1. Kristus adalah Seseorang
untuk Dikenal dan Dipercayai 2. Agama adalah sesuatu untuk
Dipercayai dan Dilakukan 3. Agama tidak Mengubah Hati 4. Agama Merumitkan yang
Sederhana 5. Agama Lebih Mementingkan
Persetujuan Manusia daripada Perkenanan Allah 6. Agama Menjadikan Kita
Orang-Orang Munafik 7. Agama Menjadikan Hidup
Lebih Sulit Lagi 8. Agama Menjadikan Kita
Mudah Menipu Diri Kita Sendiri 9. Agama Menyembunyikan Kunci
Pengetahuan 10. Agama Menyesatkan Para
Pengikutnya
1. KRISTUS ADALAH SESEORANG UNTUK DIKENAL DAN
DIPERCAYAI
Kristus lebih dari sekedar suatu sistem,
tradisi, atau kepercayaan. Dia adalah
satu Pribadi yang mengetahui
kebutuhan-kebutuhan kita, merasakan penderitaan
kita, dan bersimpati dengan kelemahan kita.
Bila kita percaya kepadaNya, Dia
mengampuni dosa kita, menjadi perantara bagi
kita, dan membawa kita kepada
BapaNya. Dia menangis untuk kita, mati untuk
kita, dan bangkit dari kematian
untuk membuktikan bahwa Dia adalah sesuai
dengan apa yang Dia klaim tentang
DiriNya. Dengan menaklukkan kematian, Dia
menunjukkan bahwa Ia mampu
menyelamatkan kita dari dosa-dosa, hidup
melalui diri kita dalam dunia ini, dan
kemudian dengan aman membawa kita ke surga. Ia
memberi diriNya sebagai suatu
anugerah bagi siapa saja yang mau percaya
kepadaNya. (Yoh 20:24-31)
2. AGAMA ADALAH SESUATU UNTUK
DIPERCAYAI DAN DILAKUKAN
Agama adalah mempercayai Allah, menghadiri
kebaktian-kebaktian, mengikuti
katekisasi, dibaptis, dan menerima Perjamuan
Kudus. Agama adalah tradisi,
ritual, upacara, dan mempelajari perbedaan
antara benar dan salah. Agama adalah
membaca dan menghafal Kitab Suci, memanjatkan
doa-doa, memberi kepada orang
miskin, dan merayakan hari-hari besar agamawi.
Agama adalah menyanyi dalam
paduan suara, menolong orang miskin, dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan masa
lalu. Agama adalah sesuatu yang dipraktekkan
oleh orang-orang Farisi, para
pemimpin rohani yang cinta Kitab Suci,
konservatif, separatis, dan yang cukup
membenci Kristus sehingga mereka menuntut
kematianNya. Mereka membenci-Nya bukan
hanya karena Ia melanggar tradisi mereka demi
menolong orang banyak,
(Mat 15:1-9) tetapi karena melalui agama
mereka Ia melihat ke dalam
hati mereka.
3. AGAMA TIDAK MENGUBAH HATI
Yesus mengibaratkan orang-orang Farisi yang
religius seperti sekelompok pencuci
piring yang membersihkan bagian luar sebuah
cawan namun membiarkan bagian dalam
tetap kotor. Ia berkata, "Kamu
orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar
dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu
penuh rampasan dan kejahatan. Hai
orang-orang bodoh, bukankah Dia yang
menjadikan bagian luar, Dia juga yang
menjadikan bagian dalam?". (Luk 11:39-40)
Yesus tahu bahwa
seseorang dapat mengubah penampilannya tanpa
mengubah tingkah lakunya.
(Mat 23:1-3) Ia tahu bahwa prestasi dan
upacara religius tidak
dapat mengubah hati. Ia memberi tahu salah
seorang yang paling religius pada
zaman-Nya bahwa kecuali seseorang ‘dilahirkan
kembali’ oleh Roh Kudus, ia tidak
dapat melihat kerajaan Allah. ( Yoh 3:3) Namun
sampai saat ini,
banyak orang yang paling religius pun terus
melupakan bahwa agama memang dapat
merapikan penampilan luar, tetapi hanya
Kristus yang dapat mengubah hati.
4. AGAMA MERUMITKAN YANG SEDERHANA
Yesus berbicara
kepada ahli-ahli agama yang sangat mengutamakan hal-hal sepele,
"Tetapi
celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan
dari selasih, inggu
dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan
dan kasih Allah. Yang
satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."
(Luk 11:42) Yesus
melihat kecenderungan kita untuk membuat aturan-aturan
dan berfokus pada
tingkah laku yang "benar secara moral," tetapi tidak
memperhatikan hal
yang lebih besar tentang mengapa kita berusaha menjadi benar.
Sementara orang-orang
Farisi memiliki banyak pengetahuan berikut kesimpulan-kesimpulan
logisnya, mereka lupa
bahwa Allah tidak peduli seberapa banyak yang kita ketahui
sampai Ia tahu
seberapa banyak hati kita peduli orang lain. Pertanyaan "mengapa"
yang lebih penting
inilah yang dipikirkan rasul Paulus ketika ia menulis,
"Sekalipun aku
dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan
canang yang gemerincing … dan sekalipun aku membagi-bagikan
segala sesuatu yang
ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi
jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku,".
(1Ko 13:1, 3)
5. AGAMA LEBIH MEMENTINGKAN PERSETUJUAN
MANUSIA DARI PADA PERKENANAN ALLAH
Yesus menyimpan
kritik-Nya yang paling tajam bagi orang-orang religius yang
menggunakan reputasi
rohani mereka untuk mendapatkan perhatian dan kehormatan.
Terhadap mereka ini
Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi,
sebab kamu suka duduk
di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima
penghormatan di
pasar,". (Luk 11:43) Kemudian, kepada murid-murid-Nya,
Ia berbicara tentang
orang-orang Farisi, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan
hanya dimaksud supaya
dilihat orang,". (Mat 23:5) Yesus melihat
dengan jelas ke dalam
praktek agama yang menganggap pendapat dan perhatian dari
manusia lebih penting
dan lebih disukai dari pada perkenanan Allah.
6.
AGAMA MENJADIKAN KITA ORANG-ORANG MUNAFIK
Yesus berkata, "Celakalah kamu, ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi! Sebab
kamu sama seperti kubur yang tidak memakai
tanda; orang-orang yang berjalan di
atasnya, tidak mengetahuinya." (Luk
11:44) Apakah yang kelihatan
lebih baik dari pada berpakaian rapi,
menghadiri kebaktian-kebaktian, dan
melakukan hal-hal yang menandakan bahwa kita
adalah orang-orang yang saleh dan
takut akan Allah? Tetapi berapa banyak ahli
agama, pendeta, dan penganut agama
yang setia yang sedikit pun tidak menunjukkan
penghormatan dan dorongan untuk
istri-istri mereka, perhatian bagi anak-anak
mereka, dan kasih kepada orang-orang
yang berbeda kepercayaan? Yesus mengetahui apa
yang seringkali kita lupakan: Apa
yang kelihatan baik mungkin memiliki akar yang
jahat.
7. AGAMA MENJADIKAN HIDUP LEBIH SULIT LAGI
Karena tidak dapat
mengubah hati, agama berusaha mengontrol orang dengan
hukum-hukum dan
tuntutan-tuntutan yang bahkan tidak dijalankan oleh para ahli
agama yang
menafsirkan dan menjabarkan aturan-aturan tersebut. Dengan memikirkan
"faktor
beban" inilah, Yesus berkata, "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli
Taurat, sebab kamu
meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi
kamu sendiri tidak
menyentuh beban itu dengan satu jaripun,". (Luk 11:46)
Agama sangat baik di
dalam menjabarkan standar-standar tingkah laku dan
hubungan-hubungan
yang benar, tetapi sangat tidak berdaya dalam memberikan
pertolongan yang
dibutuhkan dan penuh belas-kasihan bagi mereka yang menyadari
bahwa mereka belum
hidup sesuai dengan tuntutan-tuntutan tersebut.
8. AGAMA MENJADIKAN KITA MUDAH MENIPU DIRI
KITA SENDIRI
Secara bergurau
sering dikatakan, "Saya mencintai umat manusia. Orang-oranglah
yang membuat saya
tidak tahan." Orang-orang Farisi bertindak berdasarkan
pemikiran yang
serupa, tetapi hal itu sungguh tidak lucu. Menurut Yesus, orang-orang
Farisi menyombongkan
diri mereka di dalam menghormati dan membangun monumen-monumen
para nabi. Ironisnya,
ketika mereka bertemu dengan seorang nabi yang
sesungguhnya, mereka
justru mau membunuhnya. Barclay mengatakan, "Satu-satunya
nabi yang mereka
kagumi adalah nabi yang sudah mati; ketika mereka bertemu
seorang nabi yang
hidup, mereka berusaha membunuh-Nya. Mereka menghormati para
nabi yang sudah mati
dengan membangun kuburan dan monumen, tetapi mereka
menghina yang masih
hidup dengan penganiayaan dan kematian." Inilah yang
dimaksud Yesus dalam
Luk 11:47-51 dan Mat 23:29-32.
Orang-orang Farisi
telah menipu diri mereka sendiri. Mereka tidak menganggap
diri mereka sebagai
pembunuh para nabi. Ahli-ahli agama tidak melihat diri
mereka sebagai orang
yang menolak Allah.
9. AGAMA MENYEMBUNYIKAN KUNCI PENGETAHUAN
Salah satu bahaya terbesar
dari agama adalah menjadikan kita berbahaya bukan
hanya bagi diri kita
sendiri melainkan juga bagi orang lain. Kepada para ahli
Alkitab yang sangat
religius pada zaman-Nya Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat,
sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri
tidak masuk ke dalam
dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi,".
(Luk 11:52) Ahli-ahli
agama mengambil "kunci pengetahuan" dengan
mengalihkan perhatian
orang dari Firman Allah dan dari ketulusan hati dengan
tambahan
tradisi-tradisi dan tuntutan-tuntutan yang sepele tetapi yang dianut
secara fanatik.
Bukannya memimpin orang kepada Allah, mereka malah mengubah
fokus umatnya kepada
diri mereka dan aturan-aturan mereka sendiri. Ahli-ahli
agama demikian adalah
orang-orang yang yakin bahwa kepercayaan dan karya agama
mereka dapat
menggantikan apa yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan oleh
Kristus.
10. AGAMA MENYESATKAN PARA PENGIKUTNYA
Dalam Mat 23:15 Yesus
berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
mengarungi lautan dan
menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja
menjadi penganut
agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang
neraka, yang dua kali
lebih jahat daripada kamu sendiri." Orang-orang yang
bertobat kepada suatu
agama berada dalam bahaya ganda. Mereka memiliki
antusiasme ganda
untuk menjalani cara hidup mereka yang baru, dan dengan
semangat besar mereka
secara membabi buta membela guru-guru mereka yang juga
buta. Mereka
mempercayakan diri kepada orang-orang yang telah mengganti
kehidupan,
pengampunan, dan hubungan dengan Juruselamat yang tak terbatas,
dengan suatu sistim
aturan dan tradisi. Dalam arti tertentu, agama itu penting,
(Yak 1:26-27) yaitu
jika ia mengarahkan kita kepada Kristus yang
mati bagi dosa-dosa
kita dan yang sekarang memberi diri-Nya untuk hidup melalui
mereka yang percaya
kepada-Nya. (Gal 2:20; Tit 3:5)
ANDA TIDAK SENDIRIAN
Bila Anda belum meyakini Kristus sebagaimana Dia
menyatakan diriNya.
Namun ingatlah bahwa Ia menjanjikan pertolongan Allah bagi
mereka yang bertanya
dengan tulus. Ia berkata, "Barangsiapa mau melakukan
kehendak-Nya, ia akan
tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku
berkata-kata dari diriKu sendiri,". ( Yoh
7:17) Di sini Yesus
mengingatkan bahwa kita melihat banyak hal
bukan hanya sesuai dengan apa adanya
mereka, tetapi sesuai dengan subyektifitas kita.
Jika Anda memang menyadari perlunya beriman
kepada Kristus, ingatlah bahwa
Alkitab berkata kepada keluarga Allah,
"Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu
bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang
memegahkan diri,". (Efe 2:8, 9)
Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah
upah untuk usaha religius kita,
tetapi suatu anugerah bagi mereka yang percaya
kepada-Nya.
Bibliografi: © 2000-2004 RBC
Ministries Asia, Ltd.
No comments:
Post a Comment