Monday, June 15, 2020

LUKAS & INJIL LUKAS

LUKAS, PENULIS INJIL

      Tradisi Kristen mula-mula mengatakan bahwa Injil ketiga dan Kitab Kis ditulis oleh seorang non-Yahudi berbahasa Yunani (mungkin dari Antiokhia). Ia dokter medis, berpendidikan dan menjadi kawan seperjalanan rasul Paulus. Orang ini bernama Lukas (Yunani Loukas).

      Dari isi Injil ketiga dan Kis kita dapat mengenal penulisnya dengan cara yg sangat intim. Ia penulis yg rendah hati dan berdisiplin, senantiasa menempatkan dirinya di latar belakang, dan membiarkan semua cahaya menyinari tema besar dari dua jilid bukunya. Tema besar itu ialah kabar kesukaan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan bahwa Penebus yg menang itu memilih, memperlengkapi dan memakai rasul-rasul-Nya, dan terutama Paulus untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia yg dikenal waktu itu. Walaupun Lukas dalam ketaatannya yg meniadakan dirinya sendiri kepada Tuhan-nya, tidak menonjolkan dirinya, namun ia tidak ragu mengemukakan dalam pendahuluan Injilnya, bahwa ia telah melakukan pekerjaan yg relevan sebelum ia menulis bukunya. Dalam bagian yg menyebut kami dalam Kis (Kis 16:10-17; 20:5; 21:18; 27:1; 28:16) Lukas secara pasti mengemukakan bahwa ia menjadi kawan seperjalanan Paulus, dan menjadi saksi mata mengenai kejadian-kejadian yg berkaitan dengan bagian-bagian itu.

      Dari gaya sastra Injil Luk dan Kis dan dari sifat dan isi kedua Kitab itu, jelas bahwa Lukas adalah seorang Yunani berpendidikan baik. Kualitas-kualitasnya yg baik sebagai seorang sejarawan yg baik dan dapat dipercaya mengenai zaman kuno, diakui oleh para ahli yg tidak memihak pada zaman sekarang ini. Bahwa ia dokter yg berpendidikan ditunjukkan oleh sifat isi Injil Luk dan Kis maupun oleh istilah-istilah khusus yg ia gunakan untuk menggambarkan kasus-kasus penyakit dalam tulisan-tulisan itu.

 

      Paulus menulis mengenai Lukas dalam Kol 4:14 sebagai dokter tabib kekasih, yg ada bersamanya, dan dalam Filem 1:24 Paulus menyebutkan kawan sekerja. Kedua surat ini ditulis oleh Paulus tatkala ia menjadi tahanan di Roma. Hal ini sesuai dengan dua ps terakhir Kis yg menyebutkan bahwa Lukas bersama Paulus dalam pelayaran yg bersejarah itu ke Roma dan menjadi pengikutnya yg dekat tatkala Paulus sampai di Roma.

      Dalam 2Tim 4:11 Paulus (dlm masa tahanannya yg kedua di Roma, sesaat sebelum kematiannya sebagai martir; mungkin thn 64) menulis kata-kata yg menyentuh perasaan ini: ‘Hanya Lukas yg tinggal dengan aku’. Hal ini selaras dengan tradisi Kristen yg paling tua, bahwa Lukas, dokter yg dikasihi itu, tetap menjadi kawan sekerja yg setia bagi Paulus sampai akhir. Apa yg terjadi dengan dia setelah kematian Paulus, kawan dan pemimpinnya itu, tidak diketahui dengan pasti. Sesuai pendahuluan Injilnya yg bersifat ‘anti-Marsion, ia nampaknya terus melayani Tuhan tanpa diganggu oleh tanggung jawab keluarga sampai ia meninggal di Boeotia, Yunani, dalam usia 84 tahun. Melalui hubungan akrab dengan Paulus dalam jangka waktu panjang dan dengan banyak pemimpin Kristen lainnya (mis Filipus, Timotius, Silas, Markus, Barnabas, Yakobus saudara Tuhan Yesus dsb), dan sebagai konsekuensi bahwa ia pernah ada di Yerusalem (bnd Kis 21:17 dab), di Kaisarea dan tempat-tempat lain, yg berhubungan dengan Yesus dan rasul-rasul-Nya yg pertama, Lukas mempunyai kesempatan yg sangat baik untuk memperoleh pengetahuan dari tangan pertama mengenai Tuhan Yesus dan sejarah gereja Kristen yg paling awal. Bahwa ia menggunakan sepenuhnya kesempatan-kesempatan ini secara pasti dan kesengajaan penuh, dikemukakannya dalam Luk 1:1-4, dan diperkuat oleh kualitas yg baik dan ketepatan historis Injil Luk maupun Kis.

 

LUKAS, INJIL

          I. Garis besar isi

          Lihat juga bagian IX di belakang.

          a. Pendahuluan (Luk 1:1-4).

          b. Kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus (Luk 1:5; 2:52).

          c. Baptisan, silsilah dan pencobaan Yesus (Luk 3:1; 4:13).

          d. Pelayanan di Galilea (Luk 4:14; 9:50).

          e. Pengajaran dan penyembuhan selama perjalanan ke Yerusalem (Luk 9:51; 19:28).

          f. Masuk ke Yerusalem dan pelayanan di sana (Luk 19:29; 21:38).

          g. Pengadilan, penyaliban dan penampakan-penampakan setelah kebangkitan (Luk 22:1; 24:53).

          II. Penulis dan waktu

          Rincian mengenai penulis Injil ini dan Kis, LUKAS, PENULIS INJIL.

 

          Mengingat kenyataan bahwa Kis ditulis (mungkin segera) sesudah Injil Luk (bnd Kis 1:1-3), maka waktu penulisan Luk tergantung dari waktu penulisan Kis dan ini mungkin dapat kita terima. Di sini perlu dikemukakan bahwa tidak ada sesuatu apapun dalam Injil yg menuntut perhitungan waktu penulisan melebihi thn 70 M. Kenyataan bahwa orang Kristen di Yerusalem dan sekitarnya mengerti kata-kata Yesus dalam nubuat-Nya, yg diartikan bahwa mereka harus mengungsi pada waktunya dari kota yg ditimpa kebinasaan itu, dan bahwa mereka sungguh-sungguh telah mengungsi ke Pella (Khiret el-Fahil, zaman modem) demi ketaatan kepada-Nya, tidak dapat dijadikan bukti bahwa Luk 19:42-44; 21:20-24 harus baru ditulis setelah thn 70 M. Bukti-bukti yg dapat dihimpun nampaknya mendukung kesimpulan bahwa Injil Luk ditulis kr thn 60 M (bnd J. N Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, hlm 30-35, dan F. F Bruce, The Acts of the Apostles, hlm 10-14).

          Karena Lukas menggunakan Markus sebagai salah satu nara sumbernya, Injil tersebut ditulis setelah penyusunan Injil Mrk. MARKUS, INJIL. Tapi tidak ada alasan untuk menduga bahwa Lukas menulis Injilnya dengan selang waktu yg lama setelah Markus. Lukas mempunyai hubungan yg sangat dekat dengan Markus (bnd Kol 4:10,14; Filem 1:24, dan perhatikan juga pengetahuan Lukas yg sangat akrab mengenai Markus dlm Kis 12:25; 13:13; 15:37-41, dan catatlah terutama kata-kata Paulus dlm 2Tim 4:11-13). Jadi besar sekali kemungkinannya bahwa ia dapat membaca Injil Mrk segera sesudah Markus menulisnya. Bahkan mungkin saja Markus memberinya kesempatan untuk membaca karyanya sementara ia sedang sibuk menyelesaikan Injilnya itu.

          III. Sumber

          Lukas menyatakan dalam pendahuluannya (2Tim 1:1-4) bahwa ia melakukan penelitian intensif mengenai sejarah Injil, agar ia mampu menulis laporan yg dapat dipercaya. Kesempatan-kesempatan yg bagus diperolehnya hingga ia dapat mengenal fakta yg benar; hal ini telah kita catat di atas. Pendahuluan yg ditulisnya menerangkan dengan jelas, bahwa ia tidak hanya menghubungi orang yg mengenal dari tangan pertama tentang kebenaran Injil, tapi ia juga dapat membaca tulisan-tulisan yg berisi informasi-informasi yg handal dari saksi-saksi mata yg dapat dipercaya (bnd Luk 1:2). Kita dapat menerima sebagai kenyataan yg pasti, bahwa salah satu dokumen tertulis itu adalah Injil Mrk. Tapi usaha-usaha untuk membuktikan bahwa Lukas dan Matius menggunakan dokumen ‘Q’ nampaknya gagal (INJIL-INJIL; MATIUS, INJIL). Sekarang ini tidak seorang pun mengetahui dokumen-dokumen tertulis lainnya kecuali Injil Mrk yg digunakan oleh Lukas sebagai sumber. Juga tidak seorang pun tahu secara pasti apa hubungan antara Lukas dan Matius. Dari pendahuluannya (Luk 1:1-4) kita tahu bahwa Lukas memanfaatkan sebaik-baiknya dan dengan sangat berhati-hati banyak sumber tertulis dan lisan yg berisi informasi mengenai sejarah Injil yg dapat diperolehnya.

          Jika kita menilai isi Injilnya, Lukas nampaknya memiliki sumber-sumber informasi yg intim dan langsung. Ini semua meliputi bukan hanya orangtua dari Yohanes Pembaptis, tapi juga peristiwa-peristiwa yg menyertai kelahiran Juruselamat yg adikodrati sifatnya, yg hanya diketahui oleh orang-orang yg punya hubungan amat dekat. Dari Kis 21:18 jelas bahwa Lukas bertemu secara pribadi dengan Yakobus saudara Yesus; dan pasti dalam jangka waktu lama tatkala ia tinggal di Palestina (bnd Kis 21:17-27:1) ia mempunyai kontak-kontak pribadi langsung dengan banyak saksi mata dari banyak fakta yg ia gambarkan dalam Injilnya. Tatkala Lukas menyertai Paulus, ada banyak orang yg pernah melihat dan mendengar Yesus, beberapa di antaranya adalah murid-muridNya yg paling akrab (bnd 1Kor 15:6). Sebab itu ia mampu menelusuri secara tepat jalannya semua peristiwa mengenai Yesus, hingga ia dapat menulis suatu Injil yg memungkinkan orang Kristen mengetahui dengan pasti kenyataan-kenyataan yg menjadi dasar iman mereka (bnd 1Kor 1:3-4).

          IV. Tempat dan keadaan pada waktu penulisan

          Lukas mungkin sekali telah mulai mengumpulkan dan mencatat kenyataan-kenyataan mengenai Tuhan Yesus dan ajaranNya, segera setelah ia mulai menyertai Paulus dalam perjalanan-perjalanan pemberitaan Injil. Kemudian tatkala Paulus ditahan di Palestina, dan Lukas mempunyai kontak dengan banyak saksi mata dan saksi telinga dari pekerjaan Yesus (bnd Kis 21:33-27:1), mungkin ia telah melakukan banyak pekerjaan persiapan (band Luk 1:1-4) untuk menulis Injil Luk dan Kis. Ketika menyertai Paulus di Roma, ia mempunyai banyak kesempatan untuk meneruskan pekerjaannya. Wajar jika Paulus mendorong Lukas, memberi pertolongan dan nasihat kepadanya (bnd 2Tim 4:11-13). Hubungan antara Lukas dengan Paulus demikian akrabnya sehingga orang Kristen generasi pertama secara kurang tepat menyebut Injil Luk sebagai Injil Paulus (bnd Tertullianus, Contra Marcion, 4, 5, dan khususnya Irenaeus, Adv. Haer. 3,1,1-2).

          Di mana Lukas menyelesaikan penulisan Injilnya kita tidak tahu secara pasti. Tapi Injil tersebut segera dipakai secara luas, dan sejak zaman paling awal tradisi Kristen secara bulat menghormati Lukas sebagai penulisnya. Mungkin sekali (melalui bantuan orang-orang seperti Teofilus, bnd Luk 1:3 dan Kis 1:1) salinan-salinan Injil itu segera dibagi-bagikan di beberapa wilayah.

          Pertimbangan yg terakhir inilah mungkin menjadi alasan mengapa tradisi mula-mula tidak sepaham mengenai tempat di mana Injil ini pada mulanya ‘diterbitkan’.

          V. Ketepatan historis

          Karena Lukas berpendidikan (bnd gaya tulisannya yg klasik dlm pendahuluannya) dan mempunyai minat ilmiah (bnd Kis 1:3,4), dan karena kesempatan-kesempatan istimewa untuk mengumpulkan informasi dan tangan pertama, kita dapat mengharapkan bahwa tulisan Lukas tepat secara historis dan dapat dipercaya. Dari Luk 1:3,4 jelas bahwa ia sadar sedalam-dalamnya mengenai kebutuhan yg amat mendesak bagi orang-orang percaya agar iman mereka dibangun di atas landasan yg kokoh. Ia menyadari bahwa iman agamawi tidak dapat dibangun atas dasar dongeng-dongeng, legenda-legenda dan kebenaran-kebenaran yg setengah-setengah. Sebab itu bekerja keras (bnd Luk 1:3) untuk menemukan fakta dan menulis laporan secara menyeluruh, tepat dan teratur. Dalam abad yg lalu kebenaran historis dan Injil itu dipertanyakan oleh banyak orang, tapi sekarang ini ahli-ahli pada umumnya menerima bahwa ketepatan historis dari penulis itu telah dibuktikan secara mencolok (bnd J. N Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, hlm 39 dst dan F. F Bruce, The Acts of the Apostles, hlm 15-18).

          VI. Tema pokok

          Lukas tidak bermaksud menulis sejarah atau biografi. Sebagai pendamping setia dari seorang utusan Injil yg besar, yaitu Paulus, iman agamawinya baginya merupakan persoalan hidup atau mati. Sesuai dengan itu Injilnya tidak dimaksudkan sebagai karangan yg bersifat buku pedoman historis, dan sama sekali bukan hasil spekulasi-spekulasi falsafi atau basil penelitian yg kering. Lukas percaya Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia dan Anak Allah. Dengan kesalehan, kesungguhan dan ketepatan ia memastikan kesahihan semua fakta esensial mengenai sejarah Injil; dari sejumlah besar informasi yg dapat dipercaya yg telah dikumpulkannya, ia memilih apa yg paling menolongnya untuk mengemukakan kabar baik mengenai Penebusnya dengan cara sedemikian, bahwa setiap orang percaya dapat mengetahui kepastian mengenai hal-hal yg ia telah diajar (bnd Luk 1:4).

          Dari permulaan sampai akhir Lukas memusatkan perhatian kepada Yesus, yg datang untuk ‘mencari dan menyelamatkan yg hilang’ (Luk 19:10). Injilnya adalah proklamasi dari Yesus Kristus sebagai Anak Allah, yg mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menyelamatkan orang berdosa. Penyataan diri Yesus sebagai Juruselamat dan Anak Allah Yg Mahakuasa merupakan tema pokok Injil itu. Sudah sejak ps pertama, Lukas mengingat kenyataan bahwa malaikat, yg memberitakan mengenai kelahiran Juruselamat pada waktu yg akan datang, memerintahkan agar Maria menyebut nama-Nya Yesus (yaitu Juruselamat) dan menambahkan ‘la akan menjadi besar, dan akan dipanggil Anak Allah Yg Mahatinggi’ (Luk 1:31,32). Dan pada ps berikutnya ia menulis bahwa ketika kelahiran Yesus diumumkan kepada para gembala, malaikat menyebut-Nya ‘Juruselamat … yg adalah Kristus Tuhan’ (Luk 2:11). Bahkan di mana Lukas menceritakan sejarah Yohanes Pembaptis, ia sebenarnya sedang sibuk memberitahukan Yesus sebagai Penebus dan Tuhan. Pekerjaan Yohanes adalah merupakan persiapan (bnd Luk 1:17; 3:16) bagi kedatangan-Nya, yg oleh suara Tuhan dari sorga, diumumkan sebagai Anak Allah yg kekasih yg kepadaNya Tuhan berkenan (Luk 3:22). Setelah ps 4 dan selanjutnya, Lukas menunjukkan bagaimana Yesus menyatakan diriNya sendiri makin lama makin jelas sebagai Anak Allah dalam anti khusus dan mutlak, dan sebagai Dia yg memanggil dan menyelamatkan orang yg hilang (bnd Luk 4:18-21,43; 5:8-10,31,32; 7:47-50; 8:28; 9:1,18-20; 21:27,33; 22:69,70; 23:43,46; 24:5,6,15,36-38,45-53).

          VII. Ciri khusus

          Injil Luk dapat dibedakan dari Injil-injil yg lain dalam hal-hal berikut ini.

          a. Ia khusus menekankan kenyataan bahwa Yesus adalah Juruselamat ilahi dalam anti universal. Yesus menawarkan pengampunan dan penebusan secara bebas kepada semua orang — tak tergantung pada ras, seks atau jasa. Keselamatan ditawarkan kepada orang Samaria (Luk 9:52-56; 10:30-37; 17:11-19) dan non-Yahudi (Luk 2:32; 3:6,8; 4:25-27; 7:9; 10:1; 24:47) maupun kepada orang Yahudi (Luk 1:33; 2:10 dsb); kepada wanita maupun pria (banyak contoh dlm Injil Luk); kepada mereka yg tersisih, pemungut cukai dan orang berdosa (Luk 3:12; 5:27-32; 7:37-50; 19:2-10; 23:43) tapi juga kepada orang terhormat (Luk 7:36; 11:37; 14:1); kepada orang miskin (Luk 1:53; 2:7; 6:20; 7:22) maupun kepada orang kaya (Luk 19:2; 23:50).

          b. Lukas menekankan kenyataan bahwa Yesus adalah Juruselamat yg mempunyai kuasa ilahi untuk menyembuhkan baik nyawa maupun tubuh. Keselamatan-Nya adalah keselamatan meliputi segala sesuatu, untuk saat ini dan selama-lamanya.

          c. Lukas menggambarkan lebih banyak — dibandingkan penulis-penulis Injil yg lain — betapa sering Yesus pergi menyendiri untuk berdoa.

          d. Lukas menunjukkan dengan lebih jelas, dan lebih memberikan rincian mengenai pekerjaan yg bersifat menebus dan menolong yg dilakukan Yesus di kalangan wanita. Lukas menekankan simpati yg dengannya Yesus bertindak demi wanita (dlm pertentangan dgn sikap tidak simpatik bahkan kasar yg ditunjukkan terhadap kaum wanita oleh banyak orang Yahudi maupun non-Yahudi pada zaman itu).

          e. Lukas memberi tempat yg penting bagi perumpamaan-perumpamaan Yesus, yg di dalamnya kasih Allah yg menebus dijelaskan (bnd Luk 15:1-32).

          f. Tidak ada Injil lainnya yg menguraikan sejarah Yesus yg sedemikian lengkap. Ia mengatakan dalam pendahuluannya, bahwa ‘setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya’, ia memutuskan untuk menulis Injil itu secara teratur. Suatu pengamatan yg cermat mengungkapkan bobot penulisan sejarah Injil itu, ditulis dalam bentuk yg teratur rapi dan menyeluruh. Diawali dengan sejarah orangtua Yohanes Pembaptis, pendahulu dari Juruselamat. Lukas menggambarkan hubungan yg erat antara zaman PL dan PB. Ia kemudian memberikan rincian mengenai kelahiran Yohanes dan kelahiran Yesus, dan rincian-rincian yg pokok mengenai masa kanak-kanak dan pertumbuhan menjadi dewasa dari Dia yg adalah Manusia sejati dan Allah sejati (bnd Luk 2:40,42,52).

          Setelah menggambarkan pekerjaan Yohanes yg merupakan persiapan dalam Luk 3:1-20, ia menggambarkan baptisan Yesus, lalu memberikan silsilah Yesus (menelusurinya kembali melalui Adam kepada Allah, Luk 3:38). Ini lalu diikuti dalam Luk 4:1-13 dengan gambaran bagaimana Yesus dalam keadaan yg paling sulit, menangkal semua godaan Setan. Dari Luk 4:14 seterusnya ia menunjukkan bagaimana Yesus melalui sabda dan perbuatan makin menyatakan Diri sebagai Anak Allah dan Juruselamat yg mahakuasa. Setelah menceritakan penderitaan, kematian dan kebangkitanNya, Lukas mengakhiri Injilnya dengan menggambarkan bagaimana Yesus pertama kali membuka pikiran murid-murid-Nya untuk mengerti Alkitab (Luk 24:44-47), dan kemudian setelah Ia memberi jaminan kepada murid-Nya bahwa Ia akan mengirimkan apa yg dijanjikan BapakNya kepada mereka, Ia lalu memerintahkan mereka untuk menunggu sampai mereka diliputi oleh kuasa dari atas (Luk 24:49). Akhirnya ia menceritakan bagaimana Penebus yg menang itu kembali kepada Bapak, sementara memberkati murid-muridNya (Luk 24:50,51), yg kini mengenal Dia sebagai Juruselamat yg mahakuasa, dan mereka menyembah-Nya sebagai Tuhan. Jadi Injil itu berakhir dengan kegembiraan yg ajaib dan kemenangan, dan dalam suasana menyembah Allah yg sungguh-sungguh dan bulat, yg di dalam Kristus telah melakukan penebusan yg sempurna.

          VIII. Gaya sastra dan bahasa

          Pada umumnya orang menerima bahwa Lukas adalah penulis PB yg paling memperhatikan syarat-syarat sastra. Pendahuluan Injilnya menunjukkan bahwa ia mampu menulis dalam bh Yunani tanpa cacat, murni dan memenuhi kaidah sastra. Tapi gayanya demikian berubah-ubah hingga ia meloncat ke gaya Ibrani manakala ia sedang menceritakan bagaimana sejarah yg diwarnai oleh suasana Ibrani (bnd Luk 1:5; 2:39). Pengenalannya akan terjemahan PL dalam bh Yunani LXX secara pasti menolong dia untuk menyesuaikan gayanya kepada sifat dari isi Injil itu.

 

          Lukas adalah ‘pelukis dengan kalimat yg sungguh-sungguh piawai, dan lukisannya mengenai manusia dan keadaan telah menawan pikiran dan imajinasi banyak seniman sejak 2000 thn lalu. Ada daya tarik alamiah, kesederhanaan dan kemurnian dalam gayanya, dan seluruh Injilnya ditandai oleh semangat yg sungguh-sungguh dan penuh penyembahan.

          IX. Isi khas Injil Lukas

          Sebagai hasil dari penelitiannya yg seksama (bnd Luk 1:1-4) dan kesempatan istimewa yg ia peroleh dalam pengumpulan informasi yg ia butuhkan, Lukas menyimpan banyak kata, terutama beberapa perumpamaan Yesus yg penting, yg seandainya tidak dihimpun oleh Lukas pasti hilang. Ada beberapa cerita tentang Yesus yg paling indah dan penting hanya dijumpai dalam Injil Luk. Yg paling penting adalah yg berikut ini:

          Janji kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk 1:5-25); pemberitaan tentang kelahiran Yesus (Luk 1:26-38); kunjungan malaikat kepada Maria (Luk 1:39-56); kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk 1:57-80); kelahiran Yesus dan cerita tentang gembala-gembala (Luk 2:1-20); Yesus disunat dan diserahkan di Bait Allah, Simeon dan Hana (Luk 2:21-40); kunjungan Yesus ke Yerusalem dan Bait Allah ketika berumur 12 thn (Luk 2:41-52); jawaban Yohanes Pembaptis terhadap mereka yg datang meminta baptisan (Luk 3:10-14); Yohanes dipenjarakan (Luk 3:19-20); uraian panjang lebar mengenai khotbah Yesus di Nazaret dan penolakan terhadap-Nya (Luk 4:16-30); penangkapan ikan ‘secara ajaib (Luk 5:1-11); ucapan-ucapan celaka (Luk 6:24-26); anak janda di Nain (Luk 7:11-17); wanita yg diselamatkan Yesus (Luk 7:36-50); para wanita yg melayani Yesus (Luk 8:1-3); desa-desa Samaria yg menolak Yesus (Luk 9:51-56); perumpamaan orang Samaria yg baik hati (Luk 10:30-); Marta dan Maria (Luk 10:38-42); kawan di tengah malam (Luk 11:5-8); ucapan bahagia bagi yg taat kepada firman Allah (Luk 11:27-28); perumpamaan tentang orang kaya yg bodoh ( Luk 12:13-21); banyak atau sedikit pukulan (Luk 12:47-48); panggilan untuk bertobat (Luk 13:1-9); penyembuhan wanita yg lain (Luk 13:10-17); keberangkatan dari Galilea (Luk 13:31-33); penyembuhan penderita busung air (Luk 14:1-6); ajaran agar rendah hati (Luk 14:7-14); perumpamaan anak yg hilang (Luk 15:11-32): perumpamaan tentang bendahara yg tidak jujur (Luk 16:1-13); kemunafikan orang Farisi (Luk 16:14-15); perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31); tugas hamba (Luk 17:7-10); penyembuhan 10 orang penderita kusta (Luk 17:11-19); ihwal Kerajaan Allah (Luk 17:20-21); perumpamaan tentang hakim yg tidak benar (Luk 18:1-8); perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai (Luk 18:9-14); Zakheus (Luk 19:1-10); dua pedang (Luk 22:35-38); Yesus di depan Herodes (Luk 23:6-16); Yesus dengan wanita-wanita yg menangisi-Nya (Luk 23:27-31); penyamun yg bertobat dan Juruselamat yg tersalib (Luk 23:40-43); para wanita dari Galilea dan pemakaman Yesus (Luk 23:55-56); orang-orang dari Emaus dan Tuhan yg bangkit di Yerusalem (Luk 24:36-49); kenaikan ke sorga (Luk 24:50-53).

          X. Injil dan Kis

          Dari pendahuluan Injil Luk dan pengantar Kis, maupun dari isi kedua Kitab itu, jelas bahwa Lukas menulis keduanya dalam kaitan yg amat dekat. Bahkan dapat dianggap bahwa Injil Luk dan Kis sebagai satu buku yg disusun dalam 2 jilid. Dan cara Lukas memberikan ringkasan yg amat pendek mengenai sejarah kenaikan Yesus pada ps terakhir Injilnya, dan kemudian dalam Kis ia memberikan uraian tambahan yg lebih rinci, menjadi petunjuk bahwa ketika menulis Injil Luk ia telah mempunyai rencana untuk menulis Kis.

          Mungkin pada saat itu ia telah menyiapkan bagian terbesar bahan penulisannya untuk Kis. Dengan mengatakan dalam Kis 1:1,2 bahwa ‘dalam bukuku yg pertama aku menulis tentang segala sesuatu yg dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat’, Lukas menjelaskan bahwa ada hubungan yg amat dekat antara sejarah yg direkam dalam Injilnya dan sejarah yg merekam bagaimana Tuhan yg bangkit itu melanjutkan karya penebusan-Nya melalui rasul-rasul yg dipilih-Nya, yg Ia lengkapi dengan kuasa Roh Kudus. Jadi Injil Luk-Kis merupakan satu proklamasi besar mengenai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yg Mahakuasa — Anak Manusia dan Anak Allah. Tema sentral ini secara tak terpisahkan mengikat dua bagian karya tulis ini. KISAH PARA RASUL.

 KEPUSTAKAAN.

  • ·         Novral Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, 1950, hlm 15-50. Lihat juga C. K Bar ett, Luke the Historian in Recent Study, 1961;
  • ·         D. J Theron, Evidence of Tradition, 1957, dan bab-bab pendahuluan dari F. F Bruce, The Acts of the Apostles, 1951.
  • ·         Suatu daftar kepustakaan yg luas disebut dalam Commentary on the Gospel of Luke oleh J Norval Geldenhuys, 1950, hlm 47-50.
  • ·         Lihat juga bukubuku sbb: F. Godet, Commentary on the Gospel of Luke, 1879; A Plummer, Gospel according to St. Luke, ICC, 1922; A Schlatter, Das Evangelium des Lukas, 1931;
  • ·         Strack dan Billerbeck, Das Evangelium nach Lukas, jilid 2 dalam Kommentar zum Neuen Testament aus Talmud and Midrasch, 1924;
  • ·         Theodor Zahn, Das Evangelium das Lukas, 1913;
  • ·         G. B Caird, Saint Luke, 1963; H Conzelmann, The Theology of St., Luke, 1960;
  • ·         J. M Creed, The Gospel according to St. Luke, 1926;
  • ·         R. C Leaney, The Gospel according to Luke, 1958;
  • ·         N. B Stonehouse, The Witness of Luke to Christ, 1951.


No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...