Tuesday, April 30, 2024

Akar dari Iri Hati


Akar dari Iri Hati (Yakobus 4:1-10)

Kehidupan yang penuh kompetisi dan perbandingan dapat menimbulkan iri hati. Sikap iri kerap tersembunyi dan tak diakui meski dialami semua orang. Psikologi menjelaskan bahwa iri hati dialami oleh orang-orang yang rendah diri dan mengalami kegagalan.

Yakobus menunjukkan, iri hati dipandang sebagai hal yang sangat serius oleh Allah. Salah satu dampak dari dosa manusia menyebabkan manusia dikuasai iri hati. Akar dari iri hati adalah persahabatan dengan dunia dan permusuhan dengan Allah (4).

Iri hati merupakan ekspresi ketidakpuasan manusia terhadap posisinya yang telah ditetapkan Allah dalam tatanan semesta ciptaan. Segala pemberian Allah dirasakan tidak cukup. Hawa nafsu menguasai dirinya. Ia menginginkan banyak hal, namun secara tidak terkendali. Ia selalu merasa kurang sebab segala sesuatu tidak dapat memuaskannya.

Iri hati membutakan diri terhadap anugerah Allah. Iri hati tidak hanya didapati pada orang yang tidak pernah berdoa. Ada juga orang-orang yang seakan religius, namun menentang Allah. Baginya, doa bukanlah relasi dan penyandaran diri kepada Allah, melainkan sebagai sarana untuk menuntut Allah agar memuaskan hasratnya yang tak terbatas.

Hati yang dipenuhi amarah akan kehilangan sukacita. Iri hati menimbulkan perasaan tidak senang karena sesuatu yang dimiliki orang lain. Ia dapat mewujud dalam segala tindakan tanpa kasih, misalnya keinginan melihat orang lain celaka, persaingan tidak sehat, curiga, gosip yang mencederai nama baik orang lain, kritik, atau humor sarkastik.

Iri hati begitu mengerikan dan mematikan. Oleh sebab itu, pemulihannya hanya mungkin terjadi dari tindakan aktif Allah. Hanya kasih karunia Allah yang memampukan kita untuk bersikap rendah hati. Dalam terang kasih-Nya, kita disadarkan siapa sesungguhnya Allah dan kita sebagai ciptaan. Kesadaran itu seharusnya membawa kita kepada ratapan penyesalan, pengakuan, dan pertobatan yang tulus.

Mari kita datang kepada Bapa yang penuh kasih dengan jujur untuk mengakui bahwa kita merasa iri hati dan melakukan yang jahat. [MKG]

No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...