KESALEHAN
Dalam PL setiap
hamba Allah diharapkan supaya tam dan
tsaddiq, dua kata yg pernah diterjemahkan dengan ‘saleh’ (mis tam/temimim Ayub
1:1*; Mazm 37:18, tsaddiq, Pengkh 7:15; Yes 64:5*), tapi juga dengan ‘benar’,
‘tidak bercela’ dst. Kesalehan adalah kualitas utuh, tidak kurang, tidak
bercela apa pun (dlm #/TB Im 23:15* tam — bentuknya temimot — dipakai dlm arti
harfah ‘genap’). ‘Saleh’ berarti taat pada kehendak Allah yg diketahui, yaitu
Taurat-Nya, dengan sungguh-sungguh dan segenap hati, batiniah maupun lahiriah.
Dalam PB eusebeia — maksudnya dalam
sastra kafir adalah rasa hormat yg tepat dan patut diberikan kepada manusia dan
para ilah — muncul dalam Surat-surat Penggembalaan, terutama sebagai istilah
mencakup praktik keagamaan orang Kristen secara pribadi. Eusebeia berarti
pelayanan kepada Allah, yg menunjukkan ketaatan penuh hormat terhadap
hukum-hukum-Nya. Bentuk jamak dari eusebeia mengartikan tindakan-tindakan
khusus yg saleh. Scott memandang eusebeia sebagai sifat khas dari Surat-surat
Penggembalaan, dan melihat di dalamnya ‘pada satu pihak kepercayaan yg benar,
dan pada pihak lain perilaku yg benar’. Tapi lebih baik memandang eusebeia
sebagai mempunyai arti ‘sikap pribadi yg tepat terhadap Allah’ dan tindakan-tindakan
yg terpencar dari sikap itu (lih 2Tim 3:5: di sini kesalehan lahiriah
dipertentangkan dgn kesalehan tanpa kekuatan, dan 2Pet 1:3*, di sini kesalehan
datang dari kekuasaan Allah).
Dalam TBI
eusebeia biasanya diterjemahkan ‘kesalehan’, dipakai juga untuk menerjemahkan
hosios Tit 1:8; 1Tes 2:10; Ibr 7:26), eulabes (Luk 2:25; Kis 2:5), dan beberapa
kata lagi yg kurang penting. Dalam 1Tim 3:16 eusebeia diterjemahkan ‘ibadah’.
Kesalehan
adalah buah yg sepatutnya dan yg seharusnya sebagai tanda sudah. menerima
Injil. Jadi kefasikan dalam hidup orang yg mengaku Kristen adalah pertanda
bahwa dia sama sekali tidak benar telah beroleh keselamatan (lih 2Tim 3:2-3; Tit
1:16; 2Pet 2:19-22). Hidup yg sungguh-sungguh saleh dalam pengertian Kristen
mencakup penglahiran iman dalam bentuk pertobatan, melawan cobaan, mematikan
dosa. Saleh dalam kebiasaan berdoa, mengucap syukur dan mengikuti Perjamuan
Suci dengan rasa hormat. Saleh dalam memupuk pengharapan, kasih sayang,
kemurahan hati, sukacita, penguasaan diri, sabar menanggung derita dan puas
dengan yg ada. Saleh dalam mencari kejujuran, keadilan dan kebaikan orang lain
dalam hubungan-hubungan insani. Saleh dalam menghormati kekuasaan yg ditetapkan
selaras dengan kehendak Allah dalam gereja, negara, keluarga dan rumah tangga.
Semua sikap dan praktik ini diperintahkan oleh Allah, dan memuliakan Dia.
KEPUSTAKAAN.
Arndt; MM; Baxter, A Christian Directory (Practical Works, 1830, 1-5; 1838,
I).
No comments:
Post a Comment