Saturday, August 3, 2024

Allah memperhatikan penderitaan umat

 

Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10)

Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderitaan kita. Tentu salah jika kita berpikir demikian. Allah kita adalah Allah yang sangat peduli terhadap penderitaan manusia, terutama penderitaan umat-Nya. Ini dapat kita lihat dalam nas hari ini.

Setelah ratusan tahun di Mesir, umat Israel -yang merasa menderita- berseru kepada Allah (23-24). Allah pun mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Ia kemudian menjalankan rencana-Nya untuk menyelamatkan mereka dari perbudakan Mesir. Dalam bahasa Ibrani kata "mengingat" bukan berarti hanya secara pemikiran/kognitif, yaitu bahwa tadinya lupa dan sekarang ingat, tetapi mencakup tindakan juga. Jadi ini berarti, telah tiba waktunya bagi Allah untuk bertindak seturut dengan perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.

Allah kemudian memanggil Musa dan menyatakan bahwa "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka" (7). Allah kita memang adalah Allah yang sangat peduli dengan kesengsaraan umat-Nya, terutama mereka yang ditindas. Sebab itu Allah berkata bahwa jika kita menindas janda dan anak yatim lalu mereka berseru kepada Allah, maka Allah akan mendengar seruan mereka dan akan menyatakan murka-Nya kepada mereka yang menindas janda dan anak yatim tersebut (Kel. 22:22-24).

Kita harus mengerti bahwa Allah sangat peduli dengan penderitaan kita, karena itu jangan berhenti berseru kepada Allah untuk memberikan pertolongan kepada kita. Jika pertolongan tidak datang seturut yang kita inginkan, maka kita harus percaya bahwa itu bukan karena Allah tidak peduli, tetapi pasti ada rencana Allah dibalik penderitaan tersebut. Sebaliknya, kita juga harus berhati-hati jangan sampai kita menindas mereka yang lebih lemah karena ketika mereka berseru kepada Allah, maka Allah pasti akan mendengar seruan mereka dan akan menunjukkan murka kepada kita, yang menindas mareka yang lemah.

Diskusi renungan ini di Facebook: 

http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/27/

Thursday, August 1, 2024

Iman dan Janji

Iman dan Janji (Roma 4:13-25)

Kita hidup pada zaman di mana manusia sangat mudah melanggar janji, seperti: janji perkawinan, janji persahabatan, perjanjian kerja, dan lainnya. Beda halnya dengan Allah. Ketika Allah berjanji, Ia pasti menepatinya. Dan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, Allah memberikan janji bukan karena perbuatan mereka, melainkan karena iman mereka (13-14).

Dalam rencana keselamatan Allah, janji-Nya sangat penting. Hal itu ditegaskan Paulus dalam perikop ini hingga lima kali (13-14, 16, 20-21). Lalu apa kaitan antara iman dan janji tersebut? 

Pertama, orang beriman beroleh janji Allah (13-17). Paulus menegaskan hal ini melalui teladan Abraham ketika imannya diperhitungkan sebagai kebenaran oleh Allah. Selain itu, Allah juga memberikan janji kepada Abraham sebagai bapa dari segala bangsa (16-17).

Kedua, orang beriman memercayai janji Allah (18-22). Paulus memakai contoh Abraham yang meskipun tidak mempunyai dasar untuk percaya dan berharap, namun ia memilih tetap percaya dan berharap kepada Tuhan dan janji-Nya (18-21).

Menariknya, Paulus pun menegaskan pada bagian akhir dari perikop ini bahwa kedua hal tersebut bukan hanya berlaku bagi Abraham, tetapi juga bagi kita yang percaya kepada Yesus (23-25).

Allah membenarkan kita melalui karya penebusan Kristus di kayu salib. Bagian yang terbaik telah Ia kerjakan. Karena itu, marilah kita juga melakukan bagian yang dipercayakan Allah kepada kita.

Sebagai orang percaya yang memiliki iman dalam Yesus Kristus, marilah kita senantiasa berpegang dan percaya pada janji Allah, yaitu janji keselamatan dalam Yesus Kristus.

Demikianlahlah ungkapan rasa syukur kita. Karena itu, jangan biarkan kesulitan hidup menggoyahkan iman dan pengharapan kita kepada-Nya. [MFS]

Dosa merusak Persekutuan

Dosa merusak Persekutuan (1 Yohanes 1:5-10)

Persekutuan jemaat berarti juga persekutuan antarjemaat dan persekutuan dengan Allah. Persekutuan dengan Allah berarti persekutuan dalam Terang (ayat 5), oleh karena itu persekutuan manusia dengan Allah tidak mungkin terjadi dalam kegelapan. Dosa mengakibatkan rusaknya persekutuan dengan Allah dan dengan sesama. Yohanes memaparkan 3 hal yang merusak persekutuan manusia dengan Allah. Ketiganya dimulai dengan frasa ‘jika kita katakan’ (ayat 6,8,10).

✅Pertama, hidup dalam kegelapan (ayat 6). Orang menyatakan dirinya memiliki persekutuan dengan Allah, namun hidup dalam dosa, orang demikian memisahkan iman dan perbuatan. Mereka berpendapat bahwa apa yang dipercaya tidak perlu dilakukan di dalam hidup sehari-hari. Kehidupan hari Minggu kelihatan saleh dalam ibadah, tetapi di luar ibadah, hidupnya bergelimang dalam dosa. 

✅Kedua, tidak berdosa (ayat 8). Orang menyatakan dirinya memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi merasa tidak perlu mengaku dosa kepada Allah. Allah adalah Terang. Ketika kita menghampiri Terang, maka kegelapan diri kita akan disoroti. Allah tidak hanya menyingkapkan dosa-dosa kita, tetapi juga mengarahkan kita untuk melihat kuasa darah Yesus yang menyucikan segala dosa kita (ayat 7). Akibat serius jika kita menyatakan diri tidak berdosa adalah rusaknya persekutuan dengan sesama (ayat 7) dan persekutuan dengan Allah (ayat 10).

✅Ketiga, tidak pernah berbuat dosa (ayat 10). Merasa bahwa semua perbuatan dosa dianggap bukan dosa. Penyangkalan dosa tidak hanya menipu diri sendiri, tetapi menjadikan Allah sebagai penipu. Allah tidak dapat bersekutu dengan dosa. Salib menjadi tempat di mana Allah menghukum dosa. Penolakan terhadap dosa sama artinya dengan menolak firman Allah yang menyatakan bahwa semua manusia berdosa dan perlu pengampunan dosa oleh darah Yesus. 

Renungkan: Kapan kita terakhir sekali menyadari dosa dan mengaku dosa kepada Allah? SH

Tuesday, July 23, 2024

JANGAN KUATIR!

 

JANGAN KUATIR! (Filipi 4:6)

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)

Sebagai manusia kita dapat mengalami kekuatiran. Dalam dunia sekarang ini, saat penyakit covid 19 beberapa tahun lalu yang datang ke dunia ini, banyak kita yang mengalami kekuatiran seperti: kuatir kehilangan orang yang kita kasihi, kuatir tentang kehilangan pekerjaan, kuatir masalah keuangan, kuatir dengan keamanan keluarga, dll. Ketika rasa kuatir itu timbul dalam hati kita, maka kita kehilangan damai dan sukacita dalam hidup kita.  Bagaimana kita harus menghadapi kekhawatiran dalam hidup ini, sehingga kita tidak kehilangan damai itu?

Saudara terkasih, kita dapat belajar dari Paulus, dalam menghadapi kekuatiran tersebut, lewat Firman Tuhan yang dituliskannya kepada jemaat Filipi ini. Sebagai manusia, seperti kita, Paulus juga punya alasan untuk kuatir: usianya yang menua, dirinya yang dipenjara, dimana tidak ada kejelasan apa ia akan bebas atau ia akan mati di penjara. Namun ditengah tantangan dan kesusahan yang dialaminya, ia mempunyai rahasia untuk tidak kuatir, dan tetap memiliki Damai Sejahtera. Itulah yang dibagikannya kepada jemaat Filipi dalam Firman yang menjadi renungan harian kita hari ini.

Apakah rahasia untuk tidak kuatir itu? 

✅Pertama, Nyatakanlah segala keinginan kita pada Tuhan. Dalam setiap hal yang kita hadapi dan jalani dalam hidup ini, kita seharusnya menghadapinya dan menjalaninya dengan berharap pada Tuhan, menyampaikan segala keinginan kita kepadaNya. Dia umber berkat itu. 

✅Kedua, berdoa. Doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Lewat doa, orang percaya berkomunikasi dengan Allah. Doa adalah tanda bahwa kita mengakui sebagai manusia, kita terbatas, kita memerlukan Tuhan dalam hidup kita.  Maka dalam hal ini Paulus mengajak kita agar kita menyerahkan seluruh kekuatiran kita pada Tuhan. 

✅Ketiga, Mengucap Syukur. Tindakan Mengucap syukur, merupakan tindakan yang disenangi Allah dalam setiap hidup umat-Nya ( 1 Tes. 5:18). Hanya dengan selalu bersyukur dalam segala hal, kita mampu menjauhi kekuatiran dalam hidup kita. (TS)

Doa: Tuhan, aku tidak akan kuatir karena Engkau selalu ada bersamaku. Amin

Kata bijak:

Nyatakanlah keinginanmu pada Tuhan, jangan kuatir lagi.

Sunday, June 16, 2024

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus yang meneladani Allah demi
kian juga umat-Nya. Paulus juga mendorong orang percaya untuk meneladani Kristus (ayat 2). Hidup dalam kasih merupakan bukti nyata meneladani Kristus. Secara khusus, anak-anak terang harus menjauhi perbuatan seksual. Seks adalah pemberian Tuhan dan hanya boleh dinikmati dalam konteks pernikahan. Sehingga setiap perbuatan seks di luar pernikahan harus dihindari. 

Tidak hanya perbuatan seks yang dibuang, juga perkataan vulgar dan kotor (ayat 4). Mengapa? Ada 4 alasan. 

1. Orang yang amoral dan vulgar akan dihukum. Segera bertobat untuk menerima pengampunan. 

2. Berkaitan dengan hakikat sebagai anak-anak terang (ayat 8-14). Anak-anak terang tidak pantas berlaku amoral dan vulgar (ayat 11). Menjauhi perbuatan jahat tidak berarti membuang orang yang melakukannya. Jika orang percaya menjauhi orang jahat, bagaimana ia bisa percaya pada Yesus dan diperbarui? Jika tidak ada yang mengasihi orang yang amoral dan vulgar, siapa yang akan menelanjangi perbuatan tersebut? Perbuatan dan orang yang berbuat adalah dua hal yang berbeda. Perbuatannya harus ditelanjangi agar orangnya bertobat dan datang pada Yesus untuk menerima pengampunan. 

3. Anak-anak terang memiliki hikmat untuk hidup sebagai anak-anak terang (ayat 15-17). Menjadi orang berhikmat berarti mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh hidup (ayat 17). Perbuatan amoral dan vulgar bukan kehendak Allah. 

4. Berhubungan dengan Roh Kudus (ayat 18-21). Anak-anak terang telah dipenuhi Roh. Ini berakibat lahirnya suatu persekutuan dimana pujian dominan. Dipenuhi Roh berarti dipenuhi ucapan syukur. 

Renungkan: Hakikat menentukan fungsi. Artinya, tentara hidup sebagai tentara, atlit hidup sebagai atlit, dan dokter hidup sebagai dokter. Terlihat aneh jika artis hidup sebagai tentara. Adalah tidak benar bila anak-anak terang hidup sebagai anak-anak gelap. (sh)

Pertolongan Datang dari Allah (Yesaya 35:1-10)

Pertolongan Datang dari Allah (Yesaya 35:1-10)

Kita harus mengakui bahwa tidak mudah menjadi umat Allah. Banyak yang mengira setelah beribadah kepada Allah, kehidupan akan lancar dan bebas hambatan. Sejatinya, Allah tidak pernah menjanjikan hal tersebut.

Selama masih berada di dunia, kita pasti akan mengalami persoalan hidup. Penyakit, pertengkaran, masalah keuangan, dan pergumulan lainnya yang bisa saja berkepanjangan. Semua itu bisa menenggelamkan kita, membuat kita terpuruk dan tidak berdaya.

Yesaya menggambarkan pertolongan dari Allah dengan sangat baik. Ketika pertolongan dan keselamatan yang dari Allah datang, maka kegirangan akan memenuhi sekalian tempat. Semuanya akan bersorak menyambut datang-Nya Allah Sang Penyelamat dan Penebus umat-Nya. Padang gurun dan padang kering tidak dapat menahan sukacitanya, padang belantara akan bersorak dan berbunga (1).

Saat pertolongan dari Allah datang, semua keadaan manusia akan berubah secara total. Orang yang tidak dapat melihat kebenaran akan dicelikkan dan orang yang sudah tidak pernah mendengar kebesaran Allah akan kembali mendengarnya (5). Orang lumpuh, yaitu yang tawar hati dan tidak lagi memiliki semangat akan melompat-lompat dan orang yang menderita akan bersorak. Pertolongan Allah seperti mata air yang memancar di padang gurun, memberikan kesejukan. Seperti jalan raya yang tak ada hambatan, memberikan kepastian dan kedamaian. Seperti sebuah kehidupan tanpa bahaya.

Pertolongan dari Allah begitu sempurna. Ia membawa kesegaran, mengajarkan tentang makna kehidupan agar kita mengenal keterbatasan diri di hadapan-Nya Yang Mahakuasa, tak terpikirkan, tak terselami, dan sering kali mengejutkan. Oleh karena itu, berhentilah dari keluh kesah walaupun sulit keadaan kita pada hari ini. Mari kita berdiam dalam keheningan dan mencoba merasakan kehadiran Allah. Mari kita memohon agar Allah datang sebagai penyelamat. Marilah kita menantikan Allah, dengan cara-Nya yang ajaib, menjadi penolong dan sumber keselamatan hidup kita. [SMR]

Pertobatan & kesembuhan (Yakobus 5:12-20)

Pertobatan & kesembuhan (Yakobus 5:12-20)

Topik 'pengendalian lidah' masih menggarisbawahi pesan yang Yakobus sampaikan kepada pembaca suratnya. Pertama, dalam peringatan agar orang Kristen tidak bersumpah. Kedua, dalam anjuran agar mereka yang jatuh sakit akibat dosa, saling mengakui dosa agar disembuhkan. 

Bersumpah adalah mengklaim atas nama Tuhan untuk menguatkan pernyataan seseorang. Larangan Yakobus sesuai dengan larangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan (Kel. 20:7). Juga sesuai dengan anjuran Yesus agar berkata "ya" bila ya, "tidak" bila tidak (Mat. 5:34-37). Maksudnya, orang Kristen harus memelihara satunya kata dan perbuatan. Kita harus berkata benar mengenai segala hal, dan tiap perkataan kita harus dapat dipercaya. 

Dalam segala keadaan, orang Kristen harus menyatakan ketergantungan dan syukurnya kepada Tuhan (13). Bila tubuh sedang lemah atau menderita penyakit berat yang memerlukan pelayanan hamba Tuhan, orang bisa memanggil penatua jemaat (sekarang mungkin sepadan dengan pendeta jemaat). Ada dua tindakan diperlukan agar doa itu dijawab Tuhan dengan menyembuhkan orang sakit tersebut. Pertama, pengakuan dosa. Si sakit harus mengakui dosanya kepada Tuhan, tetapi juga di antara sesama kepada siapa orang tersebut berbuat salah. Kedua, penatua jemaat diajari Yakobus untuk mengurapi dengan minyak (14). Pengolesan dengan minyak berkaitan dengan kebiasaan PL yang melambangkan berkat atau urapan Allah. Juga dengan kebiasaan saat itu yang menganggap minyak mengandung zat yang menyembuhkan. 

Doa dinaikkan dalam iman berarti dinaikkan dengan keyakinan akan kuasa Allah yang dapat menyembuhkan. Selain saling mendoakan, orang percaya pun harus bertindak membawa balik saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa. 

Surat Yakobus menekankan iman yang harus dinyatakan dalam perbuatan. Hidup yang benar adalah bukti dan hasil dari iman. Iman dan kebenaran harus mewujud nyata dalam setiap aspek tindakan kita. sh

Monday, May 27, 2024

Terpujilah TUHAN

Terpujilah TUHAN (2 Samuel 22:1-30)

Mazmur ucapan syukur Daud kepada Allah ini intinya disimpulkan dalam ayat 22:3, 32, 47 [2x]) dan kata "selamat/meyelamatkan/keselamatan" (3 [2x], 4, 28, 36, 42, 47), merupakan kata kunci yang berulang kali muncul dalam keseluruhan mazmur ini.

Kata "musuhku" di ayat 4 lebih tepat diterjemahkan musuh-musuhku. Pernyataan umum tentang penyelamatan Tuhan dalam ayat 4 ini dijabarkan dalam ayat 5-20. Kita dapat melihat betapa Allah menyelamatkan pemazmur dengan menunjukkan murka dan kedahsyatan-Nya.

Apa alasan Tuhan menyelamatkan Daud? Karena "Ia berkenan kepadaku" (20) dan "Tuhan memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku" (21). Selain itu, ia hidup dengan mengikuti jalan dan hukum Tuhan (22-23) serta berlaku tidak bercela di hadapan Tuhan (24). Pada dasarnya Daud mengklaim bahwa ia mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan, karena ia telah dengan setia menjalankan ketetapan Tuhan dan menjauhi kesalahan. Namun di balik itu, Daud dapat melakukan kebenaran karena Allah yang menjadi pelitanya dan menyinari dia dalam kegelapan (29).

Pengakuan ini bukan menandakan bahwa Daud tidak pernah berdosa. Ia telah melakukan perzinaan dan pembunuhan yang mengerikan. Namun Daud tetap disebut sebagai orang benar karena ia telah menyesali dan bertobat atas dosa-dosanya. Daud mengerti bahwa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas dia adalah bukti bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Tuhan dan sedang menjalankan hidup yang benar. Karena Tuhan akan memberkati umat-Nya yang taat dan mengutuk umat-Nya yang tidak taat (Im. 26; Ul. 28).

Sebab itu marilah kita bertekun dan taat melaksanakan perintah Tuhan. Ingatlah bahwa Allah itu setia, maka kita pun harus setia. Peliharalah hidup benar sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan. sh

Hikmat dalam Bersikap

Hikmat dalam Bersikap (Amsal 27:1-14)

Nas hari ini memberikan kita nasihat bagaimana bersikap dalam keseharian. Pertama, kita jangan bersikap sombong berkenaan dengan hari esok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Begitu pula jangan menyombongkan diri tentang kehebatan sendiri, dan biarlah orang lain yang memuji (1-2).

Kemudian nas ini mengajarkan kita berhati-hati tentang perasaan kita, terutama perasaan negatif. Sakit hati manusia merupakan sesuatu yang terasa berat, terutama sakit hati yang ditimbulkan orang bodoh (3). Perasaan negatif lain yang sangat berat adalah perasaan cemburu, bahkan lebih parah dari panas hati dan murka (4). Amsal 14:30 berkata "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." Adalah baik kita menjaga jangan terus menimbun sakit hati dan cemburu, karena pada akhirnya hanya akan mencelakan diri sendiri.

Orang bijak tidak takut dengan teguran. Seharusnya ia mengharapkan orang lain dapat memberinya teguran atau kritikan, supaya ia dapat belajar menjadi lebih berhikmat (5-6). Karena itu, jangan mencari orang yang memuji dengan berlebihan. Tetapi, carilah teman yang memikirkan tentang kemajuanmu dan mau mengkritikmu. Di samping itu, madu yang manis akan diinjak oleh orang yang sudah kenyang. Namun segala yang pahit dirasakan manis oleh orang yang lapar (7). Dengan demikian, kita akan menerima secara berbeda sesuai keadaan kita. Lagi pula kita sering meremehkan hal yang baik, ketika kita terus diberkati dengan berlimpah. Sebaliknya, saat dalam keadaan susah, kita akan lebih menghargai sedikit yang diberikan kepada kita.

Selain itu, jangan sembarangan memberikan jaminan bagi orang asing, jika tidak ingin merasakan akibat buruknya (13). Kita perlu berhikmat dalam berbuat baik, supaya tidak mencelakakan diri sendiri. Demikian pula dengan memberi selamat. Jika tidak dilakukan dengan hikmat dapat menjadi sesuatu yang buruk. Untuk itu, kita perlu belajar mengatakan segala sesuatu dengan tepat dan pada waktu yang tepat (14). [IT]

Kunci Keberhasilan

Kunci Keberhasilan (Yosua 1:1-9)

Suksesi tidak selalu berjalan mulus. Terutama bila terjadi tiba-tiba dan tanpa kaderisasi. Ini akan mengakibatkan si pengganti kelabakan.

Bagaimana dengan Yosua yang tiba-tiba menggantikan Musa karena Musa meninggal dunia (1)? Kita tahu Musa adalah pemimpin besar. Tak heran bila Yosua merasa gentar menggantikan Musa memimpin bangsa Israel. Yosua memang telah menjadi asisten Musa sekitar empat puluh tahun, jadi pengalamannya sudah lebih dari cukup. Namun tugas baru itu tidak enteng. Musa dikenal sebagai sahabat Allah, siapakah yang dapat menyamai dia?

Lalu Tuhan berkata bahwa Israel akan mendapat daerah baru. Namun tanah itu berpenghuni, maka harus direbut melalui peperangan. Ini berat. Allah memahami keraguan Yosua, maka sampai tiga kali Ia berkata, ".....Kuatkan dan teguhkanlah hatimu....." (6-9). Dan tiap kali Allah mengatakan hal ini, Ia juga memberi alasan mengapa Yosua harus kuat yaitu karena kuasa Allah dan jaminan kemenangan-Nya.


Memang jika kita sadari bahwa tangan Allah yang kuat itu akan menolong kita, kita pasti dapat menghadapi apa saja. Karena itu bukan strategi perang yang dijabarkan Allah kepada Yosua untuk memperoleh tanah itu. Menurut Allah, kunci keberhasilan terletak pada ketaatan akan firman Allah. Apa pun tantangan yang kita hadapi, kita tahu bahwa kita punya kekuatan untuk mengatasi semua itu, dan kekuatan itu adalah Allah! Dengarlah apa yang Allah katakan kepada Yosua, "... bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu ..." Dengan kata lain, Allah berkata kepada Yosua bahwa cara terbaik untuk menghadapi tantangan hidup adalah dengan hidup sesuai firman Tuhan.

Kita tentu sering mendengar hal itu. Namun seringkali Alkitab bukanlah yang pertama kita cari saat memikirkan penyelesaian masalah kita. Malah kita sering menjadikan Alkitab sebagai alternatif terakhir bila masalah tak kunjung usai. Perintah Tuhan kepada Musa kiranya mengingatkan kita untuk menjadikan firman Tuhan sebagai pelita bagi langkah kita dan cahaya bagi jalan kita. (sh)

Hitam-Putih & Diluar atau didalam Kristus

Hitam-Putih & Diluar atau didalam Kristus (Efesus 4:17-24)

Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. 

Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). 


Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus. 

Renungkan: Anda yang telah menanggalkan citra kemanusiaan lama untuk selama-lamanya, haruslah juga menanggalkan semua perilaku lama yang penuh kecemaran. sh

Jauhi Berhala


Jauhi Berhala (Keluaran 34:1-17)

Menaati perintah Tuhan seharusnya merupakan manifestasi dari kehidupan orang percaya. Namun tidak mudah untuk melakukannya. Begitu banyak kendala atau hal yang sadar maupun tidak, bisa menjadi alasan untuk tidak menaatinya. Demikian pula dengan bangsa Israel yang telah melihat dan mengalami banyak mukjizat Tuhan dalam kehidupan mereka. Walau Tuhan menyebut mereka umat pilihan-Nya, tetapi Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk (3; Kel. 32:9) karena mereka tidak tunduk pada otoritas Tuhan. Mereka malah menyembah berhala.


Memang keberadaan bangsa Israel selama ratusan tahun di Mesir (Kel. 12:40) telah menambah wawasan mereka tentang kehidupan bangsa lain. Termasuk kehidupan kerohanian bangsa Mesir yang menyembah dewa-dewa dalam berbagai wujud. Hal itulah yang membuat mereka ingin menyaksikan Allah dalam wujud yang dapat mereka lihat. Padahal mereka sudah melihat ketidakberdayaan para dewa Mesir melawan Tuhan. Tindakan mereka merupakan kekejian di mata Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan (14). Maka tidak heran jika hal ini menjadi perintah pertama dari sepuluh hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa. Sebuah hukum yang sekali lagi Tuhan tegaskan untuk ditulis dalam loh batu yang baru. Sedemikian rupa Allah yang cemburu itu membenci para ilah sehingga memerintahkan bangsa Israel untuk menghancurkan setiap berhala yang mereka jumpai ketika menundukkan bangsa-bangsa lain. Allah juga melarang pernikahan campur dengan bangsa lain yang menyembah ilah.

Sebagai orang percaya yang hidup dimasa kini, kita tentu tidak pernah membuat allah tuangan (17 - 'patung untuk disembah'), tetapi ketika pekerjaan, kegiatan usaha, atau kegiatan lain menjauhkan kita dari relasi yang akrab dengan Tuhan, maka hal itu berarti berhala. Demikian juga jika uang atau hobi telah menghalangi pertumbuhan kerohanian kita, maka hal itu telah menjadi ilah. Marilah menjaga kemurnian hati untuk tetap berpusat kepada Tuhan lebih daripada apapun yang ditawarkan dunia! (sh)

Kesempitan jadi Kesempatan

Kesempitan jadi Kesempatan  (Mazmur 138:1-8)

Kesempitan dalam pengalaman hidup umat Tuhan dapat menjadi alat di tangan Allah untuk membuat umat lebih menyelami kebesaran kasih setia Allah (1-3), lebih paham tentang arah dunia (4-6) dan lebih yakin akan keamanan dirinya (7-8). 

Mazmur ucapan syukur ini mengisahkan pengalaman pemazmur ketika dalam kesempitan diselamatkan oleh Allah. Daud menaikkan doanya kepada Allah, dan ia beroleh daya juang baru (lih. 2Sam. 5:17-21). Doa ini dipanjatkan saat Israel masih dalam tahap awal kerajaan yang sangat lemah. Namun pemazmur menjadi yakin, sampai-sampai ia berani bersaksi dihadapan para penguasa dari bangsa yang lebih digdaya ("para allah" - ay. 1). Artinya pemazmur meninggikan kekuasaan Tuhan di hadapan "para hakim/penguasa" bangsa-bangsa yang lebih berkuasa dari Israel (band. ay. 4). 

Pemazmur memuji nama Allah karena kasih setia dan kesetiaan Allah kepada janji-Nya (2, 4). Pemazmur sangat sadar bahwa pertolongan yang Allah berikan kepadanya (7-8) semata-mata hanya karena keberadaan diri Allah. Selain itu juga karena Allah setia kepada janji-Nya. Pemazmur yang menyadari siapa dirinya, tentu saja sangat berterima kasih karena Allah yang "tinggi" bersedia melihat dan menolong dia yang "hina" (6). Suatu hal yang sangat luar biasa bahwa kemegahan Allah diimbangi dengan anugerah yang berlimpah. Tidak mengherankan pemazmur begitu bersemangat memproklamirkan nama dan kesetiaan Allah dan yakin bahwa nantinya semua raja di bumi akan bersyukur kepada Allah (4-5). 

Melalui mazmur ini, kita belajar bahwa orang percaya tidak perlu sempit hati pada waktu mengalami kesempitan hidup, demikian juga dengan Gereja Tuhan. Pujilah Allah, bersyukurlah atas kesetiaan-Nya, dan ingatlah bahwa segala kejadian berada di bawah sorotan kuasa dan pemerintahan-Nya; maka Tuhan akan mengubah kesempitan menjadi kesempatan menyelami kasih dan kuasa-Nya secara baru. (sh)

Thursday, May 23, 2024

Bertumbuh & Berdampak (Efesus 4:11-16)

SEMINAR: š—„š—²š˜š—暝—²š—®š˜ š—£š—²š—暝—øš—®š—暝—¶š—® & š—£š—²š—暝—øš—®š˜‚š—®š—» š—šš—žš—œš—œ š—žš—¹š˜‚š—»š—“š—øš˜‚š—»š—“
š˜’š˜Ŗš˜µš˜¢ š˜£š˜¦š˜³š˜©š˜¦š˜Æš˜µš˜Ŗ š˜”š˜¦š˜­š˜¢š˜ŗš˜¢š˜Æš˜Ŗ, š˜¬š˜Ŗš˜µš˜¢ š˜£š˜¦š˜³š˜©š˜¦š˜Æš˜µš˜Ŗ š˜‰š˜¦š˜³š˜µš˜¶š˜®š˜£š˜¶š˜©. š˜’š˜Ŗš˜µš˜¢ š˜£š˜¦š˜³š˜©š˜¦š˜Æš˜µš˜Ŗ š˜®š˜¦š˜­š˜¢š˜ŗš˜¢š˜Æš˜Ŗ š˜Žš˜¦š˜³š˜¦š˜«š˜¢, š˜Žš˜¦š˜³š˜¦š˜«š˜¢ š˜£š˜¦š˜³š˜©š˜¦š˜Æš˜µš˜Ŗ š˜£š˜¦š˜³š˜µš˜¶š˜®š˜£š˜¶š˜© & š˜£š˜¦š˜³š˜„š˜¢š˜®š˜±š˜¢š˜¬.
šŸ“(ššš­. šŒššš§š®šžš„ šƒ. š‡š®š°šššž, šŒ.š“š”)
šŸ“Sidemen, 23 Mei 2024)

BERTUMBUH & BERDAMPAK (EFESUS 4:11-16)

       1. Berbagai Karunia (Efesus 4:11)

  1. ·       Rasul-rasul
  2. ·       Nabi-nabi, baik
  3. ·       Pemberita-pemberita Injil
  4. ·       Gembala-gembala dan
  5. ·       Pengajar-pengajar,

    2.  Manfaat Karunia Efesus 4:12 (IND)  untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

  1. ·       Memperlengkapi Orang Percaya
  2. ·       Pekerjaan Pelayanan
  3. ·       Pembangunan Tubuh Kristus
  4. ·       Semua orang percaya mengambil bagian dalam Pelayanan.

3. Tujuan Karunia Efesus 4:13 (IND)  sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

  1. ·       Dewasa dalam Iman
  2. ·       Bertumbuh dalam Melayani
  3. ·       Pengajaran yang benar.

4. Komitmen Melayani Efesus 4:11, 15 (IND)  tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

  1. ·       Kebenaran
  2. ·       Kasih
  3. ·       Melayani bersama
  4. ·       Bertumbuh bersama.
  5. ·       "Kita berehenti melayani Tuhan, kita berhenti bertumbuh'

5. Semua angota Jemaat terlibat dalam Pekerjaan Pelayanan:

Kisah Para Rasul 2:17 (IND)  Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

Efesus 4:16 (IND)  Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,--yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

“Kita berehenti melayani, kita berhenti bertumbuh # kita berhenti melayani Gereja, gereja berhenti bertumbuh# MDH. 

"Saatnya menjadi Pemain bukan Penonton" Pdt Edy Mansyur  artinya: Saatnya semua terlibat dalam Pelayanan dan bukan menjadi Penonton dalam Pelayanan" (Menulis ringkasan "Yespen")


Tuesday, April 30, 2024

Prinsip Melayani dalam Kristus

Prinsip Melayani dalam Kristus (1 Korintus 16:10-24)

Paulus menutup suratnya dengan pemberitahuan akan kedatangan Timotius sebagai pembawa surat ini dan beberapa nasihat praktis. Nasihat Paulus ialah agar mereka memegang teguh prinsip-prinsip pelayanan yang didasari kasih Kristus.

☑️Prinsip pertama ialah tidak membuat orang-orang di sekitar kita takut melayani sebaliknya mendorong mereka giat (10). Paulus meminta agar jemaat Korintus menerima Timotius dengan baik, sehingga ia dapat melayani di sana tanpa takut karena yang dikerjakan Timotius adalah pekerjaan Tuhan.

☑️Prinsip kedua ialah tidak merendahkan orang lain (11). Paulus meminta jemaat tidak merendahkan Timotius. Mungkin ini berkaitan dengan kemudaan Timotius. Paulus tidak ingin jemaat meremehkan Timotius.


☑️Prinsip ketiga ialah menjaga iman agar terus bertumbuh dalam Kristus (13). Ia menasihati agar mereka berjaga-jaga, yaitu harus waspada terhadap godaan mengikuti hawa nafsu maupun bujukan dunia.Mereka semua harus berdiri teguh dalam iman. Dasar yang kuat agar iman terjaga bahkan bertumbuh adalah kasih. Motivasi kasih menolong mereka tidak berpusat pada diri sendiri melainkan pada Kristus.

☑️Prinsip keempat ialah menjaga relasi dengan orang-orang di sekitar (15-18). Menghargai rekan sepelayanan merupakan hal yang penting. Hal ini demi menjaga sinergi kasih di dalam pelayanan. Sehingga terciptalah suasana kasih Kristus di antara pelayan Tuhan. Sebelum Paulus menutup suratnya, ia menyampaikan salam dari jemaat di Asia Kecil kepada mereka (19-20). Ini juga merupakan bukti betapa relasi itu penting dan harus dibangun.

Akhirnya, Paulus menutup suratnya dengan menyampaikan suatu tanda persekutuan yang indah, yaitu dengan "cium kudus". Cium kudus ini bukanlah ciuman yang mengumbar nafsu, namun hal ini dilakukan sebagai perwujudan saling mengasihi dalam Tuhan (20).

Sebagai orang percaya maupun pelayan Tuhan hendaknya kita memegang teguh prinsip pelayanan ini. Sehingga kita benar-benar menjadi berkat bagi banyak orang hingga "Maranata" (Tuhan, datanglah). sh

Hanya Dekat Allah

Hanya Dekat Allah (Mazmur 62:1-13)

Memiliki posisi yang tinggi atau jabatan top tidak selalu membuat orang merasa tenang. Justru, sering kali orang dengan posisi sedemikian sadar bahwa bahaya mengincar dari sekeliling. Bisa jadi datangnya justru dari orang terdekat yang berambisi merebut takhta dan menghancurkannya. Tidak jarang orang dalam posisi sedemikian paranoid dan akan menggunakan segala cara untuk bertahan dalam jabatannya itu.

Mazmur keyakinan ini dipanjatkan bukan karena situasi sekeliling aman tanpa masalah. Sebaliknya, pemazmur sadar musuh mengintai hendak menjatuhkannya (4-5). Hanya, pemazmur percaya penuh kepada Allah. Kata "hanya" muncul 6 kali dalam mazmur ini. Di ayat 2, 3, 6, dan 7, kata ini digunakan sebagai penegas bahwa Allah saja tempat perlindungan pemazmur.

"Hanya dekat Allah saja aku tenang" (2, 6). Tenang mengandung makna berdiam diri sambil menatap Tuhan penuh pengharapan bahwa Tuhan pasti bertindak membela dirinya. "Hanya Dia gunung batuku dan keselamatanku..." (3, 7). Pemazmur sangat yakin kepada Allah, andalan satu-satunya. Oleh karena itu, pemazmur berani menantang para musuh yang hendak menghancurkannya (4-5) dan menganggap mereka tidak lain hanya angin (10). Bahkan pemazmur menasihati mereka yang menggunakan dusta (5) dan pemerasan (11) untuk menjatuhkannya (5) bahwa hal itu tidak ada gunanya. Mazmur ini ditutup dengan suatu pengakuan iman bahwa kuasa asalnya dari Tuhan demikian juga kasih setia (12-13).

Seperti pemazmur, kita harus belajar untuk mengandalkan Tuhan saja. Dalam posisi pelayanan atau pekerjaan apapun, jika kita bertanggungjawab dan takut akan Tuhan, kita dapat merasa tenang karena Tuhan dekat dengan kita. Tentunya, kita jangan sampai menaruh ambisi kita untuk mendapatkan posisi atau jabatan tertentu. Kita hanya boleh mensyukuri apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita. (sh)

Mengapa Doa Kita Belum Dijawab Oleh Tuhan?


Mengapa Doa Kita Belum Dijawab Oleh Tuhan?

Sering sekali kita bertanya-tanya dalam hati kecil kita, mengapa doa kita tidak dikabulkan oleh Tuhan sampai hari ini?

Pada dasarnya, Tuhan memiliki 3 jenis jawaban atas pertanyaan kamu tersebut:

✅ Ya – Tuhan mengabulkannya

✅ Tunggu – Tuhan mengabulkannya, tapi nanti. tidak sekarang juga

✅ Tidak- Tuhan tidak mengabulkannya.


Yang akan saya bahas hari ini adalah nomor 3 “Kenapa Tuhan tidak mengabulkan doa kita?”

Lalu apakah yang menjadi penyebab mengapa doa kit tidak dikabulkan oleh Dia?

1. Tidak percaya

Matius 21:22:” Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

Dalam firman ini, kita diajar untuk berdoa serta meminta dengan penuh kepercayaan dan tanpa ragu-ragu. Firman Tuhan mengatakan, bahwa orang yang bimbang alias ragu-ragu tidak akan mendapatkan apa-apa.

Yakobus 1:6-8:” Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. 

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

2. Dosa

Yesaya 59:1-2: “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Dosa membuat suatu keterpisahan antara kita dengan Allah. Akui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan, dan tinggalkan hidup yang lama.

3. Salah Berdoa

Motivasi yang salah sering sekali tidak disadari, namun coba kamu renungkan apakah doa yang kamu panjatkan memiliki motivasi yang benar atau justru salah?

Yakobus 4:3 :”Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”

4. Tidak Mengutamakan Tuhan

Yehezkiel 14:3:” Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka kedalam kesalahan. Apalah Aku mau mereka meminta petunjuk dari pada-Ku?”

Sering sekali kita datang kepada Tuhan saat kita butuh saja dan merasa mentok menghadapi sebuah hal.

Padahal Tuhan mau kita datang kepadaNya kapan saja. Sering sekali kita justru mendahului pekerjaan dan waktu bermain kita daripada datang kepada Tuhan.

Dalam hal ini, Tuhan mau katakana bahwa seharusnya kita mengutamakan Tuhan dengan sepenuh hati dan jangan biarkan siapapun menggantikan posisiNya dalam hatimu.

5 Tuhan punya Rencana yang Baik dalam Hidupmu

Alasan terakhir yang perlu kamu tahu, kenapa Tuhan nggak kabulkan doamu, karena Dia memiliki rencana yang jauh lebih baik dari apa yang kamu minta*

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikian Firman TUHAN.” (Yesaya 55:8)

Tuhan tidak bisa dipaksakan untuk menuruti keinginan kita, sebab Ia adalah Pencipta sementara kita adalah ciptaanNya. Kadang apa yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi Allah.

Jadi jika sampai hari ini, doa kamu belum dikabulkan, cobalah untuk merenung dan mengubah kembali cara pikirmu dan lihat lah bahwa Allah akan menjawab doamu tepat pada waktu-Nya.

(Sumber : jawaban.com)

Akar dari Iri Hati


Akar dari Iri Hati (Yakobus 4:1-10)

Kehidupan yang penuh kompetisi dan perbandingan dapat menimbulkan iri hati. Sikap iri kerap tersembunyi dan tak diakui meski dialami semua orang. Psikologi menjelaskan bahwa iri hati dialami oleh orang-orang yang rendah diri dan mengalami kegagalan.

Yakobus menunjukkan, iri hati dipandang sebagai hal yang sangat serius oleh Allah. Salah satu dampak dari dosa manusia menyebabkan manusia dikuasai iri hati. Akar dari iri hati adalah persahabatan dengan dunia dan permusuhan dengan Allah (4).

Iri hati merupakan ekspresi ketidakpuasan manusia terhadap posisinya yang telah ditetapkan Allah dalam tatanan semesta ciptaan. Segala pemberian Allah dirasakan tidak cukup. Hawa nafsu menguasai dirinya. Ia menginginkan banyak hal, namun secara tidak terkendali. Ia selalu merasa kurang sebab segala sesuatu tidak dapat memuaskannya.

Iri hati membutakan diri terhadap anugerah Allah. Iri hati tidak hanya didapati pada orang yang tidak pernah berdoa. Ada juga orang-orang yang seakan religius, namun menentang Allah. Baginya, doa bukanlah relasi dan penyandaran diri kepada Allah, melainkan sebagai sarana untuk menuntut Allah agar memuaskan hasratnya yang tak terbatas.

Hati yang dipenuhi amarah akan kehilangan sukacita. Iri hati menimbulkan perasaan tidak senang karena sesuatu yang dimiliki orang lain. Ia dapat mewujud dalam segala tindakan tanpa kasih, misalnya keinginan melihat orang lain celaka, persaingan tidak sehat, curiga, gosip yang mencederai nama baik orang lain, kritik, atau humor sarkastik.

Iri hati begitu mengerikan dan mematikan. Oleh sebab itu, pemulihannya hanya mungkin terjadi dari tindakan aktif Allah. Hanya kasih karunia Allah yang memampukan kita untuk bersikap rendah hati. Dalam terang kasih-Nya, kita disadarkan siapa sesungguhnya Allah dan kita sebagai ciptaan. Kesadaran itu seharusnya membawa kita kepada ratapan penyesalan, pengakuan, dan pertobatan yang tulus.

Mari kita datang kepada Bapa yang penuh kasih dengan jujur untuk mengakui bahwa kita merasa iri hati dan melakukan yang jahat. [MKG]

Wednesday, April 17, 2024

Mengenal Diri Sendiri

Mengenal Diri Sendiri

(Amsal 12:1-19)

Mengenal Tuhan dan takut akan Tuhan menurut Ams. 9:10, menghasilkan hal-hal konkret yang bermanfaat, yaitu pengertian dan hikmat. Dari pengenalan yang benar akan Tuhan lahir pengenalan akan diri sendiri. Pengenalan akan diri sendiri dimungkinkan karena ukuran yang dipakai bukan orang lain, bukan juga pendapat dan kriteria yang dibuat oleh manusia, melainkan berasal dari Allah sendiri. 

Orang yang mengenal diri sendiri akan bertindak dengan bijak (8a, 15b, 16a, 18b). Hidupnya terbuka di hadapan Tuhan (2). Ia tidak sombong karena sadar akan kefanaan dan keberdosaannya. Sebaliknya, orang yang bebal justru merasa diri paling tahu sehingga tidak cukup rendah hati untuk mengakui kebodohannya (8b). Orang bebal juga menyepelekan masalah dosa (9). Akibatnya, ia menjerumuskan diri sendiri dengan kebodohannya (10-11). Saat dia menyadari sedang terjebak dalam lilitan masalah, siapakah yang dapat mengerti dirinya (10, 13)? 

Pengenalan diri yang benar akan membuat orang bertindak bijak terhadap sesama, terutama di dalam keluarganya (1). Ia akan menjadi berkat dan bukan batu sandungan, baik di dalam menyatakan kebenaran (5) maupun ketika merespons orang lain (17). Dalam pekerjaannya, orang yang bijak mampu menghargai aset ataupun investasi dengan tepat (4). Sehingga pada akhirnya, orang bodoh akan menggantungkan hidupnya pada orang berhikmat (19), karena dari orang berhikmat akan terpancar kehidupan yang aman dan berarti. 

Pengenalan yang utuh tentang diri sendiri didapat dari pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan akan Allah diperoleh melalui pergaulan yang akrab dengan Dia setiap saat. Oleh karena itu, membaca Alkitab dan berdoa setiap hari menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dari mengetahui dan menerapkan firman Tuhan sajalah, orang bisa menjadi bijak dan tahu menempatkan diri dengan tepat dalam menjalin relasi dengan dunia ini. (sh)

Sunday, April 14, 2024

Melalui Pengalaman Berat

Melalui Pengalaman Berat (Mazmur 18:1-19)

Ungkapan pertama pemazmur kepada Allah menyentuh hati kita, "Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan kekuatanku!" (ayat 2). Ini menggambarkan kualitas hubungan tertinggi dalam diri pemazmur dengan Tuhan. Bagaimana proses sampai ia tiba dalam hubungan semesra itu dengan Tuhan? 

Jawaban pertanyaan itu ada dalam pengalaman hidup berat yang telah dialami pemazmur, ia telah terbelit oleh bisa yang mematikan (ayat 4-6). Namun Allah mendengar jerit si lemah yang tak berdaya itu (ayat 7). Pengalaman itu membuat pemazmur makin yakin akan kebaikan dan kasih Allah. 

Dalam mazmur ini ada dua macam bahasa perlambangan yang dipakai untuk melukiskan sikap dan tindakan Allah yang telah dialami pemazmur. Pertama, Allah dalam bahasa perang: perisai, kubu pertahanan, kota benteng (ayat 3). Sungguh Allah ikut campur menyelamatkan orang yang mempercayakan diri pada Dia dari berbagai ancaman dalam hidup. Kedua, Allah dalam bahasa pengalaman menghadapi kuasa dahsyat alam (Allah gunung batuku, tempat perlindungan, ayat 3b). Kekuatan alam selain bisa mengungkapkan kekuatan penghancur, juga mengungkapkan kekuatan penyelamatan dan perlindungan. Dalam mazmur ini kekuatan penghancur dalam alam dan peperangan menjadi alat Allah untuk menghancurkan musuh orang beriman. 

Pengalaman hidup yang berat menyadarkan pemazmur akan keterbatasannya dan kesempatan untuk bergantung pada Allah. Pengalaman menakjubkan itu melahirkan puji-pujian kepada Tuhan (ayat 2-4). Tuhan bagi pemazmur bukan lagi teori tetapi nyata sebagai bukit batu dan gunung batu yang tak tergoyahkan; kubu pertahanan dan kota benteng, tempat persembunyian dari musuh; perisai, penangkal senjata musuh. Maka ketika Anda mengalami beratnya hidup, cari dan alamilah Tuhan dalam kesempatan berharga itu. Jadikan pengalaman hidup berat menjadi proses pendidikan melalui mana Allah makin nyata bagi Anda. Kasih Anda pun kelak makin mesra pada Dia. (sh)

Saturday, March 23, 2024

Jangan Salah Konsep

 

Jangan Salah Konsep (Markus 11: 1-11)

Markus menuturkan kedatangan Yesus ke Yerusalem menjelang hari "H" penderitaan-Nya.

Dua murid diminta untuk mengambil keledai muda dari seseorang di desa. Sebagai Raja, Yesus akan mengendarai seekor keledai muda, yang menggambarkan ketenangan dan kerendahhatian. Bila di Markus 10:42-43, raja dunia digambarkan dengan tangan besi maka Yesus, Sang Raja Damai datang dengan kelembutan dan tanpa kekuatan militer. Yesus telah menggenapi nubuat Zakharia (Za. 9:9).

Sambutan orang banyak terhadap Yesus yang datang mengendarai keledai (8) bagai upaya membentangkan karpet merah bagi orang terhormat yang akan melalui tempat itu. Tampaknya orang banyak melihat tindakan Yesus sebagai suatu pernyataan simbolis tentang identitas-Nya sebagai Mesias bagi Israel. Oleh karena itu mereka mengelu-elukan Dia sebagai Raja Israel yang datang dalam nama Tuhan. Dalam hal ini orang banyak telah bertindak dengan benar. Akan tetapi, konsep mereka mengenai misi kedatangan Yesus dan kerajaan-Nya merupakan suatu kesalahan besar. Mereka telah gagal memahami kedatangan Yesus yang mengendarai keledai sebagai simbol misi yang mengusung kerendahhatian, bukan kuasa politik atau militer.

Orang banyak telah salah berharap karena telah salah konsep mengenai kerajaan Allah. Seruan elu-elu mereka pada Yesus ternyata didasarkan pada berbagai mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus (bdk. Luk. 19:37), bukan karena pemahaman mereka akan misi Yesus. Orang banyak hanya memikirkan dimensi fisik, padahal Kerajaan Allah mewujud dalam pembaruan hubungan seseorang dengan Allah. Kerajaan Allah dibangun bukan di atas revolusi dan peperangan, melainkan melalui penolakan, penderitaan, dan bahkan kematian Yesus di kayu salib yang dianggap memalukan.

Kiranya hubungan kita dengan Yesus dibangun bukan di atas konsep dan hasrat yang keliru, melainkan atas kerinduan mengalami perjumpaan dengan Dia hari demi hari hingga kita serupa dengan Dia. sh

Friday, March 22, 2024

Anugerah & Kekuatan dari Allah

Anugerah & Kekuatan dari Allah (2 Timotius 1:1-10)

Orang Kristen tidak kebal dari penderitaan, termasuk juga rohaniwan. Kekristenan tidak menjamin umat Allah akan kebal dan bebas dari penderitaan. Sebaliknya, kekristenan mengajarkan kekuatan yang kita miliki sebagai anak-anak Allah untuk menanggung penderitaan yang Ia izinkan terjadi di dalam hidup kita.


Mengawali suratnya yang kedua kepada Timotius, pertama-tama Paulus menyampaikan salam kasihnya kepada Timotius (2 Timotius 1:1-2), anak rohani yang dikasihinya. Paulus menyebutkan kehendak Allah yang telah menjadikannya sebagai pemberita janji tentang hidup dalam Kristus Yesus. Kesadaran akan kehendak Allah ini memampukan Paulus untuk mengucap syukur kepada-Nya karena keberadaan Timotius dalam pelayanannya (2 Timotius 1:3-5). Paulus tahu, pelayanan Timotius di Efesus tidak mudah. Dengan usia Timotius yang tergolong muda dan peliknya persoalan yang diakibatkan oleh para pengajar sesat yang menyusup di tengah jemaat Efesus, tentu tidak mudah menghadapi semua itu. Paulus tahu betapa berat kesedihan yang dialami oleh Timotius dalam pelayanannya (2 Timotius 1:4). Karena itu, Paulus menguatkan Timotius.

Dasar penguatan pertama yang Paulus berikan adalah karena kasih karunia yang telah dimiliki oleh Timotius dari Allah (2 Timotius 1:6, 9). Paulus mengingatkan bahwa hanya karena kasih karunia Allah saja, maka Timotius beroleh keselamatan dan panggilan pelayanan (2 Timotius 1:9-10). Dasar penguatan kedua yang Paulus berikan kepada Timotius, yaitu bahwa Allah yang telah menyelamatkannya, juga memberikan kekuatan kepadanya (2 Timotius 1:7). Berdasarkan pada anugerah dan kekuatan dari Allah yang telah ia terima, Paulus menasihati Timotius agar tidak malu bersaksi dan tidak takut untuk menderita bagi Kristus (2 Timotius 1:8).

Bila Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan atau pun kesulitan dalam pelayanan, ingatlah bahwa ada anugerah dan kekuatan dari Allah yang diberikan bagi setiap orang yang berharap kepada-Nya. Apapun situasi hidup kita, jangan malu bersaksi demi Kristus dan jangan takut untuk menderita bagi-Nya. [MFS]

Kasih Menjadikan Karunia Berfungsi

Kasih Menjadikan Karunia Berfungsi (1 Korintus 13:1-13)

Kasih ibarat lem perekat, pipa penyambung, tali pengikat, garam pengawet dan penghilang rasa tawar. Apabila tidak ada kasih, rupa-rupa karunia akan berdiri sendiri-sendiri. Padahal, Allah memberikan karunia untuk membangun kehidupan bersama di bumi ini, bukan di sorga. Karunia bernubuat, iman, pengetahuan, hanya diperlukan di bumi untuk membangun kehidupan. Sayangnya, ada saja orang Kristen yang menjadikan rupa-rupa karunia untuk diri sendiri atau kelompok komunitasnya saja. Seolah-olah mereka hidup di sorganya sendiri. Kasih harus menggarami dan merekatkan karunia yang satu dengan yang lain demi kebaikan hidup bersama di bumi.


Tanpa kasih, tidak ada gunanya karunia karena hanya akan jatuh pada kemegahan diri sendiri. Tanpa kasih, memberi akan tak bermakna. Pemberi dan penerima akan merasa hampa. Kasih menjadikan karunia yang ada pada kita berfungsi. Karunia ada untuk fungsi tertentu. Tanpa kasih, karunia tidak berguna (1-3).

Kasih itu tidak merugikan orang lain dalam bentuk apa pun. Ia tidak mengambil atau mengurangi hak-hak orang lain. Ia memberi ganti rugi apabila sudah merugikan sesamanya. Kasih itu tidak berlaku semena-mena atau menganggap rendah orang lain. Kasih itu memberi keuntungan bagi semua pihak. Ia memenuhi hak-hak setiap orang sebagai manusia seutuhnya yang dikasihi Allah.

Seharusnyalah rupa-rupa karunia yang kita miliki untuk memberi keuntungan bagi kehidupan. Sekali kita menggunakan karunia yang ada pada kita untuk kemegahan dan kesombongan kita, kita telah mengurangi sukacita orang lain, mereduksi iman dan pengharapan sesama kepada Allah. Apalah hak kita menyombongkan pemberian yang kita terima? Karunia itu pemberian Allah bukan milik ciptaan kita sendiri. Mari kita kembalikan karunia yang kita terima dari Allah sesuai dengan hakikat fungsinya yaitu untuk membangun kehidupan bersama. Hendaklah rupa-rupa karunia yang kita masing-masing miliki berdiri di atas satu pondasi yaitu kasih. Janganlah orang lain menjadi tersisih karena karunia yang kita megahkan. š˜“š˜©

Kristus Memberi Hidup

 

Kristus Memberi Hidup (Yohanes 1:10-18)

Siapa yang berhak menyelamatkan manusia berdosa? Bukankah manusia berdosa seharusnya dihukum Allah? Lalu, mengapa Tuhan Yesus mau menyelamatkan manusia sehingga manusia tidak binasa? 

Bila pada pasal 1:1-9, Yohanes menegaskan keilahian Kristus maka pada bagian ini kemanusiaan-Nya yang ditekankan. "Firman itu telah menjadi manusia," tinggal dan melayani di tengah-tengah manusia (ayat 14a). Tuhan Yesus adalah manusia sebagai perwujudan Allah secara sempurna (ayat 18). Hanya Dia yang bisa mewakili Allah di dunia ini, sebab Dia berasal dari Allah dan Dia adalah Allah (lih. ayat 1-2). Itulah sebabnya, orang yang tinggal bersama-sama dengan Dia melihat kemuliaan-Nya sebagai kemuliaan yang berasal dari Allah Bapa (ayat 14b). Kemuliaan-Nya itu dimanifestasikan dalam kasih karunia dan kebenaran. Artinya, melalui Kristus anugerah keselamatan diberikan kepada setiap orang yang percaya (ayat 12) dan mereka yang percaya dibenarkan Allah (band. Rm. 5:1-2). Yang dulu dinanti-nantikan oleh umat Israel melalui Hukum Taurat Musa, kini digenapi oleh kasih karunia di dalam Kristus (ayat 16). Jadi, Tuhan Yesus bisa dan berhak menyelamatkan manusia dari murka Allah yang membinasakan! Namun, fakta membuktikan bahwa tidak semua orang menyambut gembira kedatangan Kristus (ayat 10-11). Mereka menolak Kristus karena tidak mau mengubah hidup mereka yang sudah nyaman dalam dosa dan tidak mau tunduk ke bawah otoritas Allah. 

Yohanes Pembaptis mengambil posisi sebagai saksi Kristus bagi dunia ini. Ketegasan ini diperlukan agar fokus keselamatan tidak bergeser dari pembawa berita kepada Sang Kabar Baik itu sendiri. Demikian pula tugas kita adalah memberitakan Kristus, Dia adalah Gambar Allah yang sempurna, yang satu-satu-Nya yang dapat memberikan kuasa kepada manusia menjadi anak-anak Allah. 

Renungkan: Hanya Kristus yang berhak dan berkuasa mengubah hidup seseorang menjadi seorang anak Allah. sh

Wednesday, March 13, 2024

Walau Tua Tetap Semangat

 

Walau Tua Tetap Semangat (Mazmur 71:1-24)

Apa benar orang yang sudah tua bisa ditinggalkan Tuhan? Apakah Tuhan melupakan kita saat rambut memutih? 

Mazmur 71 memuat pergumulan pemazmur sebagai orang yang sudah tua. Dulu pemazmur pernah mengalami masa muda yang penuh sukacita. Pengalaman ini penuh sukacita karena Tuhan sendiri menopang kehidupannya (ayat 5-6). Masa muda pemazmur ini, menjadi kesaksian bagi banyak orang tentang perbuatan ajaib tangan Tuhan yang memeliharanya (ayat 7-8). Kini pemazmur merasakan kekuatan fisiknya menurun dan memudar sehingga rasa percaya diri pun luntur. Hal ini berbeda saat tubuh masih sehat, tenaga besar, tiada rintangan fisik, mental maupun hambatan para musuh yang dapat menghalangi gerak pemazmur. 

Beragam perubahan ini menghantarkan pemazmur pada puncak keraguan yakni jangan-jangan Tuhan pun sudah meninggalkan dia (ayat 9). Apalagi tekanan para musuhnya bertambah sehingga perasaan ditinggalkan Tuhan makin kuat (ayat 10-11). Dalam kemunduran fisik dan tekanan masalah, iman menatap ke luar kondisi diri yaitu kepada Yahweh, Allah Israel yang setia. Kerinduan pemazmur adalah ia tetap boleh melayani Tuhan pada masa tuanya. Pemazmur bangkit dalam sikap semakin rindu menyaksikan berbagai perbuatan Tuhan (ayat 12-16). Pengalaman masa muda bersama Tuhan mendukung keyakinannya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya. Pengalaman penyertaan Tuhan pada masa lampau itu menjadi pegangan bagi pemazmur dan memantapkan tekadnya untuk tetap melayani Tuhan di usia senja (ayat 17-18; 21-24). 

Jangan kaitkan kemunduran fisik dengan perubahan kasih setia dan pemeliharaan Tuhan. Ia tidak pernah berubah. Tuhan tidak bosan memakai kita untuk melayani-Nya. Oleh karena itu, jadikan masa tua kita sebagai contoh bagi orang di sekitar kita untuk melihat usia lansia bukan penghalang melayani Tuhan dengan setia dan benar. 

Camkan: Fisik boleh menurun, tetapi semakin matang usia, semakin iman, pujian, dan semangat melayani Tuhan harus terus meningkat. sh

Monday, March 11, 2024

Pilihan Berhikmat

Pilihan Berhikmat (Pengkhotbah 9:13-10:20)

Pemuda itu memiliki segalanya. Ayahnya seorang pemilik pabrik susu yang besar di Amerika dan waktu ia lulus sekolah, ayahnya memberi hadiah berdarma-wisata keliling dunia. Pada masa belianya itulah, ia menerima panggilan Tuhan untuk melayani-Nya. Untuk mempersiapkan dirinya, ia memutuskan untuk kuliah terlebih dulu di Univ. Yale, Amerika. Setelah tamat ia menetapkan hati untuk menjadi misionaris. Ayahnya dan beberapa perusahaan menawarkan pekerjaan dengan posisi yang bagus, tetapi semua ditolaknya. Dalam perjalannya menuju ladang misi, ia meninggal dunia karena sakit. Di Alkitabnya ditemukan tiga pernyataan yang mencerminkan sikapnya dalam mengikut Tuhan "Tidak goyah! Tidak ada pilihan lain! Tidak menyesal!" 

Memilih bekerja di bidang rohani daripada bekerja dalam bidang umum dengan gaji besar sering dipandang oleh dunia tidak berhikmat. Perbedaan cara pandang ini disebabkan pandangan dunia tentang hikmat berbeda dengan pernyataan Alkitab (Ams. 1:7 ; 8:35). Hikmat menurut Alkitab lahir dari takut akan Tuhan, sementara hikmat dari dunia berasal dari pengetahuan manusia. Hidup takut akan Tuhan menuntun kita untuk dapat membedakan jalan kepada kebinasaan atau menuju hidup (ayat 10:2,12). 

Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan yang sulit yaitu melakukan pilihan berhikmat untuk hidup dalam kehendak-Nya atau hidup menurut hikmat diri sendiri dan hikmat dunia. 

Renungkan: Memilih untuk melayani Tuhan terasa sulit jika kita tidak berfokus pada kehendak Tuhan dan lebih mendengarkan hikmat dunia. (sh)

Tunduk & Mengasihi

Tunduk & Mengasihi (Efesus 5:22-33)

Merendahkan diri terhadap orang lain bukan perkara mudah, karena itu berarti mengikis ego dan gengsi. Paulus menganjurkan jemaat Efesus agar hidup merendahkan diri, seorang kepada yang lain (Ef. 5:21). Bukan karena takut kepada orang yang derajat atau pangkatnya lebih tinggi, karena bila demikian kita tidak akan melakukannya terhadap orang yang kita sebut berstatus lebih rendah. Sebab itu kondisi yang Paulus anjurkan adalah kondisi ?di dalam takut akan Kristus?.

Paulus kemudian mengambil konteks pernikahan untuk memberikan contoh situasi bagaimana orang percaya harus merendahkan diri satu sama lain. Pernikahan Kristen memiliki komitmen, kewajiban, dan tugas bagi dua pihak yang terikat dalam lembaga itu. Lembaga pernikahan sebenarnya merupakan perlambang dari hubungan antara Kristus dan gereja-Nya. Seorang istri harus tunduk kepada suaminya sebagai kepala dalam pernikahan mereka. Artinya, ia harus menempatkan diri di bawah kepemimpinan suaminya. Gambaran tentang tunduknya istri kepada suami adalah tunduknya gereja kepada Yesus, yang adalah Kepala gereja. Maka sang suami harus menggambarkan kepemimpinan Kristus atas gereja dengan menunjukkan kasih dan pengurbanan diri (25). Kita tahu bahwa Kristus mengurbankan diri-Nya di salib bagi keselamatan dan pengudusan umat, yaitu gereja (26-27).

Maka Paulus menyebutkan bahwa kasih suami kepada istri harus sama seperti kasihnya kepada tubuhnya sendiri (28). Paulus menegaskan bahwa kasih suami terhadap istri seharusnya merefleksikan kesatuan Kristus dan gereja-Nya. Karena itu kepemimpinan suami harus bersifat melayani, bukan otoriter atas nama statusnya sebagai pemimpin.

Maka suami dan istri harus merendahkan diri satu sama lain dalam takut akan Tuhan. Suami dan istri harus melihat keberadaan mereka bukan dari sudut pandang yang individualistis, tetapi sebagai satu kesatuan. Kiranya Tuhan menolong setiap suami dan istri dalam rumah tangga Kristen untuk berperan dengan penuh kasih dan tanggung jawab. (sh)

Hasil Karya Allah

Hasil Karya Allah (Yesaya 45:14-25)

Seperti halnya rencana dan cara Allah itu mengejutkan, demikian pula dengan hasil karya-Nya. Allah tidak saja membebaskan Israel, Ia juga membuat bangsa-bangsa adidaya dalam perspektif zaman itu berubah sikap. Mesir, Etiopia, dan Syeba akan mengakui keunggulan Israel yang memiliki Allah sejati (ayat 14). Ketika Allah bertindak, semua penyembah dan penganjur berhala akan dipermalukan (ayat 15, 16). Allah tidak akan membiarkan kesesatan terus berlangsung. Ia sendiri akan meninggikan diri-Nya. 

Tindakan Allah membuktikan kesejatian-Nya. Allah Israel adalah Allah sejati sebab Ia yang mencipta (ayat 18), yang menyatakan diri (ayat 19), satu-satunya yang menyelamatkan (ayat 20-22), dan yang memenuhi segala kebutuhan terdalam manusia (ayat 23-25). Semua tindakan Allah ini juga menegaskan bahwa Allah benar, maksud-maksud-Nya baik, patut dipercaya dan disembah (ayat 19). Semua firman-Nya, yang bersifat perintah, larangan, atau undangan benar adanya dan pasti terjadi (ayat 19b, 23). Semua hal mengenai Allah ini membuat nyata kebohongan berhala. 

Keselamatan yang Allah karuniakan kepada Israel menjadi gambaran keselamatan kekal yang akan Allah kerjakan bagi seisi dunia. Seperti halnya penyelamatan Israel membuat bangsa-bangsa penyembah berhala menyadari kebenaran Allah, keselamatan yang akan Allah genapi dalam era Perjanjian Baru pun akan berdampak sama (ayat 20-21). Allah mengundang semua orang, segala bangsa yang hidup dalam kegelapan untuk datang dan membuka diri kepada-Nya (ayat 20a, 21a, 22a). 

Hanya dengan pertobatan, dampak kegelapan akibat memercayai yang palsu dapat dipatahkan. Dengan bertobat, seseorang menyambut uluran tangan penyelamatan Allah. Di dalam Dia, kebutuhan terdalam manusia akhirnya akan terpenuhi (ayat 24a). Kini menjadi tugas kita untuk menghayati dan menyaksikan karya Allah ini kepada sesama kita. sh

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...