Tuesday, March 27, 2018

YUDAS, YUDAS ISKARIOT DAN SURAT YUDAS


YUDAS
       1. Adik Tuhan Yesus (#/TB Mat 13:55*; #/TB Mr 6:3*). Mungkin penulis Yud yg menyebut dirinya ‘saudara Yakobus’. *SAUDARA-SAUDARA TUHAN.
       2. Anak Yakobus, dan seorang dari 12 murid Yesus (#/TB Luk 6:16*), disebut juga Tadeus (#/TB Mat 10:3* dan #/TB Mr 3:18*), yg bertanya kepada Yesus di ruang atas (#/TB Yoh 14:22*). Ada anggapan dialah penulis Surat #/TB Yud 1:3*. Mengenai Yudas Iskariot, lih artikel berikut.
       4. Orang Galilea yg menggerakkan pemberontakan menentang Roma (#/TB Kis 5:37*). Menurut Yosefus, ia lahir di Gamala, (Ant. 18. 3) dan pemberontakan itu terjadi thn 6 M. *Kirenius menumpas para pemberontak dan Yudas dibunuh.
       5. Seorang Yahudi, di rumahnya di Damsyik Paulus menginap (#/TB Kis 9:11*).
       6. Seorang nabi yg digelari Barsabas. Dia bersama Silas dipilih oleh pemimpin Kristen di Yerusalem untuk menemani Paulus dan Barnabas ke Antiokhia untuk menyampaikan keputusan para rasul mengenai sunat (#/TB Kis 15:22-33*). JDD/MHS/HAO

YUDAS ISKARIOT
          I. Nama dan asalnya
          Dalam daftar nama 12 murid, yg Yesus panggil ‘untuk menyertai Dia’, yg terdapat dalam Injil Sinoptik (#/TB Mr 3:14*), nama Yudas selalu yg terakhir disebut, dan biasanya disertai keterangan dengan kesan buruk (ump ‘yg mengkhianati Dia’, #/TB Mr 3:19*; #/TB Mat 10:4*; ‘yg kemudian menjadi pengkhianat’, #/TB Luk 6:16*; bnd #/TB Yoh 18:2,5*). Dia dapat dibandingkan dengan Yerobeam I dalam PL, yg dengan jijik disebut sebagai ‘yg mengakibatkan orang Israel berdosa’ (#/TB 2Raj 10:29* dll).
          Kata ‘Iskariot’ ditambahkan pada namanya dalam naskah-naskah Sinoptik dan dalam #/TB Yoh 12:4*. Tapi dalam ay-ay Yoh lainnya bermacam-macam bentuk nama itu. Nama Simon disebut sebagai ayah Yudas (#/TB Yoh 6:71; 13:2,26*), dan Iskariot selanjutnya diterangkan dengan tambahan apo Karuotou (dlm beberapa bacaan tertentu dari #/TB Yoh 6:71; 12:4; 13:2,26; 14:22*). Fakta-fakta tambahan karya Yohanes ini mengukuhkan asal kata ‘Iskariot’ dari kata Ibrani ‘isy qeriyot, artinya ‘orang Keriot’. Keriot terletak di Moab menurut #/TB Yer 48:24,41*; #/TB Am 2:2*. Tapi ada kemungkinan tempat lain, yaitu Keriot-Hezron (#/TB Yos 15:25*), yg letaknya 18 km sebelah selatan Hebron. Informasi geografis tentang ‘Iskariot’ ini lebih baik daripada informasi yg didasarkan pada pelacakan kata itu sampai sikarios, melalui suatu kata yg di-Aram-kan, yaitu ‘isqarya’a, ‘pembunuh’ (bnd #/TB Kis 21:38*), seperti disarankan oleh Schulthess dan 0 Cullmann, The State in the New Testament, 1957, hlm 15 dst. Bnd M Hengel, Die Zeloten, 1961, hlm 49.
          II. Karier

          Dalam kelompok rasul Yudas adalah bendahara (#/TB Yoh 13:29*), sementara ay Yoh yg lain menyebut dia pencuri (#/TB Yoh 12:6*), terutama, menurut dugaan, ia ‘menggelapkan’ uang yg dipercayakan kepadanya. Mengenai arti ini, yg akar kata kerjanya bastazo (’ mengambil’, #/TB Yoh 12:6*) seperti tertera dalam papirus, lih Deismann, Bible Studies, ET., 1901, hlm 257.
          Bagian akhir cerita Injil menjadi buram karena pengkhianatan satu orang dari 12 murid, seperti berulang-ulang disebut (#/TB Mr 14:10*; bnd #/TB Mr 14:20*; #/TB Yoh 6:71; 12:4*). Ia mencela tindakan Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak yg sangat mahal (#/TB Yoh 12:3-5*). Sajian Yohanes ini menelanjangi ketamakan Yudas, yg tidak melihat unsur kristiani dalam perbuatan itu yg justru dipuji oleh Yesus (#/TB Mr 14:6*). Yudas hanya melihat sesuatu yg dapat menambah dana rasul-rasul, dan dengan demikian menambah isi kantongnya sendiri. Bahkan kepalsuan hatinya dipoles lagi dengan mengatakan bahwa uang itu dapat diberikan untuk membantu orang miskin. Jadi sifat tamak ditambah lagi dengan sifat penipuan. Segera sesudah peristiwa Betania ini Yudas menghadap imam-imam kepala untuk mengkhianati Tuhan Yesus (#/TB Mat 26:14-16*; #/TB Mr 14:10-11*; #/TB Luk 22:3-6*). Injil Mrk menyajikan fakta pengkhianatan itu, dan menambahkan bahwa imam-imam berjanji akan memberikan uang kepadanya.
          Injil Mat mencatat jumlah uang itu, mungkin sebagian dari jumlah yg disepakati (merujuk ke #/TB Za 11:12*, dan mungkin #/TB Kel 21:32*; bnd #/TB Mat 27:9*). Injil Luk menyajikan arti mendalam dari tindakan itu, dengan menceritakan bahwa Iblis masuk ke dalam hati Yudas dan membisikkan dosanya yg menjijikkan itu (bnd #/TB Yoh 13:2,27*). Semua Injil Sinoptik sependapat bahwa Yudas memutuskan untuk mencari kesempatan yg baik, kapan ia bisa menyerahkan Yesus kepada musuh-musuh-Nya ‘tanpa setahu orang banyak’. Atau, secara rahasia, dengan tipu muslihat (mengenai terjemahan ini dlm #/TB Luk 22:6*; #/TB Mr 14:1,2*, lih J Jeremias, The Eucharistic Words of Jesus2, ET, 1966, hlm 72).
          Kesempatan datang pada malam waktu Yesus bersama ke-12 murid berkumpul di ruang atas (#/TB Mr 14:17* dab juga ay-ay sejajar); dan kenyataan ini dilestarikan dalam tradisi Perjamuan Kudus yg berasal dari zaman Paulus (#/TB 1Kor 11:23* —‘ pada malam waktu Ia diserahkan’). Tuhan Yesus, dengan nalar profetik-Nya, tahu apa yg akan dilakukan sang pengkhianat. Dalam cerita Markus nama Yudas tidak disebut, dan mengenai siapa pengkhianat itu masih belum jelas. Percakapan berupa tanya jawab dalam #/TB Mat 26:25* paling tepat dianggap bisik-bisik. Sementara itu laporan Yoh mengenai pertanyaan murid yg dikasihi dan tindakan Yesus melayankan roti Paskah yg sudah tercelup dapat dikatakan berlangsung agak rahasia. Bagaimanapun, inilah himbauan terakhir dari Tuhan Yesus kepada Yudas — dan ini pulalah penolakan terakhir dari pengkhianat itu. (Lih F. C Fensham, ‘Judas’ Hand in the Bowl and Qumran’, RQ 5, 1965, hlm 259-261, ttg reaksi Yudas terhadap Yesus.) Sesudah itu Iblis menguasai orang yg sudah menjadi tawanannya; dan Yudas pun pergi menerobos kegelapan malam (#/TB Yoh 13:27-30*).
          Rencana yg telah diatur untuk menangkap Tuhan Yesus sekarang dilaksanakan. Tempat yg dirahasiakan Yudas untuk mengkhianati Yesus, ternyata adalah Getsemani tempat Yesus dan murid-murid-Nya untuk berdoa malam itu. Dan saat Tuhan Yesus berdoa, sepasukan tentara muncul dipimpin oleh Yudas (#/TB Mr 14:43*). Dan siapa yg akan diciduk ditandai dengan perbuatan yg sangat ironis, ‘Orang yg kucium, itulah Dia’. Dan dengan demikian tuntaslah tugas pengkhianat itu.
          Saat-saat akhir sisa hidup Yudas penuh kengerian. Alkitab melaporkan penyesalannya yg memilukan itu, tapi hanya Mat dari ke-4 Injil yg menceritakannya (#/TB Yud 1:3-10*). Melengkapi laporan penyesalan dan peristiwa Yudas bunuh diri, yg didahului oleh pergumulan batin dalam dirinya, harus ditambahkan berita #/TB Kis 1:18-19*. Dan untuk melengkapi data sebagai bukti, perlu ditambahkan kesaksian fantastis Papias, Frag. 3, yg disimpan oleh Apollinarius, orang Laodikia. (Naskah terakhir ini dapat dibaca dlm deretan buku Ancient Christian Writers, 6, diterjemahkan dan dibubuhi catatan oleh J. A Kleist, 1957, hlm 119.) Menurut Papias tubuh Yudas mengembung (ini bisa berarti prenes, ‘tertelungkup’, #/TB Kis 1:18*; lih Arndt Gingrich, Lexicon, sv prenes), dan mati di ladangnya sendiri. Ada beberapa usaha untuk menyelaraskan #/TB Mat 27:3-10* dengan #/TB Kis 1:18* (ump pendapat Agustinus, bahwa tali yg digunakan Yudas untuk gantung diri putus dan ia mati terjatuh, sesuai #/TB Kis 1:18*; dgn demikian Mat dan Kis sepakat). Tapi yg lebih mengerikan lagi dari rincian cerita yg mengerikan ini, ialah hukuman yg gamblang dan keras dalam #/TB Kis 1:25*, ’…jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yg ditinggalkan Yudas yg telah jatuh ke tempat yg wajar baginya.’ Rasul itu murtad dan tenggelam dalam bagian yg disediakan bagi orang seperti itu.
          III. Watak Yudas
          #/TB Kis 1:25* menimbulkan pertanyaan mengenai watak Yudas yg sesungguhnya. Jika ‘tempat yg wajar baginya’ adalah pilihannya sendiri, apakah yg mendorong dia ke jurusan dan nasib yg mengerikan ini? Dan bagaimana pernyataan ‘tempat yg wajar baginya’ dapat dipertemukan dengan ay-ay Alkitab yg memberi kesan, bahwa dia sudah dari dulu ditentukan untuk memainkan peranan pengkhianat? Bahwa Yesus memilih dia, walaupun Yesus tahu bahwa Yudas akan menyerahkan Dia? Bahwa sejak semula ia terima cap watak yg tak terelakkan ‘dia yg telah ditentukan untuk binasa’ (#/TB Yoh 17:12*)?
          Penelitian psikologi atas masalah ini tidak memberi jawaban dan agaknya tidak berfaedah. Alasan-alasan berikut pernah dikemukakan: cinta uang; cemburu kepada murid-murid lain, ketakutan akan akhir pelayanan Guru-nya yg tak terelakkan, yg mendorong dia mengkhianati rekannya untuk menyelamatkan dirinya sendiri; niat yg membara untuk memaksa Yesus menyatakan diriNya Mesias (pandangan de Quincey yg terkenal). Juga alasan hati yg sebal dan dendam, yg timbul sesudah harapan-harapan duniawinya pudar; hati yg tidak senang menjurus kepada penyesalan mengikuti Yesus, dan penyesalan ini berubah menjadi kebencian.
          Perlu dikemukakan tiga pedoman pembimbing sebagai pendahuluan sebelum menyatakan dugaan seperti itu.
          1. Kita tidak boleh meragukan kesungguhan panggilan Tuhan Yesus. Pada mulanya Yesus memandang Yudas sebagai murid dan pengikut berbakat. Tak ada pra dalil lain untuk menilai benar tidaknya kebijakan Yesus, juga himbauanNya yg berulang-ulang kepada #/TB Yud 1:2*. Pra pengetahuan Tuhan Yesus tidak mencakup pra penentuan, bahwa Yudas secara tak terelakkan harus menjadi pengkhianat.

          3. Yudas tak pernah sungguh-sungguh murid Kristus. Dia jatuh dari jabatan rasul, tapi (sepanjang kita tahu) ia tak pernah mempunyai persekutuan yg sungguh dengan Tuhan Yesus. Dengan demikian ia tetap ‘yg telah ditentukan untuk binasa’ sudah binasa, karena ia tak pernah ‘diselamatkan’. Gelar Yesus yg tertinggi bagi Yudas ialah ‘Rabi’ (#/TB Mat 26:25*) bukan ‘Tuhan’.
          Di arena Alkitab ia hidup sebagai peringatan yg mengerikan bagi setiap pengikut Yesus yg tidak sungguh-sungguh pasrah terikat kepada-Nya, kendati memang benar berada dalam persekutuan-Nya, tapi tidak memiliki RohNya (bnd #/TB Rom 8:9*b); ia meninggal sebagai ‘seorang yg bernasib malang dan yg terkutuk’, atas pilihannya sendiri.

KEPUSTAKAAN.
  • Kesukaran-kesukaran sehubungan dengan berbagai keterangan rinci tentang kematian Yudas dibicarakan oleh K Lake dalam The Beginnings of Christianity, 1, 5, 1933, hlm 22-30; bnd juga Arndt-Gingrich, Lexicon artikel ‘loudas’, 6; K Luthi, Judas Iskarioth, 1955;
  • D Haugg, Judas Iskarioth in den neutestamentlichen Berichten, 1930; J. S Stewart, The Life and Teaching ofJesus Christ, 1933, hlm 166-170;
  • P Benoit, pokok ‘La mort de Judas’ dalam kerja rampai, Exegese et Theologie, 1961; B Gartner, Iscariot, 1971.


SURAT,  YUDAS
       Salah satu di antara *’ Surat-surat Umum’.
          I. Isi ringkas
          Surat ini terdiri dari 5 bagian:
          a. Salam (#/TB Yud 1:1-2*).
          b. Tujuan Surat (#/TB Yud 1:3-4*).
          c. Pengajar-pengajar palsu dicela dan kehancurannya dipraucapkan (#/TB Yud 1:5-16*).
          d. Nasihat kepada orang Kristen (#/TB Yud 1:17-23*).
          e. Doksologi (#/TB Yud 1:24-25*).
          II. Penulis, tarikh dan kanonitasnya
          Penulis Surat ini menyebut dirinya ‘Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’. Dalam gereja perdana hanya ada satu orang Yakobus yg bisa disebut dengan cara ini tanpa ada keterangan lain, yaitu ‘Yakobus, adik (saudara) Tuhan Yesus’ (seperti ia disebut dlm #/TB Gal 1:19*). Ini menyarankan bahwa penulis sama dengan Yudas, yg digolongkan kepada adik-adik Tuhan Yesus dalam #/TB Mat 13:55* dan #/TB Mr 6:3*. Dialah Yudas yg dua cucunya laki-laki — menurut Hegesipus — diperiksa dan diusir oleh Kaisar Domitianus, setelah dia mendapat keterangan bahwa keduanya keturunan Daud (Eusebius, EH 3. 19-20).
          Tarikh Surat ini tak dapat dipastikan; mungkin paroan kedua abad I M, sesudah Yerusalem takluk (ay #/TB Mr 6:17* mengacu kepada para rasul pada masa lalu). Menjelang akhir abad 2 ada rujukan yg tegas akan surat ini dalam daftar kanon Muratori dan tempat-tempat lain; tapi mungkin juga ada singgungan-singgungan akan Surat ini yg lebih dini pada abad itu, dalam Kitab Didakhe dan Kitab Shepherd dari Hermas. Kanonitas Surat ini lama diperdebatkan, tapi akhirnya disahihkan sebab (seperti kata Origenes) ‘kendati isi Surat itu hanya sedikit, tapi penuh dengan kata-kata yg mengandung kuasa kasih karunia sorgawi.’
          III. Alasan dan maksud
          Dalam menulis Surat ini Yudas mempunyai sasaran lain berkaitan dengan ‘keselamatan kita bersama’ (ay #/TB Mr 6:3*), setelah dia merasa terpaksa mengambil sikap melawan, untuk mempertahankan dengan gigih kepercayaan para rasul. Perlawanan ini terpaksa karena bahaya yg timbul akibat kemajuan-kemajuan yg dicapai oleh gnostisisme dan yg sudah melanda masyarakat Kristen. Masyarakat itulah yg disapa oleh Yudas melalui Suratnya ini. Yg dia tentang bukanlah suatu bentuk ajaran asketis seperti yg ditentang Paulus dalam Surat Kol, tapi gerakan antinomian — pendapat yg mengatakan bahwa orang Kristen dibebaskan dari tanggung jawab untuk mematuhi moral hukum. Pendapat ini mungkin didasarkan pada ajaran Paulus tentang kemerdekaan Kristen, tapi dengan penafsiran yg salah. Mereka menafsirkan kemerdekaan itu sebagai ‘izin untuk hidup dalam dosa’ (bnd #/TB Gal 5:13*). Hal ini teracu dalam keterangan Yudas tentang guru-guru penyesat bersangkutan, yg ‘menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka’, dan yg ‘menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus’ (ay #/TB Gal 5:4*).
          IV. Argumentasinya
          Ajaran palsu harus ditelanjangi. Meletakkan kebenaran berdampingan dengan yg palsu karena berharap bahwa setiap orang akan dapat membedakannya, tidaklah mengatasi persoalan. Dan membuktikan kesalahan suatu ajaran, adalah pasangan inti dari mempertahankan iman ‘yg telah disampaikan kepada orang-orang kudus’ (ay #/TB Gal 5:3*).
          Ganjaran guru-guru penyesat telah dinyatakan zaman dulu. Hukuman Allah, kalaupun lambat, pasti datang, dan jika sudah diputuskan akan tetap berlaku selama-lamanya. Demikianlah yg terjadi atas orang Israel yg durhaka yg mati di padang gurun (bnd #/TB 1Kor 10:5*; #/TB Ibr 3:17*; kenyataan ini adalah ‘lambang rohani’ yg biasa di antara orang Kristen perdana), juga atas malaikat-malaikat yg memberontak dalam #/TB Kej 6:1-4*, dan atas kota-kota di lembah Yordan (bnd #/TB Kej 19*). Seperti contoh-contoh di atas, guru-guru penyesat itu menentang kekuasaan yg ditetapkan Allah. Mereka berbeda dari penghulu malaikat, Mikhael, yg tidak tega memakai kata-kata penghinaan bahkan kepada Iblis sekalipun (ay #/TB Kej 19:8-10*). (Klemen dan Origenes berkata, bahwa pertengkaran antara Mikhael dgn Iblis disajikan dlm Assumption of Moses, tapi bg yg menceritakan peristiwa itu tidak ada lagi.) Orang-orang seperti Bileam dan Korah mengingatkan juga makna kehancuran ini, yg menjadi pelajaran bagi pengikut-pengikut mereka di hari kiamat (ay #/TB Kej 19:11*).
          Guru-guru penyesat itu menaburkan kemelut dan aib ke dalam persekutuan gereja, tepat pada jantungnya. Mereka adalah gembala-gembala yg memangsa gembalaannya, atau awan yg menutupi matahari tapi tidak menitikkan air hujan yg menyegarkan, atau, ibarat pohon, tidak berbuah (ay #/TB Kej 19:12*). Mereka bagaikan ombak yg menderu yg tidak menghasilkan apa-apa, dan keganasannya berakhir dalam buih dan busa; mereka ibarat bintang-bintang yg masuk ke dalam kekelaman yg kekal (ay #/TB Kej 19:13*). Hukuman yg akan menimpa mereka pada hari parousia sudah dinubuatkan oleh Henokh (ay #/TB Kej 19:14* dab; bnd 1 Henokh #/TB Kej 1:9*).
          Tapi orang percaya tidak perlu takut karena kegiatan guru-guru penyesat seperti itu, yg timbul tenggelamnya wanti-wanti telah lebih dulu diperingatkan oleh para rasul. Sebaiknyalah orang percaya melindungi diri sendiri dengan membina dirinya di atas iman, berdoa dalam kuasa Roh Kudus, mantap tinggal dalam lingkungan kasih Allah, dan menatap ke depan ke saat penggenapan rahmat Tuhan dan kehidupan yg kekal, tatkala Kristus kelak datang kembali (ay #/TB Kej 1:17-21*). Sementara mereka membenci dan menyingkirkan semua guru penyesat, mereka patut mengasihani dan menyelamatkan korban yg disesatkan oleh guru-guru penyesat itu (ay #/TB Kej 1:22-23*).
          Surat diakhiri dengan pujian kepada Allah, sebagai Satu-satunya yg dapat melindungi umat-Nya dari keadaan tersandung, sampai mereka dapat berdiri tanpa aib ‘dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya’.
KEPUSTAKAAN.
  • J. B Mayor, The Epistle ofJude and the Second Epistle of Peter, 1907;
  • MR James, 2 Peter and Jude, CGT, 1912; J Moffatt, The General Epistles, MNT, 1928;
  • E. M Sidebottom, James, Jude and 2 Peter, NCB, 1967; M Green, 2 Peter and Jude, TNTC, 1968.

No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...