Thursday, January 4, 2024

𝐇𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤

𝐇𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐁𝐢𝐣𝐚𝐤 (𝐀𝐦𝐬𝐚𝐥 𝟏𝟕:𝟏𝟑-𝟐𝟖) 

Pengajaran dari pengamsal kali ini masih membahas seputar perilaku manusia dalam kehidupannya. Bila kita perhatikan, ada dua hal besar yang dibahas oleh pengamsal pada bagian ini, yaitu tentang kebebalan dan ketidakbijakan dalam hidup. Tentang kebebalan, pengamsal menyoroti orangtua yang berduka karena mendapat anak yang bebal (21 dan 25) dan kebodohan yang dilakukan oleh orang yang bebal semasa hidupnya (16, 18, 24). Ya, kebebalan seseorang akan mengiringnya pada tindakan kebodohan dan membawa duka bagi orang-orang di sekitarnya. Karena kebebalan, kebodohan dan kesalahan yang dilakukan dianggapnya sebagai sesuatu yang benar. Karena kebebalannya, perbuatan bodohnya telah mendukakan orang-orang yang dekat dengannya.


Tentang ketidakbijakan, pengamsal menyoroti mengenai perbuatan yang tidak bijak (13, 15, 23, 26) dan perkataan yang tidak bijak (14, 19, 20). Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar, menerima suap, serta membalas kebaikan dengan kejahatan digambarkan pengamsal sebagai perbuatan yang tidak bijak. Sedangkan pertengkaran, perbantahan, dan bersilat lidah akan membuat seseorang jatuh ke dalam kehancuran.

Kontras dengan kebebalan dan ketidakbijakan yang membawa seseorang menuju duka dan kehancuran, pengamsal menyoroti bagian lain dari kehidupan manusia yang dapat membawa sukacita dan kebijaksanaan. Apa yang menyukakan dalam hidup? Keberadaan sahabat yang penuh kasih (17) dan hati yang gembira (22). Lalu apa yang disebut bijak dalam hidup? Ketika kita tahu kapan perlu menahan diri dan menahan perkataan (27, 28). Karena itu, jalanilah hidup dengan sukacita dan bijaksana di dalam Tuhan. Perhatikanlah bagaimana kita hidup di dunia ini, agar tidak terjerumus pada kebebalan dan ketidakbijakan. [MFS]

No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...