Friday, March 7, 2025

Gema Pengampunan di tengah Dendam Membara (Matius 18:12-35)

 Gema Pengampunan di tengah Dendam Membara (Matius 18:12-35)

Pelampiasan dendam semakin sering mewarnai surat kabar, media, dan berita televisi. Nada ketidakpuasan, iri hati, kekecewaan, sakit hati, dan kehilangan, bagai api menyulut bensin, tak seorang pun kuasa memadamkan. Demikianlah keadaan masyarakat kita yang mudah digiring kepada dendam membara, bahkan seringkali tanpa pemahaman yang jernih akan duduk permasalahannya. Masihkah gema pengampunan terdengar di tengah dendam membara? 


Kita yakin bahwa gema pengampunan masih harus terus diperdengarkan, tidak akan luntur ditelan zaman, karena misi-Nya belum tuntas. Masih banyak jiwa yang tersesat yang harus dibawa-Nya pulang. Perumpamaan Yesus tentang seekor domba yang hilang membuktikan bagaimana misi penyelamatan itu tidak pernah pudar, satu jiwa pun sangat berharga di mata-Nya. Ia tidak pernah meremehkan atau mendiskriminasi seorang manusia pun, karena setiap jiwa yang tersesat akan dicari, sehingga meluaplah sukacita-Nya ketika jiwa yang tersesat itu kembali pulang. Setiap orang yang telah ditemukan-Nya juga akan memiliki beban yang dalam melihat jiwa-jiwa yang masih tersesat. Oleh karena itu ketika kita, anak-anak Tuhan, melihat saudara kita berbuat dosa, harus mengupayakan segala cara untuk menyadarkannya dan menyerahkannya kembali kepada Tuhan. Bapa di surga juga akan bekerja di tengah- tengah kita yang sepakat berdoa bagi pertobatannya. 


Gema pengampunan antar sesama, bukan berdasarkan kebaikan, kemurahhatian, kesabaran, dan belas kasih kita kepada orang lain, namun semata-mata karena anugerah pengampunan-Nya telah dinyatakan terlebih dahulu bagi kita. Sesungguhnya tak ada alasan bagi kita untuk tidak memaafkan orang lain karena kesalahannya pada kita tidak dapat dibandingkan dengan dosa kita. Jika Ia telah menganugerahkan pengampunan bagi kita, adakah kita berhak menahan pengampunan bagi orang lain yang bersalah pada kita? Hutang kita telah dilunaskan, masihkah kita menuntut orang yang telah memohon pelunasan hutangnya kepada kita? Adakah kita lebih besar dan lebih berkuasa dari Tuhan?


Renungkan: Masih banyak saudara kita yang membutuhkan pengampunan-Nya, masihkah anugerah pengampunan-Nya bergema dalam hidup kita melalui sikap kita mengampuni orang lain? SH

Jujur di hadapan Allah (Mazmur 42:1-43:1-5)

 Jujur di hadapan Allah (Mazmur 42:1-43:1-5)


Kedua pasal mazmur ini diikat oleh pertanyaan, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan (mengapa engkau) gelisah di dalam diriku?" (42:6a, 12a; 43:5a). Pengulangan ini menunjukkan keadaan pemazmur yang sungguh-sungguh tertekan.

Ada dua penyebab yang membuat hal ini terjadi. 

✅Pertama, ia merasa bahwa Allah meninggalkannya (42:10; 43:2). Dia tidak lagi menikmati relasi yang hangat dan intim dengan Allah (42:2). Dia hanya bisa mengingat pengalamannya beribadah kepada Tuhan (42:5).

✅Kedua, para lawan mencela dengan pertanyaan ejekan, "Di mana Allahmu?" (42:4, 11). ini masalah bersarnya.

Sekalipun demikian, pemazmur tidak berupaya mencari jawaban untuk menghadapi lawan. Sebaliknya, ia kembali kepada Allah. Tiga kali ia bertanya, tiga kali pula ia berseru, "Berharaplah kepada Allah!" (42:6b, 12b; 43:5b). Ini menunjukkan keteguhan hati sekaligus imannya.

Pemazmur mengenal Allah sebagai Allah yang penuh kasih setia (42:9), menjadi gunung batu (42:10), tempat pengungsian (43:2), serta sukacita dan kegembiraan (43:4). Allah sendiri yang akan menuntun ke tempat kediaman-Nya dan menikmati keintiman dengan-Nya (43:3-4).

Berbagai masalah dapat menimbulkan stres, kepanikan, ketakutan, kekhawatiran, hingga perasaan tak berdaya. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Kita bisa merasa kesepian, tetapi yang utama adalah kita datang dan berharap kepada Allah, satu-satunya penolong yang maha pengasih dan mahakuasa. Yang perlu kita lakukan adalah bersikap jujur di hadapan-Nya.

Musa mengakui bahwa beban dalam memimpin bangsa Israel terlalu berat baginya (Bil. 11:14-15). Elia mengungkapkan ketakutannya untuk menghadapi Izebel (1Raj. 19:4). Bahkan Yesus mengakui bahwa hati-Nya sangat sedih seperti mau mati rasanya (Mat. 26:38). Di tengah kejujuran itulah ada pertolongan Allah yang penuh belas kasihan.

📝Janganlah kita takut untuk mengungkapkan kerapuhan diri kita di hadapan Allah dan jangan takut juga untuk terus berharap kepada-Nya. Jujur dan terbukalah kepada Tuhan! Dia Penolong kita. [JMH]

Memberi dengan Sukacita & dengan Sepenuh Hati (2 Korintus 9:1-15)

Memberi dengan Sukacita & dengan Sepenuh Hati (2 Korintus 9:1-15)


Seorang petani yang menabur benih, akan kehilangan benih itu ketika benih itu jatuh dari tangannya. Namun benih itu tidak hilang begitu saja, karena ada harapan bahwa benih itu akan memberikan hasil yang berlipat ganda dikemudian hari. Jika si petani ingin terus menggenggam benih itu maka ia hanya akan memanen sedikit hasil. Sementara petani yang melepaskan lebih banyak benih akan menghasilkan panen lebih banyak pula.

Jemaat Korintus pernah menyatakan kesiapan mereka untuk membantu jemaat miskin di Yerusalem (2b). Kesiapan mereka malah merangsang orang lain untuk melakukan hal yang sama (2c). Sikap jemaat Korintus membuat Paulus membanggakan mereka di hadapan jemaat Makedonia. Namun seiring perjalanan waktu, mereka tidak melaksanakan janji tersebut. Berarti, mereka tidak sepenuh hati ingin membantu jemaat miskin itu. Itu sebabnya Paulus mendesak agar mereka mewujudkan komitmen mereka. Kini Paulus membalik posisi jemaat Korintus, dengan menyebut-nyebut jemaat Makedonia untuk membangkitkan rasa malu mereka (4). Karena itu Paulus meminta Titus dan saudara-saudara yang lain untuk pergi mendahuluinya ke Korintus, dengan harapan agar jemaat Korintus memenuhi janji mereka untuk mengumpulkan bantuan bagi jemaat Yerusalem (5). 

Dengan memberikan persembahan secara benar, jemaat Tuhan belajar prinsip anugerah dan keajaiban pemeliharaan Allah. 

✅Pertama, dengan bersikap murah hati dalam memberi, jemaat akan beroleh kemurahan hati Allah (6). 

✅Kedua, orang Kristen harus memberi dengan sukarela bukan terpaksa (7). 

✅Ketiga, Allah tahu pengorbanan orang yang memberikan persembahan. Ia memelihara mereka (8-11). 

✅Keempat, memberi sebagai wujud perhatian dan kasih kepada jemaat yang perlu, dan sebagai ungkapan syukur kepada Allah (12-14). 

Di Indonesia kini ada cukup banyak gereja yang mengalami kemiskinan rohani karena kesulitan finansial. Kita perlu peduli terhadap kesulitan mereka. Sebagai tubuh Kristus, satu menderita semua turut menderita. Kita perlu memikirkan dan mengusahakan agar sesama saudara seiman kita juga boleh mendapatkan berbagai sarana yang dapat membantu mereka bertumbuh dalam firman dan berkembang dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. 

Pemberian yang terbaik bagi pelayanan dan pembangunan jemaat adalah pemberian yang dilandasi keterbukaan dan tanpa paksaan. Tuhan tidak melihat besar kecilnya persembahan, melainkan motivasi dan ketulusan hati kita dalam memberi. Jangan pernah hitung-hitungan dengan Tuhan, apalagi menahan berkat yang seharusnya kita salurkan kepada yang berhak menerima. Ketika kita memberi dengan kasih maka kita akan memperoleh kelimpahan anugerah dari Allah. Kiranya Allah memperkaya kita dengan kerinduan untuk menjadi berkat.

Renungkan: Jika Anda pernah berjanji dan menyatakan kesiapan untuk membantu pendanaan, lakukanlah dengan sepenuh hati. SH

Friday, February 28, 2025

Kaum Rebahan (Amsal 6:1-19)

Kaum Rebahan (Amsal 6:1-19)

Kaum rebahan merupakan istilah masa kini yang menggambarkan aktivitas anak muda yang kerjaannya berbaring sepanjang hari. Istilah kaum rebahan makin populer pada masa kini seiring dengan kemajuan media sosial dan juga banyaknya game online di gawai mereka masing-masing.


Namun, aktivitas rebahan ternyata tidak hanya populer pada masa kini. Sejak zaman Perjanjian Lama, aktivitas rebahan sudah menjadi kebiasaan anak-anak muda. Penulis Amsal mengatakan aktivitas rebahan sebagai bentuk kemalasan. Penulis menggambarkannya dengan beberapa sindiran yang menohok, antara lain menyuruh pemalas untuk belajar kepada semut (6); berbaring terus, setelah bangun kembali mengantuk (9-10).


Selain menyindir kaum rebahan, penulis Amsal juga menuliskan konsekuensi yang akan menimpa kehidupan anak muda jika kemalasan itu terus berlanjut. Pertama, anak muda yang malas akan menjadi miskin (11). Kemiskinan itulah yang menjadi sumber persoalan kehidupan anak muda. Kedua, anak muda bisa saja terjerat hutang dan menjadi seorang budak bagi sesamanya. Belum lagi, kemiskinan yang diakibatkan kemalasan juga akan merembet pada dosa-dosa yang lainnya (12-19). Oleh karena itulah, penulis Amsal menasihati anak muda dengan nada geram, agar anak muda jangan sampai hidup dalam kemalasan.


Kemalasan masih relevan dengan persoalan kita pada masa kini. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa persoalan ekonomi menjadi sumber konflik antar keluarga, teman, dan sesama manusia. Oleh karena itu, kemiskinan harus dicegah sedini mungkin. Pencegahan dapat dimulai dengan membuang kemalasan.


Kemiskinan berkorelasi dengan kemalasan. Penulis Amsal memerintahkan kita untuk belajar dari semut, yang meskipun lemah, tetapi tidak pernah malas bekerja. Nasihat itu mengajak kita untuk mengasah perikemanusiaan. Kemiskinan membuat kita rentan terhadap kekerasan, baik sebagai korban maupun pelaku. Karena itu, ikuti Amsal, buanglah kebiasaan rebahan. [YGM]



Baca Gali Alkitab 6


Amsal 5:1-6


Kita melihat sang ayah dalam teks ini menasihati anaknya untuk menghindari perempuan jalang yang dapat menghancurkan keluarganya. Kembali sang ayah meminta anaknya untuk memerhatikan hikmatnya, yaitu hikmat yang dia dapat dari Allah. Sang ayah menginginkan anaknya berpegang pada kebijaksanaan dan bibirnya memelihara pengetahuan. Maksudnya, supaya sang anak dapat bertindak bijaksana. Walaupun biasanya bibir mengacu pada perkataan dan bukan pada perbuatan, tetapi bibir dapat dipakai juga untuk mencium, dan dengan sengaja dikaitkan dengan bibir perempuan jalang.


Namun, apa yang kelihatan begitu menggiurkan ternyata mematikan. Karena bibir yang meneteskan madu kemudian terasa pahit seperti empedu, dan justru mematikan karena tajam seperti pedang bermata dua. Perlu kita ketahui bahwa relasi dengan perempuan jalang akan membawa kematian, karena ia tidak mengetahui jalan kehidupan.


Apa saja yang Anda baca?

1. Mengapa kita perlu memerhatikan hikmat? (1, 2)

2. Apa sajakah yang tertulis mengenai perempuan jalang? (3-6)


Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

1. Adakah perintah dari Tuhan yang berkaitan dengan kesetiaan terhadap pasangan hidup tetap Anda taati sampai hari ini? Apa saja alasan Anda menaati perintah Tuhan tersebut?

2. Adakah peringatan yang diberikan penulis amsal juga berlaku bagi Anda? Apa sajakah itu?


Apa respons Anda?

1. Adakah Anda mengalami pergumulan dalam hal kesetiaan terhadap pasangan hidup? Jika ya, maukah Anda berdoa dan menjadi bijak dalam mencari solusinya di dalam Tuhan?

2. Bagaimana cara Anda membangun tekad untuk tetap setia terhadap pasangan hidup Anda?


Pokok Doa:

Mendoakan keutuhan keluarga, kebahagiaan, kesejahteraan, keharmonisan, dan kedamaian keluarga.

Didikan & Teguran Amsal 12:1-3

Didikan & Teguran Amsal 12:1-3

Ayat 1: "Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu."


Dalam kehidupan ini, kita semua membutuhkan didikan dan teguran. Amsal 12:1 mengingatkan kita bahwa orang yang mencintai didikan adalah orang yang terbuka untuk belajar dan berkembang. Menerima teguran bukanlah sesuatu yang mudah, namun teguran adalah cara Tuhan untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik. Jika kita menolak teguran atau tidak mau belajar, kita sebenarnya menutup diri dari pertumbuhan dan menjadi orang yang dungu.


Sebagai orang Kristen, kita diajar untuk terbuka terhadap Firman Tuhan yang dapat menegur kita dan memperbaiki hidup kita. Bila kita tidak menerima teguran atau peringatan, kita akan terjebak dalam kebodohan dan kesalahan yang bisa merugikan diri kita sendiri. Amsal ini mengingatkan kita untuk selalu memiliki hati yang lapang dan siap ditegur untuk kebaikan kita.

Ayat 2: "Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si penipu dihukum-Nya."

Ayat ini menunjukkan bahwa hidup yang baik dan benar di hadapan Tuhan akan membawa keridaan-Nya. Orang baik yang hidup dengan integritas dan kasih akan dikenan oleh Tuhan. Sebaliknya, orang yang hidup dengan kebohongan dan penipuan akan menerima hukuman Tuhan. Tuhan selalu melihat motif dan hati kita dalam setiap tindakan kita.


Menjalani hidup yang jujur dan benar tidak selalu mudah, tetapi itu adalah cara untuk memperoleh berkat dan keridaan Tuhan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran, karena hanya dengan begitu kita dapat mengalami kedamaian dan berkat-Nya dalam hidup kita. Kejujuran dan integritas adalah dasar dari kehidupan yang dikenan oleh Tuhan.


Ayat 3: "Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan goncang."

Amsal 12:3 mengingatkan kita bahwa hidup yang dibangun di atas kefasikan atau kejahatan tidak akan tahan lama. Kita tidak dapat mengandalkan kehidupan yang penuh dengan kebohongan dan kejahatan. Namun, orang yang hidup benar, yang berakar pada kebenaran Tuhan, akan tetap teguh dan tidak tergoncang, seperti akar pohon yang kokoh.


Orang benar akan mendapatkan kekuatan dan keteguhan dari Tuhan, bahkan dalam masa-masa sulit. Meskipun banyak tantangan dan cobaan dalam hidup ini, orang yang hidup benar akan tetap berdiri teguh karena Tuhan adalah penopang dan pelindungnya.


Aplikasi Hidup:

- Mencintai Didikan: Kita harus selalu terbuka terhadap teguran dan didikan yang membangun. Jangan menolak teguran, karena itu adalah cara Tuhan untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Terimalah pembinaan dalam hidup kita agar bisa terus bertumbuh dan berkembang dalam iman.

- Menjalani Hidup dalam Kejujuran dan Integritas: Pilihlah untuk hidup dengan kebenaran, karena hidup yang jujur di mata Tuhan akan mendatangkan berkat dan keridaan-Nya. Hindari segala bentuk penipuan dan kejahatan karena Tuhan akan menghukum mereka yang hidup dalam kefasikan.

- Teguh dalam Kebenaran: Ketika kita hidup dengan akar yang dalam di dalam Tuhan, kita akan tetap teguh dan tidak tergoyahkan. Dalam segala tantangan hidup, kita dapat percaya bahwa Tuhan akan meneguhkan dan melindungi kita jika kita hidup di dalam kebenaran-Nya.


Doa:

Tuhan, terima kasih atas didikan dan teguran-Mu yang selalu membimbing kami menuju kebenaran. Tolong kami untuk selalu terbuka terhadap Firman-Mu dan menerima teguran dengan hati yang penuh kerendahan hati. Berikan kami kekuatan untuk hidup jujur dan menjalani hidup yang dikenan oleh-Mu, agar kami tetap teguh dalam setiap keadaan. Dalam nama Yesus, amin. CGPT

Mari kita akan Hidup (Amos 5:1-6)

Mari kita akan Hidup (Amos 5:1-6)



Pernahkah Anda mendengar seseorang meratap? Ratapan biasanya terdengar di rumah-rumah duka. Itu adalah cara orang mengungkapkan kerinduan sekaligus perkabungannya.


Akibat ketidakadilan sosial dan kekerasan yang merajalela di ibu kota Samaria, Tuhan menjatuhkan hukuman yang keras kepada Israel. Negeri itu ditanduskan. Orang-orangnya dibuang ke pengasingan. Begitu sedikit yang tersisa (3). Hanya orang yang tua, lemah, sakit, dan cacat yang dibiarkan mengembara di reruntuhan kota-kota Israel. Hal itu tergenapi setelah penyerbuan Asyur dan pembuangan ke Babel. Untuk waktu yang sangat panjang, bangsa Israel tidak mempunyai kekuatan untuk bangkit sebagai sebuah kerajaan (2).


Namun, menghukum Israel bukanlah hal yang dinikmati Tuhan. Ia meratapi keadaan mereka (1). Ia gemas terhadap pemberontakan, tetapi Ia juga merindukan mereka kembali. "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!" (4). Dapatkah kita membayangkan wajah Tuhan ketika Dia mengatakan hal itu? Seperti seorang ayah yang rindu menyambut anaknya yang hilang, Tuhan membuka tangan-Nya mengundang Israel bertobat.


Jikalau seseorang bertanya, "Di manakah kami harus mencari Tuhan?", Amos telah menyiapkan jawabannya. Jangan mencari Tuhan di Betel, Gilgal, atau tempat-tempat lain mana pun yang dianggap keramat. Tempat-tempat itu akan diluluhlantakkan dan tidak akan ada lagi. Ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus kepada perempuan Samaria: "... kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem" (Yoh. 4:21). Penyembah sejati akan menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran.


Carilah Tuhan, maka kita akan hidup. Ini adalah janji-Nya. Ini prinsip yang berlaku pasti seperti rumus matematika. Jika kita mencari-Nya, kita akan mendapatkan-Nya. Satu hal yang perlu kita lakukan hanyalah mencari Dia. Jangan biarkan hari ini berlalu sebelum Anda mendapatkan hidup yang kekal itu. Carilah Tuhan selagi Ia berkenan ditemui, carilah seperti mencari mutiara yang berharga. [PHM]

Jangan mendua hati

 Jangan mendua hati (1 Korintus 10:14-11;1)


Bagaimana perasaan kita ketika orang yang sangat kita cintai tiba-tiba berselingkuh? Pasti perasaan sakit hati, cemburu, marah, kecewa, dsb., bercampur aduk dalam hidup kita. Lalu, bagaimana perasaan Tuhan ketika kita menduakan diri-Nya? Dalam teks ini, Paulus menegaskan bahwa Tuhan marah dan cemburu (22). Karena sejak awal Dia tidak ingin ada allah lain dalam hidup kita (bdk. Kel. 20:3).

Di satu sisi, jemaat Korintus percaya kepada Kristus. Di sisi lain lingkungan yang penuh penyembahan berhala menyebabkan situasi yang sulit. Dengan tegas Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menjauhi penyembahan berhala (14). Jemaat Korintus sudah disatukan kepada Kristus melalui perjamuan kudus sebagai lambang penebusan Kristus (16-17). Mereka tidak perlu lagi mengikuti perjamuan para penyembah berhala. Mereka dapat belajar dari nenek moyang Israel yang mendua hati dengan menyembah Allah sekaligus berhala, yang mengakibatkan Allah murka dan menghukum mereka (18-22).


Jika demikian, apakah orang yang percaya kepada Kristus boleh menikmati makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala? Jawaban Paulus bersifat dialektis. Jikalau makanan tersebut benar-benar sebagai alat untuk penyembahan berhala, maka Paulus melarang keras untuk menikmatinya karena sama saja dengan mengakui keberadaan roh jahat di balik berhala (19-20; 28-29a)). Akan tetapi, jikalau makanan tersebut tidak berkaitan dengan penyembahan berhala maka dapat dimakan untuk kebutuhan jasmani (25-27). Prinsip ini yang Paulus gunakan dalam menghadapi 'dilema' seperti itu: 

✅Pertama, selalu menguji hati nurani agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain (29, 32); 

✅Kedua, mengucap syukur kepada Tuhan (30); 

✅Ketiga, semuanya dipergunakan hanya untuk kemuliaan Tuhan (31). Paulus kemudian mengajak mereka melihat dirinya sebagai teladan sebagaimana ia sendiri meneladani Kristus (10:33-11:1). 

Prinsip Paulus tetap sama dengan pasal 8, yaitu ujung dari semua perbuatan kita haruslah demi kemuliaan Tuhan dan demi kebaikan orang lain. SHFB

Latihan Disiplin Rohani (Ibrani 12:1-11)

Latihan Disiplin Rohani (Ibrani 12:1-11)

Film yang berjudul "Sepatu Dahlan" menceritakan masa kecil Dahlan Iskan. Meskipun berkekurangan, orangtua Dahlan mendidik anak-anaknya untuk disiplin. Pernah sepulang sekolah, Dahlan kepergok mencuri sebatang tebu di perkebunan negara. Walau hanya sebatang, Dahlan tetap dihukum dengan sabetan rotan oleh orangtuanya. Ayah Dahlan berkata: "Bapakmu memang miskin, tetapi itu tidak berarti anak Bapak boleh mencuri. Sekarang mencuri sedikit, lama-lama mencuri banyak, merugikan semua orang!" Sejak hari itu, Dahlan berhati-hati dalam bertindak.



Bapa surgawi juga menghendaki anak-anaknya dapat hidup disiplin dan bertanggung jawab dalam bertindak. Meskipun Allah itu kasih, namun Ia tidak pernah memanjakan anak-anak-Nya agar mereka dapat menjadi dewasa serupa Kristus. Sebab Kristus adalah teladan disiplin rohani bagi kita dalam melawan dosa. Kedisiplinan dan ketaatan Kristus kepada Bapa surgawi telah dibuktikan di kayu salib. Sedangkan pergumulan dan kesulitan kita melawan dosa belum sampai level mencucurkan darah (4). Memang harus diakui bahwa yang kita hadapi belum sebanding dengan penderitaan Kristus. Meskipun begitu, kita perlu belajar terus-menerus dari teladan Kristus.

Pengamsal menyerukan jangan sampai kita menolak didikan Tuhan dan jangan bosan atas peringatan-Nya (Ams. 3:11). Semuanya itu dilakukan Bapa untuk membangun kehidupan rohani yang disiplin. Jika Allah tidak mendidik umat-Nya, maka kita tidak dianggap sebagai anak, melainkan anak-anak gampang (8).

Disiplin rohani tidak hanya membimbing kita untuk dewasa, tetapi juga memuliakan Allah dan mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (10). Proses pendisiplinan membutuhkan kerja keras, namun hasilnya adalah buah kebenaran dan damai sejahtera (11).

Berbahagialah kita yang dianggap anak oleh Allah. Sukacita dan damai sejahtera Allah akan memayungi hidup kita. Yakinlah bahwa disiplin Allah atas hidup kita akan membuat kita menjadi pribadi yang diperkenan-Nya. [PPH]

Menjadi Sahabat (Yohanes 15:9-17)

Menjadi Sahabat (Yohanes 15:9-17)

William Charles Fry (1837-1882) mengungkapkan keyakinan imannya bahwa Yesus adalah sahabat sejati dalam hidupnya. Keyakinan itu dituliskan melalui lagu terkenal yang diterjemahkan dengan judul "Tuhan Yesus Sahabatku".



Menjadi sahabat bagi manusia adalah pernyataan Yesus sendiri. Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka bukan lagi hamba, tetapi dianggap dan diangkat-Nya menjadi sahabat (15). Antara hamba dan sahabat terdapat perbedaan relasi yang cukup signifikan. Dalam persahabatan ada relasi yang sejajar. Jalinan persahabatan terjadi karena cinta kasih (12). Cinta kasih ini membuat seorang sahabat bersedia berkorban, bahkan dengan memberikan nyawanya (13).


Tawaran persahabatan dari Yesus memiliki konsekuensi nilai. Pertama, persahabatan ini menghilangkan kerahasiaan seperti yang ada dalam relasi hamba-tuan. Selain pengorbanan, ada juga rahasia-rahasia yang disingkapkan kepada para murid. Kedua, bagi kita, persahabatan berarti melakukan apa yang diperintahkan Yesus. Dan, perintah yang berulang kali Yesus katakan adalah agar mereka saling mengasihi.


Jalinan persahabatan hanya terjadi karena Yesus sendiri yang berinisiatif memilih kita. Ukuran terpilih menjadi sahabat ditentukan oleh Yesus sendiri. Tujuan persahabatan adalah untuk memperlengkapi sehingga sahabat-Nya dapat berbuah sebagaimana yang Bapa inginkan.


Persahabatan Yesus telah ditunjukkan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Yesus tidak hanya mengatakan bahwa sahabat menyerahkan nyawanya, tetapi Ia sendiri menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, para sahabat-Nya.


Jika nyawa saja sudah diberikan, mengapa kita khawatir? Fry mengatakan, jalinan persahabatan Yesus membuat ia merasa aman karena Yesus akan selalu melindungi dan tidak pernah meninggalkannya. Fry menggambarkannya seperti tembok berapi yang mengelilingi kita. Maukah kita menyambut tawaran persahabatan dengan Yesus? Hiduplah dalam kasih! [ASP]

Bersama Alam Memuji Tuhan (Mazmur 148:1-14)

Bersama Alam Memuji Tuhan (Mazmur 148:1-14)

Mazmur 148 berisi ajakan kepada seluruh ciptaan, baik yang di surga maupun di bumi, untuk memuji Tuhan. Pertama, ada ajakan kepada seluruh isi surga. Kedua, ada ajakan kepada segala yang diciptakan di bumi, baik makhluk hidup yang bernapas maupun benda mati yang tidak bernapas. Dasar dari ajakan tersebut adalah semua yang diajak itu merupakan ciptaan Tuhan dan punya panggilan yang sama untuk memuji Tuhan.



Semua ciptaan bergantung penuh pada Tuhan Sang Pencipta, yang sekaligus Sang Pemelihara. Ia yang menciptakan segala sesuatu dengan firman-Nya, Ia pula yang memberikan segala ketetapan agar semesta terus berjalan dengan baik (5-6).


Rasa kebersamaan dengan seluruh alam, baik di surga maupun di bumi, yang pemazmur rasakan adalah sesuatu yang sangat indah, istimewa, dan berharga. Perasaan dan ajakan sang pemazmur ini didasarkan pada penghayatan bahwa pemazmur sebagai manusia ada bersama dengan ciptaan yang lain.


Ada kesadaran bahwa alam pun adalah subjek yang turut menyembah Tuhan, bukan objek untuk dieksploitasi. Kesadaran seperti ini menjadi teguran keras kepada kita yang sering kali hanya memusatkan segala sesuatu oleh, dari, dan untuk manusia. Kita bersikap sangat antroposentris. Akibatnya, kita cenderung mengabaikan keberadaan, keterkaitan, bahkan kebersamaan dengan ciptaan yang lain, termasuk ciptaan yang ada di surga yang tak terlihat.


Di tengah kerusakan alam yang menyebabkan ketidakteraturan, bahkan kekacauan musim, banjir, tanah longsor, dan lain-lain, kidung yang dinaikkan pemazmur mengajak kita untuk peduli terhadap alam. Kita diajak untuk tidak menjadikan alam semesta sebagai alat pemuasan nafsu, tetapi sebagai sesama ciptaan yang menyembah Sang Pencipta yang Agung.


Mari kita selalu ingat, peduli, dan melibatkan alam di dalam pujian kepada Allah. Biarlah kiranya semuanya bersama-sama memuji nama Allah Sang Pencipta dan Pemelihara ciptaan-Nya. [MTH]

Kuasa dan Pribadi Yesus (Matius 9:18-34)

 Kuasa dan Pribadi Yesus (Matius 9:18-34)

Yesus memiliki kuasa mutlak atas segala sesuatu yang ada, yang sudah ada maupun yang akan ada. Tidak satu kondisi pun yang dapat membatasi Yesus untuk melaksanakan kehendak- Nya. 



Ia berkuasa membangkitkan anak kepala rumah ibadat. Ketika Yesus sampai di rumah kepala rumah ibadat, nampaknya sudah terlambat. Upacara penguburan akan segera dimulai karena para peniup seruling dan penduka profesional yang disewa sudah siap menjalankan pekerjaan mereka. Kuasa Yesus mampu membalikkan kenyataan yang sudah terlambat, karena firman-Nya berkuasa menolak kematian (ayat 28). Upacara penguburan berganti menjadi perayaan yang penuh sukacita karena yang mati sudah bangkit. Ia berkuasa mengembalikan kehidupan ke dalam diri anak itu sebab memang Dialah sumber kehidupan itu. 


Yesus juga berkuasa menyembuhkan perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan. Tidak ada pengharapan baginya dan tidak ada vitalitas di dalam dirinya. Namun yang tidak berpengharapan akan menemukan pengharapan dan yang tidak bervitalitas akan menemukannya di dalam Yesus. Yesus pun berkuasa memberikan penglihatan kepada 2 orang buta. Penglihatan yang diberikan tidak hanya memampukan mereka melihat dunia namun juga mampu melihat kemuliaan Allah. Demikian pula ikatan setan yang membuat orang menjadi bisu dilepaskan- Nya, sehingga orang itu menjadi manusia normal kembali yang dapat berkomunikasi. 


Semua mukjizat itu bersumber dari Pribadi Yesus yang berkuasa. Perhatikan setiap proses mukjizat yang terjadi. Yesus memegang tangan anak kepala rumah ibadat yang mati, lalu bangkitlah ia. Perempuan yang sakit pendarahan itu sembuh bukan karena jubah Yesus berkuasa namun karena ia beriman kepada Pribadi Yesus. Orang buta disembuhkan karena jamahan kuasa Yesus. Demikian pula orang bisu dapat berbicara karena kuasa setan dipatahkan oleh kuasa-Nya. Kuasa-Nya tidak dapat dipisahkan dari pribadi-Nya, sebab melalui kuasa yang dinyatakan-Nya terungkaplah identitas Yesus (Mat. 11:2-5). 


Renungkan: Kristen seharusnya bukan hanya takjub kepada kuasa-Nya namun juga tunduk kepada Pribadi Yesus yang adalah sumber kuasa itu. Sebab banyak Kristen yang hanya tergiur mengalami Kuasa-Nya tanpa mau datang dan tunduk kepada Sang Sumber Kuasa. SH

Sunday, February 2, 2025

Berkat Tuhan


Berkat Tuhan

Amsal 10:22 menegaskan tentang pentingnya berkat Tuhan dalam kehidupan kita.


Pesan Utama:

Ayat ini mengajarkan bahwa berkat Tuhanlah yang menjadikan kita kaya, bukan karena susah payah atau usaha kita sendiri. Ini berarti bahwa kita harus mengandalkan Tuhan dan percaya pada berkat-Nya, bukan hanya pada kemampuan kita sendiri.


Prinsip-Prinsip:

1. Berkat Tuhan: Ayat ini menekankan pentingnya berkat Tuhan dalam kehidupan kita.

2. Ketergantungan pada Tuhan: Kita harus mengandalkan Tuhan dan percaya pada berkat-Nya, bukan hanya pada kemampuan kita sendiri.

3. Kesadaran akan kemampuan Tuhan: Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki kemampuan yang tidak terbatas untuk memberkati kita.


Aplikasi Praktis:

1. Mengandalkan Tuhan: Kita harus mengandalkan Tuhan dan percaya pada berkat-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

2. Mengucap syukur: Kita harus mengucap syukur atas berkat-berkat yang telah kita terima dari Tuhan.

3. Menggunakan berkat dengan bijak: Kita harus menggunakan berkat-berkat yang telah kita terima dari Tuhan dengan bijak dan untuk kemuliaan-Nya.


Konteks:

Amsal 10:22 merupakan bagian dari kitab Amsal, yang merupakan kitab yang berisi ajaran-ajaran tentang kebijaksanaan dan kehidupan yang benar. Kitab ini ditulis oleh Raja Salomo, yang merupakan raja yang bijaksana dan kaya. (MAI)

Friday, January 31, 2025

Dimurnikan sesama


Dimurnikan sesama (Amsal 27:15-27)


Kita tak selalu akan berjumpa dengan orang yang menyenangkan, tetapi bisa jadi kita justru sering dipertemukan dengan banyak orang yang menyebalkan.


Sikap dan sifat merupakan cerminan hati seseorang (19). Ada orang yang suka bertengkar (15-16). Ada orang yang tidak pernah merasa puas (20). Ada juga orang bebal yang sulit dikikis kebodohannya (22). Ada saja orang-orang seperti itu yang hadir dalam kehidupan kita. Hati yang kotor harus dimurnikan seperti emas dan perak supaya menghasilkan kehormatan dan pujian melalui perbuatan (18, 21). Kitab Amsal mengingatkan kita bahwa seperti besi menajamkan besi, demikian juga manusia menajamkan sesamanya (17).


Dari Amsal hari ini kita belajar bahwa sesama dapat menjadi orang yang Tuhan berikan untuk mempertajam kepekaan dan kepribadian kita. Setiap orang yang kita temui sehari-hari dapat bermanfaat untuk melatih dan mengembangkan karakter kita.


Bukan kebetulan Tuhan meletakkan kita di tengah keluarga, persekutuan, tempat kerja, atau komunitas lainnya, di mana kita bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki beragam sifat dan perilaku, bahkan yang tidak cocok dengan apa yang kita harapkan. Dalam hal ini, bila kita menanggapi dengan hati bijak, kita dapat melihat bagaimana diri kita bisa makin dipertajam dalam kepekaan, kepedulian, dan kedewasaan emosi.


Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita diperhadapkan dengan seseorang yang memancing kemarahan, juga ketika ada orang yang menyakiti hati kita, itulah kesempatan bagi kita untuk belajar bersabar. Sesama yang terasa menyebalkan itu, ternyata Tuhan berikan untuk melatih kesabaran dan kasih kita. Dengan melakukannya, justru diri kita sendirilah yang akan menjadi makin tajam dan peka, mampu mengendalikan emosi dan mengampuni, serta bertambah dewasa dalam iman dan kepribadian.


Itu artinya, kita dapat mengucap syukur ketika ada orang yang tidak menyenangkan di sekitar kita. Bertekadlah dan bersedialah untuk memurnikan dan makin dimurnikan oleh sesama. [MKD]

Monday, January 27, 2025

Takut akan Tuhan, Membenci Kejahatan



Takut akan Tuhan, Membenci Kejahatan 


Amsal 8:13 menekankan pentingnya takut akan Tuhan dan akibatnya. Takut akan Tuhan bukanlah ketakutan yang menghakimi, melainkan rasa hormat dan ketaatan kepada-Nya. Ayat ini menjelaskan bahwa takut akan Tuhan berarti:


Nilai-Nilai

1. Membenci kejahatan dan kesalahan.

2. Menghindari kesombongan dan kecongkakan.

3. Menolak tingkah laku jahat.

4. Menghindari ucapan palsu dan tipu muslihat.


Manfaat

1. Kehidupan yang saleh dan benar.

2. Perlindungan dari kejahatan (Amsal 2:11-12).

3. Kebijaksanaan dan pemahaman (Amsal 1:7).

4. Hubungan yang erat dengan Tuhan.


Prinsip Hidup

1. Mengakui kekuasaan dan otoritas Tuhan.

2. Menghindari dosa dan kejahatan.

3. Membangun karakter yang baik.

4. Mencari kebenaran dan keadilan.


Konteks

Amsal 8:1-36 menjelaskan kebijaksanaan sebagai seorang wanita yang memanggil orang untuk mengikuti jalan yang benar. Ayat 13 menekankan pentingnya takut akan Tuhan sebagai dasar kebijaksanaan.


Sumber

- Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain)

- Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur)

- Buku-buku spiritualitas Kristen. (MAI)

Pentingnya Berdoa & Mempercayai Allah


Pentingnya Berdoa & Mempercayai Allah 


Matius 7:8 merupakan bagian dari kotbah Yesus di atas gunung, di mana Dia mengajarkan tentang pentingnya berdoa dan mempercayai Allah. Ayat ini menekankan bahwa:


Prinsip-prinsip

1. Percaya dan Berharap: Allah menjawab doa orang yang percaya dan berharap.

2. Mencari dan Menemukan: Allah memberi apa yang dicari dengan tulus.

3. Mengetok dan Dibukakan: Allah membuka pintu bagi orang yang dengan setia mengetok.


Aplikasi Praktis

1. Berdoa dengan percaya dan tulus.

2. Mencari kebenaran dan hikmat.

3. Menyerahkan keinginan kepada Allah.

4. Mempercayai jawaban Allah, bahkan jika tidak sesuai harapan.


Konteks

Matius 7:7-11 menjelaskan tentang doa yang efektif dan pentingnya mempercayai Allah. Yesus mengajarkan untuk:

1. Meminta dengan percaya (ayat 7).

2. Mencari dengan tulus (ayat 7-8).

3. Mengetok dengan kesabaran (ayat 8).

4. Mempercayai Allah sebagai Bapa yang baik (ayat 9-11).


Sumber

- Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain)

- Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur)

- Buku-buku spiritualitas Kristen. (MAI)

Mata TUHAN Tertuju kepada Orang Benar


Mata TUHAN Tertuju kepada Orang Benar 

1 Petrus 3:12 menekankan hubungan erat antara Allah dan umat-Nya. Berikut beberapa prinsip yang dapat diambil:


Prinsip-Prinsip

1. Allah memperhatikan orang benar (Mazmur 34:15-16).

2. Allah mendengar doa umat-Nya (Mazmur 65:1-2).

3. Allah menentang kejahatan (Mazmur 7:11-12).


Aplikasi Praktis

1. Hidup dengan integritas dan kebenaran.

2. Berdoa dengan percaya dan tulus.

3. Menghindari perilaku jahat dan tidak adil.

4. Membangun hubungan yang erat dengan Allah.


Konteks

1 Petrus 3:8-12 menjelaskan tentang:

1. Hidup harmonis dan damai (ayat 8-9).

2. Menghindari kejahatan (ayat 10-11).

3. Allah memperhatikan orang benar (ayat 12).


Sumber

1. Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain).

2. Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur).

3. Buku-buku spiritualitas Kristen.


Semoga ayat ini menjadi inspirasi dan motivasi untuk hidup lebih dekat dengan Allah! (MAI)

Bapa Sayang kepada Anaknya

Bapa Sayang kepada Anaknya 

Mazmur 103:13 menekankan kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Berikut beberapa prinsip yang dapat diambil:


Prinsip-Prinsip

1. Allah adalah Bapa yang penuh kasih sayang (Matius 6:9-10).

2. Allah mengasihi orang yang takut akan Dia (Mazmur 103:11).

3. Allah memahami kelemahan manusia (Mazmur 103:14).


Aplikasi Praktis

1. Mengakui kelemahan dan ketergantungan pada Allah.

2. Membangun hubungan pribadi dengan Allah.

3. Mengandalkan kasih sayang Allah dalam kesulitan.

4. Menjaga ketaatan dan takut akan Allah.


Konteks

Mazmur 103 menjelaskan tentang:

1. Pujian kepada Allah (ayat 1-5).

2. Karya-karya Allah (ayat 6-10).

3. Kasih sayang Allah (ayat 11-14).

4. Kekalnya Allah (ayat 15-22).


Sumber

1. Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain).

2. Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur).

3. Buku-buku spiritualitas Kristen.


Semoga ayat ini menjadi sumber penghiburan dan kekuatan! (MAI)

Menghormati Pemimpinmu


Menghormati Pemimpinmu 


1 Tesalonika 5:12 menekankan pentingnya menghormati pemimpin rohani dalam komunitas Kristen. Berikut beberapa prinsip yang dapat diambil:


Prinsip-Prinsip

1. Menghormati pemimpin rohani (Ibrani 13:17).

2. Mengakui peran pemimpin dalam memimpin dan menegor (Efesus 4:11-12).

3. Menghargai kerja keras pemimpin (1 Korintus 16:16).


Aplikasi Praktis

1. Mendukung pemimpin rohani dalam doa dan kebutuhan.

2. Menghormati otoritas pemimpin.

3. Menerima teguran dan bimbingan dari pemimpin.

4. Berpartisipasi aktif dalam komunitas.


Konteks

1 Tesalonika 5:1-28 menjelaskan tentang:


1. Periode akhir zaman (ayat 1-11).

2. Menghormati pemimpin (ayat 12-13).

3. Mengasihi dan saling memperkuat (ayat 14-15).

4. Doa dan kesyukuran (ayat 16-24).

5. Penutup (ayat 25-28).


Sumber

1. Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain).

2. Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur).

3. Buku-buku teologi Kristen.

4. Situs resmi Gereja Katolik/Protestan/Ortodoks. (M.AI)

Perkataan yang Baik


Perkataan yang Baik 


Efesus 4:29 mengajarkan tentang pentingnya berbicara dengan bijak dan membangun. Berikut beberapa prinsip yang dapat diambil:


Prinsip-Prinsip

1. Hindari perkataan kotor dan tidak pantas (Kolose 3:8).

2. Gunakan perkataan yang baik dan membangun (Efesus 4:29).

3. Berbicara dengan kasih sayang dan kebenaran (Efesus 4:15).

4. Pertimbangkan dampak kata-kata terhadap orang lain (Amsal 12:18).


Aplikasi Praktis

1. Berhati-hati dengan kata-kata yang diucapkan.

2. Gunakan kata-kata yang membangun dan menghibur.

3. Hindari gosip dan kritik yang tidak konstruktif.

4. Berbicara dengan hormat dan kesabaran.


Konteks

Efesus 4:17-32 menjelaskan tentang:

1. Hidup baru di dalam Kristus (ayat 17-24).

2. Menghindari perilaku lama (ayat 25-28).

3. Berbicara dengan bijak (ayat 29).

4. Menghindari kesalahan dan marah (ayat 30-32).


Sumber

1. Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain).

2. Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur).

3. Buku-buku spiritualitas Kristen.


Semoga ayat ini menjadi inspirasi untuk berbicara dengan bijak dan membangun! (MAI)

Menolong Sesama


Menolong Sesama 

Yesaya 41:6-7 menggambarkan bagaimana umat Tuhan saling menolong dan menguatkan hati satu sama lain. Ayat-ayat ini juga menggambarkan bagaimana Tuhan menguatkan hati umat-Nya melalui dukungan dan penghiburan.


Pesan Utama

Ayat-ayat ini mengajarkan tentang pentingnya dukungan dan penghiburan antar sesama umat Tuhan. Dengan saling menolong dan menguatkan hati, umat Tuhan dapat menghadapi kesulitan dan tantangan dengan lebih kuat dan percaya diri.


Prinsip-Prinsip

1. Dukungan sesama: Umat Tuhan harus saling menolong dan menguatkan hati satu sama lain (Galatia 6:2, Efesus 4:29).

2. Penghiburan: Tuhan menguatkan hati umat-Nya melalui dukungan dan penghiburan (Yesaya 41:4, 2 Korintus 1:3-4).

3. Kekuatan dalam kesatuan: Kekuatan dan kekuatan dapat ditemukan dalam kesatuan dan dukungan antar sesama (Amsal 27:17).


Aplikasi Praktis

1. Berikan dukungan dan penghiburan kepada orang-orang di sekitar Anda.

2. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan dukungan dari orang lain.

3. Bangunlah komunitas yang saling mendukung dan menghibur.


Konteks

Yesaya 41:1-7 menjelaskan tentang:

1. Penghiburan Tuhan bagi umat-Nya (ayat 1-4).

2. Dukungan dan penghiburan antar sesama (ayat 5-7).


Sumber

1. Alkitab (TB, FAYH, atau terjemahan lain).

2. Tafsiran Alkitab (Matthew Henry, John MacArthur).

3. Buku-buku spiritualitas Kristen. (MAI)

Tidak ada yang Mustahil


 Tidak ada yang Mustahil 


Lukas 1:37 adalah ayat yang sangat penting dalam Alkitab, yang menegaskan bahwa bagi Allah, tidak ada yang mustahil. Ayat ini merupakan jawaban Malaikat Gabriel kepada Maria, ketika Maria bertanya bagaimana mungkin dia, seorang perawan, dapat melahirkan Yesus.


Ayat ini mengajarkan beberapa prinsip penting:


1. Kekuasaan Allah: Allah memiliki kekuasaan yang tidak terbatas dan dapat melakukan segala sesuatu yang Dia inginkan.

2. Kepercayaan: Ayat ini mengajarkan kita untuk percaya pada kekuasaan Allah dan tidak meragukan kemampuan-Nya.

3. Iman: Ayat ini juga mengajarkan kita untuk memiliki iman yang kuat dan percaya pada janji-janji Allah.


Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:


1. Menghadapi kesulitan dan tantangan dengan percaya diri dan berani.

2. Percaya pada kekuasaan Allah untuk melakukan yang terbaik dalam hidup kita.

3. Memiliki iman yang kuat dan percaya pada janji-janji Allah.


Semoga ayat ini menjadi inspirasi dan kekuatan bagi Anda! (MAI)

Hidup Bijaksana


Hidup Bijaksana 


Titus 2:11-12 merupakan ayat yang sangat penting dalam Alkitab, yang menegaskan tentang kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia.


Pesan Utama:


Ayat ini mengajarkan bahwa kasih karunia Allah telah nyata dan menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia ini tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga mendidik kita untuk:


1. Meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi.

2. Hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.


Prinsip-Prinsip:


1. Kasih karunia Allah: Allah menawarkan kasih karunia yang menyelamatkan semua manusia (Efesus 2:8-9).

2. Pendidikan rohani: Kasih karunia Allah mendidik kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya (2 Petrus 3:18).

3. Hidup yang saleh: Kita dipanggil untuk hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (1 Yohanes 2:15-17).


Aplikasi Praktis:


1. Terima kasih karunia Allah dan percayalah pada-Nya.

2. Biarkan kasih karunia Allah mendidik Anda untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

3. Berusahalah untuk hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. (MAI)

Mengampuni & Memaafkan


Mengampuni & Memaafkan 


Lukas 17:3-4 merupakan ayat yang sangat penting dalam Alkitab, yang menegaskan tentang pentingnya mengampuni dan memaafkan orang lain.


Pesan Utama:

Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus selalu siap untuk mengampuni dan memaafkan orang lain, bahkan jika mereka berbuat dosa terhadap kita berulang kali. Kita harus memiliki hati yang penuh kasih dan pengampunan, seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus.


Prinsip-Prinsip:

1. Mengampuni: Kita harus mengampuni orang lain yang berbuat dosa terhadap kita (Matius 6:14-15).

2. Memaafkan: Kita harus memaafkan orang lain yang berbuat dosa terhadap kita (Efesus 4:32).

3. Kasih dan pengampunan: Kita harus memiliki hati yang penuh kasih dan pengampunan, seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus (Lukas 6:27-36).


Aplikasi Praktis:

1. Mengampuni orang lain: Jika seseorang berbuat dosa terhadap Anda, cobalah untuk mengampuni dan memaafkannya.

2. Memaafkan diri sendiri: Jika Anda berbuat dosa, cobalah untuk memaafkan diri sendiri dan meminta pengampunan dari Tuhan.

3. Menjadi pribadi yang penuh kasih: Cobalah untuk menjadi pribadi yang penuh kasih dan pengampunan, seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus.


Konteks:

Lukas 17:1-10 menjelaskan tentang pentingnya mengampuni dan memaafkan orang lain, serta tentang pentingnya memiliki iman yang kuat dan tidak goyah. (MAI)

Menjaga Hati & Mulut kita

 

Menjaga Hati & Mulut kita


Amsal 4:23-24 merupakan ayat yang sangat penting dalam Alkitab, yang menegaskan tentang pentingnya menjaga hati dan mulut kita.


Pesan Utama:

Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari hati itulah terpancar kehidupan. Kita juga harus membuang mulut serong dan bibir yang dolak-dalik, yang dapat menyebabkan kita berbicara tidak benar dan menyakiti orang lain.


Prinsip-Prinsip:

1. Menjaga hati: Kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena hati kita adalah sumber kehidupan (Amsal 4:23).

2. Mengontrol mulut: Kita harus membuang mulut serong dan bibir yang dolak-dalik, yang dapat menyebabkan kita berbicara tidak benar dan menyakiti orang lain (Amsal 4:24).

3. Berbicara dengan bijak: Kita harus berbicara dengan bijak dan mempertimbangkan kata-kata kita sebelum berbicara (Amsal 10:32).


Aplikasi Praktis:

1. Mengontrol emosi: Kita harus mengontrol emosi kita dan tidak membiarkan emosi kita mengendalikan kita.

2. Berbicara dengan hati-hati: Kita harus berbicara dengan hati-hati dan mempertimbangkan kata-kata kita sebelum berbicara.

3. Menjaga hubungan: Kita harus menjaga hubungan kita dengan orang lain dan tidak membiarkan kata-kata kita menyakiti orang lain.


Konteks:

Amsal 4:1-27 menjelaskan tentang pentingnya mendengarkan nasihat dan mengikuti jalan yang benar. Ayat-ayat ini juga menegaskan tentang pentingnya menjaga hati dan mulut kita. (MAI)

Tuesday, January 14, 2025

Pelayanan Kasih

 

Pelayanan Kasih

 2 Korintus 9:12 merupakan ayat yang sangat indah dan mengingatkan kita tentang pentingnya berbagi dan melayani orang lain. Ayat ini menyatakan bahwa pelayanan kasih dan pemberian tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga mendatangkan ucapan syukur kepada Allah.


Dalam konteks ini, Rasul Paulus menekankan bahwa pelayanan kasih harus dilakukan dengan tulus dan tidak terpaksa, karena hal itu akan membawa dampak positif bagi orang lain dan meningkatkan hubungan kita dengan Allah.


Beberapa prinsip yang dapat diambil dari ayat ini:


Prinsip Spiritual

1. Pelayanan kasih mendatangkan ucapan syukur kepada Allah.

2. Berbagi dan melayani orang lain adalah bentuk ibadah.

3. Kita harus memiliki hati yang tulus dan tidak terpaksa dalam berbagi.


Prinsip Sosial

1. Pelayanan kasih membantu mencukupkan keperluan orang lain.

2. Berbagi meningkatkan kesadaran dan kepedulian sosial.

3. Kita harus peduli terhadap kebutuhan orang lain.


Prinsip Pribadi

1. Berbagi dan melayani meningkatkan kesabaran dan kebaikan hati.

2. Kita harus memiliki sikap yang tidak egois dan mau berbagi.

3. Pelayanan kasih membawa kebahagiaan dan kepuasan.


Apakah Anda ingin tahu lebih lanjut tentang 2 Korintus 9:12 atau ingin berbagi pengalaman tentang pelayanan kasih? (MAI)

Bukan untuk Pamer


Bukan untuk Pamer (Matius 6:1-18)


Pamer berarti tindakan memperlihatkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud menunjukkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri. Dari pengertian ini sudah dapat kita pahami bahwa "pamer" bermakna negatif.


Yesus menegur keras orang-orang yang melakukan kewajiban agamawi dengan tujuan pamer (1-2, 5, 16). Karena itu, Yesus memberi tahu mereka agar jika mereka bersedekah, mereka melakukannya dengan tulus. Jika berdoa, mereka harus melakukannya untuk membangun hubungan pribadi yang intim dengan Allah dan juga melakukannya dengan penuh kejujuran sebab Allah tahu isi hati manusia (6-8). Begitu pula saat berpuasa, mereka perlu melakukannya dengan rendah hati di hadapan Allah. Semua itu harus ditujukan kepada Allah, bukan kepada manusia untuk mendapat pujian dari mereka.


Salah satu bagian dari Khotbah di Bukit yang disampaikan Yesus menyoroti kehidupan beragama orang-orang Yahudi pada masa itu. Dalam kewajiban agama Yahudi, ada tiga hal utama yang harus mereka lakukan, yaitu bersedekah, berdoa, dan berpuasa. Sayangnya, mereka melakukannya tidak lagi dengan tertuju kepada Allah, melainkan diri sendiri. Dengan mempertontonkannya kepada banyak orang, mereka ingin mendapat pujian dan dipandang sebagai seorang yang taat beribadah. Hal seperti ini tidak dikehendaki oleh Tuhan.


Tidak pernah Allah meminta kita melakukan ibadah dan perbuatan-perbuatan baik untuk dipamerkan kepada orang lain dan menyombongkannya di hadapan mereka. Pamer sangat jauh berbeda dari menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat. 5:13-16), juga berbeda dari perintah agar kebaikan hati kita diketahui semua orang (bdk. Fil. 4:5). Perbedaannya terletak pada dasar, tujuan, dan motivasi untuk melakukan firman Tuhan.


Ibadah kita adalah ungkapan syukur kepada Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi. Kita melakukan perbuatan baik untuk memuliakan Allah. Pada saat kita melakukannya, kita juga makin bersukacita karena berjumpa dengan orang lain. [IVT]

Sunday, January 12, 2025

Berbahagialah orang yang Murah Hatinya

 

Berbahagialah orang yang Murah Hatinya

Matius 5:7 merupakan salah satu "Delapan Berkat" dalam Kotbah di Bukit, Yesus mengajarkan:


Makna

1. Murah hati: Menunjukkan belas kasihan, kasih sayang dan kebaikan.

2. Beroleh kemurahan: Menerima kasih sayang dan pengampunan dari Tuhan.


Prinsip-Prinsip Hidup

1. Menunjukkan empati dan pengertian.

2. Memberikan bantuan kepada orang membutuhkan.

3. Mengampuni dan melupakan kesalahan.

4. Menjadi sumber kebaikan dan kasih.


Ayat-Ayat Terkait

1. Matius 6:14-15 (mengampuni orang lain).

2. Lukas 6:36 (menjadi murah hati seperti Bapa).

3. 1 Korintus 13:4 (kasih itu murah hati).

4. Efesus 4:32 (menunjukkan kasih dan pengampunan).


Renungan Harian

"Tuhan, tolonglah aku menjadi murah hati dan menunjukkan kasih sayang kepada orang lain."


Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang aku lakukan untuk menunjukkan kemurahan hati?

2. Bagaimana aku dapat mengembangkan kasih sayang?

3. Siapa yang aku bisa bantu hari ini? (MAI)

Tuhan Mengampuni

Tuhan Mengampuni 

Bilangan 14:20 merupakan ayat yang menunjukkan kasih dan pengampunan Tuhan. Dalam konteks ini, Musa meminta Tuhan untuk mengampuni bangsa Israel yang telah berdosa. Tuhan kemudian berjanji untuk mengampuni mereka.


Makna Spiritual

1. Kasih Tuhan tidak terbatas.

2. Pengampunan Tuhan tersedia bagi semua orang.

3. Doa dan permohonan dapat mengubah keputusan Tuhan.

4. Kesetiaan dan iman Musa menjadi contoh bagi kita.


Prinsip-Prinsip Hidup

1. Mengakui dosa dan meminta pengampunan.

2. Menjaga iman dan kesetiaan.

3. Berdoa untuk orang lain.

4. Mengandalkan kasih dan kebijaksanaan Tuhan.


Ayat-Ayat Terkait

1. Mazmur 86:5 (Tuhan pengampun dan penyayang).

2. Yeremia 31:34 (Tuhan mengampuni dosa).

3. 1 Yohanes 1:9 (pengampunan dosa melalui Yesus).

4. Matius 6:14-15 (mengampuni orang lain).


Renungan Harian

"Tuhan, terima kasih atas kasih dan pengampunan-Mu. Tolonglah aku menjadi lebih seperti Musa, yang berdoa untuk orang lain." (MAI)

Friday, January 10, 2025

PertolonganMu TUHAN


PertolonganMu TUHAN

Mazmur 60:13 adalah ayat yang mengungkapkan kepercayaan kepada Tuhan sebagai sumber pertolongan sejati. Berikut beberapa renungan:


Makna

1. Permohonan pertolongan Tuhan melawan lawan.

2. Pengakuan bahwa penyelamatan manusia tidak efektif.

3. Ketergantungan pada Tuhan sebagai sumber kekuatan.


Prinsip-Prinsip Hidup

1. Mengandalkan Tuhan dalam kesulitan.

2. Mempercayai kekuatan Tuhan.

3. Mengakui keterbatasan manusia.

4. Berdoa dengan percaya.


Ayat-Ayat Terkait

1. Mazmur 121:1-2 (pertolongan dari Tuhan).

2. 1 Petrus 5:7 (menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan).

3. Yeremia 17:5-7 (mengandalkan Tuhan, bukan manusia).

4. Filipi 4:13 (segala sesuatu dapat dilakukan dengan Tuhan).


Renungan Harian

"Tuhan, berikanlah kami pertolongan melawan lawan. Kami mengandalkan-Mu dan percaya pada kekuatan-Mu."


Pertanyaan Refleksi

1. Apa kesulitan yang aku hadapi saat ini?

2. Bagaimana aku dapat mengandalkan Tuhan?

3. Apa yang aku lakukan untuk memperkuat imanku? (MAI)

Thursday, January 9, 2025

Kasihlah TUHAN Allah


Kasihlah TUHAN Allah

Ulangan 6:5, juga dikenal sebagai "Shema Israel," adalah perintah kasih Tuhan yang paling penting dalam Alkitab. Berikut beberapa poin kunci:


Makna

1. Mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatan.

2. Mengutamakan Tuhan dalam hidup.

3. Menunjukkan komitmen dan kesetiaan kepada Tuhan.


Prinsip-Prinsip Hidup

1. Mengasihi Tuhan lebih dari segalanya.

2. Menjadikan Tuhan prioritas utama.

3. Menghidupi iman dengan sepenuh hati.

4. Mengembangkan hubungan yang mendalam dengan Tuhan.


Ayat-Ayat Terkait

1. Markus 12:29-30 (mengasihi Tuhan dan sesama).

2. Matius 22:37-40 (mengasihi Tuhan dan sesama).

3. Ulangan 6:6-9 (mengajarkan anak-anak tentang kasih Tuhan).

4. Yohanes 14:15 (mengasihi Tuhan dengan mematuhi perintah-Nya).


Renungan Harian

"Tuhan, aku mengasihi-Mu dengan sepenuh hati, jiwa, dan kekuatan. Tolonglah aku untuk menghidupi iman ini setiap hari."


Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang membuatku mengasihi Tuhan?

2. Bagaimana aku dapat menunjukkan kasihku kepada Tuhan?

3. Apa yang aku lakukan untuk mengutamakan Tuhan dalam hidupku? (MAI)

Wednesday, January 8, 2025

Kekuatiran


 Kekuatiran 

1 Petrus 5:7 mengingatkan kita untuk menyerahkan kekuatiran kita kepada Tuhan. Berikut beberapa poin kunci:

Makna

1. Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan.

2. Tuhan memelihara dan menjaga kita.

3. Kita tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan.

Prinsip-Prinsip Hidup

1. Mengandalkan Tuhan dalam kesulitan.

2. Menyerahkan kekuatiran, bukan menahan sendiri.

3. Mempercayai perlindungan dan pemeliharaan Tuhan.

4. Mengembangkan kesabaran dan kepercayaan.

Ayat-Ayat Terkait

1. Mazmur 55:22 (menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan).

2. Filipi 4:6-7 (menghilangkan kekuatiran dengan doa).

3. 1 Petrus 5:8-9 (menjaga kesadaran dan ketenangan).

4. Yeremia 29:11 (Tuhan memiliki rencana baik).

Renungan Harian

"Tuhan, aku menyerahkan segala kekuatiranku kepada-Mu. Tolonglah aku untuk percaya dan mengandalkan-Mu."

Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang membuatku khawatir?

2. Bagaimana aku dapat menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan?

3. Apa yang aku lakukan untuk memperkuat imanku? (MAI)

Monday, January 6, 2025

Lepaskan & Ampunilah Dosa Kami


Lepaskan & Ampunilah Dosa Kami 

Mazmur 79:9 merupakan doa permohonan tolong dan pengampunan. Berikut beberapa poin kunci:


Makna

1. Permohonan tolong dan penyelamatan (ayat 9).

2. Pengakuan akan kemuliaan nama Tuhan (ayat 9).

3. Permohonan pengampunan dosa (ayat 9).


Prinsip-Prinsip Hidup

1. Mengakui ketergantungan pada Tuhan.

2. Memohon bantuan dan perlindungan.

3. Mengakui dosa dan memohon pengampunan.

4. Menghargai kemuliaan nama Tuhan.


Ayat-Ayat Terkait

1. Mazmur 51:1-2 (pengampunan dosa).

2. Mazmur 85:4 (pemulihan).

3. 1 Yohanes 1:9 (pengampunan dosa).

4. Lukas 18:13 (permohonan ampun).


Renungan Harian

"Tuhan, tolonglah aku dan ampunilah dosa-dosaku. Berikanlah aku kekuatan dan perlindungan-Mu."


Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang membuatku membutuhkan pertolongan Tuhan?

2. Bagaimana aku dapat memperlihatkan rasa syukur atas pengampunan dosa?

3. Apa yang aku lakukan untuk memuliakan nama Tuhan? (MAI)

Dia yang Memberi Kekuatan


Dia yang Memberi Kekuatan

Filipi 4:13 adalah ayat Alkitab yang sangat inspiratif! Berikut beberapa poin kunci:


Makna

1. Kekuatan dari Tuhan untuk menghadapi kesulitan.

2. Ketergantungan pada Tuhan dalam segala situasi.

3. Percaya diri dan keberanian dalam menghadapi tantangan.


Prinsip-Prinsip Hidup

1. Mengandalkan kekuatan Tuhan, bukan kekuatan diri sendiri.

2. Mempercayai Tuhan dalam segala situasi.

3. Menghadapi kesulitan dengan percaya diri dan keberanian.

4. Mengakui keterbatasan diri dan membutuhkan Tuhan.


Ayat-Ayat Terkait

1. 2 Korintus 12:9-10 (kekuatan dalam kelemahan).

2. Mazmur 28:7 (Tuhan sebagai kekuatan).

3. Yesaya 40:29 (kekuatan dari Tuhan).

4. 1 Petrus 5:7 (menyerahkan kekhawatiran kepada Tuhan).


Renungan Harian

"Tuhan, terima kasih atas kekuatan-Mu yang memberi aku keberanian untuk menghadapi segala perkara. Tolonglah aku untuk selalu mengandalkan-Mu."


Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang membuatku merasa lemah dan membutuhkan kekuatan Tuhan?

2. Bagaimana aku dapat mengandalkan kekuatan Tuhan dalam hidupku?

3. Apa yang aku lakukan untuk memperkuat imanku? (MAI)

Gema Pengampunan di tengah Dendam Membara (Matius 18:12-35)

  Gema Pengampunan di tengah Dendam Membara (Matius 18:12-35) Pelampiasan dendam semakin sering mewarnai surat kabar, media, dan berita tele...