ESTER
Menurut Est 2:7 nama Yahudi dari Ester ialah
Hadasa (’ pohon murad’). Nama Ester barangkali adalah padanan dari kata
Persia stara (’ bintang’) walau ada yg menghubungkannya dengan Isytar, dewa
perempuan Babel.
Ester menikah
dengan Ahasyweros atau Xerxes (486-465 sM). Menurut Herodotus istri Ahasyweros
ialah Amestris. Tak ada alasan untuk menjabarkan Amestris dengan Ester. Ester
mungkin menjadi istri kedua, kesayangan untuk beberapa waktu. Mungkin inilah yg
tergenggam dalam kata-kata penutup Est 4:11, walaupun Est 2:17 nampaknya mengisyaratkan kedudukan yg lebih tinggi dari itu. Atau mungkin
Amestris menggantikan Ester sebagai istri raja sesudah Ester mati. Singgungan
pertama dalam Herodotus (7.14) adalah mengenai usia tua Amestris, dan tidak ada
tanggalnya. Yg kedua (9.108-109) yg tanggalnya ditentukan Herodotus tidak lama
sesudah penyerangan Persia ke Yunani, bisa mengenai tanggal yg lebih kemudian.
Ester memang
perempuan berani, yg mempertaruhkan jiwanya demi keselamatan orang Yahudi (Est 4:11-17). Tindakannya yg mendorong orang Yahudi untuk membantai musuh
mereka (ps 9) dicatat tapi tidak dipuji dalam Alkitab. Dalam hal ini Ester
mengikuti kebiasaan zamannya. Menurut catatan Amestris juga bertindak bengis.
KITAB ESTER
Kitab ini
menceritakan bagaimana Ester, seorang perempuan Yahudi, menjadi istri raja
Persia, sehingga ia dapat mencegah bangsa Yahudi dibantai secara menyeluruh di
seluruh kerajaan Persia.
I. Garis
besar isi
a. Est
1:1-22 Ahasyweros menurunkan kedudukan istrinya, Wasti, karena tidak mau hadir
pada perjamuan besar yg diadakan raja.
b. Est
2:1-18 Ester, adik sepupu Mordekhai, orang Yahudi,
terpilih mengganti Wasti.
c. Est
2:19-23 Mordekhai memberitahukan kepada Ester mengenai persekongkolan untuk
membunuh raja.
d. Est
3:1-15 Mordekhai menolak sujud menghormati Haman, pembesar kesayangan raja.
Karena itu Haman merencanakan untuk membantai semua Yahudi pada suatu tanggal
tertentu.
e. Est
4:1-17 Mordekhai membujuk Ester supaya mensyafaati bangsanya di hadapan raja.
f. Est
5:1-14 Ester mengundang raja Ahasyweros dan Haman ke suatu perjamuan.
g. Est
6:14 Raja memerintahkan Haman supaya
menghormati Mordekhai di muka umum, sebagai upah karena sudah mengungkapkan
persekongkolan terhadap raja itu.
h. Est
7:1-10 Pada perjamuan kedua Ester
mengungkapkan rencana Haman untuk membantai orang-orang Yahudi, dan Haman
digantung di tiang gantungan yg ia persiapkan sendiri untuk menggantung
Mordekhai.
i. Est
8:1-17 Karena maklumat untuk membantai
orang-orang Yahudi tak boleh dicabut, maka raja mengeluarkan maklumat kedua yg
mengizinkan orang-orang Yahudi mempertahankan diri.
j. Est
9:1-19 Orang Yahudi mengambil
kesempatan untuk membunuh musuh-musuh mereka.
k.Est
9:20-32 Kelepasan itu diperingati pada
hari raya Purim.
l. Est
10:1-3 Mordekhai diangkat menjadi penguasa.
II. Penulis dan Tarikh
Kitab ini
ditulis beberapa waktu kemudian sesudah kematian Ahasyweros (Est 1:1),
jika Ahasyweros memang adalah Xerxes, jadi sesudah thn 465 sM. Ada orang Yahudi
yg menganggap Mordekhai penulisnya, dan singgungan dalam Est 9:20,22 bisa
mengarah ke situ. Mungkin banyak dari isinya disisipkan ke dalam
catatan-catatan tahunan raja, seperti yg disebut dalam Est 10:2 dan
barangkali Est 6:1, dan hal ini dapat menerangkan tidak terdapatnya nama
Allah dalam kitab ini, walau singgungan mengenai puasa bagi Ester dalam Est 4:16 tentu menggenggam doa, dan ajaran tentang pemeliharaan ilahi
diungkapkan dalam Est 4:14.
Perlu
diperhatikan bahwa Kitab Est terjemahan Yunani mengandung 107 ay tambahan, yg
menggenggam singgungan mengenai Allah dan memakai nama-Nya. Ini terkumpul di
dalam bagian Apokrifa dan biasanya diberi nomor ay seolah-olah ay-ay itu
menyambung Est 10:3. Urutan bagian-bagian tambahan ini dalam bh Yunani
adalah sbb: Est 9:2. Tarikh yg diberikan dalam Est 11:1 (thn 114 sM)
mungkin merupakan tarikh pembuatan terjemahan Yunani atau pembuatan versi yg
diperluas.
III. Keaslian Ester
Walaupun
beberapa ahli, seperti Pfeiffer, memandang kitab ini khayal belaka, namun
ahli-ahli lainnya setuju dengan H. H Rowley, bahwa penulis kitab ini ‘agaknya
sudah membaca suatu sumber informasi yg tepat mengenai kejadian-kejadian di
Persia, dan inti pati ceritanya bisa saja lebih tua dari kitab ini’ (Growth of
the Old Testament, hlm 155). Cerita Ester belum dikukuhkan oleh satu pun data
sejarah Persia, dan sering dikatakan cerita ini tidak dapat dicocokkan dengan
apa yg diketahui tentang sejarah kerajaan Persia.
Ahasyweros
biasanya dijabarkan dengan Xerxes (486-465 sM) walaupun beberapa ahli (mis J
Hoschander dan A. T Olmstead) menjabarkan dia dengan Artaxerxes 11( 404-359
sM). Jika dia memang Xerxes, maka jurang yg ganjil antara ‘tahun ketiga’ yg
disebut dalam Est 1:3 dan ‘tahun ketujuh’ dalam Est 2:16 dapat
dijawab; keterangannya ialah bahwa antara thn 483 dan 480 dia sedang
merencanakan dan melaksanakan penyerbuan yg gagal total untuk menghancurkan
Yunani. Nama istri Xerxes menurut Herodotus ialah Amestris, tapi data sejarah
tidak melaporkan apakah dia mempunyai istri lebih dari satu atau tidak. Menurut
Herodotus (3:84) raja Persia seharusnya mengambil istri dari salah satu ketujuh
keluarga bangsawan (bnd Est 1:14), tapi aturan-aturan seperti ini pada
umumnya gampang disingkirkan. Xerxes tidak menghadapi suatu halangan pun untuk
mengambil perempuan mana pun yg diingininya.
Ada yg
mengatakan bahwa penulis kitab ini sama sekali salah pada Est 2:5-6,
karena ia berkata bahwa Mordekhai diangkut dari Yerusalem sebagai seorang
buangan, pada thn 597 sM. Andaikata demikian umurnya sudah lebih 120 thn. Tapi
kita boleh menghubungkan ‘yg’ dalam ay Est 2:6 dengan moyang Mordekhai
yaitu Kisy; Kisy-lah yg diangkut dari Yerusalem ke Babel, bukan Mordekhai
sendiri.
Ahli lain
mengemukakan beberapa ihwal dalam Est yg menurut mereka adalah mustahil, tapi
kebanyakannya melulu pendapat pribadi saja. Misalnya, ada yg berkata kita tidak
boleh menerima bahwa Haman berusaha membantai semua orang Yahudi melulu gara-gara
satu orang Yahudi menentang dia, dan bahwa raja Ahasyweros tidak akan
mengizinkannya. Atau lagi, apakah Haman akan menentukan hari pembantaian begitu
lama sebelumnya? Tapi orang yg mengeluarkan kecaman-kecaman demikian,
menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti watak manusia. Sudah berkali-kali
pembantaian dan peperangan tersulut melalui rasa kebanggaan dari satu atau dua
orang yg terluka. Para raja Persia juga mudah dipengaruhi oleh petugas-petugas
kepercayaannya, dan dalam hal ini orang Yahudi digambarkan oleh Haman sebagai
pengkhianat.
Haman
dilukiskan sebagai orang yg berilmu gaib tidak tanggung-tanggung, dan hari
pembantaian itu ia pilih berdasarkan pembuangan undi yg menunjukkan bahwa hari
itu akan menjadi hari keberuntungan (Est 3:7). Tiang-tiang gantungan yg
50 hasta tingginya (Est 7:9) bukan mustahil, tapi merupakan pertunjukan
boros dari pihak satu yg kekuasaannya telah terganjal, sedang uang yg jumlahnya
besar yg diajukan sebagai suap kepada raja dalam Est 3:9, pasti bukanlah
tawaran yg sungguh-sungguh; dengan sopan santun gaya Timur Tengah, raja
menjawab bahwa Haman boleh memegang uang itu bagi dirinya (Est 3:11). Apa
yg dimengerti oleh raja ialah, bahwa bagian terbesar dari harta milik orang
Yahudi akan masuk ke dalam kas negara. Kedua pihak mengerti bahwa selama raja
menerima bagian terbesar dari jarahan itu, maka raja akan menutup mata terhadap
apa pun yg diambil Haman untuk dirinya sendiri.
Kita dapat
menyebut satu tafsiran Kitab Est yg ganjil, yaitu teori Zimmern dan Jensen,
bahwa asal usul cerita Ester adalah suatu dongeng tentang dewa dewi Persia:
Ester ialah dewa perempuan Isytar, Mordekhai ialah Marduk, Haman ialah Human
dewa bangsa Elam, Wasti ialah Masyti dewa perempuan bangsa Elim. Melawan teori
ini, sangat ganjil sekali jika orang Yahudi menggunakan cerita atau upacara
ibadah politeis untuk menerangkan asal usul suatu hari raya Yahudi. Seandainya
Purim mula-mula adalah upacara kafir, tapi kemudian suatu cerita yg sama sekali
baru ditulis atas dasar itu, maka dalam hal ini tidak masuk akal bahwa
nama-nama dewa dewi tetap dipertahankan. Masih boleh juga benar bahwa nama-nama
para tokoh dalam Kitab Est mempunyai hubungan dengan nama-nama dewa dan dewi,
karena ada contoh-contoh lain tentang orang Yahudi yg diberi nama tambahan, yg
barangkali mengandung nama suatu dewa atau dewi (lih Dan 1:7; Ezr
1:8). Dikatakan dalam Ezr 2:7 bahwa Ester adalah nama kedua. Tambahan
lagi, ada seorang Mordekhai lain yg disebut dalam Ezr 2:2.
KEPUSTAKAAN.
- L. B Paton, Ester, ICC, 1908; J Hoschanser The Book of Esther in the Light of History, 1923;
- B. W Anderson, The Book of Esther, Introduction and Exegesis #/TB Ibr 3*;
- J. S Wright, ‘The Historicity of the Book of Esther’, dalam New Perspectives on the Old Testament, red J. B Payne; C. A Moore, Esther, AB, 1971.
No comments:
Post a Comment