NKI 30 Penghibur Telah Datang
The Comforter Has Come
Versi 1
1
Tersiar
kabar t’rang keliling alam g’lap
Tempat
hati debar ditindih susah b’rat
Saudara
bergemar bersorak sebenar
Penghibur
t’lah datang.
Penghibur
tlah datang
Penghibur
tlah datang
Roh dari
surgalah karunia Bapa Hu maklumkanlah jua
Pada
manusia Penghibur t’lah datang.
2
Malam yang
panjang g’lap dan ratap yang gegap
K’lak akan
lalulah dan siang gantilah
Terusir
tofan d’ras melintas gunung k’ras
Penghibur
t’lah datang
3
Sultan
yang kusembah yang b’ri penyembuhan
Jiwa yang
terikat terlolos dari maut
Yang hidup
dalam-Nya bernyanyi soraklah
Penghibur
t’lah datang.
4
Betapa
lidahku dapat mengabarkan
Anug’rah
pelepas cinta yang tak watas
Jiwa yang
tersesat dib’ri bahagia
Penghibur
t’lah datang.
Istilah Ibrani yoes terdapat dalam #/TB
Ams 24:6*b. #/TB Yes 9:7* memakainya sebagai gelar Mesias, dengan berkata bahwa
dalam hal menghiburkan Ia ajaib (pele).
Kata parakletos dalam tulisan-tulisan
Yohanes, yg berasal dari kata kerja parakaleo, yg secara harfiah berarti
‘memanggil ke samping’, telah diartikan baik secara aktif maupun pasif; secara
aktif berarti seseorang menyertai dan memperingatkan atau memberi semangat,
jadi Penolong (#/TB Yoh 14:16*) dan ‘Penghibur’ (#/TB Yoh 14:26; 15:26; 16:7*);
secara pasif berarti seseorang yg dipanggil untuk membantu orang lain,
khususnya di pengadilan (walaupun sebagai kawan dari tertuduh bukanlah pembela
profesional), dari mana ‘Pengantara’ dalam #/TB 1Yoh 2:1*. Banyak terjemahan hanya
mentransliterasi kata Yunani, karena itu nama’Paraklete’ adalah untuk Roh
Kudus.
Parakaleo sering dipakai dalam PB dengan
arti ‘memperingatkan’, ‘memberi semangat’, dan #/TB Kis 9:31* dengan sengaja
menyebut tentang paraklesis Roh Kudus, yg mungkin berarti ‘peringatan’ atau
‘dorongan’ Roh (walaupun hal itu mungkin berarti seruan mohon bantuan Roh).
Tidak banyak bukti pemakaian parakletos
secara aktif di luar PB atau tafsiran-tafsiran para Bapak leluhur mengenai
bagian-bagian Injil. Mereka nampaknya mengasalkan arti ‘Penghibur’ atau
‘Penolong’ hanya dari pengertian ay-ay sekitarnya, yg menceritakan kesedihan
para murid ketika akan ditinggalkan Yesus, dan tentang kebutuhan mereka untuk
mendapat lebih banyak ajaran tentang Dia. Hal mengasalkan dari pengertian umum
ini memang masuk akal. Pada ay #/TB Kis 16:2*, dalam terjemahan bh Yunani
Akwiladan Theodotion memakai parakletoi, padahal LXX memakai parakletores; yg
terakhir ini adalah istilah yg biasa yg berarti ‘orang-orang penghibur’.
Pada pihak lain, bantuan Roh yg
dijanjikan dalam #/TB Mat 10:19,20*; #/TB Mr 13:11*; #/TB Luk 12:11,12* adalah
persis seperti pengacara di depan para penguasa Yahudi dan penguasa duniawi.
Bahkan #/TB Yoh 16:8-11* bernada seperti pengadilan, meskipun tentang
penuntutan bukan pembelaan. Terjemahan ‘pengantara’ lebih layak dalam #/TB 1Yoh
2:1*, dimana orang yg berdosa dibayangkan sebagai orang yg dituduh di depan
pengadilan Allah. Namun, bahkan di sini, arti yg lebih umum bukanlah tidak
mungkin.
Pembuktian berimbang dengan baik sekali,
dan sementara itu seringnya kata itu muncul dalam Injil ke-4 nampak nya
menyarankan lebih dari satu arti, maka terjemahan yg mempunyai dua arti adalah
lebih baik.
Sementara ahli berkata bahwa penerapan
kata parakletos dalam Injil kepada Roh, dan dalam Surat kepada Yesus Kristus,
menunjukkan bahwa kedua karya itu ditulis oleh penulis yg berbeda. Tapi: (i)
Paraklesis Roh dialami di tengah-tengah bahaya dan kesulitan duniawi; Yesus
nampak di sorga untuk kits; (ii) jabatan-jabatan yg berbeda tapi sejajar ini
juga tercermin dalam #/TB Rom 8:26,34*; Roh berdoa dalam diri kita dan Kristus
yg telah bangkit berdoa untuk kita dalam sorga; (iii) kata-kata allos
parakletos yg dipakai dalam #/TB Yoh 14:16*, walaupun Yunani memperkenankan
terjemahan ‘yg lain, seorang Parakletos’, berarti ‘parakletos lain’, artinya
bahwa Yesus sendiri adalah Parakletos. *ROH KUDUS.
KEPUSTAKAAN.
- ‘The Holy Spirit in the Fourth Gospel’, JTS, NS I, 1950, hlm 7-15; G Johnston, The Spirit Paraclete in the Gospel of John, 1970, hlm 80-118.
ANTARA, PENGANTARA
Istilah ini jarang muncul dalam Kitab
Suci (#/TB Gal 3:19-20*; #/TB 1Tim 2:5*; #/TB Ibr 8:6; 9:15; 12:24*; #/TB Ayub
9:33*; LXX). Tapi gagasan tentang pengantaraan dan orang-orang yg berperan
sebagai pengantara merasuki Alkitab. Fungsi pengantara ialah menengahi dua
pihak guna menciptakan hubungan baik antara mereka, yg tak dapat dilakukan oleh
pihak-pihak bersangkutan. Keadaan yg menuntut keterlibatan pengantara, biasanya
adalah keretakan yg terjadi antara dua pihak, dan pengantara mengusahakan
pendamaian dan keutuhan kembali. Dalam lingkungan manusiawi, Yoab bertindak
sebagai pengantara bagi Daud dan Absalom (#/TB 2Sam 14:1-23*). Ayub
mengungkapkan betapa ia membutuhkan pengantara bertalian dengan hubungannya
terhadap Allah, waktu dia berkata, ‘Tidak ada wasit di antara kami, yg dapat
memegang kami berdua!’ (#/TB Ayub 9:33*).
I. Dalam PL
Dalam PL nabi-nabi dan imam-imam
secara khusus menggenapi jabatan pengantara dalam tatanan hidup, yg ditetapkan
Allah dalam hubungan perjanjian dengan umat-Nya. Nabi ialah jurubicara Allah;
ia bertindak atas nama Allah di hadapan manusia (bnd #/TB Ul 18:18-22*). Imam
bertindak atas nama manusia di hadapan Allah (#/TB Kel 28:1*; #/TB Im 9:7;
16:6*; #/TB Bil 16:40*; #/TB 2Taw 26:18*; #/TB Ibr 5:1-4*; bnd #/TB Ayub
42:8*). Tapi dalam PL, dari semua orang yg menjadi pengantara, Musa-lah
pengantara paling istimewa (bnd #/TB Kel 32:30-32*; #/TB Bil 12:6-8*; #/TB Gal
3:19*; #/TB Ibr 3:2-5*). Dialah pengantara dari perjanjian lama, sebab melalui
dialah perjanjian di Sinai dinyatakan dan dikokohkan (bnd #/TB Kel 19:3-8;
24:3-8*; #/TB Kis 7:37-39*). Dengan Musa-lah Yesus sebagai Pengantara
perjanjian baru dibandingkan dan dipertentangkan.
II. Kristus sebagai
Pengantara
Sebutan ‘Pengantara’ secara istimewa
dikenakan kepada Kristus. Orang-orang yg melaksanakan jabatan pengantara dalam
PL ditetapkan melulu berdasarkan ketentuan, yg di dalamnya mereka melakukan
jabatan ini sebagai bayangan dari kenyataan yg digenapi dalam Kristus (bnd #/TB
Yoh 1:17*; #/TB Ibr 7:27-28; 9:23-24; 10:1*). Yesus-lah Pengantara dari
perjanjian baru (#/TB Ibr 9:15; 12:24*). Dan perjanjian baru itu lebih baik
(#/TB Ibr 8:6*), karena di dalamnya kasih karunia yg terkandung dalam setiap
butir perjanjian diwujudkan genap seutuhnya (*JANJI, PERJANJIAn). Kristus-lah
‘yg menjadi Pengantara antara Allah dan manusia’ (#/TB 1Tim 2:5*). Memberikan
kedudukan istimewa ini kepada orang lain mana pun, berarti menodai penghormatan
tunggal yg hanya patut diberikan kepada Kristus, dan juga berarti menyangkal
kepastian yg mantap yg teracu dalam ay itu.
Kendati gelar ‘Pengantara’ jarang
dipakai, tapi Kitab Suci berlimpah-limpah dengan acuan yg menunjuk kepada karya
pengantaraan Kristus.
a. Tugas pengantaraan prainkarnasi
Sebagai Anak kekal yg sudah ada
sebelum menjadi manusia, Kristus menjadi Pengantara waktu langit dan bumi
diciptakan (#/TB Yoh 1:3,10*; #/TB Kol 1:16*; #/TB Ibr 1:2*). Kegiatan dalam
upaya penciptaan ini sejajar dengan tugas pengantaraan-Nya dalam upaya
penyelamatan. Kemahakuasaan-Nya yg terbukti dalam penciptaan dan hak-hak
istimewa yg dimiliki-Nya sebagai Pencipta, adalah mutlak perlu dalam
pelaksanaan penyelamatan. Tapi dalam upaya penyelamatanlah paling luas dan
mencolok peranan pengantaraan-Nya itu. Dalam seluruh upaya penyelamatan dari
awal hingga penuntasannya, pengantaraan Kristus tetap berperan.
Pemilihan sebagai sumber mutlak
keselamatan mustahil terjadi terlepas dari Kristus. Orang pilihan dipilih di
dalam Dia sebelum dunia dijadikan (#/TB Ef 1:4*) dan mereka sudah
ditentukan-Nya dari semula supaya menjadi serupa dengan Dia (#/TB Rom 8:29*).
b. Pengantaraan dalam penyelamatan dan penebusan
Yesus sudah menyelesaikan tuntas
dan genap penyelamatan dan penebusan manusia sekali untuk selama-lamanya, dan
secara khusus di situlah menjadi nyata pekerjaan-Nya sebagai Pengantara (bnd
#/TB Yoh 3:17*; #/TB Kis 15:11; 20:28*; #/TB Rom 3:24-25; 5:10-11; 7:4*; #/TB
2Kor 5:18*; #/TB Ef 1:7*; #/TB Kol 1:20*; #/TB 1Yoh 4:9*). Tekanan terletak
pada kematian, darah, dan salib Kristus sebagai tindakan, dengan tindakan mana
terlaksana penebusan umat manusia. Dalam Alkitab kematian Kristus nampak
sebagai peristiwa dimana Yesus sangat aktif menaati perintah BapakNya dan
menggenapi tugas-Nya (bnd #/TB Yoh 10:17-18*; #/TB Fili 2:8*). Aktivitas Yesus
sebagai Pengantara dalam mencurahkan darah-Nya, mendampakkan kepada
kematian-Nya kuasa untuk menyelamatkan. Jika karya penyelamatan dipandang
sebagai pendamaian dan penghapus murka Allah, maka di sinilah justru tugas
pengantaraan itu paling jelas dilukiskan. Pendamaian menyingkap adanya
permusuhan antara Allah dan manusia dan sekaligus menjauhkan permusuhan itu.
Dampaknya ialah damai dengan Allah (bnd #/TB Rom 5:1*; #/TB Ef 2:12-17*).
Penghapusan amarah tertuju pada amarah Allah, dan Yesus, sebagai yg menghapus
amarah itu, membuat Allah baik hati lagi terhadap kita (bnd #/TB 1Yoh 2:2*).
c. Pengantaraan
bersinambungan
Pengantaraan Kristus tidak dibatasi
pada karya penebusan yg sudah selesai itu. Aktivitas pengantaraan-Nya tidak
pernah terhenti. Keikutsertaan kita beroleh bagian dari buah karya
penebusan-Nya, adalah karena selamanya kita tergantung pada pengantaraan-Nya yg
bersinambungan. Kalaupun kita boleh mendekati Allah dan dibiarkan hidup dalam
kasih karunia-Nya, hal itu senantiasa melalui Yesus; Dia membawa kita ke
hadapan Bapak (#/TB Yoh 14:6*; #/TB Rom 5:2*; #/TB Ef 2:18*). Karena Dia-lah
maka kasih karunia berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yg kekal, dan kasih
karunia dan damai sejahtera menjadi berlimpah-limpah dalam kepenuhan hidup
kebenaran Kristus (bnd #/TB Rom 1:5; 5:21*; #/TB 2Kor 1:5*; #/TB Fili 1:11*).
Praktik ibadah paling khas dari
orang beriman dipersembahkan melalui Kristus. Ucapan syukur dan doa tidak hanya
dilakukan dalam kasih karunia yg diberikan Kristus kepada kita, tapi juga
dinaikkan kepada Allah melalui Kristus (bnd #/TB Yoh 14:14*; #/TB Rom 1:8;
7:25*; #/TB Kol 3:17*; #/TB Ibr 13:15*). Berterimanya ibadah dan kebaktian
orang percaya, adalah berdasarkan kekuatan dan keberhasilan pengantaraan
Kristus, dan tidak ada satu pun yg layak disebut persembahan rohani kecuali
dipersembahkan melalui Dia (#/TB 1Pet 2:5*). Bahkan nasihat-nasihat kita kepada
orang lain supaya mereka melakukan kewajiban mereka, menjadi sah dan kudus,
karena didorong oleh Kristus dan dilakukan dalam nama-Nya (#/TB Rom 15:30*;
#/TB 2Kor 10:1*; bnd #/TB Rom 12:1*).
Pengantaraan bersinambungan dari
Kristus secara khusus dilukiskan dalam pelayanan-Nya di sorga di sebelah kanan
Allah. Pelayanan ini khususnya bertalian dengan jabatanNya sebagai Imam dan
Raja. Dia Imam untuk selama-lamanya (#/TB Ibr 7:21-24*). Segi utama dari
pelayanan keimamanNya di sorga ialah melakukan syafaat di hadapan Bapak
mencakup setiap kebutuhan umat Allah. Yesus sudah ditinggikan dalam watak
kemanusiaan-Nya, dan dari ‘gudang’ persaudaraan-Nya yg utuh yg ditempa dalam
ujian-ujian dan pencobaan-pencobaan selama masa kehinaan-Nya (#/TB Ibr 2:17-18;
4:15*), maka Dia cukupi setiap kebutuhan dalam perang rohani orang percaya.
Tiap kasih karunia yg dikaruniakan-Nya, mengalir karena usaha syafaat Kristus
(#/TB Rom 8:34*; #/TB Ibr 7:25*; bnd #/TB 1Yoh 2:1*), hingga keselamatan yg
telah Dia jamin tersedia dengan pasti menjadi nyata dalam orang yg dijadikan
serupa dengan Dia. Tapi jabatan Kristus sebagai Imam tidak boleh dibatasi hanya
sampai pelayanan syafaat. Dia Imam Besar dalam Bait Allah (#/TB Ibr 3:1-6*),
dan jabatan ini mencakup banyak tugas lain. Dalam jabatan-Nya sebagai Raja, Dia
sudah ditinggikan mengatasi semua penguasa dan kekuasaan (#/TB Ef 1:20-23*),
dan Dia akan memerintah sampai semua musuh-Nya menyerah kalah (#/TB 1Kor
15:25*). Inilah pemerintahan pengantaraan Kristus, dan ini melingkupi segala
kuasa di sorga dan di bumi (#/TB Mat 28:18*; #/TB Yoh 3:35; 5:26-27*; #/TB Kis
2:36*; #/TB Fili 2:9-11*).
Eskatologi pada akhirnya akan
menyingkapnyatakan dan membuktikan jabatan pengantaraan Kristus; kebangkitan
dan penghakiman akan dikerjakan-Nya. Semua orang mati, benar atau fasik, akan
dibangkitkan oleh suara-Nya (#/TB Yoh 5:28-29*). Di dalam Dia orang yg
dijadikan benar akan dibangkitkan untuk memasuki hidup yg kekal dan yg tak
dapat binasa (#/TB 1Kor 15:22,52-54*; #/TB 1Tes 4:16*), dan bersama Dia mereka
akan dipermuliakan (#/TB Rom 8:17*; bnd #/TB Yoh 11:25*; #/TB Rom 14:9*).
Penghakiman yg final akan terlaksana oleh Dia (#/TB Mat 25:31-46*; #/TB Yoh
5:27*; #/TB Kis 17:31*).
d. Kesimpulan
Jadi jabatan pengantaraan Kristus
dilakukan dalam semua tahapan penebusan, mulai dari pemilihan dalam rencana
kekal Allah sampai kepada penggenapan keselamatan. Dia Pengantara dalam masa
kehinaan-Nya dan dalam kemuliaan-Nya. Dengan demikian banyak segi yg terkait
kepada aktivitas pengantaraan-Nya, justru tak dapat dibatasi hanya pada satu
gagasan atau fungsi. Segi-segi pengantaraan-Nya sama banyaknya seperti
segi-segi diriNya, pelayanan-Nya, dan pekerjaan-Nya. Dan seperti adanya
keanekaragaman dalam pelayanan-Nya dan tugas-tugas-Nya yg digenapi-Nya bagi
manusia dan hubungan yg Ia topang tetap mantap dengan manusia sebagai
Pengantara, demikianlah ada juga keanekaragaman dalam hubungan-Nya yg tetap
mantap dengan Bapak dan Roh Kudus dalam upaya penebusan. Iman dan ibadah
terhadap Dia menuntut kita mengakui keanekaragaman ini. Dan kemuliaan yg unik
ini, yg diterima-Nya sebagai Pengantara, menuntut supaya kita jangan
sekali-kali memberi kepada orang lain sedikit pun dari hak khusus itu, yg
seutuhnya mutlak milik Dia sebagai satu-satunya Pengantara antara Allah dan
manusia.
KEPUSTAKAAN.
- J Calvin, Institutes of the Christian Religion, II, 12; G Stevenson, Treatise on the Offices of Christ, 1845; R. I Wilberforce, The Doctrine of the Incarnation of Our Lord Jesus Christ, 1875, hlm 166-211;
- P. G Medd, The One Mediator, 1884; W Symington, On the Atonement and Intercession of Christ, Jilid II, 1839; W. L Alexander, A System of Biblical Theology, 1888, I, hlm 425; II, hlm 212;
- J. S Candlish, The Christian Salvation, 1899, hlm 1-12; E Brunner, The Mediator, 1934; H. B Swete, The Ascended Christ, 1916, hlm 87-100; V Taylor, The Names of Jesus, 1954, hlm 110-113; A Oepke, TDNT 4, hlm 598-624; J Guhrt, O Becker, NIDNTT 1, hlm 365-376.
No comments:
Post a Comment