Thursday, July 12, 2018

ESTER, KITAB ESTER



ESTER
       Menurut Est 2:7 nama Yahudi dari Ester ialah Hadasa (’ pohon murad’). Nama Ester barangkali adalah padanan dari kata Persia stara (’ bintang’) walau ada yg menghubungkannya dengan Isytar, dewa perempuan Babel.

       Ester menikah dengan Ahasyweros atau Xerxes (486-465 sM). Menurut Herodotus istri Ahasyweros ialah Amestris. Tak ada alasan untuk menjabarkan Amestris dengan Ester. Ester mungkin menjadi istri kedua, kesayangan untuk beberapa waktu. Mungkin inilah yg tergenggam dalam kata-kata penutup Est 4:11, walaupun Est 2:17 nampaknya mengisyaratkan kedudukan yg lebih tinggi dari itu. Atau mungkin Amestris menggantikan Ester sebagai istri raja sesudah Ester mati. Singgungan pertama dalam Herodotus (7.14) adalah mengenai usia tua Amestris, dan tidak ada tanggalnya. Yg kedua (9.108-109) yg tanggalnya ditentukan Herodotus tidak lama sesudah penyerangan Persia ke Yunani, bisa mengenai tanggal yg lebih kemudian.

       Ester memang perempuan berani, yg mempertaruhkan jiwanya demi keselamatan orang Yahudi (Est 4:11-17). Tindakannya yg mendorong orang Yahudi untuk membantai musuh mereka (ps 9) dicatat tapi tidak dipuji dalam Alkitab. Dalam hal ini Ester mengikuti kebiasaan zamannya. Menurut catatan Amestris juga bertindak bengis.

KITAB ESTER
       Kitab ini menceritakan bagaimana Ester, seorang perempuan Yahudi, menjadi istri raja Persia, sehingga ia dapat mencegah bangsa Yahudi dibantai secara menyeluruh di seluruh kerajaan Persia.

          I. Garis besar isi

          a. Est 1:1-22 Ahasyweros menurunkan kedudukan istrinya, Wasti, karena tidak mau hadir pada perjamuan besar yg diadakan raja.

          b. Est 2:1-18 Ester, adik sepupu Mordekhai, orang Yahudi, terpilih mengganti Wasti.

          c. Est 2:19-23 Mordekhai memberitahukan kepada Ester mengenai persekongkolan untuk membunuh raja.

          d. Est 3:1-15 Mordekhai menolak sujud menghormati Haman, pembesar kesayangan raja. Karena itu Haman merencanakan untuk membantai semua Yahudi pada suatu tanggal tertentu.

          e. Est 4:1-17 Mordekhai membujuk Ester supaya mensyafaati bangsanya di hadapan raja.

          f. Est 5:1-14 Ester mengundang raja Ahasyweros dan Haman ke suatu perjamuan.

          g. Est 6:14  Raja memerintahkan Haman supaya menghormati Mordekhai di muka umum, sebagai upah karena sudah mengungkapkan persekongkolan terhadap raja itu.

          h. Est 7:1-10  Pada perjamuan kedua Ester mengungkapkan rencana Haman untuk membantai orang-orang Yahudi, dan Haman digantung di tiang gantungan yg ia persiapkan sendiri untuk menggantung Mordekhai.

          i. Est 8:1-17  Karena maklumat untuk membantai orang-orang Yahudi tak boleh dicabut, maka raja mengeluarkan maklumat kedua yg mengizinkan orang-orang Yahudi mempertahankan diri.

          j. Est 9:1-19  Orang Yahudi mengambil kesempatan untuk membunuh musuh-musuh mereka.

          k.Est 9:20-32  Kelepasan itu diperingati pada hari raya Purim.

          l. Est 10:1-3 Mordekhai diangkat menjadi penguasa.

          II. Penulis dan Tarikh

          Kitab ini ditulis beberapa waktu kemudian sesudah kematian Ahasyweros (Est 1:1), jika Ahasyweros memang adalah Xerxes, jadi sesudah thn 465 sM. Ada orang Yahudi yg menganggap Mordekhai penulisnya, dan singgungan dalam Est 9:20,22 bisa mengarah ke situ. Mungkin banyak dari isinya disisipkan ke dalam catatan-catatan tahunan raja, seperti yg disebut dalam Est 10:2 dan barangkali Est 6:1, dan hal ini dapat menerangkan tidak terdapatnya nama Allah dalam kitab ini, walau singgungan mengenai puasa bagi Ester dalam Est 4:16 tentu menggenggam doa, dan ajaran tentang pemeliharaan ilahi diungkapkan dalam Est 4:14.

          Perlu diperhatikan bahwa Kitab Est terjemahan Yunani mengandung 107 ay tambahan, yg menggenggam singgungan mengenai Allah dan memakai nama-Nya. Ini terkumpul di dalam bagian Apokrifa dan biasanya diberi nomor ay seolah-olah ay-ay itu menyambung Est 10:3. Urutan bagian-bagian tambahan ini dalam bh Yunani adalah sbb: Est 9:2. Tarikh yg diberikan dalam Est 11:1 (thn 114 sM) mungkin merupakan tarikh pembuatan terjemahan Yunani atau pembuatan versi yg diperluas.

          III. Keaslian Ester

          Walaupun beberapa ahli, seperti Pfeiffer, memandang kitab ini khayal belaka, namun ahli-ahli lainnya setuju dengan H. H Rowley, bahwa penulis kitab ini ‘agaknya sudah membaca suatu sumber informasi yg tepat mengenai kejadian-kejadian di Persia, dan inti pati ceritanya bisa saja lebih tua dari kitab ini’ (Growth of the Old Testament, hlm 155). Cerita Ester belum dikukuhkan oleh satu pun data sejarah Persia, dan sering dikatakan cerita ini tidak dapat dicocokkan dengan apa yg diketahui tentang sejarah kerajaan Persia.

          Ahasyweros biasanya dijabarkan dengan Xerxes (486-465 sM) walaupun beberapa ahli (mis J Hoschander dan A. T Olmstead) menjabarkan dia dengan Artaxerxes 11( 404-359 sM). Jika dia memang Xerxes, maka jurang yg ganjil antara ‘tahun ketiga’ yg disebut dalam Est 1:3 dan ‘tahun ketujuh’ dalam Est 2:16 dapat dijawab; keterangannya ialah bahwa antara thn 483 dan 480 dia sedang merencanakan dan melaksanakan penyerbuan yg gagal total untuk menghancurkan Yunani. Nama istri Xerxes menurut Herodotus ialah Amestris, tapi data sejarah tidak melaporkan apakah dia mempunyai istri lebih dari satu atau tidak. Menurut Herodotus (3:84) raja Persia seharusnya mengambil istri dari salah satu ketujuh keluarga bangsawan (bnd Est 1:14), tapi aturan-aturan seperti ini pada umumnya gampang disingkirkan. Xerxes tidak menghadapi suatu halangan pun untuk mengambil perempuan mana pun yg diingininya.

          Ada yg mengatakan bahwa penulis kitab ini sama sekali salah pada Est 2:5-6, karena ia berkata bahwa Mordekhai diangkut dari Yerusalem sebagai seorang buangan, pada thn 597 sM. Andaikata demikian umurnya sudah lebih 120 thn. Tapi kita boleh menghubungkan ‘yg’ dalam ay Est 2:6 dengan moyang Mordekhai yaitu Kisy; Kisy-lah yg diangkut dari Yerusalem ke Babel, bukan Mordekhai sendiri.

          Ahli lain mengemukakan beberapa ihwal dalam Est yg menurut mereka adalah mustahil, tapi kebanyakannya melulu pendapat pribadi saja. Misalnya, ada yg berkata kita tidak boleh menerima bahwa Haman berusaha membantai semua orang Yahudi melulu gara-gara satu orang Yahudi menentang dia, dan bahwa raja Ahasyweros tidak akan mengizinkannya. Atau lagi, apakah Haman akan menentukan hari pembantaian begitu lama sebelumnya? Tapi orang yg mengeluarkan kecaman-kecaman demikian, menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti watak manusia. Sudah berkali-kali pembantaian dan peperangan tersulut melalui rasa kebanggaan dari satu atau dua orang yg terluka. Para raja Persia juga mudah dipengaruhi oleh petugas-petugas kepercayaannya, dan dalam hal ini orang Yahudi digambarkan oleh Haman sebagai pengkhianat.

          Haman dilukiskan sebagai orang yg berilmu gaib tidak tanggung-tanggung, dan hari pembantaian itu ia pilih berdasarkan pembuangan undi yg menunjukkan bahwa hari itu akan menjadi hari keberuntungan (Est 3:7). Tiang-tiang gantungan yg 50 hasta tingginya (Est 7:9) bukan mustahil, tapi merupakan pertunjukan boros dari pihak satu yg kekuasaannya telah terganjal, sedang uang yg jumlahnya besar yg diajukan sebagai suap kepada raja dalam Est 3:9, pasti bukanlah tawaran yg sungguh-sungguh; dengan sopan santun gaya Timur Tengah, raja menjawab bahwa Haman boleh memegang uang itu bagi dirinya (Est 3:11). Apa yg dimengerti oleh raja ialah, bahwa bagian terbesar dari harta milik orang Yahudi akan masuk ke dalam kas negara. Kedua pihak mengerti bahwa selama raja menerima bagian terbesar dari jarahan itu, maka raja akan menutup mata terhadap apa pun yg diambil Haman untuk dirinya sendiri.

          Kita dapat menyebut satu tafsiran Kitab Est yg ganjil, yaitu teori Zimmern dan Jensen, bahwa asal usul cerita Ester adalah suatu dongeng tentang dewa dewi Persia: Ester ialah dewa perempuan Isytar, Mordekhai ialah Marduk, Haman ialah Human dewa bangsa Elam, Wasti ialah Masyti dewa perempuan bangsa Elim. Melawan teori ini, sangat ganjil sekali jika orang Yahudi menggunakan cerita atau upacara ibadah politeis untuk menerangkan asal usul suatu hari raya Yahudi. Seandainya Purim mula-mula adalah upacara kafir, tapi kemudian suatu cerita yg sama sekali baru ditulis atas dasar itu, maka dalam hal ini tidak masuk akal bahwa nama-nama dewa dewi tetap dipertahankan. Masih boleh juga benar bahwa nama-nama para tokoh dalam Kitab Est mempunyai hubungan dengan nama-nama dewa dan dewi, karena ada contoh-contoh lain tentang orang Yahudi yg diberi nama tambahan, yg barangkali mengandung nama suatu dewa atau dewi (lih Dan 1:7; Ezr 1:8). Dikatakan dalam Ezr 2:7 bahwa Ester adalah nama kedua. Tambahan lagi, ada seorang Mordekhai lain yg disebut dalam Ezr 2:2.

       KEPUSTAKAAN.
  • L. B Paton, Ester, ICC, 1908; J Hoschanser The Book of Esther in the Light of History, 1923;
  • B. W Anderson, The Book of Esther, Introduction and Exegesis #/TB Ibr 3*;
  • J. S Wright, ‘The Historicity of the Book of Esther’, dalam New Perspectives on the Old Testament, red J. B Payne; C. A Moore, Esther, AB, 1971.

No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...