Tuesday, January 9, 2018

COBA, PENCOBAAN



COBA, PENCOBAAN
       Kata benda Ibrani massa (TBI ‘cobaan’); kata kerja Ibrani masa (TBI, ‘menguji’, ‘mencoba’) dan bakhan (TBI kebanyakan ‘menguji’; kiasan dari melebur/membersihkan logam). LXX dan PB memakai sebagai istilah imbangannya kata benda peirasmos dan kata-kata kerja (ek)peirazo dan dokimazo; arti kata yg terakhir sesuai dengan arti kata bakhan. Kata-kata ini mengungkapkan pengertian menguji (sesuatu) dan dalam banyak ay memang demikian terjemahannya. Tapi ‘mencoba’ bisa mempunyai arti tujuan yg baik untuk menguji atau memperbaiki sifat seseorang; dalam hal ini kata itu biasanya — bukan senantiasa — diterjemahkan dengan ‘mencobai’. Bisa juga bermaksud jahat untuk menunjukkan kelemahan seseorang atau menjebak seseorang untuk berbuat jahat, dan untuk itu kadang-kadang dipakai ‘menggodai’, tapi sekali lagi, bukan tanpa keragaman. Ketiga kata Indonesia tsb di atas tak dapat dibeda-bedakan dengan tajam.

Pengertian mencoba atau menguji seseorang terdapat dalam berbagai hubungan di seluruh Alkitab.
       1. Orang menguji teman sesamanya manusia, seperti seseorang mencoba baju perang, untuk memeriksa dan mengukur kesanggupan-kesanggupan mereka. Kitab-kitab Injil menceritakan tentang adanya para penentang dari pihak Yahudi, yg penuh keragu-raguan disertai kebencian ‘mencobai’ Tuhan Yesus, untuk melihat apakah Dia bisa membuktikan, atau berusaha membuktikan, kuasa ke-Mesiasan-Nya di hadapan mereka menurut tolok ukur mereka (#/TB Mr 8:11*); untuk melihat apakah ajaran-Nya salah atau menyimpang dari ajaran lama (#/TB Luk 10:25*); dan untuk melihat apakah mereka dapat menjebak Dia dengan pernyataan-pernyataan-Nya yg bisa menjadi tuduhan-tuduhan kepada-Nya (#/TB Mr 12:15*).
       2. Orang harus menguji diri masing-masing sebelum mengikuti Perjamuan Kudus (Perjamuan Tuhan, #/TB 1Kor 11:28*, dokimazo), dan pada waktu-waktu yg lain juga (#/TB 2Kor 13:5*, peirazo), agar jangan menjadi congkak dan tertipu mengenai keadaan kerohaniannya sendiri. Orang Kristen perlu memeriksa apa yg dikerjakannya agar ia jangan tersesat dan kehilangan pahalanya (#/TB Gal 6:4*). Pengenalan diri yg sehat, yg timbul dari pemeriksaan diri yg ketat, merupakan inti pati kesalehan menurut Alkitab.
       3. Manusia dapat mencobai Allah dengan kelakuan yg menimbulkan tantangan yg merisaukan hati-Nya untuk membuktikan kebenaran firman-Nya, dan membuktikan kebaikan dan keadilan jalan-Nya (#/TB Kej 17:2*; #/TB Bil 14:22*; #/TB Mazm 78:18,41,56; 95:9; 106:14*; #/TB Mal 3:15*; #/TB Kis 5:9; 15:10*). Nama tempat Masa adalah peringatan permanen akan pencobaan seperti itu (#/TB Kel 17:7*; #/TB Ul 6:16*). Jadi sikap menantang Allah menunjukkan sikap tidak hormat yg sangat kasar, dan Allah sendiri melarang hal ini (#/TB Ul 6:16*; bnd #/TB Mat 4:7*; #/TB 1Kor 10:9* dab). Dalam segala kesesakan umat Allah patut menantikan pertolongan-Nya dengan hati yg tenang, dan dengan keyakinan bahwa pada waktu yg ditentukan-Nya kebutuhan mereka akan dipenuhi-Nya selaras dengan janjiNya (bnd #/TB Mazm 27:7-14; 37:7; 40; 130:5* dab; #/TB Rat 3:25* dab; #/TB Fili 4:19*).
       4. Allah mencobai umat-Nya dengan membawa mereka ke dalam keadaan-keadaan yg mengungkapkan kualitas iman dan penyerahan diri mereka, supaya semua orang dapat melihat apa yg terkandung dalam hati mereka (#/TB Kej 22:1*; #/TB Kel 16:4; 20:20*; #/TB Ul 8:2,16; 13:3*; #/TB Hak 2:22*; #/TB 2Taw 32:31*). Dengan mencobai mereka secara demikian, disucikan-Nya mereka, seperti memurnikan logam dalam bejana peleburan (#/TB Mazm 66:10*; #/TB Yes 48:10*; #/TB Za 13:9*; #/TB 1Pet 1:6* dab bnd #/TB Mazm 119:67,71*); dikuatkan-Nya kesabaran hati mereka dan didewasakan-Nya sifat Kekristenan mereka (#/TB Yak 1:2* dab, 12; bnd #/TB 1Pet 5:10*); dan dibimbing-Nya mereka, sehingga hati mereka makin merasakan kepastian yg semakin besar akan kasih-Nya terhadap mereka (bnd #/TB Kej 22:15* dab; #/TB Rom 5:3* dab). Melalui kesetiaan dalam saat-saat pencobaan, orang menjadi tahan uji di hadapan Allah (#/TB Yak 1:12*; #/TB 1Kor 11:19*).
       5. Setan mencobai umat Allah dengan memulas keadaan-keadaan dalam batas-batas yg diizinkan Allah (bnd #/TB Ayub 1:12; 2:6*; #/TB 1Kor 10:13*), untuk mengusahakan supaya manusia meninggalkan kehendak Allah. PB mengenal dia sebagai ‘si pencoba itu’ (#/TB Mat 4:3*; #/TB 1Tes 3:5*), musuh Allah dan manusia yg tak dapat diterima untuk berdamai (#/TB 1Pet 5:8*; #/TB Wahy 12*). Orang Kristen harus tetap berjaga-jaga (#/TB Mr 14:38*; #/TB Gal 6:1*; #/TB 2Kor 2:11*) dan berusaha (#/TB Ef 6:10* dab; #/TB Yak 4:7*; #/TB 1Pet 5:9*) melawan Iblis, sebab dia selalu bekerja dan berusaha untuk membuat mereka jatuh; atau dengan menindih mereka dengan beban yg berat-berat atau penderitaan yg berat (#/TB Ayub 1:11-2:7*; #/TB 1Pet 5:9*; #/TB Wahy 2:10*; bnd #/TB Wahy 3:10*; #/TB Ibr 2:18*), atau mendorong mereka untuk melakukan dosa dalam hubungan keinginan-keinginan alami (#/TB Mat 4:3* dab; #/TB 1Kor 7:5*), atau dengan membuat mereka merasa puas diri, tanpa peduli apa-apa, dan menonjolkan dirinya (#/TB Gal 6:1*; #/TB Ef 4:27*), atau dengan jalan salah menggambarkan Allah kepada mereka dan menumbuhkan pikiran palsu tentang kebenaran dan kehendak Allah (#/TB Kej 3:1-5*; bnd #/TB Mat 4:5* dab; #/TB 2Kor 11:3-14*; #/TB Ef 6:11*). #/TB Mat 4:5* dab menunjukkan bahwa Setan bahkan bisa mengutip (dan salah mengenakan) Kitab Suci untuk maksudnya, Tapi ada janji Allah bahwa jalan keselamatan akan tetap terbuka, waktu dibiarkan-Nya Setan mencobai orang-orang Kristen (#/TB 1Kor 10:13*; #/TB 2Pet 2:9*; bnd #/TB 2Kor 12:7-10*).
       Pandangan PB mengenai pencobaan dirangkum melalui penggabungan kedua jalan pikiran terakhir ini. ‘Pencobaan’ (#/TB Luk 22:8*; #/TB Kis 20:19*; #/TB Yak 1:2*; #/TB 1Pet 1:6*; #/TB 2Pet 2:9*) adalah pekerjaan Allah maupun pekerjaan Iblis. Pencobaan-pencobaan adalah keadaan-keadaan pengujian, di mana umat Allah menghadapi kemungkinan dua-duanya, yaitu yg baik dan yg jahat, dan diperhadapkan ke berbagai pancingan untuk lebih menyenangi yg terakhir. Dari sudut pendirian ini, pencobaan-pencobaan adalah pekerjaan Iblis; tapi Iblis adalah serentak alat Allah dan musuh-Nya (bnd #/TB Ayub 1:11* dab; #/TB Ayub 2:5* dab), dan pada dasarnya Allah sendirilah yg membawa umat-Nya ke dalam pencobaan (#/TB Mat 4:1; 6:13*), dan membiarkan Setan berusaha untuk menggodai mereka ke arah tujuan-tujuan Allah yg berfaedah.
       Tapi walaupun pencobaan-pencobaan tidak merampas manusia lepas dari kehendak Allah, kenyataannya yg mendorong dia berbuat salah bukanlah Allah, dan dorongan itu pun tidak merupakan dampak dari perintah-Nya (#/TB Yak 1:12* dab). Keinginan yg mendorong seseorang ke arah dosa bukanlah keinginan Allah, tapi keinginan orang itu sendiri, dan akibatnya mengerikan, jika kita menyerah kepadanya (#/TB Yak 1:14* dab). Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya meminta kepada Allah supaya mereka jangan dibawa ke dalam pencobaan (#/TB Mat 6:13*), dan supaya berjaga-jaga dan berdoa, agar mereka jangan jatuh ke dalam’ pencobaan (artinya jangan menyerah kepada desakannya), jika Allah pada suatu waktu melihat saatnya tepat untuk menguji mereka dengan pencobaan itu (#/TB Mat 26:41*).
       Pencobaan bukanlah dosa, karena Kristus sendiri dicobai juga seperti kita, tapi Dia tetap tidak jatuh ke dalam dosa (#/TB Ibr 4:15*; bnd #/TB Mat 4:1* dab; #/TB Luk 22:28*). Pencobaan hanya menjadi dosa, jika dan sesudah godaan Iblis itu diterima dan orang menyerah kepadanya.

KEPUSTAKAAN
Arndt; H Seeseman dim TDNT 6, hlm 23-37; M Dods dim DCG; Trench, Synonyms of the New Testament, hlm 267 dab; NIDNTT 3, hlm 798-811.

No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...