Friday, March 7, 2025

Memberi dengan Sukacita & dengan Sepenuh Hati (2 Korintus 9:1-15)

Memberi dengan Sukacita & dengan Sepenuh Hati (2 Korintus 9:1-15)


Seorang petani yang menabur benih, akan kehilangan benih itu ketika benih itu jatuh dari tangannya. Namun benih itu tidak hilang begitu saja, karena ada harapan bahwa benih itu akan memberikan hasil yang berlipat ganda dikemudian hari. Jika si petani ingin terus menggenggam benih itu maka ia hanya akan memanen sedikit hasil. Sementara petani yang melepaskan lebih banyak benih akan menghasilkan panen lebih banyak pula.

Jemaat Korintus pernah menyatakan kesiapan mereka untuk membantu jemaat miskin di Yerusalem (2b). Kesiapan mereka malah merangsang orang lain untuk melakukan hal yang sama (2c). Sikap jemaat Korintus membuat Paulus membanggakan mereka di hadapan jemaat Makedonia. Namun seiring perjalanan waktu, mereka tidak melaksanakan janji tersebut. Berarti, mereka tidak sepenuh hati ingin membantu jemaat miskin itu. Itu sebabnya Paulus mendesak agar mereka mewujudkan komitmen mereka. Kini Paulus membalik posisi jemaat Korintus, dengan menyebut-nyebut jemaat Makedonia untuk membangkitkan rasa malu mereka (4). Karena itu Paulus meminta Titus dan saudara-saudara yang lain untuk pergi mendahuluinya ke Korintus, dengan harapan agar jemaat Korintus memenuhi janji mereka untuk mengumpulkan bantuan bagi jemaat Yerusalem (5). 

Dengan memberikan persembahan secara benar, jemaat Tuhan belajar prinsip anugerah dan keajaiban pemeliharaan Allah. 

✅Pertama, dengan bersikap murah hati dalam memberi, jemaat akan beroleh kemurahan hati Allah (6). 

✅Kedua, orang Kristen harus memberi dengan sukarela bukan terpaksa (7). 

✅Ketiga, Allah tahu pengorbanan orang yang memberikan persembahan. Ia memelihara mereka (8-11). 

✅Keempat, memberi sebagai wujud perhatian dan kasih kepada jemaat yang perlu, dan sebagai ungkapan syukur kepada Allah (12-14). 

Di Indonesia kini ada cukup banyak gereja yang mengalami kemiskinan rohani karena kesulitan finansial. Kita perlu peduli terhadap kesulitan mereka. Sebagai tubuh Kristus, satu menderita semua turut menderita. Kita perlu memikirkan dan mengusahakan agar sesama saudara seiman kita juga boleh mendapatkan berbagai sarana yang dapat membantu mereka bertumbuh dalam firman dan berkembang dalam aspek-aspek kehidupan lainnya. 

Pemberian yang terbaik bagi pelayanan dan pembangunan jemaat adalah pemberian yang dilandasi keterbukaan dan tanpa paksaan. Tuhan tidak melihat besar kecilnya persembahan, melainkan motivasi dan ketulusan hati kita dalam memberi. Jangan pernah hitung-hitungan dengan Tuhan, apalagi menahan berkat yang seharusnya kita salurkan kepada yang berhak menerima. Ketika kita memberi dengan kasih maka kita akan memperoleh kelimpahan anugerah dari Allah. Kiranya Allah memperkaya kita dengan kerinduan untuk menjadi berkat.

Renungkan: Jika Anda pernah berjanji dan menyatakan kesiapan untuk membantu pendanaan, lakukanlah dengan sepenuh hati. SH

No comments:

Post a Comment

Gema Pengampunan di tengah Dendam Membara (Matius 18:12-35)

  Gema Pengampunan di tengah Dendam Membara (Matius 18:12-35) Pelampiasan dendam semakin sering mewarnai surat kabar, media, dan berita tele...