KESETIAAN BERIBADAHYesaya Penlobang
Pendahuluan
Kata “kesetiaan” telah menjadi barang
langka pada masa kini. Banyak kasus terjadi di mana suami atau isteri tidak
setia lagi pada pasangannya yang ditunjukkan dengan melakukan penyelewengan
atau perselingkuhan. Karyawan yang telah dibina selama ini kemudian
tidak loyal atau setia lagi kepada perusahaan yang telah membesarkannya. Dengan
pelbagai alasan yang masuk akal ia hengkang ke perusahaan lain yang
dipandangnya bisa memberikan nilai lebih guna mencukupi kebutuhannya. Yang lain
lagi ada orang Kristen yang tidak setia lagi beribadah di gereja lokal yang
selama ini telah melayaninya. Karena satu dan lain hal ia pindah ke gereja
lokal yang lain dengan alasan karena kekecewaan atau – agar nampak lebih rohani
– “disuruh Tuhan”.
Namun itu semua belum
seberapa dibandingkan dengan orang yang tidak setia lagi kepada Tuhan Yesus
Kristus yang ditunjukkan dengan ketidaksetiaan dalam beribadah. Dalam artikel
ini kita akan mendalami lagi arti ibadah menurut Alkitab dan mengapa kita harus
setia beribadah.
1. Arti
Ibadah
Mari kita melihat arti kamus (etimologi)
dari kata “ibadah” ini. Dalam Perjanjian Lama, kata “beribadah” merupakan
terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris “to serve” yang artinya “melayani”
atau “beribadah” (Yos. 24:15). Dalam bahasa Ibrani digunakan kata “abed”
(dboå[]) yang berarti “bekerja seperti seorang budak”, atau “mengabdi kepada
seorang raja”, atau “melayani dalam fungsi keimaman”.
Sedangkan dalam
Perjanjian Baru digunakan kata dalam bahasa Inggris “to worship” yang artinya
“menyembah” (Mat. 15:9 – Yun. “sebô” (sebw) yang berarti “menyembah”. Kata ini
merupakan istilah teknis yang dihubungkan dengan bangsa kafir yang menerima kepercayaan
Yahudi kepada satu Allah (monoteis), dan beribadah di sinagoge, tetapi tidak
menjadi proselit Yahudi dengan menyunatkan diri).
Kata bahasa Ingris
lainnya adalah “godliness” yang artinya “berpusat kepada Allah” (1 Tim. 6:6 –
Yun. “eusebeia” (eusebeia) yang artinya “hidup yang takut akan Allah dan
melakukan kewajiban religius kepada-Nya).
Dari arti kamus di
atas, maka “ibadah” dalam pengertian iman Kristiani bisa berarti:
·
Kegiatan ritual keagamaan di mana seseorang menyembah Allah, Khalik langit
dan bumi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, baik secara pribadi maupun secara
berjemaat dalam perkumpulan raya atau kelompok. Dalam ibadah ini ada liturgi
yang memuat pujian dan penyembahan, pemberitaan firman Tuhan, kesaksian,
doa-doa syafaat, dan persembahan. Doa dan puasa juga merupakan bagian dari
ibadah semacam ini.
·
Kegiatan pelayanan bagi Tuhan di mana seseorang secara sadar mau melayani
Allah sebagai hamba atau pelayan-Nya, karena ia telah ditebus dengan darah
Yesus Kristus. Roh Kudus telah memberikan talenta kepada setiap orang percaya
untuk dikobarkan bagi pembangunan Tubuh Kristus dan bagi kemuliaan-Nya.
Termasuk dalam ibadah ini juga adalah keterlibatan dalam masyarakat seperti
peduli lingkungan, dalam marketplace atau dunia kerja, dan sebagainya.
·
Kehidupan dalam kesalehan yang dinyatakan dengan sikap dan perbuatan baik
secara etis dan moral bagi sesama, seperti kebenaran dan kejujuran, serta
menyatakan kasih Kristus dengan memberikan pertolongan kepada mereka yang
membutuhkan.
Ketiga aspek dalam ibadah
ini harus seimbang dalam kehidupan kita. Penekanan hanya pada satu atau dua
aspek saja mendatangkan teguran dari Tuhan. Misalnya, pada zaman nabi Yesaya
umat Tuhan beribadah kepada-Nya dengan berpuasa dan mengadakan hari yang
berkenan kepada-Nya, namun mereka tidak mempedulikan
mereka yang tertindas
dan terbelenggu, serta para fakir miskin. Tuhan menegur mereka dengan keras,
agar mereka menaruh kepedulian sosial (Yesaya 58:5-7).
2. Mengapa
Harus Setia Beribadah?
Ada beberapa alasan
mengapa setiap orang Kristen harus setia beribadah kepada Allah yang hidup di
dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Istilah “beribadah” dalam bagian ini lebih
kepada bentuk ibadah yang pertama, yaitu dalam bentuk persekutuan dengan
orang-orang percaya dalam ibadah raya atau persekutuan kelompok.
Pertama, karena itu adalah kehendak Allah.
Allah yang lebih dahulu setia kepada kita menghendaki agar kita setia
kepada-Nya. Orang yang setia berkenan kepada-Nya (Amsal 12:22).
Kedua, orang tersebut akan mengalami kesetiaan
Allah lebih mendalam lagi, karena Allah setia kepada orang yang setia
kepada-Nya. Jadi Allah lebih dulu setia kepada kita, kemudian kita juga setia
kepada-Nya, maka Ia akan lebih lagi menyatakan kesetiaan-Nya (Mazmur 18:26).
Ketiga, kesetiaan sampai mati menghasilkan
upah yang kekal, yaitu mahkota kehidupan (Wahyu 2:10). Jemaat Smirna saat itu
harus menghadapi tantangan. Banyak di antara merek amenjadi syuhada (martyrs) karena
kesetiaan mereka beribadah kepada Tuhan. Orang yang setia beribadah mengalami
banyak penderitaan (2 Tim. 3:12). Saat ini pun banyak tantangan dalam
mempertahankan kesetiaan kita. Namun jika kita tetap setia, upah yang kekal
telah tersedia.
Keempat, ibadah yang dilakukan dengan setia dan
hati yang penuh pengucapan syukur besar manfaat atau faedah bahkan
keuntungannya (1 Tim. 6:6).
Kelima, kesetiaan beribadah membuat sikap
sosial kita dibangun dengan baik. Dalam sebuah persekutuan pelbagai macam orang
datang menghadirinya. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Di
situ kita sadar bahwa jika kita sedang dalam masalah, sebenarnya banyak orang
memiliki masalah yang lebih berat dari kita. Sebaliknya, ketika kita dalam
keadaan kelimpahan, kita diajar untuk membagikan sebagain ebrkat itu kepada
mereka yang membutuhkan. Dalam ibadah ada take and give: pertama
antara kita dengan Tuhan, dan yang kedua antara kita dengan saudara seiman.
3. Tips
Praktis
Untuk bisa setia beribadah, berikut ini
diberikan tips sederhana. Dengan pertolongan Roh Kudus, niscaya kita akan mampu
melakukannya.
(a)
Karena kesetiaan membutuhkan tekad yang kuat, maka disiplin beribadah harus
ditaati. Hari apa dan jam berapa harus sudah diagendakan terlebih dahulu.
(b)
Mempersiapkan diri beberapa hari sebelumnya untuk hari ibadah. Misalnya pada
hari Jumat dan Sabtu sudah mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku rohani,
berdoa dengan lebih sungguh-sungguh.
(c)
Satu jam sebelum jam ibadah sudah berkemas-kemas. Biasakan untuk tidak datang
terlambat dalam ibadah, karena akan mengganggu kekhidmatan suasana ibadah, dan
juga meninggalkan teladan yang buruk buat anak-anak dan generasi muda lainnya.
(d)
Membawa Alkitab (dalam bentuk cetakan atau elektronik), buku
catatan, pena.dankebutuhan lainnya, sehingga firman Tuhan yang disampaikan
dapat dicatat dan kemudian diperdalam lagi.
(e)
Mengikuti semua mata acara liturgi ibadah dengan penuh kesungguhan hati.
Hindari berbicara satu sama lain. Jauh lebih baik jika ketika kita datang, kita
langsung berdoa.
(f)
Mematikan handphone saat beribadah, agar kita dapat lebih berkonsentrasi.
Sesudah ibadah nomor yang tersimpan dapat dihubungi kembali. Ada orang yang
kuatir jika panggilan telepon seseorang tidak segera direspons, maka peluang
bisnis akan hilang tanpa bisa kembali. Jika Tuhan memberkati kita, kita tidak
akan kehilangan momen memperoleh berkat tersebut. Ia tetap sanggup memberkati
kita dengan cara-Nya dan waktu-Nya yang indah.
(g)
Mengajak orang lain untuk ikut beribadah membuat kita lebih bergairah
beribadah.
(h) Jika
ada khotbah yang menjadi berkat secara khusus dapat dipesan kaset atau CD
rekamannya, sehingga bisa didengarkan kembali atau dipinjamkan/diberikan kepada
orang lain yang membutuhkan.
5. Penutup
Kita sedang berpacu
dengan waktu. Orang-orang berkata bahwa waktu itu uang (Time is
Money), sehingga mereka bahkan membuang waktu yang amat berharga untuk
beribadah kepada Tuhan dengan terus memburu harta. Banyak orang telah menjadi
budak dari hartanya. Tidak demikian halnya dengan kita. Tuhan telah menyediakan
cukup bahkan banyak waktu untuk kita bekerja dan melakukan pelbagai aktivitas
lainnya. Sangatlah adil jika kita juga menghargai hari Sabat Tuhan, atau satu
hari perhentian di mana kita dapat beribadah kepada-Nya, mengucap syukur atas
segala berkat yang telah dilimpahkan-nya bagi kita. Kita tidak akan kehilangan
waktu yang berharga, karena Tuhan tidak pernah berhutang. Orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia dengan iman, akan menerima upah kesetiaan-Nya yang
luar biasa!..
No comments:
Post a Comment