COBA, PENCOBAAN
Kata benda Ibrani massa
(TBI ‘cobaan’); kata kerja Ibrani masa (TBI, ‘menguji’, ‘mencoba’) dan bakhan
(TBI kebanyakan ‘menguji’; kiasan dari melebur/membersihkan logam). LXX
dan PB memakai sebagai istilah imbangannya kata benda peirasmos dan kata-kata
kerja (ek)peirazo dan dokimazo; arti kata yg terakhir sesuai dengan arti kata
bakhan. Kata-kata ini mengungkapkan pengertian menguji (sesuatu) dan dalam
banyak ay memang demikian terjemahannya. Tapi ‘mencoba’ bisa mempunyai arti
tujuan yg baik untuk menguji atau memperbaiki sifat seseorang; dalam hal ini
kata itu biasanya — bukan senantiasa — diterjemahkan dengan ‘mencobai’. Bisa
juga bermaksud jahat untuk menunjukkan kelemahan seseorang atau menjebak
seseorang untuk berbuat jahat, dan untuk itu kadang-kadang dipakai ‘menggodai’,
tapi sekali lagi, bukan tanpa keragaman. Ketiga kata Indonesia tsb di atas tak
dapat dibeda-bedakan dengan tajam.
Pengertian mencoba atau menguji seseorang terdapat dalam
berbagai hubungan di seluruh Alkitab.
1. Orang menguji teman sesamanya
manusia, seperti seseorang mencoba baju perang, untuk memeriksa dan mengukur
kesanggupan-kesanggupan mereka. Kitab-kitab Injil menceritakan tentang
adanya para penentang dari pihak Yahudi, yg penuh keragu-raguan disertai kebencian
‘mencobai’ Tuhan Yesus, untuk melihat apakah Dia bisa membuktikan, atau
berusaha membuktikan, kuasa ke-Mesiasan-Nya di hadapan mereka menurut tolok
ukur mereka (#/TB Mr 8:11*); untuk melihat apakah ajaran-Nya salah atau
menyimpang dari ajaran lama (#/TB Luk 10:25*); dan untuk melihat apakah mereka
dapat menjebak Dia dengan pernyataan-pernyataan-Nya yg bisa menjadi
tuduhan-tuduhan kepada-Nya (#/TB Mr 12:15*).
2. Orang harus menguji diri
masing-masing sebelum mengikuti Perjamuan Kudus (Perjamuan Tuhan, #/TB 1Kor
11:28*, dokimazo), dan pada waktu-waktu yg lain juga (#/TB 2Kor 13:5*,
peirazo), agar jangan menjadi congkak dan tertipu mengenai keadaan
kerohaniannya sendiri. Orang Kristen perlu memeriksa apa yg dikerjakannya agar
ia jangan tersesat dan kehilangan pahalanya (#/TB Gal 6:4*). Pengenalan diri yg
sehat, yg timbul dari pemeriksaan diri yg ketat, merupakan inti pati kesalehan
menurut Alkitab.
3. Manusia dapat mencobai Allah dengan
kelakuan yg menimbulkan tantangan yg merisaukan hati-Nya untuk membuktikan
kebenaran firman-Nya, dan membuktikan kebaikan dan keadilan jalan-Nya (#/TB
Kej 17:2*; #/TB Bil 14:22*; #/TB Mazm 78:18,41,56; 95:9; 106:14*; #/TB Mal
3:15*; #/TB Kis 5:9; 15:10*). Nama tempat Masa adalah peringatan permanen akan
pencobaan seperti itu (#/TB Kel 17:7*; #/TB Ul 6:16*). Jadi sikap menantang
Allah menunjukkan sikap tidak hormat yg sangat kasar, dan Allah sendiri
melarang hal ini (#/TB Ul 6:16*; bnd #/TB Mat 4:7*; #/TB 1Kor 10:9* dab). Dalam
segala kesesakan umat Allah patut menantikan pertolongan-Nya dengan hati yg
tenang, dan dengan keyakinan bahwa pada waktu yg ditentukan-Nya kebutuhan
mereka akan dipenuhi-Nya selaras dengan janjiNya (bnd #/TB Mazm 27:7-14; 37:7;
40; 130:5* dab; #/TB Rat 3:25* dab; #/TB Fili 4:19*).
4.
Allah mencobai umat-Nya dengan membawa mereka ke dalam keadaan-keadaan yg
mengungkapkan kualitas iman dan penyerahan diri mereka, supaya semua orang
dapat melihat apa yg terkandung dalam hati mereka (#/TB Kej 22:1*; #/TB Kel
16:4; 20:20*; #/TB Ul 8:2,16; 13:3*; #/TB Hak 2:22*; #/TB 2Taw 32:31*). Dengan
mencobai mereka secara demikian, disucikan-Nya mereka, seperti memurnikan logam
dalam bejana peleburan (#/TB Mazm 66:10*; #/TB Yes 48:10*; #/TB Za 13:9*; #/TB
1Pet 1:6* dab bnd #/TB Mazm 119:67,71*); dikuatkan-Nya kesabaran hati mereka
dan didewasakan-Nya sifat Kekristenan mereka (#/TB Yak 1:2* dab, 12; bnd #/TB
1Pet 5:10*); dan dibimbing-Nya mereka, sehingga hati mereka makin merasakan
kepastian yg semakin besar akan kasih-Nya terhadap mereka (bnd #/TB Kej 22:15*
dab; #/TB Rom 5:3* dab). Melalui kesetiaan dalam saat-saat pencobaan, orang
menjadi tahan uji di hadapan Allah (#/TB Yak 1:12*; #/TB 1Kor 11:19*).
5. Setan mencobai umat Allah dengan
memulas keadaan-keadaan dalam batas-batas yg diizinkan Allah (bnd #/TB Ayub
1:12; 2:6*; #/TB 1Kor 10:13*), untuk mengusahakan supaya manusia meninggalkan
kehendak Allah. PB mengenal dia sebagai ‘si pencoba itu’ (#/TB Mat 4:3*; #/TB
1Tes 3:5*), musuh Allah dan manusia yg tak dapat diterima untuk berdamai (#/TB
1Pet 5:8*; #/TB Wahy 12*). Orang Kristen harus tetap berjaga-jaga (#/TB Mr
14:38*; #/TB Gal 6:1*; #/TB 2Kor 2:11*) dan berusaha (#/TB Ef 6:10* dab; #/TB
Yak 4:7*; #/TB 1Pet 5:9*) melawan Iblis, sebab dia selalu bekerja dan berusaha
untuk membuat mereka jatuh; atau dengan menindih mereka dengan beban yg
berat-berat atau penderitaan yg berat (#/TB Ayub 1:11-2:7*; #/TB 1Pet 5:9*;
#/TB Wahy 2:10*; bnd #/TB Wahy 3:10*; #/TB Ibr 2:18*), atau mendorong mereka
untuk melakukan dosa dalam hubungan keinginan-keinginan alami (#/TB Mat 4:3*
dab; #/TB 1Kor 7:5*), atau dengan membuat mereka merasa puas diri, tanpa peduli
apa-apa, dan menonjolkan dirinya (#/TB Gal 6:1*; #/TB Ef 4:27*), atau dengan
jalan salah menggambarkan Allah kepada mereka dan menumbuhkan pikiran palsu
tentang kebenaran dan kehendak Allah (#/TB Kej 3:1-5*; bnd #/TB Mat 4:5* dab;
#/TB 2Kor 11:3-14*; #/TB Ef 6:11*). #/TB Mat 4:5* dab menunjukkan bahwa Setan
bahkan bisa mengutip (dan salah mengenakan) Kitab Suci untuk maksudnya, Tapi
ada janji Allah bahwa jalan keselamatan akan tetap terbuka, waktu dibiarkan-Nya
Setan mencobai orang-orang Kristen (#/TB 1Kor 10:13*; #/TB 2Pet 2:9*; bnd #/TB
2Kor 12:7-10*).
Pandangan PB
mengenai pencobaan dirangkum melalui penggabungan kedua jalan pikiran terakhir ini.
‘Pencobaan’ (#/TB Luk 22:8*; #/TB Kis 20:19*; #/TB Yak 1:2*; #/TB 1Pet 1:6*;
#/TB 2Pet 2:9*) adalah pekerjaan Allah maupun pekerjaan Iblis.
Pencobaan-pencobaan adalah keadaan-keadaan pengujian, di mana umat Allah
menghadapi kemungkinan dua-duanya, yaitu yg baik dan yg jahat, dan
diperhadapkan ke berbagai pancingan untuk lebih menyenangi yg terakhir. Dari
sudut pendirian ini, pencobaan-pencobaan adalah pekerjaan Iblis; tapi Iblis
adalah serentak alat Allah dan musuh-Nya (bnd #/TB Ayub 1:11* dab; #/TB Ayub
2:5* dab), dan pada dasarnya Allah sendirilah yg membawa umat-Nya ke dalam
pencobaan (#/TB Mat 4:1; 6:13*), dan membiarkan Setan berusaha untuk menggodai
mereka ke arah tujuan-tujuan Allah yg berfaedah.
Tapi walaupun
pencobaan-pencobaan tidak merampas manusia lepas dari kehendak Allah,
kenyataannya yg mendorong dia berbuat salah bukanlah Allah, dan dorongan itu
pun tidak merupakan dampak dari perintah-Nya (#/TB Yak 1:12* dab). Keinginan yg
mendorong seseorang ke arah dosa bukanlah keinginan Allah, tapi keinginan orang
itu sendiri, dan akibatnya mengerikan, jika kita menyerah kepadanya (#/TB Yak
1:14* dab). Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya meminta kepada Allah supaya
mereka jangan dibawa ke dalam pencobaan (#/TB Mat 6:13*), dan supaya berjaga-jaga
dan berdoa, agar mereka jangan jatuh ke dalam’ pencobaan (artinya jangan
menyerah kepada desakannya), jika Allah pada suatu waktu melihat saatnya tepat
untuk menguji mereka dengan pencobaan itu (#/TB Mat 26:41*).
Pencobaan
bukanlah dosa, karena Kristus sendiri dicobai juga seperti kita, tapi Dia tetap
tidak jatuh ke dalam dosa (#/TB Ibr 4:15*; bnd #/TB Mat 4:1* dab; #/TB Luk
22:28*). Pencobaan hanya menjadi dosa, jika dan sesudah godaan Iblis itu
diterima dan orang menyerah kepadanya.
KEPUSTAKAAN
Arndt; H Seeseman dim TDNT 6, hlm 23-37; M Dods dim DCG;
Trench, Synonyms of the New Testament, hlm 267 dab; NIDNTT 3, hlm 798-811.
No comments:
Post a Comment