KITAB BILANGAN
Orang Yahudi menamai Kitab ini berdasarkan
kata pertamanya (wayedabher, ‘dan Dia berkata’; atau bemidbar, ‘di padang
gurun’). Para penterjemah Yunani menyebutnya arithmoi, ‘bilangan’. Bagi empat
Kitab Pentateukh lainnya nama-nama Yunanilah yg biasanya dipakai; bagi Bil, di
beberapa negeri kata bh Yunani itu diterjemahkan ke dalam bh pribumi, antara
lain: Bilangan, dst; di negara-negara lain, terjemahan Latin dari bh Yunani yg
dipakai adalah Numeri. Judul ini diberikan karena beberapa ps pertama buku itu
(juga ps 26) mengandung banyak bilangan, teristimewa bilangan-bilangan sensus.
I. Garis
besar isi
a.
Penghitungan orang-orang Israel. Penyusunan suku-suku (#/TB Bil 1:1; 4:49*).
b. Hukum
mengenai kecemburuan; hukum mengenai kenaziran (#/TB Bil 5:1; 6:27*).
c.
Persembahan pada waktu penahbisan Kemah Suci (#/TB Bil 7:1-89*).
d. Kandil.
Penahbisan orang-orang Lewi; masa kerja mereka untuk melayani (#/TB Bil
8:1-26*).
e. Perayaan
Paskah kedua; awan; kedua nafiri perak (#/TB Bil 9:1; 10:10*).
f
Keberangkatan dari G Sinai (#/TB Bil 10:11-36*).g. Tabera. Burung-burung puyuh.
Ketujuh puluh tua-tua (#/TB Bil 11:1-35*).
h.
Pemberontakan Miryam dan Harun terhadap Musa (#/TB Bil 12:1-16*).
i.
Keduabelas pengintai (#/TB Bil 13:1; 14:45*).
j. Beberapa
macam hukum mengenai korban-korban persembahan daging dan minuman, korban
persembahan apabila seseorang berbuat dosa tanpa sengaja, dan hukum-hukum
mengenai pelanggaran atas peraturan Sabat (#/TB Bil 15:1-41*).
k. Korah, Datan
dan Abiram. Tongkat Harun berbunga (#/TB Bil 16:1; 17:13*).
l. Kedudukan
imamat dan orang Lewi (#/TB Bil 18:1-32*).
m. Air
pentahiran atas dosa-dosa (#/TB Bil 19:1-22*).
n. Miryam
mati. Meriba (#/TB Bil 20:1-13*).
o. Edom
menolak permintaan orang Israel melalui negerinya. Harun mati (#/TB Bil
20:14-29*).
p.
Peperangan dekat Horma. Ulan tembaga. Perjalanan ke daerah Moab. Peperangan
melawan Sihon dan Og (#/TB Bil 21:1-35*).
q. Bileam
(#/TB Bil 22:1; 24:25*).
r. Baal-Peor
(#/TB Bil 25:1-18*).
s.
Penghitungan kedua orang-orang Israel (#/TB Bil 26:1-65*).
t. Hak waris
bagi anak-anak perempuan. Pengganti Musa (#/TB Bil 27:1-23*).
u. Aturan-aturan
mengenai korban. Nazar kaum perempuan (#/TB Bil 28:1-30:16*).
v.
Pembalasan atas orang Midian (#/TB Bil 31:1-54*).
w. Pembagian
daerah sebelah timur S Yordan (#/TB Bil 32:1-42*).
x.
Tempat-tempat persinggahan orang Israel di padang gurun (#/TB Bil 33:1-49*).
y.
Petunjuk-petunjuk mengenai penaklukan Kanaan. Batas-batas tanah Kanaan.
Peraturan-peraturan mengenai pembagian tanah. Kota-kota orang Lewi. Kota-kota
perlindungan (#/TB Bil 33:50; 35:34*).z. Syarat perkawinan anak-anak perempuan
yg mempunyai hak waris (#/TB Bil 36:1-13*).
II. Penulis dan penanggalan
Pada masa
kini banyak ahli mempertanyakan tradisi yg menyatakan bahwa Musa penulis
segenap isi buku ini. Mereka mengarahkan perhatian pada
pertimbangan-pertimbangan berikut. Hanya ps 33 yg menyebutkan aktivitas
langsung Musa menulis (#/TB Bil 33:2*, bnd #/TB Bil 5:23; 11:26*); hal ini
tidak diulangi dalam semua bagian Bil lainnya. Sebaliknya lih #/TB Ul 31:9*.
Beberapa data menunjukkan masa waktu yg lebih kemudian daripada masa waktu
Musa, atau paling sedikit menunjuk kepada penulis lain daripada Musa; bnd #/TB
Ul 12:3; 15:22* dab, (Musa sebagai pribadi ketiga); #/TB Bil 15:23; 21:14*
(mungkin ‘buku mengenai peperangan-peperangan Tuhan’ berasal dari masa waktu
sesudah Musa); #/TB Bil 32:34* dst.
Namun
demikian Bil berulang-ulang menyatakan, bahwa peraturan-peraturan dan
hukum-hukum yg tertera dalamnya telah diberikan melalui perantaraan Musa (dan
Harun), 1:1, dst; juga jelas bahwa hukum-hukum dan peraturan-peraturan memberi
kesan sudah dilaksanakan sewaktu pengembaraan di padang gurun (#/TB Bil 5:17;
15:23* dab, dll). Mungkin juga bahwa hukum-hukum itu telah melalui proses
perkembangan; ada perubahan-perubahan yg dilakukan atasnya untuk
menyesuaikannya dengan keadaan yg berubah-ubah. Kadang-kadang terdapat
tanda-tanda pasti dari proses-proses ini; jadi ada perbedaan antara #/TB Bil
15:22-31* dan #/TB Im 4*. #/TB Bil 15:22* dab yg berbicara mengenai Musa dalam
bentuk pribadi ketiga, bukanlah tidak mungkin ada versi yg kemudian dari #/TB
Im 4*.
Adalah
bijaksana menganggap bahwa pada hakikatnya hukum-hukum itu berasal dari zaman
Musa. Kita dapat juga beranggapan, bahwa pencatatan hukum-hukum dan
peristiwa-peristiwa bersejarah itu telah dimulai pada zaman Musa. Belum
diketahui ‘bila waktunya’ kitab itu ditulis dalam bentuk finalnya. Dapat
diandaikan bahwa kebanyakan pokok utama telah dicatat secara tertulis, mis pada
hari-hari permulaan kerajaan. Adalah penting sekali, bahwa tidak ada post
Mosaica (hal yg jelas berasal dari zaman sesudah Musa) yg menghunjuk secara
pasti kepada masa yg lebih kemudian daripada zaman Musa.
Sesudah
gejolak kritik Wellhausen dan para pengkritik lain, banyak ahli menerima
pandangan, bahwa bagian terbesar Bil termasuk isi dari apa yg dinamai Kodeks
Imam, yg dikatakan, berasal usul dari zaman sesudah Pembuangan. Tapi pada
akhir-akhir ini ahli-ahli cenderung menerima pandangan, bahwa Bil berisikan
bahan-bahan yg berasal dari zaman purba (artinya, zaman Musa), dengan pengakuan
bahwa dalam #/TB Bil 5:11* dab; 19, upacara-upacara purba telah dilukiskan, dan
bahwa bahan-bahan lain menunjukkan kesimpulan yg sama. Banyak ahli bersedia
menerima, bahwa kultus, seperti dilukiskan dalam Bil, telah berlaku sepanjang
berkaitan dengan pokok-pokok utama, di Yerusalem sebelum Pembuangan
(*PENTATEUKH; *MUSA).
III. Perihal isi
1. Pembagian
Pentateukh menjadi 5 kitab tidaklah asli. Bil merupakan satu kesatuan dengan
kitab-kitab terdahulu, kendati #/TB Bil 1:1* menyarankan bahwa suatu kitab yg
baru telah dimulai, di mana keempat ps pertama merupakan persiapan bagi
keberangkatan dari Sinai. Dapat dikatakan bahwa Ul adalah lanjutan dari Bil,
tapi pemisahan antara Bil. dan Ul adalah lebih mendasar daripada pemisahan
antara Im dan #/TB Bil 2*. Sejarah yg dicatat dalam Bil mencakup 38 thn, yakni
periode antara thn ke-2 dan ke-40 sesudah Keluaran (lih keterangan waktu dlm
#/TB Bil 1:1; 7:1; 9:1,15; 10:11; 33:38*; bnd #/TB Kel 40:2*; #/TB Ul 1:3*).
Dalam bagian
pertama Israel masih berada di dekat G Sinai (#/TB Kel 19:1* memberitakan
tibanya mereka di Sinai). #/TB Bil 10:11-12:6* menceritakan keberangkatan dari
Sinai dan perjalanan ke Kadesy (bnd #/TB Bil 13:26*); pada thn ke-2 sesudah
Keluaran Israel telah tiba di Kadesy (bnd #/TB Ul 2:14*). Karena Israel
mempercayai kata-kata yg begitu mengecutkan dan menakutkan dari para pengintai,
maka terjadilah pengembaraan yg lebih lama di padang gurun (ps 13-14). Hanya
sedikit yg dapat diketahui mengenai nasib Israel selama 38 thn pengembaraan
mereka (#/TB Ul 15:1-20:13*). Ada kemungkinan, bahwa Kadesy dalam waktu yg lama
merupakan semacam pusat bagi Israel, sementara beberapa kelompok orang Israel
mengembara di sekitar semenanjung Sinai. Seusai 38 thn Israel meninggalkan
Kadesy menuju Kanaan, barisan-barisan bergerak sekeliling Edom, sampai di
dataran-dataran Moab, dan menaklukkan Sihon dan Og (#/TB Bil 20:14; 21:35*).
Bagian akhir Bil menerangkan perbuatan-perbuatan Bileam, penyembahan Israel
pada berhala Baal-Peor, dan penghukuman atas orang Midian.
3. Disamping
mencatat sejarah, Bil memuat bermacam-macam peraturan dan hukum. Hubungan
antara hukum-hukum dengan sejarah, dan antara satu hukum dengan hukum-hukum yg
lainnya sering tidak jelas. Namun demikian, penulis bermaksud, paling sedikit
dalam banyak hal, adanya hubungan antara yg satu dengan yg lainnya. Jalan
keluar yg paling sederhana, ialah menganggap ada hubungan kronologis di
antaranya. Kadang-kadang ada juga hubungan material; lih mis bagaimana #/TB Bil
5:1-4* dan ps 18 sejajar dengan yg mendahuluinya, dan 10:1-10 dengan yg
berikutnya; setelah seluruh catatan peristiwa perjalanan di padang gurun
disajikan (#/TB Bil 33:1-49*), cerita dilanjutkan (#/TB Bil 33:50-35:34*)
dengan peraturan-peraturan mengenai penaklukan Kanaan dan hukum-hukum apabila
mereka nanti bermukim di situ. Akhirnya, kita hendaknya mengingat, bahwa
susunan dari beberapa, Kitab PL menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yg mirip
dengan masalah Bil.
Banyak hukum
(tapi tidak semuanya) bertalian dengan upacara agamawi. Orang Israel tidak
membedakan antara hukum upacara agamawi, moral, yuridis, dan sosial seperti
kita membedakannya. Semua hukum dan peraturan bertujuan sama, yakni supaya
Israel ‘siap’ untuk hidup di Kanaan di hadapan Tuhan, sebagai suatu bangsa yg
mandiri dan berkelakuan baik.
4. Dalam Bil
Musa menonjol sebagai tokoh utama, digambarkan dengan segala kebesaran dan
kelemahannya. membimbing bangsa itu dalam segala hal. Dengan perantaraan dia,
Tuhan memberikan kepada Israel bermacam-macam hukum dan peraturan, berbicara
dengan hamba-Nya ‘berhadap-hadapan’ (#/TB Bil 12:6-8*). Berulang-ulang Musa
bertindak sebagai pengantara untuk bangsa itu (#/TB Bil 11:2; 12:13; 14:13*
dst; #/TB Bil 16:22; 21:7*). Musa ialah ‘seorang yg sangat lembut hatinya,
lebih dari setiap manusia yg di atas muka bumi’ (#/TB Bil 12:3*; bnd #/TB Bil
14:5; 16:4* dst), namun ia mengalami juga kegagalan-kegagalan manusiawi.
Bertentangan dengan peraturan Tuhan, dia memukul bukit batu (#/TB Bil 20:10*
dab), dan pada peristiwa-peristiwa lain dia mengungkapkan keluhan-keluhan
emosional (#/TB Bil 11:10* dst; bnd #/TB Bil 16:15*). Harun agak menyamai Musa
dalam hal keunggulan (#/TB Bil 1:3,17,44; 2:1*; dst, teristimewa ps-ps 12; 16;
17).
IV. Amanatnya
Dalam Bil, seperti juga dalam seluruh
Alkitab, Allah perjanjian yg mahakuasa dan setia menyatakan diriNya; penyataan
inilah yg menghubungkan bagian-bagian Bil yg berbeda menjadi satu kesatuan yg
utuh. Dalam peraturan-peraturan dan hukum-hukum yg ditentukan-Nya, Allah
menunjukkan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Israel sering memberontak terhadap
Dia. Sebagai akibatnya murka Tuhan bangkit: Dia tidak membiarkan dosa tanpa
hukuman (#/TB Bil 11:1-3,33* dab; #/TB Bil 12:10* dst; 14 dst). Musa dan Harun
tidak diperbolehkan memasuki Kanaan (#/TB Bil 20:12* dab). Tapi Tuhan tidak
menolak umat-Nya; Dia setia terhadap perjanjian-Nya. Dia membimbing Israel
melalui padang gurun, sehingga mereka dapat sampai di tanah perjanjian yg Ia
janjikan kepada Bapak leluhur mereka. Hal ini tidak tergagalkan baik oleh
ketidaksetiaan Israel, maupun oleh kekuatan bangsa-bangsa yg bangkit melawan
Israel.
Perhatian
khusus baiklah diberikan pada segi-segi tertentu mengenai penyataan Allah dalam
Bit.
1. Allah
benar-benar tidak berubah dalam kesetiaan-Nya (bnd #/TB Bil 23:19*), tapi ini
tidaklah berarti bahwa pribadi-Nya tanpa keharuan (lih khususnya cerita yg
mengharukan dim #/TB Bil 14:11* dab). Dalam rangka ini baik sekali
memperhatikan antropomorfisme yg kuat (lih mis #/TB Bil 10:35* dab; #/TB Bil
15:3*, ‘bau yg menyenangkan bagi Tuhan’; #/TB Bil 28:2*, ‘sebagai santapan-Ku’
dst); ungkapan-ungkapan yg — janganlah kita mengartikannya secara harfiah —
memperlihatkan betapa dalamnya ataupun prihatinnya Allah dalam
perbuatan-perbuatan Israel.
2. Kekudusan
Allah khusus digarisbawahi. Cerita-cerita menyatakannya (lih mis #/TB Bil
20:12* dab), dan demikian juga dengan cara lain hukum-hukum dan
peraturan-peraturan: apabila seseorang mendekati Allah dia harus bersih dari
segala kenajisan (bnd juga #/TB Bil 1:50* dst, dll).
3.
Ketentuan-ketentuan yg sangat terinci diberikan dalam Bit: Allah menjalankan
kekuasaan-Nya atas segalanya, juga atas hal-hal yg terkecil sekalipun.
4. Segera sesudah orang Israel sampai di
perbatasan tanah perjanjian, mereka menyerah pada pencobaan untuk menyembah
dewa-dewa dari negeri yg baru itu. Tapi Tuhan bukanlah Tuhan hanya di padang
gurun: Dia memanfaatkan seorang ahli nujum kafir (22-24), dan menghukum Israel
karena menyembah berhala (25), bersama mereka yg menggoda bangsa-Nya (31).
Dalam uraian
yg dikemukakan di atas, sifat kristologis Bil sudah ditunjukkan. Dalam Bit,
seperti juga dalam kitab-kitab lainnya, Allah menyatakan diriNya sebagai Allah
yg setia pada perjanjian-Nya. Dengan perkataan lain, Dia menyatakan diriNya
dalam rupa Kristus. Sebagai tambahan, banyak dalam Bil yg merupakan lambang
Kristus: terlambangkan dalam pribadi-pribadi (teristimewa Musa dan Harun),
dalam peristiwa-peristiwa, dan dalam hukum-hukum, Kristus yg akan datang telah
kelihatan pra bayanganNya sebelum Dia datang (bnd #/TB Yoh 3:14*; #/TB 1Kor
10:1* dst; #/TB Ibr 3:7* dst; #/TB Ibr 9:13*; dll).
KEPUSTAKAAN. Lih buku-buku Pengantar ke dalam PL,
buku-buku tafsiran, dan G. B Gray, Numbers, ICC, 1903 (1955); L. E Binns, The
Book of Numbers, WC, 1927; S Fish, The Book of #/TB Bil 2*; J Marsh, Numbers,
#/TB Ibr 2*; W. H Gispen, Het boek Numeri, 1, 1959; 2, 1964, dalam Commentaar
op het Oude Testament; N. H Snaith, Leviticus and Numbers, NCB, 1967; M Noth,
Numbers, OTL, 1968.
No comments:
Post a Comment