1. Adik Tuhan
Yesus (#/TB Mat 13:55*; #/TB Mr 6:3*). Mungkin penulis Yud yg menyebut dirinya
‘saudara Yakobus’. *SAUDARA-SAUDARA TUHAN.
2. Anak
Yakobus, dan seorang dari 12 murid Yesus (#/TB Luk 6:16*), disebut juga Tadeus
(#/TB Mat 10:3* dan #/TB Mr 3:18*), yg bertanya kepada Yesus di ruang atas
(#/TB Yoh 14:22*). Ada anggapan dialah penulis Surat #/TB Yud 1:3*. Mengenai
Yudas Iskariot, lih artikel berikut.
4. Orang
Galilea yg menggerakkan pemberontakan menentang Roma (#/TB Kis 5:37*). Menurut
Yosefus, ia lahir di Gamala, (Ant. 18. 3) dan pemberontakan itu terjadi thn 6
M. *Kirenius menumpas para pemberontak dan Yudas dibunuh.
5. Seorang
Yahudi, di rumahnya di Damsyik Paulus menginap (#/TB Kis 9:11*).
6. Seorang nabi
yg digelari Barsabas. Dia bersama Silas dipilih oleh pemimpin Kristen di
Yerusalem untuk menemani Paulus dan Barnabas ke Antiokhia untuk menyampaikan
keputusan para rasul mengenai sunat (#/TB Kis 15:22-33*). JDD/MHS/HAO
YUDAS ISKARIOT
I. Nama dan asalnya
Dalam daftar
nama 12 murid, yg Yesus panggil ‘untuk menyertai Dia’, yg terdapat dalam Injil
Sinoptik (#/TB Mr 3:14*), nama Yudas selalu yg terakhir disebut, dan biasanya
disertai keterangan dengan kesan buruk (ump ‘yg mengkhianati Dia’, #/TB Mr
3:19*; #/TB Mat 10:4*; ‘yg kemudian menjadi pengkhianat’, #/TB Luk 6:16*; bnd
#/TB Yoh 18:2,5*). Dia dapat dibandingkan dengan Yerobeam I dalam PL, yg dengan
jijik disebut sebagai ‘yg mengakibatkan orang Israel berdosa’ (#/TB 2Raj 10:29*
dll).
Kata
‘Iskariot’ ditambahkan pada namanya dalam naskah-naskah Sinoptik dan dalam #/TB
Yoh 12:4*. Tapi dalam ay-ay Yoh lainnya bermacam-macam bentuk nama itu. Nama
Simon disebut sebagai ayah Yudas (#/TB Yoh 6:71; 13:2,26*), dan Iskariot
selanjutnya diterangkan dengan tambahan apo Karuotou (dlm beberapa bacaan
tertentu dari #/TB Yoh 6:71; 12:4; 13:2,26; 14:22*). Fakta-fakta tambahan karya
Yohanes ini mengukuhkan asal kata ‘Iskariot’ dari kata Ibrani ‘isy qeriyot,
artinya ‘orang Keriot’. Keriot terletak di Moab menurut #/TB Yer 48:24,41*;
#/TB Am 2:2*. Tapi ada kemungkinan tempat lain, yaitu Keriot-Hezron (#/TB Yos
15:25*), yg letaknya 18 km sebelah selatan Hebron. Informasi geografis tentang
‘Iskariot’ ini lebih baik daripada informasi yg didasarkan pada pelacakan kata
itu sampai sikarios, melalui suatu kata yg di-Aram-kan, yaitu ‘isqarya’a,
‘pembunuh’ (bnd #/TB Kis 21:38*), seperti disarankan oleh Schulthess dan 0 Cullmann, The State in the New Testament, 1957, hlm 15
dst. Bnd M Hengel, Die Zeloten, 1961, hlm 49.
II. Karier
Dalam
kelompok rasul Yudas adalah bendahara (#/TB Yoh 13:29*), sementara ay Yoh yg
lain menyebut dia pencuri (#/TB Yoh 12:6*), terutama, menurut dugaan, ia
‘menggelapkan’ uang yg dipercayakan kepadanya. Mengenai arti ini, yg akar kata
kerjanya bastazo (’ mengambil’, #/TB Yoh 12:6*) seperti tertera dalam papirus, lih Deismann, Bible Studies, ET.,
1901, hlm 257.
Bagian akhir
cerita Injil menjadi buram karena pengkhianatan satu orang dari 12 murid,
seperti berulang-ulang disebut (#/TB Mr 14:10*; bnd #/TB Mr 14:20*; #/TB Yoh
6:71; 12:4*). Ia mencela tindakan Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak yg
sangat mahal (#/TB Yoh 12:3-5*). Sajian Yohanes ini menelanjangi ketamakan
Yudas, yg tidak melihat unsur kristiani dalam perbuatan itu yg justru dipuji
oleh Yesus (#/TB Mr 14:6*). Yudas hanya melihat sesuatu yg dapat menambah dana
rasul-rasul, dan dengan demikian menambah isi kantongnya sendiri. Bahkan
kepalsuan hatinya dipoles lagi dengan mengatakan bahwa uang itu dapat diberikan
untuk membantu orang miskin. Jadi sifat tamak ditambah lagi dengan sifat
penipuan. Segera sesudah peristiwa Betania ini Yudas menghadap imam-imam kepala
untuk mengkhianati Tuhan Yesus (#/TB Mat 26:14-16*; #/TB Mr 14:10-11*; #/TB Luk
22:3-6*). Injil Mrk menyajikan fakta pengkhianatan itu, dan menambahkan bahwa
imam-imam berjanji akan memberikan uang kepadanya.
Injil Mat
mencatat jumlah uang itu, mungkin sebagian dari jumlah yg disepakati (merujuk
ke #/TB Za 11:12*, dan mungkin #/TB Kel 21:32*; bnd #/TB Mat 27:9*). Injil Luk
menyajikan arti mendalam dari tindakan itu, dengan menceritakan bahwa Iblis
masuk ke dalam hati Yudas dan membisikkan dosanya yg menjijikkan itu (bnd #/TB
Yoh 13:2,27*). Semua Injil Sinoptik sependapat bahwa Yudas memutuskan untuk
mencari kesempatan yg baik, kapan ia bisa menyerahkan Yesus kepada
musuh-musuh-Nya ‘tanpa setahu orang banyak’. Atau, secara rahasia, dengan tipu
muslihat (mengenai terjemahan ini dlm #/TB Luk 22:6*; #/TB Mr 14:1,2*, lih J
Jeremias, The Eucharistic Words of Jesus2, ET, 1966, hlm 72).
Kesempatan
datang pada malam waktu Yesus bersama ke-12 murid berkumpul di ruang atas (#/TB
Mr 14:17* dab juga ay-ay sejajar); dan kenyataan ini dilestarikan dalam tradisi
Perjamuan Kudus yg berasal dari zaman Paulus (#/TB 1Kor 11:23* —‘ pada malam
waktu Ia diserahkan’). Tuhan Yesus, dengan nalar profetik-Nya, tahu apa yg akan
dilakukan sang pengkhianat. Dalam cerita Markus nama Yudas tidak disebut, dan
mengenai siapa pengkhianat itu masih belum jelas. Percakapan berupa tanya jawab
dalam #/TB Mat 26:25* paling tepat dianggap bisik-bisik. Sementara itu laporan
Yoh mengenai pertanyaan murid yg dikasihi dan tindakan Yesus melayankan roti
Paskah yg sudah tercelup dapat dikatakan berlangsung agak rahasia.
Bagaimanapun, inilah himbauan terakhir dari Tuhan Yesus kepada Yudas — dan ini
pulalah penolakan terakhir dari pengkhianat itu. (Lih F. C Fensham, ‘Judas’
Hand in the Bowl and Qumran’, RQ 5, 1965, hlm 259-261, ttg reaksi Yudas
terhadap Yesus.) Sesudah itu Iblis menguasai orang yg sudah menjadi tawanannya;
dan Yudas pun pergi menerobos kegelapan malam (#/TB Yoh 13:27-30*).
Rencana yg
telah diatur untuk menangkap Tuhan Yesus sekarang dilaksanakan. Tempat yg
dirahasiakan Yudas untuk mengkhianati Yesus, ternyata adalah Getsemani tempat
Yesus dan murid-murid-Nya untuk berdoa malam itu. Dan saat Tuhan Yesus berdoa,
sepasukan tentara muncul dipimpin oleh Yudas (#/TB Mr 14:43*). Dan siapa yg
akan diciduk ditandai dengan perbuatan yg sangat ironis, ‘Orang yg kucium,
itulah Dia’. Dan dengan demikian tuntaslah tugas pengkhianat itu.
Saat-saat
akhir sisa hidup Yudas penuh kengerian. Alkitab melaporkan penyesalannya yg
memilukan itu, tapi hanya Mat dari ke-4 Injil yg menceritakannya (#/TB Yud
1:3-10*). Melengkapi laporan penyesalan dan peristiwa Yudas bunuh diri, yg
didahului oleh pergumulan batin dalam dirinya, harus ditambahkan berita #/TB
Kis 1:18-19*. Dan untuk melengkapi data sebagai bukti, perlu ditambahkan
kesaksian fantastis Papias, Frag. 3, yg disimpan oleh Apollinarius, orang
Laodikia. (Naskah terakhir ini dapat dibaca dlm deretan buku Ancient Christian
Writers, 6, diterjemahkan dan dibubuhi catatan oleh J. A Kleist, 1957, hlm
119.) Menurut Papias tubuh Yudas mengembung (ini bisa berarti prenes,
‘tertelungkup’, #/TB Kis 1:18*; lih Arndt Gingrich, Lexicon, sv prenes), dan
mati di ladangnya sendiri. Ada beberapa usaha untuk menyelaraskan #/TB Mat
27:3-10* dengan #/TB Kis 1:18* (ump pendapat Agustinus, bahwa tali yg digunakan
Yudas untuk gantung diri putus dan ia mati terjatuh, sesuai #/TB Kis 1:18*; dgn
demikian Mat dan Kis sepakat). Tapi yg lebih mengerikan lagi dari rincian
cerita yg mengerikan ini, ialah hukuman yg gamblang dan keras dalam #/TB Kis
1:25*, ’…jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yg ditinggalkan Yudas yg telah
jatuh ke tempat yg wajar baginya.’ Rasul itu murtad dan tenggelam dalam bagian
yg disediakan bagi orang seperti itu.
III. Watak
Yudas
#/TB Kis
1:25* menimbulkan pertanyaan mengenai watak Yudas yg sesungguhnya. Jika ‘tempat
yg wajar baginya’ adalah pilihannya sendiri, apakah yg mendorong dia ke jurusan
dan nasib yg mengerikan ini? Dan bagaimana pernyataan ‘tempat yg wajar baginya’
dapat dipertemukan dengan ay-ay Alkitab yg memberi kesan, bahwa dia sudah dari
dulu ditentukan untuk memainkan peranan pengkhianat? Bahwa Yesus memilih dia,
walaupun Yesus tahu bahwa Yudas akan menyerahkan Dia? Bahwa sejak semula ia
terima cap watak yg tak terelakkan ‘dia yg telah ditentukan untuk binasa’ (#/TB
Yoh 17:12*)?
Penelitian
psikologi atas masalah ini tidak memberi jawaban dan agaknya tidak berfaedah.
Alasan-alasan berikut pernah dikemukakan: cinta uang; cemburu kepada
murid-murid lain, ketakutan akan akhir pelayanan Guru-nya yg tak terelakkan, yg
mendorong dia mengkhianati rekannya untuk menyelamatkan dirinya sendiri; niat
yg membara untuk memaksa Yesus menyatakan diriNya Mesias (pandangan de Quincey
yg terkenal). Juga alasan hati yg sebal dan dendam, yg timbul sesudah
harapan-harapan duniawinya pudar; hati yg tidak senang menjurus kepada
penyesalan mengikuti Yesus, dan penyesalan ini berubah menjadi kebencian.
Perlu
dikemukakan tiga pedoman pembimbing sebagai pendahuluan sebelum menyatakan
dugaan seperti itu.
1. Kita
tidak boleh meragukan kesungguhan panggilan Tuhan Yesus. Pada mulanya Yesus
memandang Yudas sebagai murid dan pengikut berbakat. Tak ada pra dalil lain
untuk menilai benar tidaknya kebijakan Yesus, juga himbauanNya yg
berulang-ulang kepada #/TB Yud 1:2*. Pra pengetahuan Tuhan Yesus tidak mencakup
pra penentuan, bahwa Yudas secara tak terelakkan harus menjadi pengkhianat.
3. Yudas tak
pernah sungguh-sungguh murid Kristus. Dia jatuh dari jabatan rasul, tapi
(sepanjang kita tahu) ia tak pernah mempunyai persekutuan yg sungguh dengan
Tuhan Yesus. Dengan demikian ia tetap ‘yg telah ditentukan untuk binasa’ sudah
binasa, karena ia tak pernah ‘diselamatkan’. Gelar Yesus yg tertinggi bagi
Yudas ialah ‘Rabi’ (#/TB Mat 26:25*) bukan ‘Tuhan’.
Di arena
Alkitab ia hidup sebagai peringatan yg mengerikan bagi setiap pengikut Yesus yg
tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya, kendati memang benar berada
dalam persekutuan-Nya, tapi tidak memiliki RohNya (bnd #/TB Rom 8:9*b); ia
meninggal sebagai ‘seorang yg bernasib malang dan yg terkutuk’, atas pilihannya
sendiri.
KEPUSTAKAAN.
- Kesukaran-kesukaran sehubungan dengan berbagai keterangan rinci tentang kematian Yudas dibicarakan oleh K Lake dalam The Beginnings of Christianity, 1, 5, 1933, hlm 22-30; bnd juga Arndt-Gingrich, Lexicon artikel ‘loudas’, 6; K Luthi, Judas Iskarioth, 1955;
- D Haugg, Judas Iskarioth in den neutestamentlichen Berichten, 1930; J. S Stewart, The Life and Teaching ofJesus Christ, 1933, hlm 166-170;
- P Benoit, pokok ‘La mort de Judas’ dalam kerja rampai, Exegese et Theologie, 1961; B Gartner, Iscariot, 1971.
SURAT, YUDAS
Salah satu di antara *’ Surat-surat Umum’.
I. Isi
ringkas
Surat ini terdiri dari 5 bagian:
a. Salam
(#/TB Yud 1:1-2*).
b. Tujuan
Surat (#/TB Yud 1:3-4*).
c.
Pengajar-pengajar palsu dicela dan kehancurannya dipraucapkan (#/TB Yud
1:5-16*).
d. Nasihat
kepada orang Kristen (#/TB Yud 1:17-23*).
e. Doksologi
(#/TB Yud 1:24-25*).
II. Penulis, tarikh dan kanonitasnya
Penulis
Surat ini menyebut dirinya ‘Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’.
Dalam gereja perdana hanya ada satu orang Yakobus yg bisa disebut dengan cara
ini tanpa ada keterangan lain, yaitu ‘Yakobus, adik (saudara) Tuhan Yesus’
(seperti ia disebut dlm #/TB Gal 1:19*). Ini menyarankan bahwa penulis sama
dengan Yudas, yg digolongkan kepada adik-adik Tuhan Yesus dalam #/TB Mat 13:55*
dan #/TB Mr 6:3*. Dialah Yudas yg dua cucunya laki-laki — menurut Hegesipus —
diperiksa dan diusir oleh Kaisar Domitianus, setelah dia mendapat keterangan
bahwa keduanya keturunan Daud (Eusebius, EH 3. 19-20).
Tarikh Surat
ini tak dapat dipastikan; mungkin paroan kedua abad I M, sesudah Yerusalem
takluk (ay #/TB Mr 6:17* mengacu kepada para rasul pada masa lalu). Menjelang
akhir abad 2 ada rujukan yg tegas akan surat ini dalam daftar kanon Muratori
dan tempat-tempat lain; tapi mungkin juga ada singgungan-singgungan akan Surat
ini yg lebih dini pada abad itu, dalam Kitab Didakhe dan Kitab Shepherd dari
Hermas. Kanonitas Surat ini lama diperdebatkan, tapi akhirnya disahihkan sebab
(seperti kata Origenes) ‘kendati isi Surat itu hanya sedikit, tapi penuh dengan
kata-kata yg mengandung kuasa kasih karunia sorgawi.’
III. Alasan dan maksud
Dalam
menulis Surat ini Yudas mempunyai sasaran lain berkaitan dengan ‘keselamatan
kita bersama’ (ay #/TB Mr 6:3*), setelah dia merasa terpaksa mengambil sikap
melawan, untuk mempertahankan dengan gigih kepercayaan para rasul. Perlawanan
ini terpaksa karena bahaya yg timbul akibat kemajuan-kemajuan yg dicapai oleh
gnostisisme dan yg sudah melanda masyarakat Kristen. Masyarakat itulah yg
disapa oleh Yudas melalui Suratnya ini. Yg dia tentang bukanlah suatu bentuk
ajaran asketis seperti yg ditentang Paulus dalam Surat Kol, tapi gerakan
antinomian — pendapat yg mengatakan bahwa orang Kristen dibebaskan dari
tanggung jawab untuk mematuhi moral hukum. Pendapat ini mungkin didasarkan pada
ajaran Paulus tentang kemerdekaan Kristen, tapi dengan penafsiran yg salah.
Mereka menafsirkan kemerdekaan itu sebagai ‘izin untuk hidup dalam dosa’ (bnd
#/TB Gal 5:13*). Hal ini teracu dalam keterangan Yudas tentang guru-guru
penyesat bersangkutan, yg ‘menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk
melampiaskan hawa nafsu mereka’, dan yg ‘menyangkal satu-satunya Penguasa dan
Tuhan kita, Yesus Kristus’ (ay #/TB Gal 5:4*).
IV. Argumentasinya
Ajaran palsu
harus ditelanjangi. Meletakkan kebenaran berdampingan dengan yg palsu karena
berharap bahwa setiap orang akan dapat membedakannya, tidaklah mengatasi
persoalan. Dan membuktikan kesalahan suatu ajaran, adalah pasangan inti dari
mempertahankan iman ‘yg telah disampaikan kepada orang-orang kudus’ (ay #/TB
Gal 5:3*).
Ganjaran
guru-guru penyesat telah dinyatakan zaman dulu. Hukuman Allah, kalaupun lambat,
pasti datang, dan jika sudah diputuskan akan tetap berlaku selama-lamanya.
Demikianlah yg terjadi atas orang Israel yg durhaka yg mati di padang gurun
(bnd #/TB 1Kor 10:5*; #/TB Ibr 3:17*; kenyataan ini adalah ‘lambang rohani’ yg
biasa di antara orang Kristen perdana), juga atas malaikat-malaikat yg
memberontak dalam #/TB Kej 6:1-4*, dan atas kota-kota di lembah Yordan (bnd
#/TB Kej 19*). Seperti contoh-contoh di atas, guru-guru penyesat itu menentang
kekuasaan yg ditetapkan Allah. Mereka berbeda dari penghulu malaikat, Mikhael,
yg tidak tega memakai kata-kata penghinaan bahkan kepada Iblis sekalipun (ay
#/TB Kej 19:8-10*). (Klemen dan Origenes berkata, bahwa pertengkaran antara
Mikhael dgn Iblis disajikan dlm Assumption of Moses, tapi bg yg menceritakan
peristiwa itu tidak ada lagi.) Orang-orang seperti Bileam dan Korah
mengingatkan juga makna kehancuran ini, yg menjadi pelajaran bagi
pengikut-pengikut mereka di hari kiamat (ay #/TB Kej 19:11*).
Guru-guru
penyesat itu menaburkan kemelut dan aib ke dalam persekutuan gereja, tepat pada
jantungnya. Mereka adalah gembala-gembala yg memangsa gembalaannya, atau awan
yg menutupi matahari tapi tidak menitikkan air hujan yg menyegarkan, atau,
ibarat pohon, tidak berbuah (ay #/TB Kej 19:12*). Mereka bagaikan ombak yg
menderu yg tidak menghasilkan apa-apa, dan keganasannya berakhir dalam buih dan
busa; mereka ibarat bintang-bintang yg masuk ke dalam kekelaman yg kekal (ay
#/TB Kej 19:13*). Hukuman yg akan menimpa mereka pada hari parousia sudah
dinubuatkan oleh Henokh (ay #/TB Kej 19:14* dab; bnd 1 Henokh #/TB Kej 1:9*).
Tapi orang
percaya tidak perlu takut karena kegiatan guru-guru penyesat seperti itu, yg
timbul tenggelamnya wanti-wanti telah lebih dulu diperingatkan oleh para rasul.
Sebaiknyalah orang percaya melindungi diri sendiri dengan membina dirinya di
atas iman, berdoa dalam kuasa Roh Kudus, mantap tinggal dalam lingkungan kasih
Allah, dan menatap ke depan ke saat penggenapan rahmat Tuhan dan kehidupan yg
kekal, tatkala Kristus kelak datang kembali (ay #/TB Kej 1:17-21*). Sementara
mereka membenci dan menyingkirkan semua guru penyesat, mereka patut mengasihani
dan menyelamatkan korban yg disesatkan oleh guru-guru penyesat itu (ay #/TB Kej
1:22-23*).
Surat
diakhiri dengan pujian kepada Allah, sebagai Satu-satunya yg dapat melindungi
umat-Nya dari keadaan tersandung, sampai mereka dapat berdiri tanpa aib ‘dan
penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya’.
KEPUSTAKAAN.
- J. B Mayor, The Epistle ofJude and the Second Epistle of Peter, 1907;
- MR James, 2 Peter and Jude, CGT, 1912; J Moffatt, The General Epistles, MNT, 1928;
- E. M Sidebottom, James, Jude and 2 Peter, NCB, 1967; M Green, 2 Peter and Jude, TNTC, 1968.
No comments:
Post a Comment