Thursday, March 29, 2018

PENGHIBUR, Telah Datang (NKI 30) PENGANTARA



NKI 30 Penghibur Telah Datang
The Comforter Has Come
Versi 1
1
Tersiar kabar t’rang keliling alam g’lap
Tempat hati debar ditindih susah b’rat
Saudara bergemar bersorak sebenar
Penghibur t’lah datang.
Penghibur tlah datang
Penghibur tlah datang
Roh dari surgalah karunia Bapa Hu maklumkanlah jua
Pada manusia Penghibur t’lah datang.
2
Malam yang panjang g’lap dan ratap yang gegap
K’lak akan lalulah dan siang gantilah
Terusir tofan d’ras melintas gunung k’ras
Penghibur t’lah datang
3
Sultan yang kusembah yang b’ri penyembuhan
Jiwa yang terikat terlolos dari maut
Yang hidup dalam-Nya bernyanyi soraklah
Penghibur t’lah datang.
4
Betapa lidahku dapat mengabarkan
Anug’rah pelepas cinta yang tak watas
Jiwa yang tersesat dib’ri bahagia
Penghibur t’lah datang.

PENGHIBUR

       Istilah Ibrani yoes terdapat dalam #/TB Ams 24:6*b. #/TB Yes 9:7* memakainya sebagai gelar Mesias, dengan berkata bahwa dalam hal menghiburkan Ia ajaib (pele).

       Kata parakletos dalam tulisan-tulisan Yohanes, yg berasal dari kata kerja parakaleo, yg secara harfiah berarti ‘memanggil ke samping’, telah diartikan baik secara aktif maupun pasif; secara aktif berarti seseorang menyertai dan memperingatkan atau memberi semangat, jadi Penolong (#/TB Yoh 14:16*) dan ‘Penghibur’ (#/TB Yoh 14:26; 15:26; 16:7*); secara pasif berarti seseorang yg dipanggil untuk membantu orang lain, khususnya di pengadilan (walaupun sebagai kawan dari tertuduh bukanlah pembela profesional), dari mana ‘Pengantara’ dalam #/TB 1Yoh 2:1*. Banyak terjemahan hanya mentransliterasi kata Yunani, karena itu nama’Paraklete’ adalah untuk Roh Kudus.

       Parakaleo sering dipakai dalam PB dengan arti ‘memperingatkan’, ‘memberi semangat’, dan #/TB Kis 9:31* dengan sengaja menyebut tentang paraklesis Roh Kudus, yg mungkin berarti ‘peringatan’ atau ‘dorongan’ Roh (walaupun hal itu mungkin berarti seruan mohon bantuan Roh).

       Tidak banyak bukti pemakaian parakletos secara aktif di luar PB atau tafsiran-tafsiran para Bapak leluhur mengenai bagian-bagian Injil. Mereka nampaknya mengasalkan arti ‘Penghibur’ atau ‘Penolong’ hanya dari pengertian ay-ay sekitarnya, yg menceritakan kesedihan para murid ketika akan ditinggalkan Yesus, dan tentang kebutuhan mereka untuk mendapat lebih banyak ajaran tentang Dia. Hal mengasalkan dari pengertian umum ini memang masuk akal. Pada ay #/TB Kis 16:2*, dalam terjemahan bh Yunani Akwiladan Theodotion memakai parakletoi, padahal LXX memakai parakletores; yg terakhir ini adalah istilah yg biasa yg berarti ‘orang-orang penghibur’.

       Pada pihak lain, bantuan Roh yg dijanjikan dalam #/TB Mat 10:19,20*; #/TB Mr 13:11*; #/TB Luk 12:11,12* adalah persis seperti pengacara di depan para penguasa Yahudi dan penguasa duniawi. Bahkan #/TB Yoh 16:8-11* bernada seperti pengadilan, meskipun tentang penuntutan bukan pembelaan. Terjemahan ‘pengantara’ lebih layak dalam #/TB 1Yoh 2:1*, dimana orang yg berdosa dibayangkan sebagai orang yg dituduh di depan pengadilan Allah. Namun, bahkan di sini, arti yg lebih umum bukanlah tidak mungkin.

       Pembuktian berimbang dengan baik sekali, dan sementara itu seringnya kata itu muncul dalam Injil ke-4 nampak nya menyarankan lebih dari satu arti, maka terjemahan yg mempunyai dua arti adalah lebih baik.

       Sementara ahli berkata bahwa penerapan kata parakletos dalam Injil kepada Roh, dan dalam Surat kepada Yesus Kristus, menunjukkan bahwa kedua karya itu ditulis oleh penulis yg berbeda. Tapi: (i) Paraklesis Roh dialami di tengah-tengah bahaya dan kesulitan duniawi; Yesus nampak di sorga untuk kits; (ii) jabatan-jabatan yg berbeda tapi sejajar ini juga tercermin dalam #/TB Rom 8:26,34*; Roh berdoa dalam diri kita dan Kristus yg telah bangkit berdoa untuk kita dalam sorga; (iii) kata-kata allos parakletos yg dipakai dalam #/TB Yoh 14:16*, walaupun Yunani memperkenankan terjemahan ‘yg lain, seorang Parakletos’, berarti ‘parakletos lain’, artinya bahwa Yesus sendiri adalah Parakletos. *ROH KUDUS.

       KEPUSTAKAAN.
  • ‘The Holy Spirit in the Fourth Gospel’, JTS, NS I, 1950, hlm 7-15; G Johnston, The Spirit Paraclete in the Gospel of John, 1970, hlm 80-118.


ANTARA, PENGANTARA

       Istilah ini jarang muncul dalam Kitab Suci (#/TB Gal 3:19-20*; #/TB 1Tim 2:5*; #/TB Ibr 8:6; 9:15; 12:24*; #/TB Ayub 9:33*; LXX). Tapi gagasan tentang pengantaraan dan orang-orang yg berperan sebagai pengantara merasuki Alkitab. Fungsi pengantara ialah menengahi dua pihak guna menciptakan hubungan baik antara mereka, yg tak dapat dilakukan oleh pihak-pihak bersangkutan. Keadaan yg menuntut keterlibatan pengantara, biasanya adalah keretakan yg terjadi antara dua pihak, dan pengantara mengusahakan pendamaian dan keutuhan kembali. Dalam lingkungan manusiawi, Yoab bertindak sebagai pengantara bagi Daud dan Absalom (#/TB 2Sam 14:1-23*). Ayub mengungkapkan betapa ia membutuhkan pengantara bertalian dengan hubungannya terhadap Allah, waktu dia berkata, ‘Tidak ada wasit di antara kami, yg dapat memegang kami berdua!’ (#/TB Ayub 9:33*).

          I. Dalam PL

          Dalam PL nabi-nabi dan imam-imam secara khusus menggenapi jabatan pengantara dalam tatanan hidup, yg ditetapkan Allah dalam hubungan perjanjian dengan umat-Nya. Nabi ialah jurubicara Allah; ia bertindak atas nama Allah di hadapan manusia (bnd #/TB Ul 18:18-22*). Imam bertindak atas nama manusia di hadapan Allah (#/TB Kel 28:1*; #/TB Im 9:7; 16:6*; #/TB Bil 16:40*; #/TB 2Taw 26:18*; #/TB Ibr 5:1-4*; bnd #/TB Ayub 42:8*). Tapi dalam PL, dari semua orang yg menjadi pengantara, Musa-lah pengantara paling istimewa (bnd #/TB Kel 32:30-32*; #/TB Bil 12:6-8*; #/TB Gal 3:19*; #/TB Ibr 3:2-5*). Dialah pengantara dari perjanjian lama, sebab melalui dialah perjanjian di Sinai dinyatakan dan dikokohkan (bnd #/TB Kel 19:3-8; 24:3-8*; #/TB Kis 7:37-39*). Dengan Musa-lah Yesus sebagai Pengantara perjanjian baru dibandingkan dan dipertentangkan.

II. Kristus sebagai Pengantara

          Sebutan ‘Pengantara’ secara istimewa dikenakan kepada Kristus. Orang-orang yg melaksanakan jabatan pengantara dalam PL ditetapkan melulu berdasarkan ketentuan, yg di dalamnya mereka melakukan jabatan ini sebagai bayangan dari kenyataan yg digenapi dalam Kristus (bnd #/TB Yoh 1:17*; #/TB Ibr 7:27-28; 9:23-24; 10:1*). Yesus-lah Pengantara dari perjanjian baru (#/TB Ibr 9:15; 12:24*). Dan perjanjian baru itu lebih baik (#/TB Ibr 8:6*), karena di dalamnya kasih karunia yg terkandung dalam setiap butir perjanjian diwujudkan genap seutuhnya (*JANJI, PERJANJIAn). Kristus-lah ‘yg menjadi Pengantara antara Allah dan manusia’ (#/TB 1Tim 2:5*). Memberikan kedudukan istimewa ini kepada orang lain mana pun, berarti menodai penghormatan tunggal yg hanya patut diberikan kepada Kristus, dan juga berarti menyangkal kepastian yg mantap yg teracu dalam ay itu.

          Kendati gelar ‘Pengantara’ jarang dipakai, tapi Kitab Suci berlimpah-limpah dengan acuan yg menunjuk kepada karya pengantaraan Kristus.

a. Tugas pengantaraan prainkarnasi

             Sebagai Anak kekal yg sudah ada sebelum menjadi manusia, Kristus menjadi Pengantara waktu langit dan bumi diciptakan (#/TB Yoh 1:3,10*; #/TB Kol 1:16*; #/TB Ibr 1:2*). Kegiatan dalam upaya penciptaan ini sejajar dengan tugas pengantaraan-Nya dalam upaya penyelamatan. Kemahakuasaan-Nya yg terbukti dalam penciptaan dan hak-hak istimewa yg dimiliki-Nya sebagai Pencipta, adalah mutlak perlu dalam pelaksanaan penyelamatan. Tapi dalam upaya penyelamatanlah paling luas dan mencolok peranan pengantaraan-Nya itu. Dalam seluruh upaya penyelamatan dari awal hingga penuntasannya, pengantaraan Kristus tetap berperan.

             Pemilihan sebagai sumber mutlak keselamatan mustahil terjadi terlepas dari Kristus. Orang pilihan dipilih di dalam Dia sebelum dunia dijadikan (#/TB Ef 1:4*) dan mereka sudah ditentukan-Nya dari semula supaya menjadi serupa dengan Dia (#/TB Rom 8:29*).

b. Pengantaraan dalam penyelamatan dan penebusan

             Yesus sudah menyelesaikan tuntas dan genap penyelamatan dan penebusan manusia sekali untuk selama-lamanya, dan secara khusus di situlah menjadi nyata pekerjaan-Nya sebagai Pengantara (bnd #/TB Yoh 3:17*; #/TB Kis 15:11; 20:28*; #/TB Rom 3:24-25; 5:10-11; 7:4*; #/TB 2Kor 5:18*; #/TB Ef 1:7*; #/TB Kol 1:20*; #/TB 1Yoh 4:9*). Tekanan terletak pada kematian, darah, dan salib Kristus sebagai tindakan, dengan tindakan mana terlaksana penebusan umat manusia. Dalam Alkitab kematian Kristus nampak sebagai peristiwa dimana Yesus sangat aktif menaati perintah BapakNya dan menggenapi tugas-Nya (bnd #/TB Yoh 10:17-18*; #/TB Fili 2:8*). Aktivitas Yesus sebagai Pengantara dalam mencurahkan darah-Nya, mendampakkan kepada kematian-Nya kuasa untuk menyelamatkan. Jika karya penyelamatan dipandang sebagai pendamaian dan penghapus murka Allah, maka di sinilah justru tugas pengantaraan itu paling jelas dilukiskan. Pendamaian menyingkap adanya permusuhan antara Allah dan manusia dan sekaligus menjauhkan permusuhan itu. Dampaknya ialah damai dengan Allah (bnd #/TB Rom 5:1*; #/TB Ef 2:12-17*). Penghapusan amarah tertuju pada amarah Allah, dan Yesus, sebagai yg menghapus amarah itu, membuat Allah baik hati lagi terhadap kita (bnd #/TB 1Yoh 2:2*).

c. Pengantaraan bersinambungan

             Pengantaraan Kristus tidak dibatasi pada karya penebusan yg sudah selesai itu. Aktivitas pengantaraan-Nya tidak pernah terhenti. Keikutsertaan kita beroleh bagian dari buah karya penebusan-Nya, adalah karena selamanya kita tergantung pada pengantaraan-Nya yg bersinambungan. Kalaupun kita boleh mendekati Allah dan dibiarkan hidup dalam kasih karunia-Nya, hal itu senantiasa melalui Yesus; Dia membawa kita ke hadapan Bapak (#/TB Yoh 14:6*; #/TB Rom 5:2*; #/TB Ef 2:18*). Karena Dia-lah maka kasih karunia berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yg kekal, dan kasih karunia dan damai sejahtera menjadi berlimpah-limpah dalam kepenuhan hidup kebenaran Kristus (bnd #/TB Rom 1:5; 5:21*; #/TB 2Kor 1:5*; #/TB Fili 1:11*).

             Praktik ibadah paling khas dari orang beriman dipersembahkan melalui Kristus. Ucapan syukur dan doa tidak hanya dilakukan dalam kasih karunia yg diberikan Kristus kepada kita, tapi juga dinaikkan kepada Allah melalui Kristus (bnd #/TB Yoh 14:14*; #/TB Rom 1:8; 7:25*; #/TB Kol 3:17*; #/TB Ibr 13:15*). Berterimanya ibadah dan kebaktian orang percaya, adalah berdasarkan kekuatan dan keberhasilan pengantaraan Kristus, dan tidak ada satu pun yg layak disebut persembahan rohani kecuali dipersembahkan melalui Dia (#/TB 1Pet 2:5*). Bahkan nasihat-nasihat kita kepada orang lain supaya mereka melakukan kewajiban mereka, menjadi sah dan kudus, karena didorong oleh Kristus dan dilakukan dalam nama-Nya (#/TB Rom 15:30*; #/TB 2Kor 10:1*; bnd #/TB Rom 12:1*).

             Pengantaraan bersinambungan dari Kristus secara khusus dilukiskan dalam pelayanan-Nya di sorga di sebelah kanan Allah. Pelayanan ini khususnya bertalian dengan jabatanNya sebagai Imam dan Raja. Dia Imam untuk selama-lamanya (#/TB Ibr 7:21-24*). Segi utama dari pelayanan keimamanNya di sorga ialah melakukan syafaat di hadapan Bapak mencakup setiap kebutuhan umat Allah. Yesus sudah ditinggikan dalam watak kemanusiaan-Nya, dan dari ‘gudang’ persaudaraan-Nya yg utuh yg ditempa dalam ujian-ujian dan pencobaan-pencobaan selama masa kehinaan-Nya (#/TB Ibr 2:17-18; 4:15*), maka Dia cukupi setiap kebutuhan dalam perang rohani orang percaya. Tiap kasih karunia yg dikaruniakan-Nya, mengalir karena usaha syafaat Kristus (#/TB Rom 8:34*; #/TB Ibr 7:25*; bnd #/TB 1Yoh 2:1*), hingga keselamatan yg telah Dia jamin tersedia dengan pasti menjadi nyata dalam orang yg dijadikan serupa dengan Dia. Tapi jabatan Kristus sebagai Imam tidak boleh dibatasi hanya sampai pelayanan syafaat. Dia Imam Besar dalam Bait Allah (#/TB Ibr 3:1-6*), dan jabatan ini mencakup banyak tugas lain. Dalam jabatan-Nya sebagai Raja, Dia sudah ditinggikan mengatasi semua penguasa dan kekuasaan (#/TB Ef 1:20-23*), dan Dia akan memerintah sampai semua musuh-Nya menyerah kalah (#/TB 1Kor 15:25*). Inilah pemerintahan pengantaraan Kristus, dan ini melingkupi segala kuasa di sorga dan di bumi (#/TB Mat 28:18*; #/TB Yoh 3:35; 5:26-27*; #/TB Kis 2:36*; #/TB Fili 2:9-11*).

             Eskatologi pada akhirnya akan menyingkapnyatakan dan membuktikan jabatan pengantaraan Kristus; kebangkitan dan penghakiman akan dikerjakan-Nya. Semua orang mati, benar atau fasik, akan dibangkitkan oleh suara-Nya (#/TB Yoh 5:28-29*). Di dalam Dia orang yg dijadikan benar akan dibangkitkan untuk memasuki hidup yg kekal dan yg tak dapat binasa (#/TB 1Kor 15:22,52-54*; #/TB 1Tes 4:16*), dan bersama Dia mereka akan dipermuliakan (#/TB Rom 8:17*; bnd #/TB Yoh 11:25*; #/TB Rom 14:9*). Penghakiman yg final akan terlaksana oleh Dia (#/TB Mat 25:31-46*; #/TB Yoh 5:27*; #/TB Kis 17:31*).

d. Kesimpulan

             Jadi jabatan pengantaraan Kristus dilakukan dalam semua tahapan penebusan, mulai dari pemilihan dalam rencana kekal Allah sampai kepada penggenapan keselamatan. Dia Pengantara dalam masa kehinaan-Nya dan dalam kemuliaan-Nya. Dengan demikian banyak segi yg terkait kepada aktivitas pengantaraan-Nya, justru tak dapat dibatasi hanya pada satu gagasan atau fungsi. Segi-segi pengantaraan-Nya sama banyaknya seperti segi-segi diriNya, pelayanan-Nya, dan pekerjaan-Nya. Dan seperti adanya keanekaragaman dalam pelayanan-Nya dan tugas-tugas-Nya yg digenapi-Nya bagi manusia dan hubungan yg Ia topang tetap mantap dengan manusia sebagai Pengantara, demikianlah ada juga keanekaragaman dalam hubungan-Nya yg tetap mantap dengan Bapak dan Roh Kudus dalam upaya penebusan. Iman dan ibadah terhadap Dia menuntut kita mengakui keanekaragaman ini. Dan kemuliaan yg unik ini, yg diterima-Nya sebagai Pengantara, menuntut supaya kita jangan sekali-kali memberi kepada orang lain sedikit pun dari hak khusus itu, yg seutuhnya mutlak milik Dia sebagai satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia.

KEPUSTAKAAN.
  • J Calvin, Institutes of the Christian Religion, II, 12; G Stevenson, Treatise on the Offices of Christ, 1845; R. I Wilberforce, The Doctrine of the Incarnation of Our Lord Jesus Christ, 1875, hlm 166-211;
  • P. G Medd, The One Mediator, 1884; W Symington, On the Atonement and Intercession of Christ, Jilid II, 1839; W. L Alexander, A System of Biblical Theology, 1888, I, hlm 425; II, hlm 212;
  • J. S Candlish, The Christian Salvation, 1899, hlm 1-12; E Brunner, The Mediator, 1934; H. B Swete, The Ascended Christ, 1916, hlm 87-100; V Taylor, The Names of Jesus, 1954, hlm 110-113; A Oepke, TDNT 4, hlm 598-624; J Guhrt, O Becker, NIDNTT 1, hlm 365-376.

No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...