Tuesday, January 2, 2018

Teologi KERJA, PEKERJAAN





Teologi KERJA, PEKERJAAN
       Kata-kata utama di sini ialah Ibrani ma’aseh (181 kali), ‘pekerjaan’, ‘perbuatan’ (bnd  Kej 5:29;  Kel 5:4, d1l, terutama Mazmur-mazmur mengenai pekerjaan Allah, lih Mazm 8:2,5; 19:1, dll); mela’kha (117 kali; bnd Kej 2:2,3;  Kel 20:9, dll); po ‘al (30 kali), ‘perbuatan’ (bnd Ul 32:4, dll). Yunani ergon (142 kali) sering muncul dalam Yoh, Ibr, Yak, dan Why. Agak jarang dipakai ialah kata energeia yg abstrak, harfiah berarti ‘tenaga’. Itu merupakan kata khas Paulus (Ef 1:19; 3:7; 4:16; Fili 3:21; Kol 1:29; 2Tes 2:9). Perlu dicatat kata-kata Ibrani yegi`a, ‘kerja’, ‘keletihan’, dan ‘amal’, ‘kerja’, ‘kesengsaraan’; bnd Yunani kopiao, ‘bekerja’, ‘bersusah payah’ (bnd Mat 11:28; Yoh 4:38, dll), dan ergates, ‘pekerja’ (Mat 9:37,38; 20:1-2,8; Luk 10:2,7;  Yak 5:4).
       Dalam bh Yunani klasik kata kerja kopiao menunjuk pada susah payah yg ditimbulkan oleh kerja (bnd LSJ), tapi dalam PB kata itu menunjuk pada pekerjaan itu sendiri (Mat 6:28; 11:28;  Luk 5:5; 12:27; Yoh 4:38). Kata ergates menunjuk pada perusahaan atau perdagangan yg dengannya orang memperoleh nafkah hidup (Kis 19:24), dan digunakan juga untuk menunjukkan keuntungan yg dihasilkan dari kegiatan (Kis 16:16,19) maupun kerja yg dilibatkan oleh usaha mengejar keuntungan. ergasia mempunyai arti etis dalam  Ef 4:19 dan harfiah berarti ‘mengerjakan’; bnd ‘pekerja’ (ergates) dalam Luk 13:27; 2Kor 11:13;  Fili 3:2, dan dalam arti yg baik  Mat 10:10;  2Tim 2:15.
       Pemakaian Latinisme dos ergasian, ‘berilah ketekunan’ (= ’berusahalah’) oleh Lukas ( Luk 12:58) untuk menekankan peringatan Kristus mengenai perdamaian dengan seorang musuh, oleh beberapa orang dianggap tanda pelajarannya dalam ilmu kedokteran, yg di dalamnya istilah itu menunjuk pada pekerjaan pencampuran, percampuran itu sendiri, dan pekerjaan pencernaan, serta pekerjaan paru-paru, dll (bnd W. K Hobart, The Medical Language of St Luke, 1882, hlm 243). Tapi rangkaian kata itu terdapat dalam LXX (bnd Kebijaksanaan Salomo Luk 13:19) yg diketahui Lukas.

I. Makna umum
          Dari pemakaian kata-kata tertentu yg dapat saling mengganti untuk menyatakan kegiatan Allah maupun kegiatan manusia, jelas bahwa pekerjaan adalah hal yg ditata oleh Allah. Dari mulanya kerja adalah tujuan Allah bagi manusia, dan dinyatakan dalam  Mazm 104:19-24 dan  Yes 28:23-29 sebagai ketentuan hikmat Allah. Penciptaan itu sendiri adalah ‘kerja’ (bnd  Ams 6:6-11).

          Bahwa kerja merupakan bagian integral dari tujuan ilahi bagi manusia, tersirat dalam perintah keempat. Tapi masuknya dosa mengubah kerja dari kegembiraan menjadi kejerihpayahan (bnd Kej 3:16-19). Dengan demikian kerja menjadi beban ganti berkat, dan, sekalipun tidak jahat di dalam dirinya, kerja kehilangan nilainya yg sesungguhnya. Kerja telah menjadi kesempatan berbuat dosa; apabila kerja menjadi tujuan satu-satunya maka kerja itu sendiri menjadi berhala (bnd Pengkh 2:4-11,20-23; Luk 12:16-22). Bagi beberapa orang kerja telah menjadi alat untuk menghisap dan  menindas (bnd  Kel 1:11-14; 2:23;  Yak 5:4). Tapi dalam penyelamatan, kerja diubah lagi menjadi alat berkat. Sejak awal, Kekristenan menghukum kemalasan, termasuk kemalasan atas nama agama (bnd  1Tes 4:11; juga  Ef 4:28; 1Tim 5:13).

          Tuhan Yesus yg bekerja sebagai tukang kayu (Mr 6:3), telah menguduskan jerih payah yg lazim, dan Paulus memberikan teladan dalam hal pekerjaan yg jujur (Kis 18:3). Sebenarnya Paulus menetapkan hukum ekonomi sosial dalam pernyataannya di 2Tes 3:10, ‘Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan’. Pada sisi lain, asas yg dinyatakan Tuhan Yesus tetap merupakan dasar masyarakat, ‘Pekerja patut mendapat upahnya’ (Luk 10:7).
          Dalam penghayatan anugerah, tugas-tugas manusia diberi nilai baru dan menjadi lebih berguna. Tugas-tugas dilaksanakan demi Nama itu. Dalam rangka itu pelaksanaan tugas diberkati tiga kali. Pekerja sendiri diberkati di dalam dia menerima anugerah ilahi untuk melaksanakan pekerjaannya bagi kemuliaan Allah; mereka yg memperoleh buah-buah dari tugas-tugas demikian, yg dikerjakan dalam semangat baru dan dengan kualitas baru diberkati juga; dan dalam semuanya itu Allah sendiri dimuliakan. Pekerjaan demikian dilakukan ‘di dalam’ dan ‘bagi’ Tuhan (bnd  Rom 14:7,8;  Ef 6:5-9; Kol 3:23,24). Dengan cara itu orang menjadi penatalayan harta Allah ( 1Kor 4:1,2; bnd  Mat 25:14-30*) dan pelayan sesamanya (Mat 25:40;  Gal 5:13;  1Pet 4:10). Kesungguhan iman seseorang pada akhirnya dibuktikan dengan kualitas pekerjaannya (bnd Mat 16:27, praxis). Namun demikian diterimanya si pekerja adalah merupakan perbuatan anugerah ilahi (bnd 1Kor 3:8-15; perhatikan terutama ay 1Kor 3:10).

II. Makna religius
          Perhatian istimewa harus diberikan kepada pekerjaan Allah, Kristus, dan manusia dalam hubungannya dengan iman. Pekerjaan kadang-kadang disebut perbuatan, kadang-kadang karya.

          1. Dalam PL karya Allah dikemukakan sebagai bukti tentang kuasa, kedaulatan, hikmat dan kebaikan Allah yg tertinggi. PL mendefinisikan Allah tidak dengan istilah-istilah abstrak seperti omnipotensia (kemahakuasaan), melainkan dengan kegiatan-Nya. Musa mengemukakan karya Allah sebagai bukti kebesaran-Nya yg unik, berbeda dari ilah-ilah (Ul 3:24). Dalam Mzm pekerjaan Allah sering dinyatakan memberi dasar bagi kepercayaan kepada kuasa dan kedaulatan-Nya, dan dasar bagi hak tunggal-Nya untuk disembah. Karya-karya-Nya merupakan kegiatan-Nya yg bersifat menciptakan (Mazm 104:24) dan tindakan-tindakanNya yg berdaulat dalam hubungan dengan umat tebusanNya (Mazm 77:10-19) dan dengan bangsa-bangsa (Mazm 46:7-9).

          2. Oleh pekerjaan-Nya-lah Yesus menyatakan diriNya adalah Mesias dan Anak Allah, seperti ditunjukkan dalam jawaban-Nya kepada Yohanes Pembaptis (Mat 11:2-5). Injil Yoh merekam kegiatan Yesus yg begitu penting dengan tujuan menyatakan ke-Mesias-an dan ke-Allah-an-Nya guna menimbulkan iman kepada pribadiNya ( Yoh 20:30,31). Sering Yesus menunjuk pada pekerjaan-Nya sebagai bukti bahwa Dia diutus oleh Bapak ( Yoh 5:36; 10:37,38). Justru karena pekerjaan-Nya adalah pekerjaan Allah (Yoh 9:3,4) maka pekerjaan-Nya itu menjadi dasar yg mantap untuk iman kepada Dia sebagai yg unik bertalian dengan Bapak (Yoh 10:38; 14:10,11). Karena Dia menyamakan pekerjaan-Nya dengan pekerjaan Allah, maka Dia dituduh menghujat menyamakan diriNya dengan Allah (Yoh 5:17-23). Kematian-Nya menggenapkan pekerjaan itu (Yoh 17:4; 19:30).

          3. Orang percaya melalui perbuatan baiknya memperlihatkan kegiatan ilahi dalam dirinya (Mat 5:16;  Yoh 6:28; 14:12). Sebaliknya, orang yg tidak memiliki iman melalui perbuatan jahatnya memperlihatkan bahwa ia terpisah dari Allah (Yoh 3:19; Kol 1:21;  Ef 5:11; 2Pet 2:8, dll). Karena itu, perbuatan baik merupakan bukti iman yg hidup, seperti ditekankan oleh Yakobus dalam perlawanannya terhadap mereka yg menganggap din diselamatkan hanya dengan iman tanpa perbuatan (Yak 2:14-26). Yakobus selaras dengan Paulus, berulangkali menyatakan perlunya perbuatan, yakni perlunya tingkah laku yg sesuai dengan hidup baru di dalam Kristus, sebagai konsekuensi dari hal bahwa kita masuk ke dalamnya hanya dengan iman ( Ef 2:8-10; 1Kor 6:9-11; Gal 5:16-26, dll). Perbuatan yg ditolak oleh Paulus ialah perbuatan-perbuatan yg orang menganggapnya sebagai alat mendapat perkenan Allah dan menjamin pembebasan mereka dari kesalahan dosa (Rom 4:1-5; Ef 2:8,9;Tit 3:5). Karena keselamatan diberikan oleh Allah di dalam anugerah, maka perbuatan sampai tingkat manapun tidak akan bisa mendapatkannya. Justru perbuatan baik orang kafir adalah sia-sia saja sebagai alat penyelamatan, sebab ia menyandarkan diri pada daging dan bukan pada anugerah Allah (Rom 8:7,8).
 “Tuhan menempatkanya ditaman yang sangat indah yang dikelilingi oleh ciptaan Tuhan yang hidup dan diberi akses, keindahan, penyediaan tempat tinggal, kegembiraan, petualangan, tanggung jawab dan kesenangan dan mereka bebas untuk menikmati semua hal tersebuat.”
Tuhan tidak hanya menciptakan manusia untuk kehidupan; Dia juga menciptakan gairah untuk memilih hidup, supaya mengelolah bumi ini sesuai dengan kehendak-Nya dan melakukan semua milik kepunyaan-Nya menjadi hormat bagi nama-Nya. Dengan demikian segala ciptaan yang diberikan Tuhan kepada semua manusia dapat dikelola semaksimal mungkin dengan pengetahuan, keterampilan atau hikmat (ilmu) yang dimiliki manusia karena semua itu bersumber dari Dia yang menciptakan langit dan bumi.
Kehidupan setiap hari dalam dunia ini saling ketergantungan antara satu dengan yang lain sehingga banyak hal yang membuat orang bisa meniru atau mencontohi. Tuhan memberikan kebebasan untuk hidup tetapi ada perintah dan aturan yang harus dilalui untuk menikmati kehidupan ini dengan baik. Oleh sebab itu Kitab Kejadian memberikan gambaran bahwa manusia berkuasa atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung diudara dan atas ternak dan atas  seluruh bumi dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Inilah amanat yang Tuhan berikan sehingga setiap orang yang sudah mengenal Yesus itu sendiri melakukan hal ini sehingga dapat berkuasa atas semua ciptaan kerena manusia adalah makluk Tuhan yang mulia yang mempunyai tanggung jawab yang besar untuk pengembangan pemberitaan Injil itu sendiri.[1]

PENERAPAN
          Anugerah Tuhan dinyatakan bagi umatNya, tugas-tugas manusia diberi nilai baru dan menjadi lebih berguna. Tugas-tugas dilaksanakan demi Nama itu. Dalam rangka itu pelaksanaan tugas diberkati. Pekerja sendiri diberkati di dalam dia menerima anugerah ilahi untuk melaksanakan pekerjaannya bagi kemuliaan Allah; mereka yg memperoleh buah-buah dari tugas-tugas demikian, yg dikerjakan dalam semangat baru dan dengan kualitas baru dan diberkati; dan dalam semuanya itu Allah sendiri dimuliakan. 
  • Pekerjaan demikian dilakukan ‘di dalam’ dan ‘bagi’ Tuhan ( Rom 14:7,8;  Ef 6:5-9; Kol 3:23,24). 
  • Dengan cara itu orang menjadi penatalayan harta Allah ( 1Kor 4:1,2; bnd  Mat 25:14-30) dan 
  • Pelayan sesamanya (Mat 25:40;  Gal 5:13;1Pet 4:10). 
  • Kesungguhan iman seseorang pada akhirnya dibuktikan dengan kualitas pekerjaannya (Mat 16:27).
  • Pekerja adalah merupakan perbuatan anugerah ilahi (bnd 1Kor 3:8-15; perhatikan terutama ay 1Kor 3:10).

       KEPUSTAKAAN.
  • J Calvin, Institutes 3.7; A Richardson, The Biblical Doctrine of Work, 1952;
  • J Murray, Principles of Conduct, 1957, hlm 82-106; H-C Hahn, F Thiele, NIDNTT 3, hlm 1147-1159.
  • Yesaya Penlobang. Teladan Kehidupan Rasul Paulus dalam Penginjlan bagi umat Kristen, Penerbit Andi, 2017, hlm,  49.



[1] Yesaya Penlobang. Teladan Kehidupan Rasul Paulus dalam Penginjlan bagi umat Kristen, Penerbit Andi, 2017, hlm,  49

No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...