Friday, October 28, 2022

DIBALIK SEBUAH PENDERITAAN

DIBALIK SEBUAH PENDERITAAN

Sepanjang sejarah dunia, Kristen selalu mengalami penindasan yang semakin berat dan jahat. Ada tekanan yang datang dari para tetangga maupun pemerintahan setempat. Ada penganiayaan terjadi dalam lingkup lokal maupun nasional. Bagaimana Kristen seharusnya menyikapi keadaan ini? Kristen harus menyikapi penderitaan dan penganiayaan yang dialaminya dari 2 sudut pandang. Pertama, Kristen harus memandang kesulitan dan penderitaan sebagai sebuah disiplin. Allah tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya. Walaupun Allah tidak memberikan alasan mengapa harus mengalami sebuah penderitaan tertentu, namun Allah menjelaskan secara rinci dan hati-hati tentang apa yang Ia lakukan. Yaitu Allah memperlakukan Kristen seperti seorang ayah yang bijaksana memperlakukan anak-anak-Nya. Allah mendisiplin Kristen demi kebaikannya dan supaya beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Perspektif ini membuat penderitaan yang Kristen alami terasa jauh lebih ringan. Kristen tidak perlu lagi bertanya-tanya apa yang sudah ia lakukan sehingga Allah menghukumnya. 

Kristen dapat bertahan dan melewati penderitaannya dan keluar sebagai pemenang, karena ia yakin bahwa penderitaannya juga merupakan bentuk ekspresi kasih Allah. Kedua, jika kita meragukan apakah mungkin Allah tega membiarkan anak-anak yang dikasihi-Nya menderita, lihatlah Yesus. Ia telah menderita terlebih dahulu. Yang memimpin dan membawa iman kita kepada kesempurnaan, Yesus Kristus, telah mengalami sebuah penderitaan yang maha dahsyat, walaupun Dia adalah Anak Tunggal Allah. 

Renungkan: 

Keyakinan bahwa Allah tetap mengasihi Anda dan mempunyai tujuan yang baik di balik penderitaan itu, merupakan sumber kekuatan untuk terus bertahan di dalam penderitaan. Hanya jangan pernah berharap keuntungan secara ekonomi jika Anda harus kehilangan sebuah pekerjaan. Jangan pernah berharap keuntungan secara kesehatan jika Anda menderita penyakit yang berat. Namun berharaplah keuntungan rohani dari penderitaan yang dialami. Jika kita berserah kepada Allah, Dia akan bekerja di dalam hidup kita dan melalui penderitaan ini kita akan bertumbuh di dalam kekudusan. Bahkan kita akan menuai kebenaran dan damai sejahtera yang sudah disediakan bagi anak-anak-Nya yang sedang mengalami penderitaan.

SUMBER: Renungan Senin, 8 Mei 2000

Tuesday, October 25, 2022

Providensia (Pemeliharaan) Allah

A. Jangan Mengatur Tuhan:

Para ilah dalam kepercayaan kafir dianggap cepat berubah. Balak mengira jika ia mengajak Bileam ke tempat lain (13), mungkin pikiran Tuhan akan berubah dan mau mengutuki Israel. Balak juga sengaja memilih tempat yang paling ujung dari umat Israel (13). Balak mungkin berharap bahwa dengan melihat jumlah yang jauh lebih kecil, Bileam tidak akan terpengaruh oleh jumlah Israel yang banyak, sehingga kembali merubah kutuk menjadi berkat. 

Seperti sebelumnya, Bileam pergi menjumpai Tuhan. Sangat menarik bahwa ketika ia datang menjumpai Balak, untuk pertama kalinya Balak bertanya, "Apakah yang difirmankan Tuhan?" (17). Tampaknya Balak akhirnya sadar bahwa sesungguhnya Bileam hanya dapat menyatakan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya. Ucapan Bileam memaparkan karakter Tuhan: Tuhan bukanlah manusia. Ia tidak berubah pikiran dan selalu menggenapi firman-Nya. Ia juga berkuasa atas segala sesuatu, tidak seorang pun yang dapat mempengaruhi Dia untuk mengutuk orang yang telah Dia pilih untuk diberkati (19-21). Tuhan juga mengajar Balak tentang umat-Nya, Israel. Tuhan menyertai mereka dan memberkati mereka. Ia melindungi mereka dari pengaruh jahat dan akan menjadikan mereka pemenang (22-24). Maka sekali lagi Balak memarahi Bileam. Ia ingin agar Bileam tidak memberkati Israel meski pun ia tidak dapat mengutuki mereka. Namun, Bileam bersikeras bahwa ia hanya dapat mengucapkan apa yang difirmankan Tuhan (25-26). 

Balak, yang tidak mengenal Allah Israel, mengira bahwa Allah bisa disuap dengan tujuh mezbah persembahan sehingga Ia mengubah rencana dan kehendak-Nya atas umat-Nya, Israel. Orang yang menyebut diri Kristen pun masih banyak yang seperti Balak. Misalnya, dengan perhitungan fengsui mengira bahwa segala bentuk kesialan dapat dihambat dan segala keberuntungan dapat dialirkan. Kiranya kita menyelidiki diri supaya jangan ada lagi sikap yang ingin mengatur Tuhan agar sesuai dengan kemauan kita.

B. Pemeliharaan Allah:

Kutuk jadi berkat. Semakin dikutuk, berkat semakin besar. Usaha Bileam mengutuk Israel berubah menjadi berkat Allah. Inilah providensia Allah atas Israel. Tidak satu bahaya pun menimpa umat Tuhan, jika Tuhan tidak mengizinkan (20, 23). Bila umat Tuhan berada di dalam pemeliharaan Allah, mengapa harus takut terhadap persekongkolan pihak lain yang akan mengancam keselamatannya? Ancaman dan kebencian yang ditujukan bagi orang beriman justru akan menyatakan keistimewaan iman kita. 

Mengutuk umat Allah berarti melawan Allah. Walaupun cara yang dipakai Balak luar biasa yaitu mendirikan mezbah dan memberikan persembahan kepada Yahweh - bukan ilah lain -; namun usaha tersebut tak diperkenankan Allah, karena tujuannya adalah mengutuki Israel, umat pilihan Allah. Barangsiapa merekakan kejahatan bagi Israel, akan berhadapan langsung dengan Allah. 

Allah yang hadir, Allah yang melindungi. Di samping providensia Allah, ada kebenaran lain yang indah yaitu bahwa umat Allah dilindungi oleh kehadiran-Nya, dan dipelihara oleh pimpinan penyertaan-Nya di dalam hidup mereka. Sungguh nyata berkat Allah. 

Renungkan: Kutukan dapat menjadi berkat Allah bagi umat-Nya yang mau hidup dalam pemeliharaan-Nya.

C. Berdaulat atas Umat:

Suap-menyuap rupanya bukan penyakit masa kini saja. Untuk menghadapi Israel, Balak mengupayakan strategi yang berbeda. Ia menyuap Bileam dengan imbalan besar agar mau mengutuki Israel. Namun ada pihak yang tidak diperhitungkan sebelumnya oleh Balak, yaitu Allah Israel! Strategi suap seperti yang dia lakukan terhadap Bileam, juga dia lakukan terhadap Allah Israel. Dengan memberikan persembahan-persembahan (23:1-2, 14, 30) Balak ingin menyuap Allah Israel agar berpihak pada dirinya dan membiarkan Bileam mengutuki Israel.

Dalam kerangka berpikir seorang politeis, Balak mengajak Bileam berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Karena menyangka bahwa Allah yang ada di Kiryat-Huzot (22:41) lebih berpihak kepada Israel, Balak membawa Bileam ke gunung Pisga (23:14) dan kemudian ke gunung Peor (23:28), dengan harapan bahwa Allah yang ada di gunung-gunung itu bisa berpihak kepada dirinya. Namun, apa yang terjadi? Bileam malah menekankan tentang ketidakmungkinan mengutuki bangsa yang diberkati Allah (23:8). Balak mungkin terbiasa menyuap allah-allahnya, tetapi Allah Israel bukanlah allah yang bisa dimanipulasi dengan berbagai persembahan yang istimewa. Ia adalah Allah yang menepati janji-Nya (23:19). Jika Ia telah berjanji untuk memberkati Israel maka Ia akan menepatinya. Dan jika Allah telah memerintahkan Bileam untuk memberkati bangsa Israel maka Bileam sendiri tidak dapat membatalkannya (23:20). Upaya menghancurkan Israel berarti upaya melawan Allahnya (23:22-23). Upaya yang akan berakhir dengan kesia-siaan.

Betapa besar kedaulatan Allah atas umat-Nya. Karena Ia berdaulat, tak seorang pun dapat menentang Dia atau meniadakan rancangan dan janji-janji-Nya bagi umat-Nya. Maka respons kita, sebagai umat yang mengimani kedaulatan-Nya, adalah tunduk di bawah kaki-Nya. Jangan menjadi tuan yang mengatur dan menyuruh-nyuruh Dia. Jangan juga menyuap dan memanipulasi Dia untuk melakukan apa yang kita inginkan. Hormati Dia dan tunduklah dengan ketaatan.

Sumber: 

Renungan, Bilangan 23:4-30, Rabu, 10 November 1999

Renungan, Bilangan 22:36-23:30, Selasa, 24 Juli 2007

Renungan, Bilangan 23:13-30, Senin 4 Mei 2015




Thursday, October 20, 2022

NARSISME/NARSISTIK

NARSISME

Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan akhirnya tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.[1]

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir,[2] bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain.[3] Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia.[4]


Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. Kelainan kepribadian atau bisa disebut juga penyimpangan kepribadian merupakan istilah umum untuk jenis penyakit mental seseorang, di mana pada kondisi tersebut cara berpikir, cara memahami situasi dan kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi normal. Kondisi itu membuat seseorang memiliki sifat yang menyebabkannya merasa dan berperilaku dengan cara-cara yang menyedihkan, membatasi kemampuannya untuk dapat berperan dalam suatu hubungan. Seseorang yang narsis biasanya terlihat memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, tetapi apabila narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya sebagai yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa menghargai orang lain.[5]

Selain itu, seseorang dengan sifat narsis yang berlebihan memiliki kecenderungan untuk meninggikan dirinya di hadapan orang lain, menjaga harga dirinya dengan merendahkan orang lain saat orang lain memiliki kemampuan atau hal yang lebih baik darinya, bahkan tidak segan untuk mengasingkan orang lain untuk memperoleh kemenangan.[6]

Beberapa teori yang berlaku saat ini menyatakan bahwa penyebab narsisme dipengaruhi beberapa hal seperti faktor biologis dan genetik, faktor sosial, dan faktor psikologis seseorang[7]

Apa yang dimaksud dengan narsisme?

Narsistik adalah kondisi gangguan kepribadian di mana seseorang akan menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi. Pengidap gangguan ini hampir selalu merasa dirinya lebih baik dibandingkan dengan orang lain.

Apa itu narsisme dan contohnya?

Narsisme sebenarnya mencakup hal yang luas, tidak hanya soal suka berfoto dengan gaya macam-macam, tapi merupakan sebuah cara berpikir. Beberapa contoh dari orang narsis adalah: Merasa dirinya lebih unggul dari orang lain. Ingin selalu dianggap lebih tinggi walaupun tidak ada prestasi.

Apakah orang narsis Bisa Sembuh?

Biasanya, orang yang mengalami gangguan narsisistik dapat sembuh dengan cara dirinya akan menyadari ada yang salah bila berulang kali mengalami kegagalan dalam relasi, termasuk hubungan dengan keluarga dan percintaan.

Apa penyebab gangguan narsistik?

Faktor genetik, yaitu riwayat narsistik dalam keluarga. Faktor lingkungan, yaitu pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan, menuntut, atau tidak memedulikan anak; atau pengalaman masa kecil, seperti penyiksaan atau trauma. Faktor neurobiologi, yaitu hubungan antara otak dengan pola pikir dan perilaku.

Bagaimana cara menghadapi orang narsis?

Ada beberapa trik yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi orang dengan gangguan narsistik, antara lain:

  1. ·       Lihat Siapa Mereka Sebenarnya.
  2. ·        Berhenti Fokus pada Mereka.
  3. ·        Bicaralah untuk Membela Diri.
  4. ·        Tetapkan Batasan yang Jelas.

Apakah narsistik bisa berubah?

Walau penyebab pasti gangguan kepribadian narsistik belum diketahui, orang yang narsis masih punya kesempatan untuk mengubah sifatnya. Hal ini diungkapkan Elinor Greenberg, psikolog berlisensi dan penulis "Borderline, Narcissistic, and Schizoid Adaptations: The Pursuit of Love, Admiration, and Safety".

Bagaimana cara menghindari sikap narsistik?

Pengidap gangguan kepribadian narsistik biasanya punya rasa empati yang rendah terhadap orang lain.

  • ·        Agar Anak Tidak Menjadi Narsistik
  • ·        Hindari Memuji Anak Berlebihan. ...
  • ·        Jangan Terlalu Sering Memberi Kritik Negatif. ...
  • ·        Hindari Sikap Over Protektif. ...
  • ·        Jangan Jadi Orangtua yang Narsis. ...
  • ·        Ajarkan Empati.


1.Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Sifat narsis dalam jumlah yang cukup masih dapat ditolerir, tetapi apabila berlebihan dimana obsesi diri sendiri  menguasai maka ini merupakan penyimpangan kepribadian atau merupakan penyakit mental dan bersifat patologis.

2.Narsisme pada dasarnya adalah sebuah bentuk dari hedonisme, dimana manusia mencari kepuasan yang tidak ada habisnya bagi diriya sendiri. Secara etis hedonisme adalah pandangan yang mengatakan bahwa kenikmatan pribadi merupakan nilai hidup tertinggi dan tujuan utama serta terakhir hidup mannusia.

3.Manusia adalah ciptaan yang Allah yang sempurna dimana mereka diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Kej.1:27).Kejatuhan manusia dalam dosa berimplikasi penyimpangan citra diri.. Fokus hidup manusia beralih dari Allah, berpindah pada diri sendiri. Bahaya terbesar dari mengasihi diri sendiri adalah karena hal ini merupakan penyembahan kepada diri sendiri.

4.Gambar Allah di dalam diri manusia yang menyimpang karena kejatuhan harus diperbaharui di dalam Yesus untuk menjadi ciptaan baru dimana pusat hidup manusia dikembalikan kepada Tuhan Allah.( II Kor.5:17)  Dalam perjalanan selanjutnya sebagai manusia baru, mereka harus terus berperang dengan kecenderungan cinta diri sendiri yang ingin terus jadi pusat, untuk dikalahkan dengan mencintai Allah sebagai yang nomer satu , utama  dan Allah menjadi pusat. Bertolak dari sana baru kita dapat mencintai diri sebagaimana Allah mencintai kita.

5.Pada masa kini, kita mengenal suatu istilah social climbing.(2) Istilah ini mengacu kepada orang-orang yang melakukan segala upaya untuk naik ke status sosial yang lebih tinggi dari posisi mereka yang sebenarnya. Dampak dari hal ini selalu negatif karena pada dasarnya orang-orang akan membohongi dirinya sendiri dan memaksakan sesuatu yang mereka tidak dapat tanggung. Ini semua terjadi karena antara lain pengaruh foto foto narsis yang di updload di media sosial dengan segala pamer diri sendiri yang berlebihan dan bagi yang lemah mental mereka mau ikut ikutan gaya hidup seperti yang mereka lihat di foto foto media sosial tersebut padahal  kemampuan mereka terbatas. Itu dipaksaakan dilakukan demi menaikkan citra dirinya dihadapan orang lain karena cinta diri yang berlebihan.

6.Rasul Paulus dalam I Korintus 10: 23 mengatakan bahwa walaupun segala sesuatu diperbolehkan, namun tidak segala sesuatu berguna dan membangun. Alkitab tidak pernah melarang kita untuk selfie dan meng-upload foto di facebook dan medsos lainnya , namun kita perlu melihat antara kegunaan dan dampak negatifnya. Pada kenyataannya, pameran kekayaan dan kenikmatan yang bersifat duniawi itu tidak pernah menghasilkan dampak yang baik. Mengingat itu biarlah ketika kita mengupload foto kemedsos biarlah dengan tujuan agar Tuhan Allah makin dipermuliakan dan bukan untuk pemuasan rasa narsis kita.

Sumber:

(1) Narsisme

https://rotihidup.org/narsisme/

(2) Pandangan Etika Kristen Terhadap Sosial Media

https://belajarbersamayesayapenlobang.blogspot.com/2018/03/pandangan-etika-kristen-terhadap.html

(3) Social Climbing :

https://www.kompasiana.com/eriksuhendra/5d1fa282097f3618786cf9c5/5-ciri-sikap-social-climbing-yang-harus-kamu-ketahui?page=all

(4) Narsistik

https://www.google.com/search?q=narsisme&oq=NARSISME&aqs=chrome.0.0i512l7j69i60.2049j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

(5) Ann M. King, Sheri L. Johnson, Gerald C. Davison, John M. Neale . 2010 . Abnormal Psychology, 11th Edition . John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-470-43314-

(6) Freud, Sigmund. 1914. On Narcissism: An Introduction.



[1]Ann M. King, Sheri L. Johnson, Gerald C. Davison, John M. Neale . 2010 . Abnormal Psychology, 11th Edition . John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-470-43314-

[2] Freud, Sigmund. 1914. On Narcissism: An Introduction.

[3] Morrison, Andrew. 1997. Shame: The Underside of Narcissism. The Analytic Press. ISBN 0-88163-280-5

[4] "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-31. Diakses tanggal 2009-12-28.

[5] "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-17. Diakses tanggal 2010-04-19.

[6] Ann M. King, Sheri L. Johnson, Gerald C. Davison, John M. Neale . 2010 . Abnormal Psychology, 11th Edition . John Wiley & Sons, Inc. ISBN 978-0-470-43314-

[7] http://psychcentral.com/disorders/narcissistic-personality-disorder-symptoms/

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. 1 Yohanes 2:15.

Kita perlu mengawasi hidup kita terhadap cinta akan kekayaan dan kepentingan duniawi. Semua cinta akan harta benda duniawi bukanlah dosa. Keindahan kekayaan hanyalah satu tetes dari kasih-Nya dan kekayaan menyatakan tanda kebaikan-Nya. Semua itu mengobarkan kasih kita kepada-Nya bagaikan tanda kasih seorang sahabat karib. Mengasihi harta benda merupakan kewajiban, bukan dosa. Semua berkat duniawi merupakan sarana untuk menopang fisik kita, dan memelihara kehidupan dan kesehatan kita, sebagaimana kita melayani Allah di dunia karena utang kita dalam perjalanan menuju sorga. Kita mengasihi materi sebagai alat bantu jarak jauh bagi keselamatan kita. Kekayaaan juga dapat memampukan kita melegakan kebutuhan saudara seiman kita, dengan demikian kita boleh menyukai dan bersyukur atas semua materi.

Keberdosaan dalam mencintai kekayaan adalah apabila kekayaan dicintai, diingini, dan dikejar demi memuaskan kedagingan lebih dari kasih kepada Allah, atau apabila kekayaan dipakai untuk meninggikan kecongkakan kita demi membuat kita bersinar di antara manusia dan demi hidup dalam kemewahan tingkat tinggi. Ini adalah dosa besar karena hal ini telah dipertimbangkan dengan matang dan bukan hanya hasrat yang tiba-tiba muncul. Ini menjadi berhala karena mengasihi sesuatu dengan kasih yang harusnya ditujukan hanya kepada Allah. Ini mempertunjukkan penghinaan terhadap sorga karena lebih memilih dunia dari kemuliaan sorgawi. Ini menyesatkan arah hidup manusia ke sasaran yang salah. 

Tidak ada obat bagi pemikiran duniawi, selain mengalihkan pemikiran kepada perkara yang jauh lebih bernilai. Jika seorang manusia mendapat penglihatan tentang sorga dan neraka, ia akan kurang mempedulikan dunia dibandingkan sebelumnya. Seandainya ia dapat mendengar pujian penuh sukacita para orang kudus atau rintihan orang-orang terkutuk satu jam saja, ia akan berupaya keras untuk meraih tujuan yang lebih mulia daripada mengeruk setumpuk kekayaan.

Pandanglah ke sorga, wahai manusia, di sanalah rumah dan harapan Anda. Oh, manusia fana buta yang lebih suka tinggal di dunia seperti cacing! Anda adalah jiwa yang abadi, diciptakan bagi Allah sendiri, untuk mengagumi, mengasihi, melayani, dan menikmati Dia. Oh, mohonlah kepada Allah akan terang dan pemikiran sorgawi untuk senantiasa memandang ke sorga, maka dengan tersipu-sipu keduniawian akan memudar.

Sumber: Richard Baxter (1615-1691), A Christian Directory, 1:214-218.

Thursday, October 6, 2022

Pesimis? Pasti tidak! (Mazmur 11:1-7)


Pesimis? Pasti tidak! (Mazmur 11:1-7)
Orang yang dekat dengan kita dapat menjadi sumber inspirasi dan kekuatan. Dorongan dan keyakinan mereka dapat membangkitkan semangat kita. Namun kadang-kadang mereka juga bisa melemahkan kita. Kepesimisan dan pertimbangan mereka bisa membuat kita ragu, apakah kita harus maju atau menyerah.

Tampaknya pemazmur menghadapi sahabat-sahabat yang melemahkan daya juangnya. Mereka seolah berkata, "Lihat musuh terlalu kuat. Tidak mungkin kamu sanggup menghadapi mereka. Lebih baik menghindar daripada dihancurkan" (1-3). Apa jawaban pemazmur saat teman-temannya berkomentar negatif seperti itu? Pemazmur menguatkan hati dan berkata "Pada Tuhan aku berlindung." Pemazmur percaya bahwa Tuhan akan bertindak membela dirinya.

Di takhta-Nya yang tinggi, Tuhan melihat semua kejadian di muka bumi ini. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Dia bertindak adil. Dua kali kata "menguji" (5, 6) dipakai untuk menunjukkan bahwa Tuhan secara serius menilai manusia. Kata "menguji" ini biasa dipakai untuk menunjukkan proses pemurnian logam oleh api. Berarti Tuhan tidak sembarangan menuduh orang bersalah. Dia melihat sampai ke kedalaman hati. Mulut manusia bisa menipu, tetapi hatinya telanjang di hadapan mata Allah yang tajam. Maka orang yang jahat pasti akan dihukum berat, sebaliknya mereka yang tulus akan diselamatkan!

Kesimpulanya:
Kalau melihat ke sekeliling, nasihat teman-teman pemazmur yang pesimis itu sepertinya benar. Apa mungkin kita bertahan di tengah ketidakadilan dan amoralitas yang ada di sekeliling kita. Namun seperti pemazmur, kita bisa menguatkan hati dan tetap percaya Tuhan. Dia adalah Tuhan yang berkuasa dan adil. Dengan kuasa-Nya, Dia dapat menghancurkan rencana orang-orang jahat. Pada saat yang tepat dan oleh keadilan-Nya, Dia akan memelihara kita yang hidup bersandar penuh kepada-Nya.

Sumber: (Renungan Minggu, 20 Maret 2011)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...