KITAB AMSAL
Judul Ibraninya misyle, ‘amsal dari’, adalah singkatan dari misyle syelomoh ‘amsal-amsal Salomo’, Ams
1:1. Sebagai himpunan dari kumpulan-kumpulan amsal, Ams adalah kitab panduan
bagi hidup yg berhasil. Tanpa secara langsung menekankan tema-tema profetis yg
besar (ump perjanjian) Ams menunjukkan bagaimana iman khusus Israel
mempengaruhi hidupnya yg umum.
I. Garis besar isi
a. Kepentingan hikmat (Ams 1:1-9:18)
Setelah mengemukakan pernyataan
pengantar tentang tujuannya ( Ams 1:1-6), penulis memberi instruksi kepada anak
atau muridnya mengenai nilai dan tabiat hikmat. Berlawanan dengan cara yg
dipakai pada Ams 10:1 dab, tiap gagasan
dibicarakan agak panjang dalam sebuah syair yg bersifat mendidik. Syair-syair
ini adalah suatu perkembangan masyal yg halus.
Tujuan penulis ialah menunjukkan
segamblang mungkin pertentangan antara hasil-hasil dari mencari hikmat dan
menghidupi suatu kehidupan yg bodoh. Untuk sekian ratus amsal khusus yg terkait
diberinya bingkai. Ada godaan tertentu yg terbayang dalam gagasan penulis:
kejahatan-kejahatan berupa perkosaan (#/TB Ams 1:10-19; 4:14-19*); mengikat
diri dengan janji yg terburu-buru (#/TB Ams 6:1-5*); kemalasan (#/TB Ams
6:6-11*); bermuka dua (#/TB Ams 6:12-15*), dan khususnya kemesuman (#/TB Ams
2:16-19; 5:3-20; 6:23-25; 7:4-27; 9:13-18*). Kepada orang yg menjauhi
perangkap-perangkap ini, Hikmat menawarkan kebahagiaan, hidup panjang,
kemewahan dan kehormatan (#/TB Ams 3:13-18*). Sifat religius yg dalam dari
bagian ini (ump #/TB Ams 1:7; 3:5-12*), nada moralnya yg peka, dan gayanya yg
mengingatkan dan mengajar, ada kesejajarannya dalam Ul.
Agaknya penulis ps-ps ini tidak
diketahui namanya, karena #/TB Ams 1:1-6* nampaknya menunjuk kepada seluruh
kitab dan #/TB Ams 10:1* memperkenalkan suatu rampaian amsal-amsal dengan acuan
milik Salomo. Bagian ini biasanya dipandang berasal dari kumpulan paling
terakhir. Sekalipun penyusunannya yg final secara relatif mungkin kr 600 sM,
namun banyak dari bahan-bahannya mungkin berasal dari waktu dini. W. F Albright
memperhatikan jumlah kesejajaran dalam gagasan dan susunan antara bagian ini,
khususnya ps 8, 9 dengan kepustakaan Ugarit atau Fenisia (Wisdom in Israel, hlm
7-9). Ia juga menganjurkan bahwa ‘sangat mungkin beberapa pepatah dan bahkan
bagian-bagian yg lebih panjang berasal dari Zaman Perunggu, pun bentuknya yg
sekarang ini’ (hlm 5). Mengenai personifikasi Hikmat pada #/TB Ams 8:22* dab,
*HIKMAT.
b. Amsal-amsal Salomo (Ams
10:1-22:6)
Mungkin bagian inilah yg tertua
dari Kitab Ams. Di antara para ahli ada kecenderungan yg makin meningkat untuk
menerima ketelitian tradisi yg tercermin pada #/TB 1Raj 4:29-34*; #/TB Ams 1:1;
10:1; 25:1* yg menghormati Salomo sebagai par excellence — orang bijak yg
paling utama. Hubungannya dengan istana Mesir, jaringan dan jangkauan
pemerintahannya yg luas sekali, penggabungan kemakmuran dan terhentinya perang
memberi kesempatan kepadanya untuk memperhatikan usaha-usaha di bidang
kebudayaan hingga pada tingkat tertentu, yg tak dapat dicapai oleh para
penggantinya.
Kr 375 amsal muncul dalam kumpulan
ini. Susunannya sebagian besar antitetis ps 10-15 dan sintetis atau sinonimis
ps 16-22. Bagian terbesar dari amsal-amsal itu tidak mempunyai hubungan satu
dengan yg lain; tiada nampak sistem pengelompokan. Sekalipun nada keagamaan
diperdengarkan (bnd Ams 15:3,8-9,11; 16:1-9* dab), namun bagian terbesar
amsal-amsal itu tidak menunjuk secara khusus kepada iman Israel, melainkan
didasarkan atas pengamatan-pengamatan praktis dari hidup sehari-hari. Sifat
praktis yg luar biasa dalam instruksi yg menekankan keuntungan-keuntungan
hikmat itu, telah menimbulkan kritik dari mereka yg berpendapat bahwa agama
murni seharusnya tidak memperhatikan akibat baik atau buruk. Tapi bagaimanakah
seorang bijak yg praktis, yg kepadanya Allah belum menyatakan rahasia hidup
setelah mati, dapat memperjelas persoalannya tanpa menunjuk kepada
berkat-berkat orang bijak dan perangkap-perangkap orang bodoh?
c. Kata-kata orang bijak (Ams 22:17-24:22)
Pepatah-pepatah ini lebih erat
dihubungkan dengan tema-tema tertentu ketimbang dengan pepatah-pepatah yg
terdapat di bagian yg mendahuluinya. Pokok-pokok yg dibicarakan bermacam-macam:
pandangan tentang orang miskin (#/TB Ams 22:22,27*), penghargaan kepada raja
(#/TB Ams 23:1-3; 24:21-22*), tata tertib bagi kanak-kanak (#/TB Ams
23:13-14*), penguasaan diri (#/TB Ams 23:19-21,29-35*), penghormatan kepada
orangtua (#/TB Ams 23:22-25*), kemurnian (#/TB Ams 23:26-28*), dll. Tekanan
keagamaan, sekalipun tidak mengambil tempat utama, bukannya tidak ada (ump #/TB
Ams 22:19,23; 24:18,21*).
d. Ucapan-ucapan tambahan orang
bijak (Ams 24:23-34)
Rampaian mini ini menampakkan
ketidakberaturan yg sama seperti rampaian yg disebut di atas. Ada amsal-amsal
singkat (ump ay #/TB Ams 24:26*) dan pepatah-pepatah panjang (ump ay #/TB Ams
24:30-34*; bnd #/TB Ams 6:6-11*). Unsur keagamaan tidaklah menonjol, tapi ada
kesadaran yg kuat mengenai tanggung jawab sosial (ump ay #/TB Ams 6:28,29*).
Kedua rampaian ini agaknya bukan berasal dari Salomo, tapi merupakan sebagian
yg berasal dari para orang bijak Israel, yg telah menciptakan atau mengumpulkan
serta memperbaiki suatu berkas yg luas dari ucapan-ucapan hikmat (bnd #/TB
Pengkh 12:9-11*).
e. Amsal-amsal tambahan dari
Salomo (Ams 25:1; 29:27)
Menurut isinya bagian ini tidak
berbeda dari #/TB Ams 10:1; 22:16* (ump #/TB Ams 25:24*= #/TB Ams 21:9*; #/TB
Ams 26:13*= #/TB Ams 22:13*; #/TB Ams 26:15*= #/TB Ams 19:24*; dll). Tapi
amsal-amsal di sini kurang seragam dalam panjangnya; kesejajaran antitetis, yg
umum dalam bagian yg lebih dahulu, kurang umum, sekalipun ps 28 dan 29 berisi
sejumlah teladan; perbandingan, yg jarang terdapat di #/TB Ams 10:1* dab,
sering muncul (ump #/TB Ams 25:3,11-14,18-20*, dll).
Pernyataan #/TB Ams 25:1* telah
mempengaruhi pandangan Talmud (Baba Bathra 15a), bahwa Hizkia dan temannya
dianggap penulis Kitab Ams. Peranan orang-orang Hizkia dalam menyusun kitab itu
tidak jelas, tapi tidak ada alasan untuk mempersoalkan ketelitian #/TB Ams
25:1*, bertalian dengan ucapan-ucapan pada ps 25-29. Perhatian Hizkia kepada
kepustakaan Israel dibuktikan oleh #/TB 2Taw 29:25-30*, di mana ia membangun
kembali tata kebaktian yg telah diadakan Daud, termasuk menyanyikan
mazmur-mazmur Daud dan Asaf. A Bentzen menyarankan bahwa amsal-amsal ini
dilestarikan secara lisan hingga zaman Hizkia, ketika amsal-amsal itu ditulis
(Introduction to the Old Testament, 2, hlm 173). S. R Driver (An Introduction
to the Literature of the Old Testament, hlm 401) mendaftarkan sejumlah amsal yg
mencerminkan suatu kegelisahan terhadap kerajaan (#/TB Ams 28:2,12,15-16,28;
29:2,4,16*). Dalam pemilihan amsal-amsal ini apakah terdapat pencerminan
pergolakan abad 8 sM?
f. Kata-kata Agur (Ams 30:1-33)
Baik tempat Masa maupun identitas
Agur bin Yake tidaklah dikenal.
Ay-ay pertama itu sukar
ditafsirkan, tapi kelihatannya bernada agnostis. Agnostisisme ini dijawab (ay
#/TB Ams 30:5,6*) dengan sebuah pernyataan tentang firman Allah yg. tak dapat
diubah. Dengan mengikuti sebuah doa singkat tapi mengharukan (ay #/TB Ams
30:7-9*), ps ini diakhiri dengan sederet amsal panjang yg menguraikan beberapa
kualitas yg patut dianjurkan atau yg patut dicela. Pada banyak amsal dari
kelompok ini bilangan empat mengambil tempat utama.
g. Kata-kata Lemuel (Ams 31:1-9)
Raja Masa ini tidaklah dikenal.
Nasihat ibunya mengandung peringatan-peringatan terhadap ekses-ekses seksual,
kemabukan dan anjuran untuk menghakimi dengan jujur bahkan orang miskin.
Pengaruh Aram atas bagian ini patut diperhatikan (ump bar, ‘anak’; melakhin,
‘raja-raja’).
h. Pujian untuk istri yg cakap (
Ams 31:10-31)
Syair akrostik yg indah ini tidak
mempunyai judul, tapi begitu berbeda dengan bagian yg mendahuluinya, sehingga
harus ditinjau secara tersendiri. Bentuknya yg formal memberi kesan harus
dipandang sebagai berada di antara bagian-bagian akhir kitab ini. Penggambaran
tentang seorang wanita yg rajin, teliti dan saleh menyajikan kesimpulan yg
cocok dengan kitab yg membicarakan penjabaran praktis suatu hidup yg diarahkan
kepada Allah.
II. Pentarikhan
Kitab Ams tak mungkin tuntas selesai
sebelum zaman Hizkia (kr 715-686 sM). Tapi syair untuk istri yg cakap (#/TB Ams
31:10-31*) dan kata-kata orang-orang Masa (#/TB Ams 30:1-33*; #/TB Ams 31:1-9*)
ini mungkin ditambahkan dalam kurun waktu Pembuangan atau setelah Pembuangan.
Suatu penanggalan yg masuk akal bagi penyusunan yg final ialah abad 5 sM.
Kebanyakan amsal satu demi satu berasal dari zaman lama sebelum Pembuangan. W.
F Albright mengemukakan bahwa isi Kitab Ams atas dasar kesusastraan, harus
dipandang sebagai berasal dari zaman sebelum ucapan-ucapan Ahiqar yg berbahasa
Aram (abad 7 sM).
III. Kitab Ams dan PB
Kitab Ams telah mengukir meterainya
dalam PB melalui beberapa kutipan (ump #/TB Ams 3:7*a = #/TB Rom 12:16;
3:11-12* = #/TB Ibr 12:5-6; 3:3-4* = #/TB Yak 4:6* dan #/TB 1Pet 5:5*b; #/TB
Ams 4:26* = #/TB Ibr 12:13*a; #/TB Ibr 10:12* = #/TB Yak 5:20* dan #/TB 1Pet
4:8; 5:1-2* = #/TB Rom 12:20; 16:11* = #/TB 2Pet 2:22*) dan kiasan (ump #/TB
2Pet 2:4* = #/TB Kol 2:3; 3:1-4* = #/TB Luk 2:52; 12:7* = #/TB Mat 7:24-27*).
Seperti halnya Kristus telah menggenapi hukum Taurat dan nabi-nabi (#/TB Mat
5:17*) demikianlah Ia telah menggenapi tulisan-tulisan hikmat dengan menyatakan
kesempurnaan hikmat Allah (#/TB Mat 12:42*; #/TB 1Kor 1:24,30*; #/TB Kol 2:3*).
Jika Ams adalah tafsiran yg diperluas atas hukum kasih, kitab ini membantu
melancarkan jalan bagi Dia, yg di dalam-Nya kasih yg sebenarnya menjadi
manusia. Lih C. T Fritsch, ‘The Gospel in the Book of Proverbs’, Theology
Today, 7, 1950, hlm 169-183.
KEPUSTAKAAN.
- A Cohen, Proverbs, 1945; C. T Fritsch, Proverbs, 113;
- B Gemser, Spriiche Salomos, 1937;
- W. O. E Oesterley, WC, 1929;
- T. T Perowne, The Proverbs, 1916; C. I. K Story, JBL, 64, 1945, hlm 319-337;
- D. W Thomas, Wisdom in Israel and in the Ancient Near East, 1955, hlm 280-292;
- C. H Toy, ICC, 1899; A Barucq, Le Livre des Proverbes, 1964;
- D Kidner, Proverbs, TOTC, 1964; W McKane, Proverbs, 1970.
No comments:
Post a Comment