Monday, April 13, 2020

10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI KRISTUS LEBIH DARI PADA AGAMA



   
10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI KRISTUS LEBIH DARI PADA AGAMA

    1. Kristus adalah Seseorang untuk Dikenal dan Dipercayai    2. Agama adalah sesuatu untuk Dipercayai dan Dilakukan    3. Agama tidak Mengubah Hati    4. Agama Merumitkan yang Sederhana    5. Agama Lebih Mementingkan Persetujuan Manusia daripada Perkenanan Allah    6. Agama Menjadikan Kita Orang-Orang Munafik    7. Agama Menjadikan Hidup Lebih Sulit Lagi    8. Agama Menjadikan Kita Mudah Menipu Diri Kita Sendiri    9. Agama Menyembunyikan Kunci Pengetahuan    10. Agama Menyesatkan Para Pengikutnya

 1. KRISTUS ADALAH SESEORANG UNTUK DIKENAL DAN DIPERCAYAI     
 Kristus lebih dari sekedar suatu sistem, tradisi, atau kepercayaan. Dia adalah
 satu Pribadi yang mengetahui kebutuhan-kebutuhan kita, merasakan penderitaan
 kita, dan bersimpati dengan kelemahan kita. Bila kita percaya kepadaNya, Dia
 mengampuni dosa kita, menjadi perantara bagi kita, dan membawa kita kepada
 BapaNya. Dia menangis untuk kita, mati untuk kita, dan bangkit dari kematian
 untuk membuktikan bahwa Dia adalah sesuai dengan apa yang Dia klaim tentang
 DiriNya. Dengan menaklukkan kematian, Dia menunjukkan bahwa Ia mampu
 menyelamatkan kita dari dosa-dosa, hidup melalui diri kita dalam dunia ini, dan
 kemudian dengan aman membawa kita ke surga. Ia memberi diriNya sebagai suatu
 anugerah bagi siapa saja yang mau percaya kepadaNya. (Yoh 20:24-31)

 2. AGAMA ADALAH SESUATU UNTUK DIPERCAYAI DAN DILAKUKAN
 Agama adalah mempercayai Allah, menghadiri kebaktian-kebaktian, mengikuti
 katekisasi, dibaptis, dan menerima Perjamuan Kudus. Agama adalah tradisi,
 ritual, upacara, dan mempelajari perbedaan antara benar dan salah. Agama adalah
 membaca dan menghafal Kitab Suci, memanjatkan doa-doa, memberi kepada orang
 miskin, dan merayakan hari-hari besar agamawi. Agama adalah menyanyi dalam
 paduan suara, menolong orang miskin, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan masa
 lalu. Agama adalah sesuatu yang dipraktekkan oleh orang-orang Farisi, para
 pemimpin rohani yang cinta Kitab Suci, konservatif, separatis, dan yang cukup
 membenci Kristus sehingga mereka menuntut kematianNya. Mereka membenci-Nya bukan
 hanya karena Ia melanggar tradisi mereka demi menolong orang banyak,
 (Mat 15:1-9) tetapi karena melalui agama mereka Ia melihat ke dalam
 hati mereka.

 3. AGAMA TIDAK MENGUBAH HATI
 Yesus mengibaratkan orang-orang Farisi yang religius seperti sekelompok pencuci
 piring yang membersihkan bagian luar sebuah cawan namun membiarkan bagian dalam
 tetap kotor. Ia berkata, "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar
 dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai
 orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang
 menjadikan bagian dalam?". (Luk 11:39-40) Yesus tahu bahwa
 seseorang dapat mengubah penampilannya tanpa mengubah tingkah lakunya.
 (Mat 23:1-3) Ia tahu bahwa prestasi dan upacara religius tidak
 dapat mengubah hati. Ia memberi tahu salah seorang yang paling religius pada
 zaman-Nya bahwa kecuali seseorang ‘dilahirkan kembali’ oleh Roh Kudus, ia tidak
 dapat melihat kerajaan Allah. ( Yoh 3:3) Namun sampai saat ini,
 banyak orang yang paling religius pun terus melupakan bahwa agama memang dapat
 merapikan penampilan luar, tetapi hanya Kristus yang dapat mengubah hati.

 4. AGAMA MERUMITKAN YANG SEDERHANA
 Yesus berbicara kepada ahli-ahli agama yang sangat mengutamakan hal-hal sepele,
 "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan
 dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan
 dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan."
 (Luk 11:42) Yesus melihat kecenderungan kita untuk membuat aturan-aturan
 dan berfokus pada tingkah laku yang "benar secara moral," tetapi tidak
 memperhatikan hal yang lebih besar tentang mengapa kita berusaha menjadi benar.
 Sementara orang-orang Farisi memiliki banyak pengetahuan berikut kesimpulan-kesimpulan
 logisnya, mereka lupa bahwa Allah tidak peduli seberapa banyak yang kita ketahui
 sampai Ia tahu seberapa banyak hati kita peduli orang lain. Pertanyaan "mengapa"
 yang lebih penting inilah yang dipikirkan rasul Paulus ketika ia menulis,
 "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
 malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
 berkumandang dan canang yang gemerincing …  dan sekalipun aku membagi-bagikan
 segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi
 jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku,".
 (1Ko 13:1, 3)

 5. AGAMA LEBIH MEMENTINGKAN PERSETUJUAN MANUSIA DARI PADA PERKENANAN ALLAH
 Yesus menyimpan kritik-Nya yang paling tajam bagi orang-orang religius yang
 menggunakan reputasi rohani mereka untuk mendapatkan perhatian dan kehormatan.
 Terhadap mereka ini Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi,
 sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima
 penghormatan di pasar,". (Luk 11:43) Kemudian, kepada murid-murid-Nya,
 Ia berbicara tentang orang-orang Farisi, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan
 hanya dimaksud supaya dilihat orang,". (Mat 23:5) Yesus melihat
 dengan jelas ke dalam praktek agama yang menganggap pendapat dan perhatian dari
 manusia lebih penting dan lebih disukai dari pada perkenanan Allah.

 6. AGAMA MENJADIKAN KITA ORANG-ORANG MUNAFIK    
 Yesus berkata, "Celakalah kamu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi! Sebab
 kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di
 atasnya, tidak mengetahuinya." (Luk 11:44) Apakah yang kelihatan
 lebih baik dari pada berpakaian rapi, menghadiri kebaktian-kebaktian, dan
 melakukan hal-hal yang menandakan bahwa kita adalah orang-orang yang saleh dan
 takut akan Allah? Tetapi berapa banyak ahli agama, pendeta, dan penganut agama
 yang setia yang sedikit pun tidak menunjukkan penghormatan dan dorongan untuk
 istri-istri mereka, perhatian bagi anak-anak mereka, dan kasih kepada orang-orang
 yang berbeda kepercayaan? Yesus mengetahui apa yang seringkali kita lupakan: Apa
 yang kelihatan baik mungkin memiliki akar yang jahat.

 7. AGAMA MENJADIKAN HIDUP LEBIH SULIT LAGI
 Karena tidak dapat mengubah hati, agama berusaha mengontrol orang dengan
 hukum-hukum dan tuntutan-tuntutan yang bahkan tidak dijalankan oleh para ahli
 agama yang menafsirkan dan menjabarkan aturan-aturan tersebut. Dengan memikirkan
 "faktor beban" inilah, Yesus berkata, "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli
 Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi
 kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun,". (Luk 11:46)
 Agama sangat baik di dalam menjabarkan standar-standar tingkah laku dan
 hubungan-hubungan yang benar, tetapi sangat tidak berdaya dalam memberikan
 pertolongan yang dibutuhkan dan penuh belas-kasihan bagi mereka yang menyadari
 bahwa mereka belum hidup sesuai dengan tuntutan-tuntutan tersebut.
 8. AGAMA MENJADIKAN KITA MUDAH MENIPU DIRI KITA SENDIRI
 Secara bergurau sering dikatakan, "Saya mencintai umat manusia. Orang-oranglah
 yang membuat saya tidak tahan." Orang-orang Farisi bertindak berdasarkan
 pemikiran yang serupa, tetapi hal itu sungguh tidak lucu. Menurut Yesus, orang-orang
 Farisi menyombongkan diri mereka di dalam menghormati dan membangun monumen-monumen
 para nabi. Ironisnya, ketika mereka bertemu dengan seorang nabi yang
 sesungguhnya, mereka justru mau membunuhnya. Barclay mengatakan, "Satu-satunya
 nabi yang mereka kagumi adalah nabi yang sudah mati; ketika mereka bertemu
 seorang nabi yang hidup, mereka berusaha membunuh-Nya. Mereka menghormati para
 nabi yang sudah mati dengan membangun kuburan dan monumen, tetapi mereka
 menghina yang masih hidup dengan penganiayaan dan kematian." Inilah yang
 dimaksud Yesus dalam Luk 11:47-51 dan Mat 23:29-32.
 Orang-orang Farisi telah menipu diri mereka sendiri. Mereka tidak menganggap
 diri mereka sebagai pembunuh para nabi. Ahli-ahli agama tidak melihat diri
 mereka sebagai orang yang menolak Allah.

 9. AGAMA MENYEMBUNYIKAN KUNCI PENGETAHUAN
 Salah satu bahaya terbesar dari agama adalah menjadikan kita berbahaya bukan
 hanya bagi diri kita sendiri melainkan juga bagi orang lain. Kepada para ahli
 Alkitab yang sangat religius pada zaman-Nya Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai
 ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri
 tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi,".
 (Luk 11:52) Ahli-ahli agama mengambil "kunci pengetahuan" dengan
 mengalihkan perhatian orang dari Firman Allah dan dari ketulusan hati dengan
 tambahan tradisi-tradisi dan tuntutan-tuntutan yang sepele tetapi yang dianut
 secara fanatik. Bukannya memimpin orang kepada Allah, mereka malah mengubah
 fokus umatnya kepada diri mereka dan aturan-aturan mereka sendiri. Ahli-ahli
 agama demikian adalah orang-orang yang yakin bahwa kepercayaan dan karya agama
 mereka dapat menggantikan apa yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan oleh
 Kristus.
 10. AGAMA MENYESATKAN PARA PENGIKUTNYA

 Dalam Mat 23:15 Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli
 Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
 mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja
 menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang
 neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kamu sendiri." Orang-orang yang
 bertobat kepada suatu agama berada dalam bahaya ganda. Mereka memiliki
 antusiasme ganda untuk menjalani cara hidup mereka yang baru, dan dengan
 semangat besar mereka secara membabi buta membela guru-guru mereka yang juga
 buta. Mereka mempercayakan diri kepada orang-orang yang telah mengganti
 kehidupan, pengampunan, dan hubungan dengan Juruselamat yang tak terbatas,
 dengan suatu sistim aturan dan tradisi. Dalam arti tertentu, agama itu penting,
 (Yak 1:26-27) yaitu jika ia mengarahkan kita kepada Kristus yang
 mati bagi dosa-dosa kita dan yang sekarang memberi diri-Nya untuk hidup melalui
 mereka yang percaya kepada-Nya. (Gal 2:20; Tit 3:5)

 ANDA TIDAK SENDIRIAN Bila Anda belum meyakini Kristus sebagaimana Dia
 menyatakan diriNya. Namun ingatlah bahwa Ia menjanjikan pertolongan Allah bagi
 mereka yang bertanya dengan tulus. Ia berkata, "Barangsiapa mau melakukan
 kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku
 berkata-kata dari diriKu sendiri,". ( Yoh 7:17) Di sini Yesus
 mengingatkan bahwa kita melihat banyak hal bukan hanya sesuai dengan apa adanya
 mereka, tetapi sesuai dengan subyektifitas kita.

 Jika Anda memang menyadari perlunya beriman kepada Kristus, ingatlah bahwa
 Alkitab berkata kepada keluarga Allah, "Sebab karena kasih karunia kamu
 diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu
 bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri,". (Efe 2:8, 9)
 Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah untuk usaha religius kita,
 tetapi suatu anugerah bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Bibliografi: © 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd.


No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...