian yang kaya,
sementara orang yang terus-menerus melihat kekurangan diri, kerohaniannya akan
terus bertumbuh. Ada banyak orang di dalam gereja yang kecewa karena merasa
dirinya tidak terpakai. Kita perlu sadar bahwa bukan gereja yang memerlukan
dia, tetapi dia yang memerlukan Tuhan. Yohanes Pembaptis berseru, “Bertobatlah
kamu, karena Kerajaan Sorga sudah dekat.” Ia tidak memuji-muji orang yang mau datang
kepadanya. Sering kali gereja melakukan banyak kompromi agar banyak orang mau
datang. Tuhan Yesus tidak berbuat seperti itu. Nikodemus adalah orang penting,
tetapi tidak di hadapan Tuhan Yesus. Ia harus rendah hati untuk belajar melihat
apa yang tidak ada pada dirinya.
Di antara sekian banyak orang
Farisi, Nikodemus adalah orang yang tidak mau mengikuti pemikiran dan cara dari
mayoritas di sekitarnya. Ia terus berpikir dan akhirnya mendapatkan
kebijaksanaan. Ia pergi menemui Yesus secara diam-diam di malam yang gelap.
Bagi saya, apa yang dia lakukan merupakan respons positif dari seorang Yahudi,
yang telah menerima Taurat 1.500 tahun lamanya. Pertemuan antara Tuhan Yesus
dan Nikodemus adalah pertemuan yang sangat istimewa. Ini adalah pertemuan
antara hukum Perjanjian Lama dan anugerah Perjanjian Baru; antara ajaran Musa
di Perjanjian Lama dan penebusan Kristus di Perjanjian Baru.
Ketika dia bertemu dengan Tuhan
Yesus, dia tidak tahu bagaimana harus memulai pembicaraan. Akhirnya dia memulai
dengan, “Guru, kami tahu bahwa jika tidak ada penyertaan Tuhan, tidak mungkin
seseorang bisa melakukan mujizat.” Ini adalah sikap yang rendah hati dan
menjunjung tinggi Kristus. Amin.
KEPUSTAKAAN.
1.
M de Jonge, 'Nicodemus and Jesus', BJRL 53, 1970-1971, hlm
337 dst. REN/AL/HAO
2.
Christusbilder
D. 1899. Texte und Untersuchungen Texte und Untersuchungen. Berlin: Hastings.
Page 32.
3.
(Inggris) Conybeare. 1896. Biblica Studia. IV. Oxford. 59-132
5.
Alkitab
Terjemahan Baru 1994 LAI versi elektronik di SABDA.
6.
Heuken A. 1992.
Ensiklopedi orang kudus. Yayasan Cipta Loka Caraka. Hlm 64.
7.
Dufour XL.
1990. Ensiklopedia Perjanjian Baru. Ed. 2. Yogyakarta: Kanisius.Hlm 53.
8. Pdt. Dr. Stephen Tong (Mei 2013 ) (http://www.buletinpillar.org/transkrip/nikodemus-menemui-yesus-yohanes-3-1-15)
No comments:
Post a Comment