Tuesday, August 28, 2018

Misi/Utusan injil


Misi/Utusan Injil


 UTUSAN

       (mal’akh, ‘pesuruh’; luts, ‘penerjemah’; tsir, pergi’). Orang-orang yg ditugasi ke bangsa-bangsa lain untuk tugas khusus, mis untuk mengucapkan selamat ( 1Raj 5:1; 2Sam 8:10), memohon sesuatu (Bil 20:14), membuat persekutuan ( Yos 9:4), atau sebagai protes terhadap suatu kesalahan (Hak 11:12).

       Biasanya utusan berkedudukan tinggi. Utusan menjadi lebih umum sesudah Israel mengembangkan hubungan dengan Siria, Babel, dan negeri-negeri lain. Mereka tidak mewakili pribadi rajanya, juga biasanya tidak diberi hak untuk berunding (tapi lih  2Raj 18:17-19:8). Namun mereka diperlakukan dengan hormat, dan pelanggaran dalam hal ini yg satu-satunya yg dicatat dalam Alkitab mengakibatkan pembalasan yg hebat ( 2Sam 10:2-5). Kata Yunani presbeuo, ‘untuk menjadi orang yg tua’ terdapat dalam PB ( 2Kor 5:20;  Ef 6:20*), berkenaan dengan wakil Kristus.
 
Allah menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya. Sebagai orang yang sudah mengenal Yesus seharusnya mengikuti teladan-Nya dan meniru tingkah laku-Nya. Pada inkarnasi Kristus, Allah hadir sebagai manusia sedemikian rupa sehingga manusia dapat mengerti dan berhubungan dengan-Nya dan  sebagaimana yang dikatakan Petrus, “meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya,” (I Petrus 2:21). Semua orang yang percaya Yesus harus turut mengambil bagian dalam pelayanan untuk memberikan serta mengikuti teladan Para Rasul. Allah telah menciptakan manusia untuk dilahirkan dan tumbuh dewasa dengan didampingi oleh manusia lainnya dalam keluarga. Selama masa hidup Kristus di bumi, nyata terlihat teladan yang luar biasa dalam hal kerendahan hati-Nya waktu, Ia berinkarnasi menjadi manusia dan mengambil rupa seorang hamba. Diharapkan agar setiap orang percaya, baik jemaat maupun hamba-hamba Tuhan dapat mengikuti teladan Kristus dalam hal ketaatan dan kerendahan hati-Nya dan menyadari misi Tuhan bagi dunia ini.
Pengertian Penginjilan secara umum, penginjilan adalah memberitakan Kabar Baik tentang Kristus. Penginjilan bukan hanya sekedar metode teapi, penginjilan adalah kabar baik. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nya. Penginjilan adalah berita tentang pengampunan dosa dari Allah. Penginjilan adalah berita yang menuntut suatu tanggapan menerima Injil itu dengan iman, lalu menjadi murid Yesus. Istilah "penginjilan" mencakup segala usaha untuk memberitakan Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Tujuannya ialah supaya orang-orang mengerti bahwa Allah menawarkan keselamatan dan supaya mereka menerima keselamatan itu dengan iman, lalu hidup sebagai murid Yesus. Menginjili ialah memberitakan Kabar Baik bahwa Yesus Kristus mati bagi dosa-dosa umat manusia, dan Ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati, menurut Kitab Suci.[1]
Dengan demikian penginjilan merupakan tugas dan tanggung jawab semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

CELAKA
       TBI menerjemahkan kata seru Yunani ouai dengan ‘celaka’, berarti ‘wahai’. Bila Yesus berkata ‘Celakalah kamu’, Dia bukanlah menyatakan penghukuman terakhir, melainkan menyesalkan keadaan celaka di hadapan Allah dari mereka yg disapa-Nya. Keadaan celaka demikian meliputi kenyataan bahwa mereka hidup dalam sorga palsu, tanpa menyadari malapetaka yg menantikan mereka. Keadaan mereka, yg hatinya terpusat pada materi, dibutakan oleh kekayaan terhadap kebutuhan-kebutuhan rohani mereka. Keadaan mereka yg berpuas diri, mereka yg tidak mempunyai penyesalan diri dan tidak mempedulikan orang lain, dan keadaan mereka yg di mana-mana tersohor, itulah yg dinyatakan celaka oleh Yesus ( Luk 6:24-26). Halnya sama dengan keadaan celakanya orang-orang Farisi dan ahli Kitab (Luk, ‘ahli-ahli Taurat’), yg menurut Yesus terletak pada unsur kemunafikan mereka, ketiadaan keseimbangan hukum, kesukaan pamer dan kepuasan akan diri sendiri yg merusak citra agama mereka   ( Mat 23:13-33; Luk 11:42-52).
       Ketika Yesus menujukan ‘Celakalah engkau’ kepada kota-kota Khorazim dan Betsaida, Dia menambahkan nubuat tentang malapetaka yg menantikan mereka ( Mat 11:21), sebab mereka dalam keadaan celaka karena menolak Injil. Paulus mengatakan bahwa celakalah ia kalau tidak memberitakan Injil ( 1Kor 9:16). Si pelihat dalam Why menggunakan kata ouai sebagai kata seru dalam nyanyian ratapan atas Babel yg hancur ( Wahy 18:10-16), dan sebagai kata benda untuk melukiskan tiga ‘kecelakaan’, suatu istilah yg luas cakupan artinya, meliputi berbagai bala dan bencana yg akan mendahului penghakiman terakhir ( Wahy 9:12; 11:14).[2]
Kis 1: 8  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Ada dua hal penting dalam Kis 1:8:
Pertama, Menerima Kuasa Roh Kudus, Kedua, Menjadi Saksi, oleh sebab itu kita sebagai umat kepunyaanNya yang sudah menerima keselamatan kita harus mejaga, memelihara hidup dengan takut dan gentar serta membagikan kepada orang lain yang belum memiliki kepastian keselamatan. Memulai dari diri sendiri, Keluarga, masyarakat, dan bangsa.
1Kor 9:16  Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
Memberitakan Injil,
  • Tidak memegahkan diri,
  • Tidak sombong dan mencari pujian orang lain
  • Tidak mencari keuntungan diri sendiri.
  • Tetapi Keharusan dan tanggung jawab memberitakan Injil
Kalau tidak Memberitakan Injil?
  • Celaka, mendapat bahaya,
  • Keadaan celaka demikian meliputi kenyataan bahwa mereka hidup dalam sorga palsu,
  • tanpa menyadari malapetaka yg menantikan mereka. Keadaan mereka, yg hatinya terpusat pada materi,
  • dibutakan oleh kekayaan terhadap kebutuhan-kebutuhan rohani mereka. Keadaan mereka yg berpuas diri,
  • Tidak sungguh-sungguh mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi yang berkuasa dan berdaulat atas hidupnya.
  • Mengabaikan Tugas /mandat/tanggung jawab (Kis 1:8).
Keselamatan ialah anugerah Allah yang diberikan kepada umat manusia supaya manusia mengalami keselamatan dan hidup didalam terang kasihNya., dan menjadi penyebar kasih Allah yang kekal kepada dunia. Sikap dalam memberitakan Injil:
Ø  Meningikan Nama Yesus , dalam segala kehidupan kita: Berdoa, Belajar Alkitab/Firman Allah, Bersaksi, Yoh 12: 32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, lewat sikap dan perbuatan: Galatia 5:22-26; 6:1-6
  1. 22  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
  2. 23  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
  3. 24  Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
  4. 25  Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
  5. 26  dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
  6. Pasal 6:1 ¶  Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
  7. 2  Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
  8. 3  Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
  9. 4  Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
  10. 5  Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
  11. 6  Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.
Ø  Salibnya/Injilnya diberitakan Mat 28:19-20/Mark 3:14/Mark 16:20 “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”
Ø  Pasti Dia menarik semua orang datang kepadaNya “Yoh 12: 32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."

       KEPUSTAKAAN.
  • Buku “Yesaya Penlobang, Teladan Kehidupan Rasul Paulus dalam Penginjilan Bagi Umat Kristen, Penerbi: Andi Offset hlm 2-3
  • N Hillyer, NIDNTT 3, hlm 1051-1054.



[1] Buku “Yesaya Penlobang, Teladan Kehidupan Rasul Paulus dalam Penginjilan Bagi Umat Kristen, Penerbi: Andi Offset hlm 2-3
[2]N Hillyer, NIDNTT 3, hlm 1051-1054.

No comments:

Post a Comment

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...