KITAB ULANGAN
Berasal dari
LXX deuteronomion (Vulg deuteronomium), ‘pengulangan hukum Taurat’, berdasarkan
pengertian yg salah tentang kata-kata ‘salinan hukum ini’ dalam #/TB Ul 17:18*.
I. Isi ringkas
Kitab ini
terbagi tiga bagian:
a. #/TB Ul
1:1-11:32*. Amanat Musa yg bersifat pendahuluan, disertai unsur-unsur cerita
mini. Dalam #/TB Ul 1:6-3:29* Musa mengulangi tahap-tahap perjalanan Israel,
mulai dari meninggalkan Horeb sampai ke lembah, di mana mereka mendirikan
kemah-kemahnya. Dalam #/TB Ul 4:1-40* Musa mengucapkan nasihat-nasihat dan
peringatan-peringatan untuk generasi baru. Ditentukannya juga tiga kota
perlindungan, dan penulis menerangkan terperinci tentang tempat di mana
diucapkan kata-kata berikut (#/TB Ul 4:41-49*). Ps 5-11 merupakan amanat Musa,
yg dimulai dengan mengulangi Kesepuluh Hukum, dan yg berakhir dengan hukum
berikutnya.
b. #/TB Ul
12:1-26:19*. Pemberian Hukum yg dilakukan Musa di hadapan umat Israel (lih di
bawah).
c. #/TB Ul
27:1-34:12*. Tambahan yg terdiri dari cerita dan amanat, yg berakhir dengan
kematian Musa. Ps 27 memuat perintah supaya menuliskan semua hukum itu pada
batu, dan supaya mengadakan perjanjian yg khidmat sesudah menyeberangi S
Yordan. Ps 28 menyusul dengan berkat bagi orang-orang yg taat dan kutuk bagi yg
ingkar atau durhaka. Dalam ps 29 dan 30 umat Israel diikat oleh Musa dalam
suatu perjanjian, supaya beribadah kepada Yahweh, Allah mereka, dan hanya
kepada-Nya saja (#/TB Ul 29:1,10*).
Dalam ps 31
Yosua tampil, dan penulis menceritakan nasihat dan tugas yg disampaikan Musa
kepadanya; lalu mereka bersama-sama mengajarkan suatu ‘nyanyian’ kepada bangsa
itu (31; #/TB Ul 32:1-47*). Kitab ini diakhiri dengan berita tentang kematian Musa
(#/TB Ul 32:48-52; 34:1-8*), berkat Musa kepada suku-suku Israel ‘sebelum ia
mati’, dan ketaatan umat itu kepada Yosua sebagai pengganti Musa (#/TB Ul
34:9-12*).
II. Penulis dan tarikh
Sejak zaman
Wellhausen, tarikh Ul menjadi pokok pembicaraan yg tak putus-putusnya.
Wellhausen sendiri mengemukakan teori, bahwa penulis Kitab ini (yg dibatasinya
hanya sampai inti ps 12-26) ialah seorang nabi, yg merampainya pada thn 622 sM.
Tujuan nabi ini adalah pembaruan dalam hidup keagamaan, dan secara khusus
menghancurkan bukit-bukit pengorbanan (bamot; #/TB 1Raj 3:4; 12:3*) dan
memusatkan peribadatan di Yerusalem. Maka disembunyikannya Kitab ini di Bait
Suci, agar kiranya ‘dijumpai’, seperti yg terjadi oleh Hilkia, yg membuahkan
pembaruan tertulis dalam #/TB 2Raj 22; 23*.
Pokok utama
pandangan ini diterima oleh S. R Driver, tapi ia menganggap ps 5-11, dan
barangkali lebih dari itu, adalah bagian dari Kitab itu. Untuk menghindari
kesan seolah-olah itu penipuan, ditariknya tarikh Kitab itu ke belakang, ke kr
thn 640 sM. Teori yg sama diterima oleh H. H Rowley, tapi ia lebih menyukai
tarikh kr thn 680 sM, dan mengisyaratkan bahwa penulisnya mungkin sekali
seorang pengikut nabi Yesaya. Di pihak lain beberapa ahli (Kennett, Halscher) menganggap
Ul berasal dari zaman sesudah pembuangan. Mereka kemukakan bahwa #/TB Ul 17:15*
tak mungkin ditulis sementara raja keturunan Daud masih menduduki takhtanya;
bahwa banyak undang-undang dalam Ul tidak cocok tanggalnya dengan peristiwanya
selama zaman kerajaan yg terakhir, dan ketetapan-ketetapan hukum, seperti dalam
ps 13 dan 20, secara lahiriah tak dapat dilaksanakan. Sementara ahli
menyarankan tarikh yg lain, yakni thn 701 sM atau yg lebih dini lagi (von Rad),
pemerintahan raja Hizkia (Westphal, Hempel), atau zaman sebelum nabi-nabi (A. C
Welch).
Pandangan yg
lebih konservatif dikemukakan oleh E Robertson, yg mengatakan bahwa Kitab itu
dirampai oleh Samuel dari bahan-bahan Musa, yg sebagian dalam bentuk tertulis.
Jika bukti-bukti
yg dipakai oleh ahli-ahli ini diteliti, akan jelas bahwa sampai tingkat
tertentu mereka saling membatalkan; tidak satu pun pandangan mereka mempunyai
dasar yg kokoh. Kelemahannya sbb:
Sukar
menganggap Kitab itu sebagai rencana pembaruan, yg disusun oleh seorang murid
Yesaya pada bagian pertama pemerintahan Manasye. Jika tujuan penulis adalah
menghancurkan bukit-bukit pengorbanan, mengapa hal itu tidak disebut? Jika
keinginannya memusatkan peribadatan di Yerusalem, mengapa tidak dijelaskan? Kota
Yerusalem tak pernah jelas disebut atau disinggung.
Abad 7 sM
(tarikh Ul menurut pandangan tadi) adalah zaman kegelapan, yg menyusuli
runtuhnya Kerajaan Utara, dan seorang raja yg menyembah berhala menduduki
takhta kerajaan Yehuda. Tapi bayangan dari semuanya itu tidak ada dalam Ul;
nada Kitab ini adalah harapan cerah yg tak kenal surut. Sukar mencari tanda
pengaruh Yesaya, baik dalam pandangannya maupun bahasanya. Tidak memuat ajaran
mengenai ‘sisa Israel’, melainkan himbauan terhadap ‘seluruh Israel’; tak
pernah dipakai rumusan para nabi ‘beginilah firman Tuhan ALLAH’, juga tak
pernah terdapat sebutan khas Yesaya ‘Yg Mahakudus, Allah Israel’. Dan tidak
masuk akal bahwa seorang pengkhotbah dengan bakat luar biasa berpidato serta
kuasa rohani yg besar, akan takut mengumumkan pesannya secara terbuka, lebih
menyukai tinggal tersembunyi dan menuliskan amanatnya dalam sebuah kitab dan
kemudian menyembunyikannya di Bait Suci!
Di pihak
lain, dasar untuk menerima Musa sebagai penulisnya istimewa kuatnya. Tradisi
terus-menerus mengaitkan penulisan Ul kepada Musa; Yesus membenarkan pendapat
ini (#/TB Mat 19:8*) demikian juga umumnya penulis PB.
Dalam ps 31
penulis mencatat bahwa ‘hukum Taurat’ dituliskan oleh Musa dalam suatu kitab
dan diberikannya kepada imam-imam, dan diperintahkannya mereka membacakan kitab
itu kepada umat Israel (#/TB Ul 31:9-13*). Selanjutnya dia perintahkan supaya
‘kitab hukum Taurat’ diletakkan di samping tabut perjanjian sebagai kesaksian
(#/TB Ul 31:24-26*). Maka cocok sekali dengan berita ini, bahwa penguasa yg
kemudian harus membuat salinan Kitab ini, yg disalin dari kitab yg dimiliki
oleh para imam (#/TB Ul 17:18* dab). Dari sini agak kelihatan, bahwa kitab yg
ditulis oleh Musa tidak memuat ps 31-34; memang, kedua ps terakhir jelas
ditambahkan sesudah kematiannya.
Tafsiran
paling sederhana dan paling mungkin ialah, Musa sendiri yg ‘menulis’ pemberian
Hukum itu, yaitu ps 12-26, dan bahwa amanat-amanat dan ps-ps penutup dicatat
dan ditambahkan di kemudian hari. Demikianlah ‘kitab’ itu menerima pengertian
seluruh Kitab Ul.
Tak ada
alasan yg wajar untuk menempatkan penulis ps 31-34 pada suatu tarikh yg lebih
jauh dari waktu yg langsung menyusuli kematian Musa. Orang itu mungkin sekali
Eleazar atau salah seorang rekannya. Ia menulis seperti seorang yg menyaksikan
sendiri peristiwa-peristiwa yg ditulisnya. Rincian yg tepat sekali mengenai
bahan geografisnya dan sifat undang-undang, menyaksikan bahwa Kitab itu
merupakan suatu dokumen, yg sebaya dengan peristiwa-peristiwa yg diterangkannya
(lih juga bg berikut).
Rujukan-rujukan kepada pengalaman-pengalaman yg pasti menggugah perasaan
Musa secara mendalam, sekali-sekali meluap tak disangka-sangka, seperti ‘tempat
perbudakan’ (#/TB Ul 5:6* dll), acuan akan serangan Amalek yg keji (#/TB Ul
25:17* dab), beratnya tanggungan penghakiman (#/TB Ul 1:9-18*), umat Israel
bersungut-sungut (#/TB Ul 9:22*), bahan untuk membuat tabut perjanjian (#/TB Ul
10:3*), dan musuh-musuh yg mereka kalahkan. Rujukan kepada Harun (#/TB Ul 9:20*
dab; #/TB Ul 10:6* dab; #/TB Ul 32:50* dab) dan kepada Miryam (#/TB Ul 24:9*)
wajar dicetuskan oleh Musa, itu kelihatan ganjil sebagai angan-angan dari nabi
abad 7. Di sini kita hadapi suatu catatan yg sungguh dan dapat dipercaya,
seperti apa yg diucapkan dan ditulis sendiri oleh Musa.
III. Suasana penulisan dan tempatnya
Latar
belakang waktu, tempat dan suasana Kitab ini jelas diungkapkan. Amanat-amanat
dan peristiwa-peristiwa yg diceritakan dalamnya termasuk pada bulan terakhir
pengembaraan 40 thn, yg dibebankan kepada umat Israel karena kedurhakaan hati
mereka (#/TB Ul 1:3,35; 2:14*). Semuanya berakhir dengan peristiwa kematian
Musa.
Dalam Kitab
ini terdapat banyak perincian geografis, khususnya pada ps-ps permulaan dan
terakhir. Perlu diperhatikan bahwa tanah Palestina selalu dipandang dari luar
Palestina. Ketelitian yg cermat dalam memberi keterangan tentang tanah Moab dan
perjalanan ke situ, merupakan contoh yg tepat sekali (lih ps 2-3, dan
perhatikan #/TB Ul 1:2*).
Ada sedikit
yg kurang jelas mengenai tempat-tempat yg disebut dalam #/TB Ul 1:1*
(*Di-ZAHAB). Maksudnya mungkin sebagian kata-kata Musa telah diucapkan sebelum
tiba di tempat yg begitu teliti ditentukan dalam #/TB Ul 3:29* dan #/TB Ul
4:44-49*. Ini suatu ‘lembah’ di dataran tinggi, atau suatu jurang (gay’). Dari
perkemahan terlihat sebuah kuil (bet) dewa Peor, berhala orang kafir, suatu
nama yg menimbulkan kenangan pahit (#/TB Bil 25*; #/TB Ul 3:29; 4:46*). Dari
sana, dengan memandang ke arah barat, terlihat G Ebal dan Gerizim jauh di kaki
langit (#/TB Ul 11:29-30*). Tinggi di atas perkemahan itu memanjang punggung
gunung atau pisga (#/TB Ul 34:1*), dari situ dapat dipandang jelas seluruh
tanah Kanaan.
Disamping
Musa ada para tua-tua dan imam (#/TB Ul 27:1,9*), dan pembantunya yg setia,
Yosua, selalu dekat padanya (#/TB Ul 1:38*). Pendengar yg disapa oleh Musa
umumnya angkatan muda. Memang ada sejumlah tertentu (#/TB Bil 14:29*) yg masih
mengingat masa kanak-kanak mereka pada waktu perbudakan di Mesir, juga
mujizat-mujizat pada saat kelepasan mereka. Kadang-kadang Musa lebih menujukan
ucapannya kepada golongan terakhir, kadang-kadang kepada golongan pertama. Musa
optimis memandang hari depan; Allah kita selamanya adalah ‘Allah sumber
pengharapan’ (#/TB Rom 15:13*). Umat Israel pasti akan menyeberangi S Yordan
dan akan mewarisi tanah di seberang (#/TB Rom 3:28; 12:10*). Dua ungkapan yg
paling sering diucapkan dalam Kitab ini ialah ‘masukilah, dudukilah negeri…’
(mis #/TB Rom 1:8*, sebanyak 35 kali) dan ‘tanah yg diberikan Yahweh, Allah-mu,
kepadamu’ (mis #/TB Rom 5:16*, sebanyak 34 kali). Tapi kesukaran-kesukaran
sekali-kali tidak diremehkan; mereka harus berjuang keras (ps 20) dan godaan
menyembah berhala sangat menggiurkan (ps 13). Justru Musa menyentuh perasaan
untuk mendorong mereka tetap ‘berpaut’ kepada Yahweh, Allah mereka (#/TB Rom
13:3-4*) dengan ‘segenap hati dan dengan segenap jiwa’ mereka, dan agar
‘berhati-hatilah, supaya jangan melupakan’ (#/TB Rom 6:12; 8:11*) semua kasih
karunia-Nya.
Undang-undang yg dituliskan dalam ps 12-26 tepat cocok dengan latar
belakang ini, dan tidak cocok dengan latar belakang lain yg mana pun.
IV. Pemberian hukum
Undang-undang yg tercantum pada ps 12-26 disebut dalam ay pembukaan
sebagai ketetapan dan peraturan (#/TB Rom 12:1*); dalam #/TB Ul 26:17*
ditambahkan kata ‘perintah’. Dengan memakai ketiga kata ini kita
golong-golongkan hukum-hukum itu dalam tiga kelompok.
a.
Peraturan peraturan
Dalam
hubungan ini definisi kata ini dibatasi ketat sekali. Peraturan adalah suatu
hukum atau undang-undang yg ditentukan oleh penguasa atau adat kebiasaan, yg
menjadi patokan bagi seorang hakim untuk mengadili suatu perkara khusus.
Contoh-contoh khas dapat dilihat dalam peraturan-peraturan #/TB Kel 21*.
Penting disadari bahwa banyak dari peraturan ini dirumuskan dalam terminologi
yg serupa, bahkan dengan terminologi yg persis sama dengan Kitab Undang-undang
Hammurabi dan Kitab Undang-undang bangsa Sem, dari kurun waktu beberapa abad
lebih dini dari Musa. Hal ini menunjukkan bahwa Allah membimbing Musa untuk
memasukkan undang-undang ketertiban umum yg sudah mantap berlaku guna
melengkapi peraturan-peraturan yg dicatatnya untuk diberlakukan di tanah
perjanjian.
b.
Ketetapan-ketetapan
Kata
‘ketetapan’ (khoq) berasal dari akar kata yg berarti mengukir atau menoreh.
Dengan demikian artinya ialah peraturan yg permanen atau ketetapan. Bedanya
dengan ‘peraturan’ sebagai undang-undang adalah demikian: ‘peraturan’ lebih
terkait dengan hakim, sedang ‘ketetapan’ lebih terkait dengan kata hati atau
Allah. Kedua perbedaan itu disajikan dalam #/TB 1Raj 6:12*; di situ Salomo
diperintahkan ‘menuruti’ ketetapan-ketetapan Allah, dan ‘melakukan’
peraturan-peraturan-Nya. Biasanya kata-kata ini diungkapkan dalam diri kedua;
keduanya merupakan petunjuk budi pekerti, dan dengan demikian menkonstitusikan
peraturan hidup yg berasal dari Allah, peraturan mana tidak terdapat dalam
kitab-kitab undang-undang Semit. Beberapa dari peraturan itu berkaitan dengan
upacara agama, hari-hari ‘raya (#/TB Ul 16:1; 17*), atau persembahan (#/TB Ul
2:5-28*). Di situ tercakup undang-undang keadilan, kesucian (mis #/TB Ul 16:19;
23:17*), kebaikan hati dan belas kasih (#/TB Ul 23:15,24*). Walau ada beberapa
mengenai keadaan-keadaan yg sudah kuno, semua yg lainnya masih sama kokohnya
seperti pada zaman penulisannya, dan semuanya patut kita teliti.
c.
Perintah-perintah
Walaupun
kata ‘perintah’ dapat dikenakan kepada setiap jenis perintah, tapi demi
kemudahan di sini artinya dibatasi hanya pada perintah-perintah yg tidak
mempunyai kewajibanabadi, yg dapat digenapi hanya satu kali untuk selamanya,
seperti perintah untuk memusnahkan kuil-kuil bangsa kafir (#/TB Ul 12:2*),
pengangkatan para hakim dan petugas (#/TB Ul 16:18*), dan penentuan kota-kota
perlindungan (#/TB Ul 19:1-13*).
Pemberian
hukum ini disertai perasaan keagamaan yg sangat hangat: Nama Yahweh terdapat
189 kali. Waktu Musa menetapkan peraturan-peraturan yg gunanya untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan di tengah-tengah umat Israel, serentak ia berusaha
mempertautkan mereka kepada Yahweh, Allah mereka, dalam rasa ketaatan dan kasih
sayang.
V. Kutipan-kutipan di kemudian hari
‘Kitab
Taurat’ yg ditemukan Hilkia di Bait Suci, hampir pasti memuat (paling sedikit
berisikan) Kitab Ul; demikian juga kitab yg dibaca oleh Ezra (#/TB Neh 7:73*).
Lama sebelum peristiwa ini, raja Yosafat menyuruh orang-orang Lewi ke kota-kota
berkubu di Yehuda untuk mengajar dari ‘kitab Taurat Yahweh’ (#/TB 2Taw 17:8*
dab). Lebih dini lagi ialah kitab yg dipesankan Daud kepada Salomo untuk
dipatuhinya (#/TB 1Raj 2:3*). Di Sikhem Yosua mematuhi perintah untuk
mengukirkan hukum Musa pada batu-batu (#/TB Yos 8:30-35*; bnd #/TB Yos 1:8;
24:26*). Yg lebih penting lagi ialah Tuhan Yesus sendiri menggunakan-Nya. Dalam
pencobaan-Nya tiga kali Dia kutip ay dari kitab ini sebagai kitab yg berwibawa
(#/TB Mat 4:4,7,10*; #/TB Ul 8:3; 6:13,16*). Untuk menjawab pertanyaan ahli
Taurat Ia juga mengutip Ul (#/TB Mr 12:29*; #/TB Ul 6:4*). Jelas, bahwa Kitab
Ul sudah Dia kenal baik.
Ucapan Musa
tentang seorang nabi yg akan datang (#/TB Ul 18:15*) ditafsirkan oleh Petrus
dan Stefanus sebagai nubuat mengenai Yesus Kristus (#/TB Kis 3:22; 7:37*); dan
ada lagi kutipan-kutipan lain dari kitab ini dalam PB. Paulus, mengikuti
teladan Musa, mengajarkan perlunya agama yg sungguh yg timbul dari hati, dan
mengenakan #/TB Ul 30:11-14* kepada iman dalam Yesus Kristus (#/TB Rom
10:6-8*). Lih juga #/TB Gal 3:10,13*; #/TB Ibr 10:28*.
Mengenai
Kitab Ul Yesus Kristus berkata: ‘Ada tertulis’ (#/TB Mat 4:4,7,10*) dan dengan
rasa terima kasih dapat kita tambahkan ‘untuk menjadi pelajaran bagi kita’
(#/TB Rom 15:4*).
KEPUSTAKAAN. P
Bius dan J Leclerq, Le Deuteronome, 1963; R. E Clements, God’s Chosen People,
1968; P. C Craigie, ‘Deuteronomy’, 1977; S. R Driver, Deuteronomy, ICC, 1902;
G. H Davies, ‘Deuteronomy’, Peake’s Commentary on the Bible, edisi 1962; C. F
Keil dan F Delitzsch, Biblical Commentary on the OT, 3,1864; M. G Kline, Treaty
of the Great King, 1963; G. T Manley, The Book of the Law, 1957; D. J McCarthy,
Treaty and Covenant, 1963; G. E Mendenhall, Law and Covenant in Israel and the
Ancient Near East, 1955; E. W Nicholson, Deuteronomy and Tradition, 1967; E
Robertson, The OT Problem, 1950; G von Rad, Deuteronomy, 1966; Studies in
Deuteronomy, 1953; G. A Smith, The Book of Deuteronomy, 1918; J. A Thompson,
Dueteronomy, TOTC, 1974; The Ancient Near Eastern Treaties and the Old
Testament, 1964; M Weinfeld, Deuteronomy and the Deuteronomic School, 1972; A.
C Welcb, The Code of Deuteronomy, 1924; Deuteronomy and the Framework to the
Code, 1932; G. J Wenham, The Structure and Date of Deuteronomy (skripsi, belum
terbit), 1970; ‘Deuteronomy and the Central Sanctuary’, TynB 22, 1971, hlm
103-118; G. E Wright, Deutoronomy, 1B 2; The OT and Theology, 1965.
No comments:
Post a Comment