MATIUS
Matius terdapat dalam semua daftar nama ke-12 rasul (Mat 10:3; Mr 3:18; Luk 6:15; Kis 1:13). Dalam Mat 10:3 selanjutnya ia disebut ‘pemungut cukai’. Dalam Mat 9:9 Yesus melihat dia ‘duduk di rumah cukai’ dan memanggil dia supaya mengikuti-Nya. Pada ps-ps sejajar dalam Mrk dan Luk, pemungut cukai yg dipanggil dari kantor cukai itu disebut juga Lewi, dan Markus menambahkan bahwa dia ‘anak Alfeus’. Buku Gospel of Peter juga menyebut Lewi, anak Alfeus, salah seorang murid Yesus. Sesudah itu Yesus makan bersama beberapa pemungut cukai dan orang berdosa. Baik Mat 9:10 maupun Mr 2:15 tidak menjelaskan di rumah siapa jamuan makan itu diadakan. Tapi Luk 5:29 menyatakan bahwa ‘Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya’. Dari bukti inilah biasanya dianggap bahwa Matius sama dengan Lewi.
Pernyataan Papias bahwa Matius ‘mengumpulkan perkataan-perkataan itu’ (Synegrapsato to logic) dalam bh Ibrani, diterima oleh gereja kuno sebagai bukti bahwa penulis Injil yg biasa disebut ‘karangan Matius’ ialah Matius. Kebanyakan ahli modern menganggap bahwa yg dimaksud oleh Papias ialah rampaian Matius, apakah itu ucapan-ucapan Tuhan Yesus atau ay-ay PL yg berkaitan dengan Mesias. Mungkin karena kemudian beberapa dari ucapan atau ay itu telah melembaga dalam Injil, maka menjadi alasan untuk menyebut dokumen ini ‘karangan Matius’ sejak pertengahan abad kedua. Tentang kepustakaan.
INJIL MATIUS
I. Garis besar isi
a. Kejadian-kejadian berkaitan dengan kelahiran Yesus, Mesias (Mat 1:1; 2:23).
b. Yesus dibaptiskan dan dicobai; permulaan pekerjaan-Nya di Galilea (Mat 3:1; 4:25).
c. Etika Kerajaan Allah diajarkan oleh Yesus melalui perintah-perintah dan ilustrasi (Mat 5:1; 7:29).
d. Yesus menyatakan kekuasaan-Nya atas penyakit, Iblis dan alam (Mat 8:1; 9:34).
e. Yesus mengutus ke-12 murid-Nya untuk memberitakan Injil (Mat 9:35; 10:42).
f. Yesus memuji Yohanes Pembaptis, undangan penuh belas kasihan terhadap orang-orang yg berbeban berat, pernyataan bahwa Dia-lah Tuhan dari Sabat, alasan bahwa Dia tak mungkin Beelzebul; penjelasan tentang sifat-sifat untuk menjadi anggota ‘keluarga-Nya’ yg baru (Mat 11:1; 12:50).
g. Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang kerajaan sorga (Mat 13:1-52).
h. Yesus ditolak oleh masyarakat sekota-Nya di Nazaret; Yohanes Pembaptis dibunuh (Mat 13:53; 14:12).
i. Mujizat lain ditunjukkan oleh Yesus; Petrus mengakui Dia-lah Kristus. Kemudian Yesus dipermuliakan di hadapan tiga orang murid-Nya dan menubuatkan kematianNya dan kebangkitan-Nya (Mat 14:13; 17:27).
j. Yesus mengajar murid-murid-Nya, supaya rendah hati, supaya hati-hati bertingkah laku, dan supaya suka mengampuni orang (Mat 18:1-35).
k. Yesus menuju Yerusalem. Sementara dalam perjalanan Dia membicarakan tentang perceraian, kedudukan anak-anak, jerat kekayaan, kefasikan orang Yahudi, umat Allah; Ia mencelikkan dua orang buta di Yerikho (Mat 19:1; 20:34).
l. Yesus memasuki Yerusalem dengan keagungan namun rendah hati; kemudian Ia menyatakan kekuasaanNya dengan menyucikan Bait Suci, mengutuki pohon ara yg tidak berbuah, dan soal jawab antara Dia dengan imam-imam besar bersama orang-orang Farisi (Mat 21:1; 23:35).
m. Yesus menubuatkan keruntuhan Yerusalem dan kedatangan-Nya yg kedua kali dalam kemuliaan (Mat 24:1-51).
n. Tiga perumpamaan mengenai hari penghakiman (Mat 25:1-46).
o. Yesus dikhianati, diadili, disangkal, diolok-olok, disalibkan, dan dikuburkan (Mat 26:1; 27:66).
p. Yesus dibangkitkan dari kematian, Ia dilihat oleh murid-murid-Nya dan sahabat-sahabat-Nya (Mat 28:1-10).
q. Yesus memberikan perintah-perintah terakhir sebelum kembali kepada Allah di sorga (Mat 28:11-20).
II. Ciri-Ciri dan Penulis
Peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus yg menjadi ‘berita Injil’ atau ‘kabar baik’ yg diberitakan oleh para rasul, dalam Mat dihubungkan dengan ajaran Yesus tentang etika. Hal ini karena jumlahnya jauh lebih banyak terjadi dalam Mat dibandingkan kitab mana pun dalam PB, menjadi ciri khas Mat. Ciri istimewa Mat inilah bersama penyajian bahannya yg teratur, yg membuat kitab ini sejak masa paling dini menjadi Injil yg paling banyak dibaca dan dalam hal tertentu yg paling berpengaruh dari keempat Injil. Ahli-ahli modern ragu menerima tradisi bahwa penulis Mat ialah rasul Matius, sebab agaknya penulis tergantung pada suatu dokumen yg disusun oleh seorang penulis bukan rasul, yaitu Injil Mrk, suatu hal yg tidak masuk akal akan dipedomani oleh seorang rasul asli. Mengenai penulis, lih R. V. G Tasker, Matthew, TNTC 1961.
III.
Pengaruh Markus.
Jelas sekali bahwa Matius mencakup hampir seluruh isi Mrk, kendati dia memperingkas cerita-cerita Markus tentang mujizat, untuk menyediakan tempat bagi banyak bagan yg tidak dilaporkan dalam Mrk, yg memang dia ingin memuatnya dalam Mat (INJIL, KITAB-KITAB; MARKUS, INJIL). Bersama cerita-cerita dari Mrk, penulis Injil ini menyisipkan banyak ucapan Yesus, yg kelihatannya diambil dari satu sumber yg dia dan Lukas mengenalnya. Ucapan-ucapan ini dipadukannya dengan ucapan-ucapan lain yg hanya terdapat dalam Injilnya. Sebagai hasilnya terbentuklah lima kelompok ajaran, yaitu ps 5-7, 10, 13, 18 dan 24-25.
Isi Injil ini menjadi lengkap karena ditambahkannya beberapa cerita yg tidak terdapat pada kitab-kitab lainnya. Bagian terbesar tambahan itu kelihatannya merupakan saduran yg cermat dari tradisi-tradisi, yg dipakai oleh orang Kristen melawan fitnahan orang Yahudi. Gaya bahasanya membuktikan bahwa berita-berita khusus itu pertama sekali disajikan dalam bentuk tulisan oleh penulis Injil Mat sendiri (lih G. D Kilpatrick, The Origins of the Gospel according to St. Matthew, 1946).
IV. Perbedaan dari Injil Markus
Adalah suatu kenyataan bahwa Injil Mat pada mulanya dipakai di jemaat Kristen Yahudi berbahasa Yunani. Dan inilah alasan utama mengapa penekanan khusus diberikan kepada beberapa unsur pemberitaan Kristen kuno, juga alasan bagi cara penyajian ajaran Yesus. Nada penggenapan nubuat PL lebih kuat ditekankan di sini daripada dalam Mrk. Dan penulis lebih mengutamakan untuk menyatakan kebenaran bahwa sejarah kehidupan Yesus di dunia ini, mulanya dan tujuannya dan dalam kenyataannya yg gamblang, adalah pekerjaan Allah sendiri, yg menggenapi perkataan-perkataan-Nya sendiri yg disampaikan oleh para nabi. Injil Mat menghubungkan PL dengan PB lebih erat dibandingkan semua Injil lainnya. Dan tidak ada dokumen lain dalam PB yg memaparkan dini Yesus, hidup-Nya dan ajaran-Nya, demikian jelasnya sebagai penggenapan dari ‘hukum Taurat dan para nabi’. Penginjil ini tidak hanya menambahkan acuan kepada PL. pada bagian-bagian yg diambil dari Mrk, seperti mis dalam Mat 27:34,43; tapi dalam tulisannya itu ia mengemukakan kalimat yg sangat mengesankan, yakni ‘supaya genaplah yg difirmankan Tuhan oleh nabi’. Kutipan khusus dari PL jumlahnya 11 dan hasilnya sangat menakjubkan (lih Mat 1:23; 2:18; 23; 4:15-16; 8:17; 12:18 dab; Mat 13:35; 21:5; 27:9-10). Peristiwa-peristiwa diceritakan sebagai telah terjadi sebab Allah menghendakinya terjadi demikian. Peristiwa-peristiwa itu bukanlah yg aneh-aneh yg tak dapat diterangkan ujung pangkalnya. Semuanya terjadi sesuai Alkitab, dimana kehendak Allah dinyatakan.
V. Cerita tentang Yesus
Laporan peristiwa tentang hidup dan kematian Yesus yg khusus penting dan berarti bagi Injil, seperti disajikan dalam Mat, bagian terbesar adalah berasal dari cerita Mrk. Penulis Mat mengumpulkan dalam ps 8 dan 9 beberapa cerita mujizat dari Mrk dalam tiga kelompok; dan dalam ps 11 dan 12 dia gabungkan cerita-cerita yg berasal dari Mrk dan sumber-sumber lain, tentang hubungan Yesus dengan orang-orang terpandang pada zaman-Nya, seperti Yohanes Pembaptis dan tokoh-tokoh Farisi. Penulis tidak berusaha menghubungkan peristiwa-peristiwa itu menuruti kaidah kronologis. Urutan berdasarkan kronologis hanya terdapat dalam cerita tentang kesengsaraan Yesus, sebab berita kesengsaraan itu adalah pusat berita Injil, yg sejak semula mungkin diberitakan sesuai kaidah kronologis.
Tapi Matius memperluas cerita Markus tentang kehidupan Yesus sehingga menjadi lebih lengkap, dengan menyajikan pendahuluan tentang silsilah dan tradisi-tradisi mengenai masa kanak-kanak Yesus, dan mengakhirinya dengan berita mengenai dua kali penampakan Yesus sesudah kebangkitan. Berita Matius mengenai masa kanak-kanak Yesus tidak mencakup cerita tentang kelahiran Yesus, yg hanya sepintas lalu disinggung dalam Mat 2:1. Nampaknya tujuan penginjil ini dengan silsilah yg diberikannya itu, ialah hendak menunjukkan bahwa Yesus, walaupun lahir dari ibu yg masih dara, tetap sah sebagai keturunan Abraham dan raja Daud. Dan, dengan bahan yg ada dalam Mat 1:18-25 — untuk menjawab fitnah — bahwa Yesus adalah anak haram dari Maria, juga untuk membela tindakan Yusuf. Cerita berikutnya tentang menyingkir ke Mesir, adalah jawaban atas kritikan usil pihak Yahudi yg mempersoalkan: ‘Jika Yesus, yg terkenal sebagai Yesus orang Nazaret, sungguh-sungguh lahir di Betlehem, mengapa masa hidup-Nya lebih banyak Ia habiskan di Nazaret?’
Dua kali penampakan Yesus sesudah kebangkitan, yg khususnya dilaporkan dalam Mat (Mat 28:9,10,16-20) mungkin merupakan usaha untuk menggenapkan cerita Mrk. Dengan demikian Mrk yg nampaknya tiba-tiba terputus dan berakhir, tergenapi dengan berita bahwa perempuan-perempuan itu bukanlah membungkam saja tentang apa yg mereka dengan dan lihat. Mereka serta merta menuruti perintah malaikat untuk menjumpai murid-murid Yesus, supaya murid-murid itu pergi ke Galilea, karena di sanalah mereka akan melihat Yesus. Dan ketika perempuan-perempuan itu bergegas untuk melakukan perintah tersebut, mereka berjumpa dengan Yesus yg telah bangkit itu.
Bahwa Yesus sesudah kebangkitan menampakkan dini dalam kemuliaan kepada murid-murid-Nya di Galilea, dan bahwa Dia telah menang atas maut dan kepada-Nya telah diberikan kuasa atas semesta — di sorga dan di bumi, perintah-Nya kepada ke-11 murid-Nya supaya mengabarkan Injil ke seluruh dunia, dengan janji bahwa Ia akan menyertai mereka sampai akhir zaman, adalah klimaks dari Injil Mat.
Berkaitan dengan cerita meliputi masa kanak-kanak dan masa sesudah kebangkitan, jelas Matius telah memberikan tambahan pada cerita tentang Yesus yg sudah disajikan dalam Mrk. Apabila dia memperluas cerita Markus dalam tulisannya, biasanya tambahan itu adalah hal-hal yg menyita perhatian gereja Kristen pada waktu Matius menuliskan Injilnya. Misalnya, peristiwa Petrus berjalan di atas gelombang menuju Yesus (Mat 14:28-31), dan berita yg termasyhur tentang Petrus dalam Mat 16:18-19 sangat penting pada waktu rasul itu memainkan peranan pimpinan dalam gereja. Juga masalah yg timbul akibat pajak Bait Allah, terutama sesudah thn 70 M, yg mendapat penjelasan dari cerita sesuai Mat 17:24-27. Sebab pada thn 70 M, yaitu saat kemusnahan Bait Suci, dana dari pajak untuk pemeliharaan Bait Suci itu dialihkan ke Bait Yupiter Kapitolinus. Lagipula pada masa-masa berikutnya, keinginan untuk mengetahui riwayat hidup Yesus meningkat, perhatian yg lebih besar agaknya diberikan kepada tokoh-tokoh pendamping dalam sejarah Yesus. Jadi berita Matius tentang Yudas Iskariot (Mat 27:3-10) dan peristiwa tentang istri Pilatus (Mat 27:19) menjawab pertanyaan-pertanyaan yg membingungkan: ‘Mengapa Yudas sampai hati mengkhianati Guru-nya’ dan ‘Mengapa Pilatus menghukum mati Yesus?’
Dalam laporannya tentang penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus, Matius menambahkan empat berita penting kepada berita Markus, yg dia amati dengan cermat. Dia melaporkan bahwa pada saat kematian Yesus terjadi gempa bumi disertai kebangkitan orang-orang kudus, yg dahulu menubuatkan kedatangan Mesias dan yg sekarang bangkit untuk menghormati kematian-Nya di Golgota (Mat 27:51-53). Ketiga laporan tambahan lainnya yg ditambahkan oleh Matius pada berita kebangkitan yg ditulis oleh Markus, semuanya bersifat apologetic. Ketiga tambahan itu ialah:
a. kuburan Yesus yg dijaga secara khusus dan dimeteraikan (Mat 27:62-66);
b. penjagaan ini sia-sia karena tak berdaya sebab timbulnya gempa susulan, dan karena penampakan malaikat yg menggulingkan batu penutup kuburan itu (Mat 28:2-4);
c. penjaga-penjaga disuap supaya menyebarkan kesaksian palsu, yg masih tersebar pada masa hidup penulis Injil ini, yaitu bahwa murid-murid Yesus datang malam-malam dan mencuri mayat Yesus (Mat 28:11-15).
Tujuan tambahan ini ialah menolak kemungkinan, bahwa tubuh Yesus sudah dipindahkan dari kuburan kecuali dengan cara gaib. Ditinjau dari banyak segi dapat dikatakan, bahwa Injil Mat merupakan apologetika dari umat Kristen perdana.
VI. Israel baru
Dampak utama dari hidup dan kematian Yesus yg ditekankan dalam Injil Mat, ialah lahirnya gereja Allah meliputi seluruh dunia, yaitu Israel baru, dimana non-Yahudi dan Yahudi sama-sama beroleh tempat. Injil ini dimulai dengan nubuat bahwa Yesus ialah Imanuel, Allah menyertai kita (Mat 1:23); dan diakhiri dengan janji bahwa Yesus yg satu itu, sekarang Kristus yg sudah bangkit, akan menyertai murid-murid-Nya, yg dipanggil dari semua bangsa, sampai kepada akhir zaman. Nada universal yg menggema di awal Injil ini pada cerita tentang Yesus dinyatakan kepada orang majus, menggema lagi dalam perintah yg merupakan penutup Injil ini, yaitu supaya murid-murid pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid Yesus. Penulis Injil ini melihat makna penting dalam fakta bahwa pekerjaan Yesus sebagian besar dilakukan di ‘Galilea wilayah bangsa-bangsa lain’ (Mat 4:15); dan menjelaskan Dia sebagai hamba Allah yg akan ‘memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa …. Dan pada-Nya-lah bangsa-bangsa akan berharap’ (Mat 12:18,21). Tapi gereja Kristen, yg anggotanya meliputi semua bangsa, bukanlah gereja baru.
Gereja ialah Israel kuno yg dibentuk baru dan diperluas, karena mayoritas orang Yahudi menolak Yesus. Yesus menyatakan bahwa Dia pertama-tama diutus kepada ‘domba-domba yg hilang dari umat Israel’ (Mat 15:24); dan kepada domba-domba yg hilang itu juga Ia utus rasul-rasul-Nya untuk menyatakan kedatangan Kerajaan-Nya (Mat 10:6). Tapi iman yg lebih besar Dia temukan pada seorang perwira Roma bukan pada orang Israel (Mat 8:10); dan sebagai konsekuensinya tempat-tempat duduk pada pesta jamuan Mesias, yg tidak diisi oleh orang Yahudi, akan diberikan kepada orang percaya dari Timur dan Barat, sementara ‘anak-anak Kerajaan itu’ akan tertinggal di luar (Mat 8:11-12). Karena ke-Mesias-an Yesus menjadi ‘batu sandungan’ bagi orang Yahudi, Kerajaan itu akan diambil dari mereka dan diberikan kepada bangsa ‘yg akan menghasilkan buah Kerajaan itu’ (Mat 21:42-43). Bapak leluhur Israel baru, yaitu para rasul, akan turut dalam kemenangan final Mesias itu, dan turut berperan sebagai hakim pada hari penghakiman, seperti demikian jelas diterangkan oleh Yesus dengan kata-kata yg dituliskan oleh Matius dalam Mat 19:28. Itulah yg ditekankan oleh penulis Injil Mat dengan menyisipkan kata-kata ‘bersama-sama dengan kamu’ ke dalam kalimat Markus, yg disisipkannya dalam Mat 26:29.
VII. Yesus sebagai Hakim
Unsur keempat dalam pemberitaan kuno ialah himbauan kepada pertobatan, mengingat bahwa Yesus akan kembali sebagai Hakim alas orang yg hidup dan yg mati. Himbauan ini sangat kuat ditekankan dalam Mat. Yohanes Pembaptis dalam Mat menghimbau Israel kepada pertobatan dengan kata-kata yg sama seperti kata-kata Yesus, karena mereka telah dekat pada awal pelayanan Mesias (Mat 3:2); dan pada akhir pengajaran Yesus dikemukakan perumpamaan tentang penghakiman yg terakhir, yg hanya terdapat dalam Mat (Mat 25:31-46). Perumpamaan ini berakhir dengan sekelompok ungkapan dan kiasan yg khusus bertalian dengan kedatangan Mesias dalam penghakiman. Menjelang ditulisnya Injil Mat, barangkali pada awal thn 80-an abad pertama, sebagian dari hukuman yg ditentukan Allah sudah menimpa Israel dalam keruntuhan Yerusalem; kata-kata dari Mat 21:41; 23:7 digenapi dengan sungguh-sungguh.
Beberapa perumpamaan yg hanya terdapat dalam Mat, seperti lalang di tengah-tengah gandum (Mat 13:24-30), pengutang yg tak layak diampuni (Mat 18:23-35), tamu yg tidak mengenakan pakaian pesta (Mat 22:11-13), sepuluh anak dara (Mat 25:1-13), menekankan bahwa penghakiman Allah tak mungkin dielakkan dan sungguh akan terjadi; dan dalam perumpamaan-perumpamaan inilah, beberapa kali diulangi ungkapan yg khas dalam Injil ini, yaitu ‘kegelapan yg paling gelap’ (Mat 8:12), ‘akhir zaman’ (Mat 28:20), ‘ratap dan kertak gigi’ (Mat 22:13).
Dalam perspektif Injil ini kedatangan Kristus yg terakhir, walaupun mutlak pasti, tidak digambarkan segera akan terjadi. Sebab ucapan penutup Kristus yg bangkit itu mencakup masa yg tidak tentu batasnya, dan selama masa itu la tetap hadir dan menjalankan pemerintahan-Nya dalam gereja-Nya, sebelum kedatangan-Nya sebagai Hakim. Dalam terang ajaran Injil ini selaku keseluruhan, kita dapat menafsirkan kedua ucapan yg sangat sukar dalam Mat 10:23 dan Mat 16:28, mengacu kepada ditinggikannya Yesus ke sebelah kanan Allah sesudah Ia menang gemilang dalam kebangkitan-Nya. Di situlah Dia memegang pemerintahan yg lebih luas dalam hati pengikut-Nya. Kalau tidak, kita terpaksa mengambil kesimpulan yg tidak memuaskan, yaitu nubuat itu tetap tidak digenapi, dan karena itu nubuat tersebut adalah palsu; atau nubuat itu tidak benar ucapan Yesus.
VIII. Etika
Injil Mat juga mencolok menguraikan ajaran Yesus mengenai etika, baik jangkauannya maupun caranya. Bagi penulis Mat, seperti bagi Kristen Yahudi umumnya, juga bagi Paulus (sebab ungkapan ini berasal dari dia), ada sesuatu yg disebut ‘hukum Kristus’. Beberapa ahli menganggap bahwa kelima kelompok ajaran dalam Injil ini, menurut pandangan penulis sendiri dapat dibandingkan dengan kelima Kitab Taurat. Benar demikian atau tidak, tapi jelas penulis menokohkan Yesus sebagai Guru Agung, yg dari atas bukit memproklamirkan hukum yg direvisi untuk Israel baru (Mat 5:1), sama seperti Musa mengucapkan hukum Allah yg diberikan kepadanya di G Sinai.
Mesias memanggil Israel tidak hanya kepada pertobatan, tapi juga untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik; mendorongnya supaya ingin melakukannya, sedia menanggung derita karena melakukannya, membuat pelaku-pelakunya diberkati (Mat 5:6,10). Hidup keagamaan murid Kristus harus melebihi hidup keagamaan Farisi (Mat 5:20). Adalah benar bahwa banyak dari hukum tidak digenapi oleh orang Farisi karena tradisi mereka, karena diperbudak oleh ay-ay yg mereka pisahkan dari kait naskahnya, dan karena mereka gaga) memahami jangkauan yg lebih luas dari hukum itu; tapi hukum Taurat itu tetap merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari penyataan Allah. hukum inilah yg digenapi oleh dan dalam Kristus, yg datang bukan untuk meniadakannya, tapi untuk menggenapkan apa yg kurang, dan memperbaiki yg ditafsirkan salah oleh ahli-ahli Taurat (Mat 5:17). Karena itu sebagian benar Khotbah Di Bukit memberi kejelasan tentang Dasa Titah, dan di situlah diletakkan oleh Yesus patokan-patokan moral, yg akan dipakai untuk menghakimi tingkah laku murid-murid-Nya.
Salah satu kesukaran utama mengenai Mat ialah: Injil ini mengutarakan Yesus mensahihkan keberlakuan Taurat Musa, tapi juga menyatakan hak-Nya untuk ‘menggenapinya’, sedemikian rupa sehingga kadang-kadang orang menganggap Dia menentang Taurat itu. Bahwa Dia menganggap Pi. mantap mempunyai kekuasaan permanen sebagai Firman Allah, itu dinyatakan dengan ucapan-Nya yg sangat tegas dalam Mat 5:17-19. Tapi serentak dengan itu, betapa kuatnya ditekankan otoritas yg mengikat dari ucapan-ucapan Kristus. sehingga dalam hal-hal tertentu sifat permanen berlakunya hukum Taurat lama itu kelihatannya disangkal. Tapi melihat pernyataan yg begitu pasti tentang kekuasaan hukum Taurat, tidaklah mungkin penulis Injil ini menginginkan pembacanya menarik kesimpulan, bahwa sungguh ada pertentangan antara pernyataan-pernyataan hukum Taurat dengan keterangan-keterangan Yesus sendiri mengenai hal itu. Enam kali dalam Khotbah Di Bukit Yesus menempatkan ucapan-Nya sendiri berhadapan dengan apa yg telah dikatakan terlebih dahulu, dan dalam setiap hal itu, apa yg terlebih dahulu dikatakan merupakan, atau paling sedikit mencakup, kutipan dari Taurat Musa.
Tapi pernah diterangkan bahwa ucapan-ucapan dalam ps 5 ‘Kamu telah dengar firman’ (Mat 5:21) atau ‘Telah difirmankan juga’ (Mat 5:31), tidak setepatnya selaras dengan ‘karena ada tertulis’ (Mat 2:5), yg begitu sering dipakai oleh Yesus, bila Dia mengalaskan kekuasaan Alkitab. Dengan ucapan-ucapan itu perhatian ditarik-Nya tidak hanya kepada apa yg dikatakan hukum Taurat, tapi juga kepada apa yg telah diajarkan kepada orang banyak oleh guru-guru mereka sebagai artinya. Dalam agama Yahudi hukum Taurat mempunyai kedudukan yg paling tinggi. Dalam kekristenan tempat itu diisi oleh Kristus sendiri. Dalam Injil Mat yg bersifat Kristen-Yahudi, jelas Kristus tetap menjadi kekuasaan utama. Penting sekali artinya, bahwa hanya Injil ini yg memuat undangan-Nya yg penuh betas kasihan tapi bersifat memerintah, ‘Marilah kepada-Ku, semua yg letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yg Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yg Ku-pasang itu enak dan beban-Ku pun ringan’ (Mat 11:28-30).
KEPUSTAKAAN.
· G. Bornkamm, G Barth, H. J Held, Tradition and Interpretation in Matthew, 1963;
· W. D Davies, The setting of the Sermon on the Mount, 1964;
· D Kingsbury, Matthew: Structure, Christology, Kingdom, 1975.
· Lih buku-buku tafsiran oleh W. F Albright dan C. S Mann, 1971: F. V Filson, 1960;
· H. B Green, 1975; D Hill, 1972; E Schweizer, 1976; R. V. G Tasker, TNTC, 1961.
No comments:
Post a Comment