Thursday, May 24, 2018

KITAB HAKIM-HAKIM


KITAB HAKIM-HAKIM

       Kitab ke-7 dari PL menyusuli Kitab-kitab Pentateukh dan Yos dan menguraikan sejarah Israel dari kematian Yosua sampai tampilnya Samuel. Kitab ini mendapat namanya dari tokoh-tokoh utamanya, yaitu syopetim (#/TB Hak 2:16*). Tapi ‘hakim-hakim’ ini lebih dari sekedar juru lerai secara hukum; mereka adalah ‘penyelamat-penyelamat’ (#/TB Hak 3:9*), yg dengan karunia-karunia rohani mendapat kekuatan dari Roh Kudus Allah untuk melepaskan dan melindungi Israel (#/TB Hak 6:34*) sampai didirikannya kerajaan Israel (bnd pemakaian kata yg sama untuk penguasa tertinggi di Kartago, dan kata itu sama artinya dgn ‘raja’ dlm bh Kanaan kuno, yaitu Ugarit, Anat 5.40). Yahweh sendirilah syofet kepala (#/TB Hak 11:27*).

          I. Ringkasan isi

             a. Peristiwa-peristiwa yg terjadi sesudah Yosua meninggal (#/TB Hak 1:1-2:5*)

             Dengan penuh ketaatan selama beberapa thn suku Yehuda dan Simeon bergerak maju ke selatan untuk menaklukkan Bezek, Yerusalem (sayang tidak mampu mempertahankannya, #/TB Hak 1:21*), Hebron dan Debir (diduduki kembali sejak dimusnahkan dlm #/TB Yos 10:36,39*), Horma dan 3 kampung Filistin (tidak dapat dipertahankan, #/TB Hak 1:19*). Begitu juga keturunan Yusuf (yaitu Manasye dan Efraim) menaklukkan Betel (#/TB Hak 1:22-26*), yg memberontak (bnd #/TB Yos 8:17; 12:9*). Tapi kemudian menyusullah kegagalan: Israel tidak terus menumpas orang Kanaan, kampung-kampung tidak lagi ditaklukkan (#/TB Hak 1:27-36*). Ternyata suku Dan sempat diusir dari daerah bagian mereka (#/TB Hak 1:34*). Karena mereka tidak membasmi penduduk negeri itu, maka masa penghajaran yg menyusul terpaksa diperpanjang (#/TB Hak 2:1-5*).

             b. Sejarah Israel pada zaman Hakim-hakim (#/TB Hak 2:6-16:31*)

             (i) Penulis memahami sejarah seperti seorang nabi (#/TB Hak 2:6-3:6*).Dasar utama baginya ialah pembalasan dari Allah: dalam upaya pemeliharaan-Nya Allah mengganjar bangsa Israel sesuai kesetiaan mereka. Umat Israel terus-menerus dicobai untuk mengikuti ibadat agama kesuburan yg dipraktikkan orang Kanaan tetangga mereka, juga untuk mengikuti cara pertanian dan patokan-patokan budaya mereka yg lebih unggul. Memang Yahweh membawa Israel melalui padang gurun, tapi Baal kelihatannya lebih sanggup membuat tanaman bertumbuh. Karena itu Kitab Hak menunjukkan suatu lingkaran dosa yg diulang-ulangi (penyembahan Baal), penghambaan kepada bangsa-bangsa yg menyerang, doa ke hadapan Allah pengasih memohon pembebasan, dan keselamatan melalui hakim-hakim yg dibangkitkan Allah.

             (ii) Enam masa penindasan yg berurutan dan kegiatan dari 12 hakim penyelamat (#/TB Hak 3:7-16:31*).

             1. Penyerbuan Kusyan-Risyataim (#/TB Hak 3:7-11*). Sejak 1382 sM Israel menderita selama 8 thn di bawah penindasan Kusyan-Risyataim, yaitu penyerbu yg datang dari Mesopotamia, negeri yg dikuasai bangsa Het (#/TB Hak 3:8*). Tapi penyebab utama penderitaan itu ialah dosa Israel (#/TB Hak 3:7*) atas tuntutan kesusilaan perjanjian Allah yg menyelamatkan (lih c di bawah). Tapi ‘berserulah orang Israel kepada Yahweh, maka Yahweh membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenasadik Kaleb’ (#/TB Hak 3:9*). Kedamaian yg menyusul kemudian selama 40 thn sejajar dengan masa jaya pemerintahan bangsa Het, hingga beberapa thn sesudah kematian Supiluliuma pada 1345 sM (CAH 2, 2.19).

             2. Penindasan pada zaman Eglon (#/TB Hak 3:12-31*). Menjelang zaman kekacauan internasional karena timbulnya Dinasti 19 Mesir yg suka berperang, ‘orang Israel melakukan pula apa yg jahat di mata Yahweh; lalu Eglon, raja Moab, diberi Yahweh kuasa atas orang Israel’ (#/TB Hak 3:12*). ‘Lalu orang Israel berseru kepada Yahweh, maka Yahweh membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin’ (#/TB Hak 3:15*), dan memberikan mereka masa damai selama 80 thn, yg mulai dengan persetujuan antara Seti dengan Mursil thn 1315, bnd pembaharuannya pada thn 1279 oleh Rameses II. Baik Mesir maupun orang Het agaknya tidak mengerti peranan mereka sebagai alat sorgawi, tapi kenyataan bahwa saat mereka menciptakan damai di Palestina, hal itu sesuai dengan ketentuan Allah untuk memberi ‘keamanan’ (#/TB Hak 3:30*) bagi umat-Nya (bnd J Garstang, Joshua-Judges, 1931, hlm 51-66). Kemudian Samgar agak berhasil melawan musuh lama, Filistin, yg perlengkapannya lebih hebat (#/TB Hak 3:31*).

             3. Kelepasan oleh Debora (#/TB Hak 4:1-5:31*). Karena runtuhnya kerajaan-kerajaan besar dan timbulnya penindasan dari pihak orang Kanaan pada zaman Yabin II, orang Hazor (#/TB Hak 4:2-3*), maka Allah membangkitkan hakim ke-4 yaitu ibu Debora. Barak, panglima tentaranya, mengumpulkan suku-suku utara tengah di lembah Esdraelon untuk berperang melawan tentara Yabin, yg dipimpin oleh Sisera. Tapi ‘dari langit berperang bintang-bintang, dari peredarannya mereka memerangi Sisera’ (#/TB Hak 5:20-21*): awan gelap dan hujan tofan dikerahkan Allah untuk melumpuhkan kereta perang Kanaan yg kuat itu. Sisera lari tapi dibunuh oleh seorang perempuan Keni. Menyusullah masa damai selama 40 thn sesudah kemenangan Debora (kr thn 1216-1176 sM) sejajar dengan pemerintahan tangan besi Rameses III, firaun akbar terakhir.

             4. Kelepasan oleh Gideon (#/TB Hak 6:1-8:32*). Kemudian dari padang gurun timur muncul orang Midian dan Amalek, merampok orang Israel yg berdosa itu (#/TB Hak 6:2-6*; bnd #/TB Rut 1:1*). Tapi kr thn 1169 ‘pedang demi Yahweh dan demi Gideon’ membersihkan Israel dari penyamun-penyamun pengembara ini (#/TB Hak 7:19-25; 8:10-12*; bnd latar belakang yg damai dlm #/TB Rut 2; 3; 4*, kr 20 thn kemudian).

             5. Timbul tenggelamnya Abimelekh (#/TB Hak 8:33; 10:5*). Kekacauan yg ditimbulkan Abimelekh, anak Gideon, yg mengangkat dirinya menjadi raja memerintah Israel (#/TB Hak 9*), diperbaiki oleh hakim yg ke-6 dan ke-7 yaitu Tola dan Yair (#/TB Hak 10:1-5*).

             6. Penindasan pada zaman Amon dan Filistin (#/TB Hak 10:6-16:31*). Sesudah Tola dan Yair meninggal pada thn 1103 sM, dan karena kemurtadan yg timbul kemudian, tanah Israel diserahkan Allah serentak, wilayah timur kepada orang Amon dan wilayah barat kepada orang Filistin (#/TB Hak 10:7*). Sesudah lewat 18 thn Israel Timur dibebaskan oleh Yefta, yaitu hakim ke-8 (ps 11), yg diganti oleh tiga hakim minor. Tapi Israel Barat tetap berada di bawah kekuasaan Filistin yg bangkit kembali walaupun Simson, hakim ke-12 dan yg terakhir dalam Hak (13-16), menunjukkan kekuatan raksasanya (sampai 1065 sM).

             c. Suatu tambahan (#/TB Hak 17:1-21:25*)

             Bagian ini menyajikan keterangan rinci mengenai dua peristiwa kemurtadan Israel yg paling dini (sebelum 1374 sM; bnd tampilnya Pinehas dlm #/TB Hak 20:28* dan disebutnya peristiwa-peristiwa sesuai ps 18 dlm #/TB Yos 19:47*, yg penulisnya adalah angkatan zaman penaklukan tanah Kanaan, #/TB Yos 5:1; 6:25*; *YOSUA, II). Tujuan tambahan ini ialah untuk menunjukkan betapa gawatnya dosa Israel, dan di sini hampir setiap patokan Dasa Titah telah dilanggar. Bagian tentang Mikha dan orang Dan (ps 17-18) menceritakan bagaimana Mikha mencuri barang perak ibunya, kemudian ia mengubah hasil curiannya itu menjadi patung berhala untuk kuil ilahnya (#/TB Yos 17:5*). Sementara itu seorang Lewi, hamba Allah, mengembara tanpa tunjangan, sampai dia digaji oleh Mikha. Tapi kemudian ternyata ia mengibuli majikannya tatkala ditawari jadi pimpinan oleh gerombolan suku Dan yg tamak, penyembah berhala dan pembunuh itu (#/TB Yos 18:25*). Orang Lewi ini ialah Yonatan, yg justru adalah keturunan Musa (#/TB Hak 18:30*). Memang hukum ke-7 tidak disebut, tapi ps berikutnya (19-21, perkosaan oleh suku Benyamin) tidak hanya menguraikan perang saudara dan memberi tumpangan bagi penjahat-penjahat, tapi juga persundalan dan gundik lari meninggalkan suami seorang Lewi (#/TB Hak 19:2*), semburit, penggagahan dan perzinahan (#/TB Hak 19:22-24*) dan akhirnya penculikan besar-besaran (#/TB Hak 21:23*). Hal-hal seperti itulah yg menjadi akibat jika ‘setiap orang berbuat apa yg benar menurut pandangannya sendiri.’

          II. Penulis dan tarikh

          Kitab Hak tidak memberi pernyataan langsung tentang tarikhnya. Nyanyian Debora (#/TB Hak 5:2-31*) menuntut tarikh penulisan sekitar terjadinya peristiwa itu (#/TB Hak 5:1; 12:1-5* sM), dan otentitas nyanyian ini diterima secara umum. Tapi seluruh kitab itu tak mungkin dirampai pada kedua abad berikutnya. Kitab itu menunjuk ke saat pemusnahan Silo dan pembuangan penduduknya (#/TB Hak 18:30-31*) pada masa muda Samuel (#/TB 1Sam 4*; kr 1080 sM); dan peristiwa terakhir yg diberitakannya ialah kematian Simson (#/TB Hak 16:30-31*), yg terjadi beberapa tahun sebelum penahbisan Samuel sebagai hakim, kr 1063.

          Keterangan yg berulang-ulang bahwa ‘pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel’ (#/TB Hak 17:6; 18:1; 21:25*), mengisyaratkan kitab itu ditulis sesudah Saul menjadi raja thn 1043 sM. Namun penghargaan umum terhadap pemerintahan oleh seorang raja masih baru; dan agaknya Hak selesai disusun sebelum penjarahan Gezer thn 970 sM (#/TB 1Raj 9:16*; bnd #/TB Hak 1:29*) atau penaklukan Yerusalem oleh Daud pada thn 1003 (#/TB 2Sam 5:6-7*; bnd #/TB Hak 1:21*).

          Justru penulis Hak pastilah orang yg turut aktif sejak awal pemerintahan Saul (sebelum 1020 sM). Ia tentu nabi juga, sebab dalam Alkitab Ibrani Kitab Hak berada di kelompok nabi-nabi pada kanon Ibrani (nabi-nabi ‘terdahulu’: Yos, Hak, Sam dan Raj), bnd nada khotbah dari #/TB Hak 2:10-14; 3:7-8*. Yg paling mungkin ialah Samuel, sang nabi, dan yg memang dianggap penulis Hak menurut Talmud Yahudi (Baba Bathra 14b). Tapi karena berita Talmud ini terus melanjutkan bahwa Samuel juga yg menulis Kitab-kitab Sam, maka agaknya benar menyimpulkan bahwa penulis Kitab Hak harus salah satu dari nabi pembantu Samuel.

          III. Sumbernya

          Penulis Hak mungkin mengandalkan sumber-sumber tertulis, yg pada dewasa ini sudah tidak ada lagi, ump bunga rampai pahlawan, seperti ‘Kitab Orang Jujur’ (yasyar) (#/TB Yos 10:13*). Para kritikus modem sudah biasa menganggap bahwa sumber bahan penulis adalah bahan-bahan yg sebagian besar terlepas yg satu dari yg lain, berasal dari abad 9 (sumber ‘Y’) dan abad 8 (sumber ‘E’) dan disusun oleh penulis Kitab Ul (’ U’) pada thn 550 sM; tapi uraian ini bertentangan dengan bukti kitab itu sendiri dan menyangkal kesatuan dan keaslian isinya secara tak wajar. Uraian ini ump berusaha menyamakan panggilan Allah kepada Gideon di pemerasan anggur, dan korban dampak panggilan itu (#/TB Hak 6:11-24*, yg dikatakan termasuk ‘Y’) dengan perintah Allah yg berikutnya kepada Gideon untuk memusnahkan mezbah Baal dan menggantinya dengan mezbah Yahweh (#/TB Hak 6:25-32*, yg dikatakan termasuk ‘E’) seolah-olah keduanya merupakan dua cerita yg bertentangan dari satu panggilan. Atau sekali lagi, peristiwa Gideon menangkap Oreb dan Zeeb, dua pangeran Midian di tempat penyeberangan di S Yordan (#/TB Hak 7:24-25*, ‘E’) dikacaukan dengan penangkapan yg akhirnya terjadi terhadap raja-raja mereka, yaitu Zebah dan Salmuna, ke arah sebelah timur (#/TB Hak 8:10-11*, ‘Y’), walaupun dengan demikian harus membuang kata-kata dalam #/TB Hak 8:10*, ‘semua orang yg masih tinggal hidup dari seluruh tentara’, sebagai usaha dari seorang penyusun di kemudian hari demi menyelaraskan cerita-cerita yg diduga bertentangan itu (*PENTATEUKH).

          Naskah bh Ibrani Kitab Hak terpelihara lebih baik dibandingkan setiap kitab Nabi-nabi Terdahulu, dan umumnya lebih bebas dari kesalahan dalam ihwal penyalinannya. Tapi terjemahan LXX-nya yg kuno menunjukkan variasi-variasi sedemikian rupa, sehingga LXX terbitan Rahlfs pada akhir-akhir ini menyajikan pada setiap halamannya dua bentuk naskah Yunani yg berbeda, menurut naskah-naskah A dan B.

          IV. Latar belakang historis

          Latar belakang historis zaman hakim-hakim, wilayah per wilayah, berkaitan dengan orang Kanaan. Sebelum tanah Kanaan ditaklukkan oleh orang Ibrani, Musa sudah memerintahkan supaya orang Kanaan itu ‘dikhususkan bagi Yahweh untuk dimusnahkan’ karena dua alasan: 1. hidup percabulan mereka yg sudah tua sekali (#/TB Ul 9:5*; bnd #/TB Kej 9:22,25; 15:16*); 2. karena sifat mesum agama mereka yg akan mempengaruhi umat Allah (#/TB Ul 7:4*); sebab di atas ‘bukit-bukit pengorbanan’ (#/TB 1Raj 3:4*; #/TB Yeh 6:3*) yg tak terkira jumlahnya orang Kanaan menyembah ilah-ilah kesuburan, yaitu Baalim (bentuk jamak dari Baal) dengan tata cara termasuk pelacuran bakti (#/TB 1Raj 14:24*) dan bahkan dengan mengorbankan anak-anak (#/TB 1Raj 11:31*). Dengan demikian seluruh tanah Kanaan ditundukkan oleh Yosua (#/TB Yos 11:1* bnd #/TB Yos 21:43*). Tapi penduduk asli Kanaan belum kehilangan kemampuan untuk melawan.

          Musa sendiri memang mengatakan bahwa negeri itu akan diduduki tahap demi tahap (#/TB Kel 23:28-30*; #/TB Ul 7:22*), dan masih luas tanah yg harus diduduki (#/TB Yos 13:1*). Dalam dunia internasional peristiwa-peristiwa terkait dapat diringkaskan sbb: (1) Pada saat kematian Yosua, segera sesudah 1400 sM, kekuasaan kerajaan Dinasti 18 Mesir meliputi Palestina menjadi lenyap. Amenhotep III puas memerintah dalam kemewahan yg merosot; dan penggantinya, Amenhotep IV (Akhenatan, 1376-1362 sM) memberikan perhatian khusus untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan agama menuju monoteisme. Surat-surat Amarna dari negara-negara kota Kanaan zaman itu mengandung himbauan yg sia-sia untuk minta bantuan melawan Habiru yg sedang gencar-gencarnya menjarah. Istilah Habiru adalah sebutan alkitabiah untuk orang Ibrani, sekalipun sebutan itu dipakai juga untuk berbagai suku Huria (?), yakni suku-suku penyerang dari utara (keturunan Eber, #/TB Kej 10:21,25*; bnd M. G Kline, WTJ, 19, May 1957, 184; 20, November 1957, 68). Zaman ini ditandai oleh kegiatan orang Het yg tampil kembali lewat Siria. Raja Supiluliuma (kr 1385-1345 sM), raja terbesar orang Het, mula-mula menghasut timbulnya kekacauan di antara negara-negara yg lebih jauh ke selatan, dan yg kemudian secara praktis menguasainya dan dilanjutkan oleh anaknya, Mursil II.

          (2) Tapi kemudian Mesir, pada Zaman Dinasti 19 yg baru (1321-1205 sM), berjaya lagi. Seti I merebut kembali Galilea dan Fenisia thn 1318, bangsa Het dikalahkan, dan 3 thn kemudian dibuatnya persetujuan dengan Mursil; dan ditentukanlah bahwa Siria masuk kekuasaan bangsa Her; Palestina dan Fenisia masuk kekuasaan Mesir. Rameses II (1300-1234) membatalkan persetujuan semula, lalu menyerbu wilayah bangsa Het. Tapi sesudah bertempur bertahun-tahun, perimbangan kekuatan dulu dipulihkan oleh persetujuan thn 1284, dan perdamaian terpelihara sampai surutnya kerajaan Het, akibat penyerbuan orang-orang biadab pada bagian akhir abad itu.

          (3) Sesudah Kreta takluk kepada orang biadab itu thn 1200 sM, maka orang Filistin yg terdesak, yakni ‘sisa orang yg datang dari pulau Kaftor’ (#/TB Yer 47:4*), lari ke sebelah timur untuk mengokohkan kembali tempat permukiman mereka yg lama di pantai Palestina (bnd #/TB Kej 21:32*; #/TB Ul 2:23*). Karena di desak mundur dari tanah Mesir kr thn 1196 oleh Rameses III, Dinasti 20, orang Filistin terus berusaha memperkuat kedudukan mereka di Kanaan. Maka sebelum abad itu berakhir, mereka sudah sanggup melancarkan serangan yg hebat terhadap Israel, dan dengan peristiwa itu Kitab Hak diakhiri.

          ==> Image 00079


          V. Kronologi

          Kronologi Kitab Hak secara keseluruhan ditunjukkan oleh pernyataan Yefta, (bahwa pada masanya) Israel telah menduduki wilayah Palestina selama 300 thn (#/TB Hak 11:26*; bnd jumlah thn dlm #/TB 1Raj 6:1*). Tapi tarikh yg lebih teliti tergantung pada dua kenyataan lain, yg terdapat dalam berita Alkitab. Pertama, karena kurun waktu sejak akhir penaklukan tanah Kanaan sampai ke permulaan penindasan pertama (dari Mesopotamia) tidak disebut, maka kita harus menghitung mundur mulai dari masa Samuel memangku jabatannya thn 1063 sM (dgn menghitung dari thn yg diketahui, yaitu thn 930, pada thn mana kerajaan Israel terbagi dua, 113 thn untuk Salomo, Daud [memerintah seluruh Israel], dan Saul beserta para penggantinya [#/TB 1Raj 11:42; 2:11*; #/TB Kis 13:21*], ditambah 20 thn untuk Samuel [#/TB 1Sam 7:2*; bnd HDB, I, hlm 399]).

          Kedua, karena beberapa hakim waktunya bersamaan (bnd Ehud dan Samgar, #/TB Hak 3:30-4:1*), maka tarikh terkait harus dikumpulkan dari penindasan-penindasan yg tentu tahunnya dan pelepasan yg kemudian. Yg mempunyai makna tersendiri ialah kenyataan bahwa penindasan oleh Filistin selama 40 thn (#/TB Hak 13:1*) di Palestina Barat, terus berjalan tanpa selang sejak kematian Tola dan Yair (#/TB Hak 10:7*), mencakup masa kehakiman Yefta, ketiga hakim minor, Eli dan Simson, sampai tampilnya zaman Samuel yg jaya. Lih bagan di bawah.

          Bahwa kemenangan Debora terjadi thn 1216 sM dikaitkan oleh penemuan macam-macam periuk di kota Hazor yg terakhir: ‘Barak hidup pada parohan kedua abad 13’ (CAH, 17,1.239). Jadi 319 thn (1382-1063) berlalu antara penindasan pertama dan munculnya Samuel, dan ini menyarankan bahwa penaklukan Kanaan terjadi thn 1406-1400. Jika penaklukan terjadi thn 1240 data dari Hak harus diperas waktunya. *KRONOLOGI PL.

          VI. Ajaran

          Dari asas-asas yg diutarakan dalam #/TB Hak 2:6-3:6* dan contoh-contoh yg nyata terjadi yg diberikan oleh sisa kitab itu, maka dapatlah diringkaskan ajarannya sbb:

             a. Murka Allah atas dosa (#/TB Hak 2:11,14*).

             Harapan Israel untuk tetap hidup tergantung pada kesatuan antara suku mereka, tapi kesatuan demikian hanya mungkin terjadi oleh ketaatan mereka secara bersama-sama kepada Allah (bnd #/TB Hak 5:8-9,16-18*). Kehilangan iman berarti kemusnahan.

             b. Rahmat Allah atas pertobatan (#/TB Hak 2:16*).

             Penindasan oleh bangsa asing pun merupakan alat kasih karunia Allah untuk membangun Israel secara rohani.

             c. Kebusukan hati yg menyeluruh.

             Setiap kali kelepasan diberikan dan dilupakan, yakni ‘apabila hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek. moyang mereka’ (#/TB Hak 2:19*). Masyarakat individualis menyatakan sendiri kekurangannya, sebab jika manusia menyendiri akan menjurus kepada kejahatan (#/TB Hak 17:6*). Israel memerlukan seorang raja, sekalipun memang hanya seorang raja yg akan menggenapi kehendak Allah (bnd #/TB Hak 8:23; 9:6,56*). Maka penulis Kitab Hak tentulah seorang sejarahwan yg benar dan penulis yg tidak melulu mencatat peristiwa-peristiwa, tapi yg kemudian menafsirkan kenyataan-kenyataan itu berdasarkan filsafat sejarah yg tegas. Mengenai mantapnya tetap berlaku filsafat pengganjaran yg bercorak Kitab Hak itu, haruslah diakui bahwa pada zaman dulu tatkala pernyataan Allah masih terbatas sekali, tindakan Allah kelihatan lebih jelas dibandingkan zaman sekarang ini. Tapi dasar utamanya tetap dapat diterima untuk selamanya: bangsa yg berdosa tetap akan kena hukum, yg bertobat akan diselamatkan, dan semua sistem yg berpusat pada manusia akhirnya akan gagal. Satu-satunya harapan yg teguh dalam sejarah ialah menantikan kedatangan Kristus, Sang Raja, kembali.

             ==> Image 00080



       KEPUSTAKAAN. G. L Archer, Jr, A Survey of Old Testament Introduction, 1974, hlm 274-279; A. E Cundall dan L Morris, Judges-Ruth, TOTC, 1968; G Fohrer, (Sellin’s) IOT, 1968, hlm 196-215; J Garstang, Joshua-Judges, 1931; R. K Harrison, IOT, 1968, hlm 680-694; J. D Martin, The Book of Judges, CBC, 1975; J. B Payne, ‘Chronology of the Old Testament’, ZPEB, 1, hlm 833-836; idem, An Outline of Hebrew History, 1954, hlm 78-91; John H Raven, The History of the Religion of Israel, 1933, hlm 156-202; L. T Wood, ‘Date of the Exodus’, hlm 66-87 dalam J. B Payne (ed), New Perspectives on the Old Testament, 1970.

KITAB YOSUA

KITAB YOSUA
       Kitab Yos bercerita tentang bangsa Israel memasuki tanah Kanaan dan cara membagi-bagi tanah itu kepada suku-suku Israel. Diceritakannya secara rinci bagaimana mereka menyeberangi S Yordan dan merebut daerah itu, sebagai basis untuk serangan selanjutnya. Dengan ringkas dilaporkan dua pertempuran yg memusnahkan kekuasaan bangsa Kanaan, kemudian kemenangan-kemenangan tentara Israel. Laporan pembagi bagian negeri itu mencakup keterangan lengkap tentang daerah Yehuda, disertai catatan mengenai pendudukan Hebron oleh bangsa Keni dan kesukaran-kesukaran yg dialami di Manasye utara, juga pendudukan kota-kota Lewi dan masalah suku-suku Transyordan. Kitab berakhir dengan keterangan tentang wasiat rohani oleh Yosua, puncaknya ialah perjanjian nasional di Sikhem.

          I. Garis besar isi

             a. Orang Israel memasuki tanah Kanaan (#/TB Yos 1:1; 11:23*)

             (i) Pergantian pimpinan (#/TB Yos 1:1; 4:24*). Penugasan; tim penyelidik; menyeberangi S Yordan.

             (ii) Pangkalan depan (#/TB Yos 5:1; 8:35*). Gilgal-Yerikho-Ai.

             (iii) Pertempuran di wilayah selatan (#/TB Yos 9:1; 10:43*). Kota-kota orang Hewi; persekutuan Yerusalem dikalahkan; kota-kota yg ditaklukkan.

             (iv) Pertempuran di wilayah utara, dan kemenangan-kemenangan selanjutnya (#/TB Yos 11:1-23*).

             b. Tanah Kanaan diduduki (#/TB Yos 12:1; 24:33*)

             (i) Daftar musuh yg dikalahkan (#/TB Yos 12:1-24*).

             (ii) Pemukiman-pemukiman terdahulu (#/TB Yos 13:1; 17:18*). Tugas yg tak kunjung selesai; Transyordan; Kaleb; daerah Yehuda; daerah bagian Efraim dan Manasye.

             (iii) Pemukiman-pemukiman yg kemudian (#/TB Yos 18:1; 21:45*). Pertemuan di Silo; kota-kota perlindungan; kota-kota orang Lewi.

             (iv) Jalan selanjutnya (#/TB Yos 22:1; 24:33*). Mezbah kesaksian; pesan Yosua; perjanjian di Sikhem.

          II. Susunan dan tujuan

          Dalam Alkitab Ibrani Yos mulai dengan ‘Nabi-nabi Terdahulu’, meliputi sejarah Israel sejak memasuki tanah Kanaan sampai awal Pembuangan. Dalam urutan yg langsung dan wajar sesudah Ul, Kitab ini mencakup saat Yosua menerima pimpinan sampai dia dan Eleazar meninggal.

          Ps 1-11 merupakan cerita bersambung, langsung dan jujur tanpa penyimpangan, kendati penulisannya makin ke akhir makin ringkas, dan diakhiri dengan penilaian umum atas apa yg dicapai oleh Yosua (11: 15-23). Dalam bentuk apa pun bahan cerita diterima oleh penulis, yg jelas ialah: dengan itu ia menyusun suatu cerita yg menurut kaidah drama adalah bermutu amat tinggi, baik dalam penanganan pokok ceritanya maupun dalam teknik bercerita. Peranan penyunting sama sekali tak nampak; tapi banyak bagian yg ditinggalkan atau digeneralisir supaya mendapat gambaran yg luas, dalam keseimbangan yg wajar dan dalam ruang yg terbatas.

          Klimaks dicapai pada akhir ps 11, tapi cerita belum selesai. Kitab itu menceritakan tentang karya-karya Yosua, dan tentang penggenapan janji janji Tuhan bahwa orang Israel akan memiliki tanah Kanaan, ‘yg Ku-janjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka’ (#/TB Yos 1:6*; bnd #/TB Yos 23:14; 24:13*). Untuk mencapai kedua tujuan itu. maka cerita tentang pendudukan tanah Kanaan diberi penekanan kuat, dan perihal Yosua meninggalkan bangsa itu dibuat mencolok. Menyusun bagian ini banyak sumber yg dipakai, seperti yg juga muncul di tempat lain (Bil; Hak; Taw). Penulis menyunting bahannya, khususnya ps 20, mungkin juga daftar-daftar perbatasan. Pesan terakhir Yosua kepada bangsa itu dicatat pada ps 23. Tapi dari sudut kenabian, puncak karyanya terletak pada Perjanjian Sikhem, kendati mungkin itu terjadi lebih dahulu.

          III. Penulis, sumber, tarikh

          Banyak gema Ul muncul dalam Yos, baik perihal tujuan maupun bahasa. Tapi banyak juga yg lain (khususnya bg kedua). Jadi dapat dimengerti bahwa kritik Pentateukh (analisis sumber) dilanjutkan pada Yos, sehingga ada yg membicarakan ‘Heksatuk’ (buku berbagi enam). Teori ini tidak bertahan sebab: (a) Tolok ukurnya beragam dan melahirkan silang pendapat serta ketidakjelasan; (b) Sumber P, jika ada, sukar sekali diidentifikasi, dan sangat tajam dipersoalkan apakah sumber itu sungguh-sungguh ada sebagai cerita yg berdiri sendiri (lih C. R North, The Old Testament and Modern Study, 1951); (c) Yos lebih dekat pada Kitab Nabi-nabi Terdahulu ketimbang pada Ul dalam bentuk dan gagasannya.

          M Noth membuat pendekatan segar dengan menekankan pentingnya tradisi dan perkembangannya. Teori Noth adalah: seorang penulis ‘angkatan deuteronomis’ menyunting kumpulan tradisi-tradisi tempat kudus dan catatan tentang pendudukan, untuk membuat sesuatu yg merupakan bagian dari ‘sejarah deuteronomis’ (yaitu Yos); karyanya itu di kemudian hari diperbaiki oleh (sumber) P. Pada akhir-akhir ini teori ini diterima oleh beberapa penafsir. Tarikhnya tergantung pada pendapat tentang tarikh Ul. Ada kecenderungan menyamakan ‘deuteronomis’ dengan ‘nabi-nabi’, dan teori itu tidak menerangkan mengapa gaya bahasa ‘deuteronomis’ sangat minim dalam Hak (bnd S. R Driver, LOP’, hlm 112, 126 dst; C. F Burney, Judges, 1920, hlm 61 dst).

          Noth menekankan banyaknya aetiologi (cerita-cerita yg menerangkan nama-nama batu dan tugu), dalam tradisi, dan tidak menilai bahan-bahan itu sesuai bobotnya (lih kritik terhadap Noth oleh. J Bright, Early Israel in Recent Historical Writing, 1956). Pengamat lain menekankan peranan pesta-pesta agama dalam sejarah tradisi, tapi hasilnya bersifat dugaan saja.

          IV. Penilaian sejarah

          Cerita Yos mengenai penyerbuan Kanaan sering dikecam ‘tidak realistik’ karena memberi gambar tentang ‘penaklukan total’, padahal #/TB Hak 1* memberi gambaran yg ‘realistik’ (Gray, hlm 43). Tapi kecaman itu adalah akibat salah memahami kedua Kitab itu. Yos tidak mengatakan bahwa perang tuntas selesai sesudah dua pertempuran beruntun (#/TB Hak 11:18*), dan dalamnya jelas dikemukakan kesukaran yg dihadapi (#/TB Yos 15:63; 17:12-18*) yg dengan mudah bagian itu dapat tercecer. Lagipula Yos terutama memaparkan kuasa agung yg memungkinkan tercapainya kemenangan gemilang dalam invasi ke Kanaan itu. Pada pihak lain, Hak bukanlah cerita tentang penyerbuan itu; Hak memaparkan permulaan kekalahan, tapi Hak seluruhnya akan tidak punya arti seandainya tidak ada kemenangan gemilang yg mendahuluinya.

          Beberapa ahli menduga invasi dilakukan oleh suku-suku secara sendiri-sendiri — tidak oleh kesatuan bangsa itu secara nasional (lih H. H Rowley, From Joseph to Joshua, 1948). Noth bahkan berpendapat bahwa Israel dibentuk di Kanaan sebagai persekutuan kudus (bnd Bright, hlm 83 dst, dan B. D Rathjen, JNES 24, 1965, hlm 100-104). Bukti arkeologis masih. sangat kurang, tapi ada cukup bukti tentang kehancuran masyarakat Kanaan (mis Hazor, Tell Beit Mirsim) sehingga adanya penyerbuan tak dapat disangkal. Teori-teori tentang tiadanya serbuan dari Israel sebagai satu bangsa yg utuh, memperkecil peranan Yosua hanyalah sebagai pemimpin suku, atau paling banter sebagai wasit (Soggin, hlm 14-18). Teori demikian tidak didasarkan pada realitas Yos-Hak dan sangat merendahkan nilai karya Musa.

          Inti berita alkitabiah ialah, ‘perjanjian Sinai’ merupakan asal usul iman Israel dan keberadaannya sebagai badan politis (lih #/TB Yos 24*). G. E Mendenhall (BA 25, 1962, hlm 66-87) menduga terjadi suatu ‘gerakan kemerdekaan’ di Kanaan, tapi ia berlebih-lebihan. Menurut Alkitab unsur-unsur non-Israel diterima ke dalam sistem suku-suku. Hal ini tidak mungkin kecuali sistem suku-suku itu sudah ada, dan dasarnya yg mula-mula ialah ikatan darah.

          V. Amanat rohani

          Pentingnya Kitab Yos terutama terletak dalam hal: (a) memaparkan kesetiaan Allah pada janji-Nya (bnd #/TB Ul 7:7-8; 9:5-6*); (b) menyajikan perkembangan maksud Allah bagi bangsa Israel; (c) menyajikan sebab-musabab suatu kegagalan, yg wanti-wanti telah diberitahu lebih dulu (lih ump #/TB Ul 17:13; 18:3*); (d) menyajikan teladan bagi murid Yesus, perihal rohani yakni kepercayaan, ketaatan dan kesucian, yg benar-benar dipertaruhkan waktu memasuki tanah Kanaan.

          Generasi orang Israel di bawah pimpinan Yosua lebih bersemangat dibandingkan orangtua mereka. Tapi mereka sama terpengaruh pada politeisme dan agama alam (#/TB Bil 25*; #/TB Ul 4:3,23*). Karena itu ketentuan untuk memusnahkan bangsa-bangsa Kanaan dan agama mereka adalah mutlak (bnd #/TB Kej 15:16*; #/TB Kel 20:2-6; 23:23-33; 34:10-17*; #/TB Bil 31:15* dab; #/TB Ul 7*). Orang Israel belum tahu pendekatan yg aman, dan persentuhan sehari-hari dengan budaya Kanaan akan membahayakan iman mereka kepada Allah yg satu-satunya dan yg mahakuasa, maupun patokan-patokan budi pekerti mereka, seperti kelihatan dalam sejarah selanjutnya. Lagipula, keselamatan berdasarkan anugerah belum dapat diumumkan (seperti dlm PB) sebelum dasar hukumnya dinyatakan secara umum dalam kematian Yesus Kristus. Tapi polanya diperlihatkan dalam tindakan Allah terhadap Rahab (bnd #/TB Ibr 11:31*). Dapat dikatakan bahwa tujuan Allah pada waktu itu bukanlah untuk mengajarkan dasar-dasar hidup Kristen, tapi merintis jalan bagi Mesias melalui Israel.

          Pengalaman Israel di Kanaan, juga di padang gurun, ‘dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita’ (#/TB 1Kor 10:11*). Tema utama Kitab ini ialah, Allah memberikan tempat permukiman kepada Israel, terhadap apa orangtua mereka gagal karena tidak percaya (#/TB Mazm 95:11*). Dalam #/TB Ibr 4:1-11* hal ini ditunjukkan sebagai ‘lambang’, artinya, asas yg diterapkan pemazmur pada generasinya berlaku juga bagi orang Kristen, dan sementara itu janji Allah digenapi tuntas (ay #/TB Ibr 4:8*) hanya dalam perhentian yg disediakan Allah bagi kita dalam Yesus Kristus (bnd J. N Darby, Synopsis, 1, hlm 328). Disamping inti utama cerita invasi ke Kanaan ini, ada banyak pelajaran yg dapat digali dari keberhasilan, kegagalan dan kepemimpinan Yosua dalam Kitab Yos.

          VI. Naskah dan terjemahan

          Ada beberapa masalah mengenai nama-nama tempat, tapi selain itu tak ada hal yg tidak jelas. Terjemahan Yos dalam LXX** agak lumayan; nampaknya aslinya dalam bh Ibr sangat dekat dengan naskah Ibr (MT) yg kita pakai.
 KEPUSTAKAN. Benjamin, Variations between the Hebrew and Greek Texts of Joshua, 1921; Tafsiran: J. A Soggin, Joshua, 1972; J Gray, Joshua, Judges and Ruth, 1967; J Bright, Joshua, #/TB Ibr 2*; M Noth, #/TB Yos 2*. Bersifat sejarah: S Yeivin, Israelite Conquest of Canaan, 1971; LOB; W. F Albright, Archaeology and the Religion of Israel, 1956; dan karya-karya umum.


Monday, May 21, 2018

KITAB ULANGAN


KITAB ULANGAN

       Berasal dari LXX deuteronomion (Vulg deuteronomium), ‘pengulangan hukum Taurat’, berdasarkan pengertian yg salah tentang kata-kata ‘salinan hukum ini’ dalam #/TB Ul 17:18*.

          I. Isi ringkas

          Kitab ini terbagi tiga bagian:

          a. #/TB Ul 1:1-11:32*. Amanat Musa yg bersifat pendahuluan, disertai unsur-unsur cerita mini. Dalam #/TB Ul 1:6-3:29* Musa mengulangi tahap-tahap perjalanan Israel, mulai dari meninggalkan Horeb sampai ke lembah, di mana mereka mendirikan kemah-kemahnya. Dalam #/TB Ul 4:1-40* Musa mengucapkan nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan untuk generasi baru. Ditentukannya juga tiga kota perlindungan, dan penulis menerangkan terperinci tentang tempat di mana diucapkan kata-kata berikut (#/TB Ul 4:41-49*). Ps 5-11 merupakan amanat Musa, yg dimulai dengan mengulangi Kesepuluh Hukum, dan yg berakhir dengan hukum berikutnya.

          b. #/TB Ul 12:1-26:19*. Pemberian Hukum yg dilakukan Musa di hadapan umat Israel (lih di bawah).

          c. #/TB Ul 27:1-34:12*. Tambahan yg terdiri dari cerita dan amanat, yg berakhir dengan kematian Musa. Ps 27 memuat perintah supaya menuliskan semua hukum itu pada batu, dan supaya mengadakan perjanjian yg khidmat sesudah menyeberangi S Yordan. Ps 28 menyusul dengan berkat bagi orang-orang yg taat dan kutuk bagi yg ingkar atau durhaka. Dalam ps 29 dan 30 umat Israel diikat oleh Musa dalam suatu perjanjian, supaya beribadah kepada Yahweh, Allah mereka, dan hanya kepada-Nya saja (#/TB Ul 29:1,10*).

          Dalam ps 31 Yosua tampil, dan penulis menceritakan nasihat dan tugas yg disampaikan Musa kepadanya; lalu mereka bersama-sama mengajarkan suatu ‘nyanyian’ kepada bangsa itu (31; #/TB Ul 32:1-47*). Kitab ini diakhiri dengan berita tentang kematian Musa (#/TB Ul 32:48-52; 34:1-8*), berkat Musa kepada suku-suku Israel ‘sebelum ia mati’, dan ketaatan umat itu kepada Yosua sebagai pengganti Musa (#/TB Ul 34:9-12*).

          II. Penulis dan tarikh

          Sejak zaman Wellhausen, tarikh Ul menjadi pokok pembicaraan yg tak putus-putusnya. Wellhausen sendiri mengemukakan teori, bahwa penulis Kitab ini (yg dibatasinya hanya sampai inti ps 12-26) ialah seorang nabi, yg merampainya pada thn 622 sM. Tujuan nabi ini adalah pembaruan dalam hidup keagamaan, dan secara khusus menghancurkan bukit-bukit pengorbanan (bamot; #/TB 1Raj 3:4; 12:3*) dan memusatkan peribadatan di Yerusalem. Maka disembunyikannya Kitab ini di Bait Suci, agar kiranya ‘dijumpai’, seperti yg terjadi oleh Hilkia, yg membuahkan pembaruan tertulis dalam #/TB 2Raj 22; 23*.

          Pokok utama pandangan ini diterima oleh S. R Driver, tapi ia menganggap ps 5-11, dan barangkali lebih dari itu, adalah bagian dari Kitab itu. Untuk menghindari kesan seolah-olah itu penipuan, ditariknya tarikh Kitab itu ke belakang, ke kr thn 640 sM. Teori yg sama diterima oleh H. H Rowley, tapi ia lebih menyukai tarikh kr thn 680 sM, dan mengisyaratkan bahwa penulisnya mungkin sekali seorang pengikut nabi Yesaya. Di pihak lain beberapa ahli (Kennett, Halscher) menganggap Ul berasal dari zaman sesudah pembuangan. Mereka kemukakan bahwa #/TB Ul 17:15* tak mungkin ditulis sementara raja keturunan Daud masih menduduki takhtanya; bahwa banyak undang-undang dalam Ul tidak cocok tanggalnya dengan peristiwanya selama zaman kerajaan yg terakhir, dan ketetapan-ketetapan hukum, seperti dalam ps 13 dan 20, secara lahiriah tak dapat dilaksanakan. Sementara ahli menyarankan tarikh yg lain, yakni thn 701 sM atau yg lebih dini lagi (von Rad), pemerintahan raja Hizkia (Westphal, Hempel), atau zaman sebelum nabi-nabi (A. C Welch).

          Pandangan yg lebih konservatif dikemukakan oleh E Robertson, yg mengatakan bahwa Kitab itu dirampai oleh Samuel dari bahan-bahan Musa, yg sebagian dalam bentuk tertulis.

          Jika bukti-bukti yg dipakai oleh ahli-ahli ini diteliti, akan jelas bahwa sampai tingkat tertentu mereka saling membatalkan; tidak satu pun pandangan mereka mempunyai dasar yg kokoh. Kelemahannya sbb:

          Sukar menganggap Kitab itu sebagai rencana pembaruan, yg disusun oleh seorang murid Yesaya pada bagian pertama pemerintahan Manasye. Jika tujuan penulis adalah menghancurkan bukit-bukit pengorbanan, mengapa hal itu tidak disebut? Jika keinginannya memusatkan peribadatan di Yerusalem, mengapa tidak dijelaskan? Kota Yerusalem tak pernah jelas disebut atau disinggung.

          Abad 7 sM (tarikh Ul menurut pandangan tadi) adalah zaman kegelapan, yg menyusuli runtuhnya Kerajaan Utara, dan seorang raja yg menyembah berhala menduduki takhta kerajaan Yehuda. Tapi bayangan dari semuanya itu tidak ada dalam Ul; nada Kitab ini adalah harapan cerah yg tak kenal surut. Sukar mencari tanda pengaruh Yesaya, baik dalam pandangannya maupun bahasanya. Tidak memuat ajaran mengenai ‘sisa Israel’, melainkan himbauan terhadap ‘seluruh Israel’; tak pernah dipakai rumusan para nabi ‘beginilah firman Tuhan ALLAH’, juga tak pernah terdapat sebutan khas Yesaya ‘Yg Mahakudus, Allah Israel’. Dan tidak masuk akal bahwa seorang pengkhotbah dengan bakat luar biasa berpidato serta kuasa rohani yg besar, akan takut mengumumkan pesannya secara terbuka, lebih menyukai tinggal tersembunyi dan menuliskan amanatnya dalam sebuah kitab dan kemudian menyembunyikannya di Bait Suci!

          Di pihak lain, dasar untuk menerima Musa sebagai penulisnya istimewa kuatnya. Tradisi terus-menerus mengaitkan penulisan Ul kepada Musa; Yesus membenarkan pendapat ini (#/TB Mat 19:8*) demikian juga umumnya penulis PB.

          Dalam ps 31 penulis mencatat bahwa ‘hukum Taurat’ dituliskan oleh Musa dalam suatu kitab dan diberikannya kepada imam-imam, dan diperintahkannya mereka membacakan kitab itu kepada umat Israel (#/TB Ul 31:9-13*). Selanjutnya dia perintahkan supaya ‘kitab hukum Taurat’ diletakkan di samping tabut perjanjian sebagai kesaksian (#/TB Ul 31:24-26*). Maka cocok sekali dengan berita ini, bahwa penguasa yg kemudian harus membuat salinan Kitab ini, yg disalin dari kitab yg dimiliki oleh para imam (#/TB Ul 17:18* dab). Dari sini agak kelihatan, bahwa kitab yg ditulis oleh Musa tidak memuat ps 31-34; memang, kedua ps terakhir jelas ditambahkan sesudah kematiannya.

          Tafsiran paling sederhana dan paling mungkin ialah, Musa sendiri yg ‘menulis’ pemberian Hukum itu, yaitu ps 12-26, dan bahwa amanat-amanat dan ps-ps penutup dicatat dan ditambahkan di kemudian hari. Demikianlah ‘kitab’ itu menerima pengertian seluruh Kitab Ul.

          Tak ada alasan yg wajar untuk menempatkan penulis ps 31-34 pada suatu tarikh yg lebih jauh dari waktu yg langsung menyusuli kematian Musa. Orang itu mungkin sekali Eleazar atau salah seorang rekannya. Ia menulis seperti seorang yg menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa yg ditulisnya. Rincian yg tepat sekali mengenai bahan geografisnya dan sifat undang-undang, menyaksikan bahwa Kitab itu merupakan suatu dokumen, yg sebaya dengan peristiwa-peristiwa yg diterangkannya (lih juga bg berikut).

          Rujukan-rujukan kepada pengalaman-pengalaman yg pasti menggugah perasaan Musa secara mendalam, sekali-sekali meluap tak disangka-sangka, seperti ‘tempat perbudakan’ (#/TB Ul 5:6* dll), acuan akan serangan Amalek yg keji (#/TB Ul 25:17* dab), beratnya tanggungan penghakiman (#/TB Ul 1:9-18*), umat Israel bersungut-sungut (#/TB Ul 9:22*), bahan untuk membuat tabut perjanjian (#/TB Ul 10:3*), dan musuh-musuh yg mereka kalahkan. Rujukan kepada Harun (#/TB Ul 9:20* dab; #/TB Ul 10:6* dab; #/TB Ul 32:50* dab) dan kepada Miryam (#/TB Ul 24:9*) wajar dicetuskan oleh Musa, itu kelihatan ganjil sebagai angan-angan dari nabi abad 7. Di sini kita hadapi suatu catatan yg sungguh dan dapat dipercaya, seperti apa yg diucapkan dan ditulis sendiri oleh Musa.

          III. Suasana penulisan dan tempatnya

          Latar belakang waktu, tempat dan suasana Kitab ini jelas diungkapkan. Amanat-amanat dan peristiwa-peristiwa yg diceritakan dalamnya termasuk pada bulan terakhir pengembaraan 40 thn, yg dibebankan kepada umat Israel karena kedurhakaan hati mereka (#/TB Ul 1:3,35; 2:14*). Semuanya berakhir dengan peristiwa kematian Musa.

          Dalam Kitab ini terdapat banyak perincian geografis, khususnya pada ps-ps permulaan dan terakhir. Perlu diperhatikan bahwa tanah Palestina selalu dipandang dari luar Palestina. Ketelitian yg cermat dalam memberi keterangan tentang tanah Moab dan perjalanan ke situ, merupakan contoh yg tepat sekali (lih ps 2-3, dan perhatikan #/TB Ul 1:2*).

          Ada sedikit yg kurang jelas mengenai tempat-tempat yg disebut dalam #/TB Ul 1:1* (*Di-ZAHAB). Maksudnya mungkin sebagian kata-kata Musa telah diucapkan sebelum tiba di tempat yg begitu teliti ditentukan dalam #/TB Ul 3:29* dan #/TB Ul 4:44-49*. Ini suatu ‘lembah’ di dataran tinggi, atau suatu jurang (gay’). Dari perkemahan terlihat sebuah kuil (bet) dewa Peor, berhala orang kafir, suatu nama yg menimbulkan kenangan pahit (#/TB Bil 25*; #/TB Ul 3:29; 4:46*). Dari sana, dengan memandang ke arah barat, terlihat G Ebal dan Gerizim jauh di kaki langit (#/TB Ul 11:29-30*). Tinggi di atas perkemahan itu memanjang punggung gunung atau pisga (#/TB Ul 34:1*), dari situ dapat dipandang jelas seluruh tanah Kanaan.

          Disamping Musa ada para tua-tua dan imam (#/TB Ul 27:1,9*), dan pembantunya yg setia, Yosua, selalu dekat padanya (#/TB Ul 1:38*). Pendengar yg disapa oleh Musa umumnya angkatan muda. Memang ada sejumlah tertentu (#/TB Bil 14:29*) yg masih mengingat masa kanak-kanak mereka pada waktu perbudakan di Mesir, juga mujizat-mujizat pada saat kelepasan mereka. Kadang-kadang Musa lebih menujukan ucapannya kepada golongan terakhir, kadang-kadang kepada golongan pertama. Musa optimis memandang hari depan; Allah kita selamanya adalah ‘Allah sumber pengharapan’ (#/TB Rom 15:13*). Umat Israel pasti akan menyeberangi S Yordan dan akan mewarisi tanah di seberang (#/TB Rom 3:28; 12:10*). Dua ungkapan yg paling sering diucapkan dalam Kitab ini ialah ‘masukilah, dudukilah negeri…’ (mis #/TB Rom 1:8*, sebanyak 35 kali) dan ‘tanah yg diberikan Yahweh, Allah-mu, kepadamu’ (mis #/TB Rom 5:16*, sebanyak 34 kali). Tapi kesukaran-kesukaran sekali-kali tidak diremehkan; mereka harus berjuang keras (ps 20) dan godaan menyembah berhala sangat menggiurkan (ps 13). Justru Musa menyentuh perasaan untuk mendorong mereka tetap ‘berpaut’ kepada Yahweh, Allah mereka (#/TB Rom 13:3-4*) dengan ‘segenap hati dan dengan segenap jiwa’ mereka, dan agar ‘berhati-hatilah, supaya jangan melupakan’ (#/TB Rom 6:12; 8:11*) semua kasih karunia-Nya.

          Undang-undang yg dituliskan dalam ps 12-26 tepat cocok dengan latar belakang ini, dan tidak cocok dengan latar belakang lain yg mana pun.

          IV. Pemberian hukum

          Undang-undang yg tercantum pada ps 12-26 disebut dalam ay pembukaan sebagai ketetapan dan peraturan (#/TB Rom 12:1*); dalam #/TB Ul 26:17* ditambahkan kata ‘perintah’. Dengan memakai ketiga kata ini kita golong-golongkan hukum-hukum itu dalam tiga kelompok.

             a. Peraturan peraturan

             Dalam hubungan ini definisi kata ini dibatasi ketat sekali. Peraturan adalah suatu hukum atau undang-undang yg ditentukan oleh penguasa atau adat kebiasaan, yg menjadi patokan bagi seorang hakim untuk mengadili suatu perkara khusus. Contoh-contoh khas dapat dilihat dalam peraturan-peraturan #/TB Kel 21*. Penting disadari bahwa banyak dari peraturan ini dirumuskan dalam terminologi yg serupa, bahkan dengan terminologi yg persis sama dengan Kitab Undang-undang Hammurabi dan Kitab Undang-undang bangsa Sem, dari kurun waktu beberapa abad lebih dini dari Musa. Hal ini menunjukkan bahwa Allah membimbing Musa untuk memasukkan undang-undang ketertiban umum yg sudah mantap berlaku guna melengkapi peraturan-peraturan yg dicatatnya untuk diberlakukan di tanah perjanjian.

             b. Ketetapan-ketetapan

             Kata ‘ketetapan’ (khoq) berasal dari akar kata yg berarti mengukir atau menoreh. Dengan demikian artinya ialah peraturan yg permanen atau ketetapan. Bedanya dengan ‘peraturan’ sebagai undang-undang adalah demikian: ‘peraturan’ lebih terkait dengan hakim, sedang ‘ketetapan’ lebih terkait dengan kata hati atau Allah. Kedua perbedaan itu disajikan dalam #/TB 1Raj 6:12*; di situ Salomo diperintahkan ‘menuruti’ ketetapan-ketetapan Allah, dan ‘melakukan’ peraturan-peraturan-Nya. Biasanya kata-kata ini diungkapkan dalam diri kedua; keduanya merupakan petunjuk budi pekerti, dan dengan demikian menkonstitusikan peraturan hidup yg berasal dari Allah, peraturan mana tidak terdapat dalam kitab-kitab undang-undang Semit. Beberapa dari peraturan itu berkaitan dengan upacara agama, hari-hari ‘raya (#/TB Ul 16:1; 17*), atau persembahan (#/TB Ul 2:5-28*). Di situ tercakup undang-undang keadilan, kesucian (mis #/TB Ul 16:19; 23:17*), kebaikan hati dan belas kasih (#/TB Ul 23:15,24*). Walau ada beberapa mengenai keadaan-keadaan yg sudah kuno, semua yg lainnya masih sama kokohnya seperti pada zaman penulisannya, dan semuanya patut kita teliti.

             c. Perintah-perintah

             Walaupun kata ‘perintah’ dapat dikenakan kepada setiap jenis perintah, tapi demi kemudahan di sini artinya dibatasi hanya pada perintah-perintah yg tidak mempunyai kewajibanabadi, yg dapat digenapi hanya satu kali untuk selamanya, seperti perintah untuk memusnahkan kuil-kuil bangsa kafir (#/TB Ul 12:2*), pengangkatan para hakim dan petugas (#/TB Ul 16:18*), dan penentuan kota-kota perlindungan (#/TB Ul 19:1-13*).

             Pemberian hukum ini disertai perasaan keagamaan yg sangat hangat: Nama Yahweh terdapat 189 kali. Waktu Musa menetapkan peraturan-peraturan yg gunanya untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah umat Israel, serentak ia berusaha mempertautkan mereka kepada Yahweh, Allah mereka, dalam rasa ketaatan dan kasih sayang.

          V. Kutipan-kutipan di kemudian hari

          ‘Kitab Taurat’ yg ditemukan Hilkia di Bait Suci, hampir pasti memuat (paling sedikit berisikan) Kitab Ul; demikian juga kitab yg dibaca oleh Ezra (#/TB Neh 7:73*). Lama sebelum peristiwa ini, raja Yosafat menyuruh orang-orang Lewi ke kota-kota berkubu di Yehuda untuk mengajar dari ‘kitab Taurat Yahweh’ (#/TB 2Taw 17:8* dab). Lebih dini lagi ialah kitab yg dipesankan Daud kepada Salomo untuk dipatuhinya (#/TB 1Raj 2:3*). Di Sikhem Yosua mematuhi perintah untuk mengukirkan hukum Musa pada batu-batu (#/TB Yos 8:30-35*; bnd #/TB Yos 1:8; 24:26*). Yg lebih penting lagi ialah Tuhan Yesus sendiri menggunakan-Nya. Dalam pencobaan-Nya tiga kali Dia kutip ay dari kitab ini sebagai kitab yg berwibawa (#/TB Mat 4:4,7,10*; #/TB Ul 8:3; 6:13,16*). Untuk menjawab pertanyaan ahli Taurat Ia juga mengutip Ul (#/TB Mr 12:29*; #/TB Ul 6:4*). Jelas, bahwa Kitab Ul sudah Dia kenal baik.

          Ucapan Musa tentang seorang nabi yg akan datang (#/TB Ul 18:15*) ditafsirkan oleh Petrus dan Stefanus sebagai nubuat mengenai Yesus Kristus (#/TB Kis 3:22; 7:37*); dan ada lagi kutipan-kutipan lain dari kitab ini dalam PB. Paulus, mengikuti teladan Musa, mengajarkan perlunya agama yg sungguh yg timbul dari hati, dan mengenakan #/TB Ul 30:11-14* kepada iman dalam Yesus Kristus (#/TB Rom 10:6-8*). Lih juga #/TB Gal 3:10,13*; #/TB Ibr 10:28*.

          Mengenai Kitab Ul Yesus Kristus berkata: ‘Ada tertulis’ (#/TB Mat 4:4,7,10*) dan dengan rasa terima kasih dapat kita tambahkan ‘untuk menjadi pelajaran bagi kita’ (#/TB Rom 15:4*).

       KEPUSTAKAAN. P Bius dan J Leclerq, Le Deuteronome, 1963; R. E Clements, God’s Chosen People, 1968; P. C Craigie, ‘Deuteronomy’, 1977; S. R Driver, Deuteronomy, ICC, 1902; G. H Davies, ‘Deuteronomy’, Peake’s Commentary on the Bible, edisi 1962; C. F Keil dan F Delitzsch, Biblical Commentary on the OT, 3,1864; M. G Kline, Treaty of the Great King, 1963; G. T Manley, The Book of the Law, 1957; D. J McCarthy, Treaty and Covenant, 1963; G. E Mendenhall, Law and Covenant in Israel and the Ancient Near East, 1955; E. W Nicholson, Deuteronomy and Tradition, 1967; E Robertson, The OT Problem, 1950; G von Rad, Deuteronomy, 1966; Studies in Deuteronomy, 1953; G. A Smith, The Book of Deuteronomy, 1918; J. A Thompson, Dueteronomy, TOTC, 1974; The Ancient Near Eastern Treaties and the Old Testament, 1964; M Weinfeld, Deuteronomy and the Deuteronomic School, 1972; A. C Welcb, The Code of Deuteronomy, 1924; Deuteronomy and the Framework to the Code, 1932; G. J Wenham, The Structure and Date of Deuteronomy (skripsi, belum terbit), 1970; ‘Deuteronomy and the Central Sanctuary’, TynB 22, 1971, hlm 103-118; G. E Wright, Deutoronomy, 1B 2; The OT and Theology, 1965.

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...