HATI
Oleh
Yesaya Penlobang
1. Harfiah
Ibrani kaved, dari akar kata yg berarti ‘berat’. Dalam perkembangannya menjadi
berarti ‘dihormati’, dan dengan demikian merupakan organ yg berat. Dan antara
14 acuan ada 11 terkait dengan perundang-undangan korban persembahan. Tidak
disebut secara khusus apakah hati sendiri yg dibakar di atas mezbah, tapi umbai
hati (Ibrani yoteret) mungkin menunjuk pada lemak di atasnya, dan ginjal.
Yeh 21:21 menunjukkan bahwa hati dijadikan bahan ramalan
masa depan, dan didasarkan atas tanda-tanda pada bagian dalam hati itu. Untuk
maksud demikian telah ditemukan banyak hati buatan dari tanah liat. Praktik
semacam itu dikenal di antara orang Romawi yg mungkin belajar dari orang
Etruria, orang yg mendahului mereka di Italia. Luka di dalam hati kelihatannya
dianggap fatal (Ams 7:23). Tapi ilmu faal alat tubuh Ibrani tentang
organ-organ bagian dalam tidak begitu tepat (JANTUNG dan USUS).
2. Orang Ibrani
berpikir dan berbicara tentang keseluruhan manusia dengan segala sifatnya, jasmani,
intelek dan jiwa sebagai satu kesatuan: mereka tidak menganalisisnya dalam
komponen-komponen terpisah. Pusat perintah dari manusia adalah lev, atau levav.
Istilah ini dipakai sebagai pusat segala sesuatu dalam Ul 4:11; Yun 2:3, dan Mat
12:40, di mana diterjemahkan ‘pusat’ dan ‘rahim’: harfiah berarti jantung’. Ini
sesuai dengan gaya bh Indonesia, lev biasanya diterjemahkan hati. Lev inilah yg
membentuk seseorang adalah manusia atau binatang (Ams 16:23; 23:7; Dan 4:16), dan
lev juga yg memerintah semua tindakannya (Rut 4:13).
H Wheeler Robinson
menggolongkan berbagai pemikiran tentang pemakaian kata lev dan levav sebagai
berikut:
a. Badaniah
atau yg bersifat perlambang (’ tengah-tengah’; 29 kali).
b. Kepribadian,
kehidupan batin, atau watak secara umum (257 kali, mis Kel 9:14; 1Sam 16:7; Kej
20:5).
c. Keadaan
emosional, dalam cakupan secara luas (166 kali); keadaan mabuk (1Sam 25:36); sukacita ataupun kesusahan (Hak 18:20; 1Sam 1:8); gelisah (1Sam 4:13); keberanian
dan takut (Kej 42:28); kasih (2Sam 14:1).
d.
Kegiatan-kegiatan intelek (204 kali); perhatian (Kel 7:23); refleksi (Ul 7:17);
ingatan (Ul 4:9); pengertian (TB 1Raj 3:9); keahlian teknik (Kel 28:3).
e. Kemauan atau
maksud (195 kali; 1Sam 2:35), dalam PL dengan arti ini merupakan pemakaian
paling khas.
Pemakaian
istilah hati dalam PB sangat mirip dengan yg di atas dan Ryder Smith menulis
sebagai berikut, ‘Hati tersebut sama sekali tidak menghilangkan penunjukan
fisiknya, karena dibuat dari daging (2Kor 3:3), tapi hati adalah tempat
berpikir (Mr 2:6,8) dan tempat perasaan’ (Luk 24:32).
(Dlm
acuan-acuan berikut kata ‘hati’ tidak senantiasa nampak, karena bh Indonesia
memakai cara lain untuk mengacu kata Ibrani lev, yg terdapat dlm acuan tsb).
Hukum yg
terbesar, menurut Ryder Smith, mungkin berarti, ‘Kasihilah (agapan) Tuhan
Allah-mu dengan segenap hatimu — yaitu dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu’ (mis Mr 12:30,33).
Namun demikian,
hati manusia tidak selalu melakukannya. Hati manusia jauh dari yg semestinya (Kej
6:5; Yer 17:9). PL mencapai kemuncaknya dengan berkata bahwa perubahan hati
dibutuhkan (Yer 24:7; #/TB Yeh 11:19) dan tentu hal ini digenapi dalam PB (Ef
3:17).
Ada beberapa
orang yg luar biasa, yaitu orang-orang yg hatinya benar di hadapan Allah (1Raj
15:14; Mazm 37:30,31; Kis 13:22); meskipun sudah jelas dari apa yg kita ketahui
tentang Daud, yg ditunjukkan ay terakhir ini (Kis 13:22) bahwa ia tidaklah
benar secara mutlak; penyesalan dan pertobatan tetap dibutuhkan (bnd 2 Raj
23:25, mengenai raja Yosia).
Sikap yg benar
dari hati mulai pada hati yg patah dan remuk (Mazm 51:15). Artinya, kerendahan
hati dan penyesalan searti dengan jiwa yg patah’ (ruakh). Kepatahan ini
dibutuhkan, karena apabila hati keras maka hati yg demikian tidak mau tunduk
pada kehendak Tuhan (Yeh 11:19). Istilah lain adalah hati yg ber’lemak’ atau
‘tidak bersunat’ yg gagal menanggapi kehendak Allah (Yes 6:10; Yeh 44:7).
Tuhan
mengetahui hati setiap orang dan tidak bisa ditipu oleh penampilan luar (1Sam
16:7). Justru doa yg benar seharusnya memohon kepada Allah untuk menyelidiki
dan mengenal hati (Mazm 139:23) serta menjadikannya bersih (Mazm 51:8). Hati yg
baru haruslah menjadi tujuan dari setiap orang durhaka (Yeh 18:31), sehingga
hukum Allah tidak lagi sesuatu yg ada di luar melainkan ‘ditulis di dalam hati’
(Yer 31:33).
Demikianlah
hati sebagai sumber segala keinginan harus dijaga (Ams 4:23). Setiap guru
haruslah bertujuan menghantarkan hati murid-muridnya pada jalan kebenaran (Ams
23:26).
Orang yg suci hatinya
akan melihat Allah (Mat 5:8). Karena dengan iman Kristus tinggal dalam hati,
maka orang Kristen dapat memahami kasih Allah (Ef 3:17).
Sumber: Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
- KEPUSTAKAAN. A. R Johnson, The Vitality of the Individual in the Thought of Ancient Israel, 1949, him 77 dst;
- C Ryder Smith, The Bible Doctrine of Man, 1951; H Wheeler Robinson, The Christian Doctrine of Man, 1911;
- F Baumgartel, J Behm, TDNT 3, hlm 605-613;
- H Koster, TDNT 7, hlm 548-559;
- T Sorg, NIDNTT 2, hlm 180-184;
- H. H Esser NIDNTT 2, hlm 599 dst. BOB/MBD/JMP. Yesaya Penlobang, Jumad, 17-11-2017
No comments:
Post a Comment