Thursday, November 16, 2017

HATI Oleh Yesaya Penlobang



HATI 
Oleh  
Yesaya Penlobang 

       1. Harfiah Ibrani kaved, dari akar kata yg berarti ‘berat’. Dalam perkembangannya menjadi berarti ‘dihormati’, dan dengan demikian merupakan organ yg berat. Dan antara 14 acuan ada 11 terkait dengan perundang-undangan korban persembahan. Tidak disebut secara khusus apakah hati sendiri yg dibakar di atas mezbah, tapi umbai hati (Ibrani yoteret) mungkin menunjuk pada lemak di atasnya, dan ginjal.
Yeh 21:21 menunjukkan bahwa hati dijadikan bahan ramalan masa depan, dan didasarkan atas tanda-tanda pada bagian dalam hati itu. Untuk maksud demikian telah ditemukan banyak hati buatan dari tanah liat. Praktik semacam itu dikenal di antara orang Romawi yg mungkin belajar dari orang Etruria, orang yg mendahului mereka di Italia. Luka di dalam hati kelihatannya dianggap fatal (Ams 7:23). Tapi ilmu faal alat tubuh Ibrani tentang organ-organ bagian dalam tidak begitu tepat (JANTUNG dan USUS).
       2. Orang Ibrani berpikir dan berbicara tentang keseluruhan manusia dengan segala sifatnya, jasmani, intelek dan jiwa sebagai satu kesatuan: mereka tidak menganalisisnya dalam komponen-komponen terpisah. Pusat perintah dari manusia adalah lev, atau levav. Istilah ini dipakai sebagai pusat segala sesuatu dalam Ul 4:11; Yun 2:3, dan Mat 12:40, di mana diterjemahkan ‘pusat’ dan ‘rahim’: harfiah berarti jantung’. Ini sesuai dengan gaya bh Indonesia, lev biasanya diterjemahkan hati. Lev inilah yg membentuk seseorang adalah manusia atau binatang (Ams 16:23; 23:7; Dan 4:16), dan lev juga yg memerintah semua tindakannya (Rut 4:13).

       H Wheeler Robinson menggolongkan berbagai pemikiran tentang pemakaian kata lev dan levav sebagai berikut:

       a. Badaniah atau yg bersifat perlambang (’ tengah-tengah’; 29 kali).
       b. Kepribadian, kehidupan batin, atau watak secara umum (257 kali, mis Kel 9:14; 1Sam 16:7; Kej 20:5).
       c. Keadaan emosional, dalam cakupan secara luas (166 kali); keadaan mabuk (1Sam 25:36); sukacita ataupun kesusahan (Hak 18:20;  1Sam 1:8); gelisah (1Sam 4:13); keberanian dan takut (Kej 42:28); kasih (2Sam 14:1).
       d. Kegiatan-kegiatan intelek (204 kali); perhatian (Kel 7:23); refleksi (Ul 7:17); ingatan (Ul 4:9); pengertian (TB 1Raj 3:9); keahlian teknik (Kel 28:3).
       e. Kemauan atau maksud (195 kali; 1Sam 2:35), dalam PL dengan arti ini merupakan pemakaian paling khas.
       Pemakaian istilah hati dalam PB sangat mirip dengan yg di atas dan Ryder Smith menulis sebagai berikut, ‘Hati tersebut sama sekali tidak menghilangkan penunjukan fisiknya, karena dibuat dari daging (2Kor 3:3), tapi hati adalah tempat berpikir (Mr 2:6,8) dan tempat perasaan’ (Luk 24:32).
       (Dlm acuan-acuan berikut kata ‘hati’ tidak senantiasa nampak, karena bh Indonesia memakai cara lain untuk mengacu kata Ibrani lev, yg terdapat dlm acuan tsb).
       Hukum yg terbesar, menurut Ryder Smith, mungkin berarti, ‘Kasihilah (agapan) Tuhan Allah-mu dengan segenap hatimu — yaitu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu’ (mis Mr 12:30,33).
       Namun demikian, hati manusia tidak selalu melakukannya. Hati manusia jauh dari yg semestinya (Kej 6:5; Yer 17:9). PL mencapai kemuncaknya dengan berkata bahwa perubahan hati dibutuhkan (Yer 24:7; #/TB Yeh 11:19) dan tentu hal ini digenapi dalam PB (Ef 3:17).
       Ada beberapa orang yg luar biasa, yaitu orang-orang yg hatinya benar di hadapan Allah (1Raj 15:14; Mazm 37:30,31; Kis 13:22); meskipun sudah jelas dari apa yg kita ketahui tentang Daud, yg ditunjukkan ay terakhir ini (Kis 13:22) bahwa ia tidaklah benar secara mutlak; penyesalan dan pertobatan tetap dibutuhkan (bnd 2 Raj 23:25, mengenai raja Yosia).
       Sikap yg benar dari hati mulai pada hati yg patah dan remuk (Mazm 51:15). Artinya, kerendahan hati dan penyesalan searti dengan jiwa yg patah’ (ruakh). Kepatahan ini dibutuhkan, karena apabila hati keras maka hati yg demikian tidak mau tunduk pada kehendak Tuhan (Yeh 11:19). Istilah lain adalah hati yg ber’lemak’ atau ‘tidak bersunat’ yg gagal menanggapi kehendak Allah (Yes 6:10; Yeh 44:7).
       Tuhan mengetahui hati setiap orang dan tidak bisa ditipu oleh penampilan luar (1Sam 16:7). Justru doa yg benar seharusnya memohon kepada Allah untuk menyelidiki dan mengenal hati (Mazm 139:23) serta menjadikannya bersih (Mazm 51:8). Hati yg baru haruslah menjadi tujuan dari setiap orang durhaka (Yeh 18:31), sehingga hukum Allah tidak lagi sesuatu yg ada di luar melainkan ‘ditulis di dalam hati’ (Yer 31:33).
       Demikianlah hati sebagai sumber segala keinginan harus dijaga (Ams 4:23). Setiap guru haruslah bertujuan menghantarkan hati murid-muridnya pada jalan kebenaran (Ams 23:26).
       Orang yg suci hatinya akan melihat Allah (Mat 5:8). Karena dengan iman Kristus tinggal dalam hati, maka orang Kristen dapat memahami kasih Allah (Ef 3:17).


       Sumber: Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
  1. KEPUSTAKAAN. A. R Johnson, The Vitality of the Individual in the Thought of Ancient Israel, 1949, him 77 dst;
  2. C Ryder Smith, The Bible Doctrine of Man, 1951; H Wheeler Robinson, The Christian Doctrine of Man, 1911;
  3.  F Baumgartel, J Behm, TDNT 3, hlm 605-613;
  4. H Koster, TDNT 7, hlm 548-559;
  5. T Sorg, NIDNTT 2, hlm 180-184;
  6. H. H Esser NIDNTT 2, hlm 599 dst. BOB/MBD/JMP.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Yesaya Penlobang,  Jumad, 17-11-2017

No comments:

Post a Comment

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...