Pertobatan & kesembuhan (Yakobus 5:12-20)
Topik 'pengendalian lidah' masih menggarisbawahi pesan yang Yakobus sampaikan kepada pembaca suratnya. Pertama, dalam peringatan agar orang Kristen tidak bersumpah. Kedua, dalam anjuran agar mereka yang jatuh sakit akibat dosa, saling mengakui dosa agar disembuhkan.
Bersumpah adalah mengklaim atas nama Tuhan untuk menguatkan pernyataan seseorang. Larangan Yakobus sesuai dengan larangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan (Kel. 20:7). Juga sesuai dengan anjuran Yesus agar berkata "ya" bila ya, "tidak" bila tidak (Mat. 5:34-37). Maksudnya, orang Kristen harus memelihara satunya kata dan perbuatan. Kita harus berkata benar mengenai segala hal, dan tiap perkataan kita harus dapat dipercaya.
Dalam segala keadaan, orang Kristen harus menyatakan ketergantungan dan syukurnya kepada Tuhan (13). Bila tubuh sedang lemah atau menderita penyakit berat yang memerlukan pelayanan hamba Tuhan, orang bisa memanggil penatua jemaat (sekarang mungkin sepadan dengan pendeta jemaat). Ada dua tindakan diperlukan agar doa itu dijawab Tuhan dengan menyembuhkan orang sakit tersebut. Pertama, pengakuan dosa. Si sakit harus mengakui dosanya kepada Tuhan, tetapi juga di antara sesama kepada siapa orang tersebut berbuat salah. Kedua, penatua jemaat diajari Yakobus untuk mengurapi dengan minyak (14). Pengolesan dengan minyak berkaitan dengan kebiasaan PL yang melambangkan berkat atau urapan Allah. Juga dengan kebiasaan saat itu yang menganggap minyak mengandung zat yang menyembuhkan.
Doa dinaikkan dalam iman berarti dinaikkan dengan keyakinan akan kuasa Allah yang dapat menyembuhkan. Selain saling mendoakan, orang percaya pun harus bertindak membawa balik saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa.
Surat Yakobus menekankan iman yang harus dinyatakan dalam perbuatan. Hidup yang benar adalah bukti dan hasil dari iman. Iman dan kebenaran harus mewujud nyata dalam setiap aspek tindakan kita. sh
No comments:
Post a Comment