Monday, May 27, 2024

Terpujilah TUHAN

Terpujilah TUHAN (2 Samuel 22:1-30)

Mazmur ucapan syukur Daud kepada Allah ini intinya disimpulkan dalam ayat 22:3, 32, 47 [2x]) dan kata "selamat/meyelamatkan/keselamatan" (3 [2x], 4, 28, 36, 42, 47), merupakan kata kunci yang berulang kali muncul dalam keseluruhan mazmur ini.

Kata "musuhku" di ayat 4 lebih tepat diterjemahkan musuh-musuhku. Pernyataan umum tentang penyelamatan Tuhan dalam ayat 4 ini dijabarkan dalam ayat 5-20. Kita dapat melihat betapa Allah menyelamatkan pemazmur dengan menunjukkan murka dan kedahsyatan-Nya.

Apa alasan Tuhan menyelamatkan Daud? Karena "Ia berkenan kepadaku" (20) dan "Tuhan memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku" (21). Selain itu, ia hidup dengan mengikuti jalan dan hukum Tuhan (22-23) serta berlaku tidak bercela di hadapan Tuhan (24). Pada dasarnya Daud mengklaim bahwa ia mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan, karena ia telah dengan setia menjalankan ketetapan Tuhan dan menjauhi kesalahan. Namun di balik itu, Daud dapat melakukan kebenaran karena Allah yang menjadi pelitanya dan menyinari dia dalam kegelapan (29).

Pengakuan ini bukan menandakan bahwa Daud tidak pernah berdosa. Ia telah melakukan perzinaan dan pembunuhan yang mengerikan. Namun Daud tetap disebut sebagai orang benar karena ia telah menyesali dan bertobat atas dosa-dosanya. Daud mengerti bahwa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas dia adalah bukti bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Tuhan dan sedang menjalankan hidup yang benar. Karena Tuhan akan memberkati umat-Nya yang taat dan mengutuk umat-Nya yang tidak taat (Im. 26; Ul. 28).

Sebab itu marilah kita bertekun dan taat melaksanakan perintah Tuhan. Ingatlah bahwa Allah itu setia, maka kita pun harus setia. Peliharalah hidup benar sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan. sh

Hikmat dalam Bersikap

Hikmat dalam Bersikap (Amsal 27:1-14)

Nas hari ini memberikan kita nasihat bagaimana bersikap dalam keseharian. Pertama, kita jangan bersikap sombong berkenaan dengan hari esok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Begitu pula jangan menyombongkan diri tentang kehebatan sendiri, dan biarlah orang lain yang memuji (1-2).

Kemudian nas ini mengajarkan kita berhati-hati tentang perasaan kita, terutama perasaan negatif. Sakit hati manusia merupakan sesuatu yang terasa berat, terutama sakit hati yang ditimbulkan orang bodoh (3). Perasaan negatif lain yang sangat berat adalah perasaan cemburu, bahkan lebih parah dari panas hati dan murka (4). Amsal 14:30 berkata "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." Adalah baik kita menjaga jangan terus menimbun sakit hati dan cemburu, karena pada akhirnya hanya akan mencelakan diri sendiri.

Orang bijak tidak takut dengan teguran. Seharusnya ia mengharapkan orang lain dapat memberinya teguran atau kritikan, supaya ia dapat belajar menjadi lebih berhikmat (5-6). Karena itu, jangan mencari orang yang memuji dengan berlebihan. Tetapi, carilah teman yang memikirkan tentang kemajuanmu dan mau mengkritikmu. Di samping itu, madu yang manis akan diinjak oleh orang yang sudah kenyang. Namun segala yang pahit dirasakan manis oleh orang yang lapar (7). Dengan demikian, kita akan menerima secara berbeda sesuai keadaan kita. Lagi pula kita sering meremehkan hal yang baik, ketika kita terus diberkati dengan berlimpah. Sebaliknya, saat dalam keadaan susah, kita akan lebih menghargai sedikit yang diberikan kepada kita.

Selain itu, jangan sembarangan memberikan jaminan bagi orang asing, jika tidak ingin merasakan akibat buruknya (13). Kita perlu berhikmat dalam berbuat baik, supaya tidak mencelakakan diri sendiri. Demikian pula dengan memberi selamat. Jika tidak dilakukan dengan hikmat dapat menjadi sesuatu yang buruk. Untuk itu, kita perlu belajar mengatakan segala sesuatu dengan tepat dan pada waktu yang tepat (14). [IT]

Kunci Keberhasilan

Kunci Keberhasilan (Yosua 1:1-9)

Suksesi tidak selalu berjalan mulus. Terutama bila terjadi tiba-tiba dan tanpa kaderisasi. Ini akan mengakibatkan si pengganti kelabakan.

Bagaimana dengan Yosua yang tiba-tiba menggantikan Musa karena Musa meninggal dunia (1)? Kita tahu Musa adalah pemimpin besar. Tak heran bila Yosua merasa gentar menggantikan Musa memimpin bangsa Israel. Yosua memang telah menjadi asisten Musa sekitar empat puluh tahun, jadi pengalamannya sudah lebih dari cukup. Namun tugas baru itu tidak enteng. Musa dikenal sebagai sahabat Allah, siapakah yang dapat menyamai dia?

Lalu Tuhan berkata bahwa Israel akan mendapat daerah baru. Namun tanah itu berpenghuni, maka harus direbut melalui peperangan. Ini berat. Allah memahami keraguan Yosua, maka sampai tiga kali Ia berkata, ".....Kuatkan dan teguhkanlah hatimu....." (6-9). Dan tiap kali Allah mengatakan hal ini, Ia juga memberi alasan mengapa Yosua harus kuat yaitu karena kuasa Allah dan jaminan kemenangan-Nya.


Memang jika kita sadari bahwa tangan Allah yang kuat itu akan menolong kita, kita pasti dapat menghadapi apa saja. Karena itu bukan strategi perang yang dijabarkan Allah kepada Yosua untuk memperoleh tanah itu. Menurut Allah, kunci keberhasilan terletak pada ketaatan akan firman Allah. Apa pun tantangan yang kita hadapi, kita tahu bahwa kita punya kekuatan untuk mengatasi semua itu, dan kekuatan itu adalah Allah! Dengarlah apa yang Allah katakan kepada Yosua, "... bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu ..." Dengan kata lain, Allah berkata kepada Yosua bahwa cara terbaik untuk menghadapi tantangan hidup adalah dengan hidup sesuai firman Tuhan.

Kita tentu sering mendengar hal itu. Namun seringkali Alkitab bukanlah yang pertama kita cari saat memikirkan penyelesaian masalah kita. Malah kita sering menjadikan Alkitab sebagai alternatif terakhir bila masalah tak kunjung usai. Perintah Tuhan kepada Musa kiranya mengingatkan kita untuk menjadikan firman Tuhan sebagai pelita bagi langkah kita dan cahaya bagi jalan kita. (sh)

Hitam-Putih & Diluar atau didalam Kristus

Hitam-Putih & Diluar atau didalam Kristus (Efesus 4:17-24)

Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. 

Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). 


Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus. 

Renungkan: Anda yang telah menanggalkan citra kemanusiaan lama untuk selama-lamanya, haruslah juga menanggalkan semua perilaku lama yang penuh kecemaran. sh

Jauhi Berhala


Jauhi Berhala (Keluaran 34:1-17)

Menaati perintah Tuhan seharusnya merupakan manifestasi dari kehidupan orang percaya. Namun tidak mudah untuk melakukannya. Begitu banyak kendala atau hal yang sadar maupun tidak, bisa menjadi alasan untuk tidak menaatinya. Demikian pula dengan bangsa Israel yang telah melihat dan mengalami banyak mukjizat Tuhan dalam kehidupan mereka. Walau Tuhan menyebut mereka umat pilihan-Nya, tetapi Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk (3; Kel. 32:9) karena mereka tidak tunduk pada otoritas Tuhan. Mereka malah menyembah berhala.


Memang keberadaan bangsa Israel selama ratusan tahun di Mesir (Kel. 12:40) telah menambah wawasan mereka tentang kehidupan bangsa lain. Termasuk kehidupan kerohanian bangsa Mesir yang menyembah dewa-dewa dalam berbagai wujud. Hal itulah yang membuat mereka ingin menyaksikan Allah dalam wujud yang dapat mereka lihat. Padahal mereka sudah melihat ketidakberdayaan para dewa Mesir melawan Tuhan. Tindakan mereka merupakan kekejian di mata Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan (14). Maka tidak heran jika hal ini menjadi perintah pertama dari sepuluh hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa. Sebuah hukum yang sekali lagi Tuhan tegaskan untuk ditulis dalam loh batu yang baru. Sedemikian rupa Allah yang cemburu itu membenci para ilah sehingga memerintahkan bangsa Israel untuk menghancurkan setiap berhala yang mereka jumpai ketika menundukkan bangsa-bangsa lain. Allah juga melarang pernikahan campur dengan bangsa lain yang menyembah ilah.

Sebagai orang percaya yang hidup dimasa kini, kita tentu tidak pernah membuat allah tuangan (17 - 'patung untuk disembah'), tetapi ketika pekerjaan, kegiatan usaha, atau kegiatan lain menjauhkan kita dari relasi yang akrab dengan Tuhan, maka hal itu berarti berhala. Demikian juga jika uang atau hobi telah menghalangi pertumbuhan kerohanian kita, maka hal itu telah menjadi ilah. Marilah menjaga kemurnian hati untuk tetap berpusat kepada Tuhan lebih daripada apapun yang ditawarkan dunia! (sh)

Kesempitan jadi Kesempatan

Kesempitan jadi Kesempatan  (Mazmur 138:1-8)

Kesempitan dalam pengalaman hidup umat Tuhan dapat menjadi alat di tangan Allah untuk membuat umat lebih menyelami kebesaran kasih setia Allah (1-3), lebih paham tentang arah dunia (4-6) dan lebih yakin akan keamanan dirinya (7-8). 

Mazmur ucapan syukur ini mengisahkan pengalaman pemazmur ketika dalam kesempitan diselamatkan oleh Allah. Daud menaikkan doanya kepada Allah, dan ia beroleh daya juang baru (lih. 2Sam. 5:17-21). Doa ini dipanjatkan saat Israel masih dalam tahap awal kerajaan yang sangat lemah. Namun pemazmur menjadi yakin, sampai-sampai ia berani bersaksi dihadapan para penguasa dari bangsa yang lebih digdaya ("para allah" - ay. 1). Artinya pemazmur meninggikan kekuasaan Tuhan di hadapan "para hakim/penguasa" bangsa-bangsa yang lebih berkuasa dari Israel (band. ay. 4). 

Pemazmur memuji nama Allah karena kasih setia dan kesetiaan Allah kepada janji-Nya (2, 4). Pemazmur sangat sadar bahwa pertolongan yang Allah berikan kepadanya (7-8) semata-mata hanya karena keberadaan diri Allah. Selain itu juga karena Allah setia kepada janji-Nya. Pemazmur yang menyadari siapa dirinya, tentu saja sangat berterima kasih karena Allah yang "tinggi" bersedia melihat dan menolong dia yang "hina" (6). Suatu hal yang sangat luar biasa bahwa kemegahan Allah diimbangi dengan anugerah yang berlimpah. Tidak mengherankan pemazmur begitu bersemangat memproklamirkan nama dan kesetiaan Allah dan yakin bahwa nantinya semua raja di bumi akan bersyukur kepada Allah (4-5). 

Melalui mazmur ini, kita belajar bahwa orang percaya tidak perlu sempit hati pada waktu mengalami kesempitan hidup, demikian juga dengan Gereja Tuhan. Pujilah Allah, bersyukurlah atas kesetiaan-Nya, dan ingatlah bahwa segala kejadian berada di bawah sorotan kuasa dan pemerintahan-Nya; maka Tuhan akan mengubah kesempitan menjadi kesempatan menyelami kasih dan kuasa-Nya secara baru. (sh)

Thursday, May 23, 2024

Bertumbuh & Berdampak (Efesus 4:11-16)

SEMINAR: 𝗥𝗲𝘁𝗿𝗲𝗮𝘁 𝗣𝗲𝗿𝗸𝗮𝗿𝗶𝗮 & 𝗣𝗲𝗿𝗸𝗮𝘂𝗮𝗻 𝗚𝗞𝗜𝗜 𝗞𝗹𝘂𝗻𝗴𝗸𝘂𝗻𝗴
𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘔𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘪, 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘉𝘦𝘳𝘵𝘶𝘮𝘣𝘶𝘩. 𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘪 𝘎𝘦𝘳𝘦𝘫𝘢, 𝘎𝘦𝘳𝘦𝘫𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘶𝘮𝘣𝘶𝘩 & 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬.
📝(𝐏𝐝𝐭. 𝐌𝐚𝐧𝐮𝐞𝐥 𝐃. 𝐇𝐮𝐰𝐚𝐞, 𝐌.𝐓𝐡)
📍Sidemen, 23 Mei 2024)

BERTUMBUH & BERDAMPAK (EFESUS 4:11-16)

       1. Berbagai Karunia (Efesus 4:11)

  1. ·       Rasul-rasul
  2. ·       Nabi-nabi, baik
  3. ·       Pemberita-pemberita Injil
  4. ·       Gembala-gembala dan
  5. ·       Pengajar-pengajar,

    2.  Manfaat Karunia Efesus 4:12 (IND)  untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

  1. ·       Memperlengkapi Orang Percaya
  2. ·       Pekerjaan Pelayanan
  3. ·       Pembangunan Tubuh Kristus
  4. ·       Semua orang percaya mengambil bagian dalam Pelayanan.

3. Tujuan Karunia Efesus 4:13 (IND)  sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

  1. ·       Dewasa dalam Iman
  2. ·       Bertumbuh dalam Melayani
  3. ·       Pengajaran yang benar.

4. Komitmen Melayani Efesus 4:11, 15 (IND)  tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

  1. ·       Kebenaran
  2. ·       Kasih
  3. ·       Melayani bersama
  4. ·       Bertumbuh bersama.
  5. ·       "Kita berehenti melayani Tuhan, kita berhenti bertumbuh'

5. Semua angota Jemaat terlibat dalam Pekerjaan Pelayanan:

Kisah Para Rasul 2:17 (IND)  Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

Efesus 4:16 (IND)  Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,--yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

“Kita berehenti melayani, kita berhenti bertumbuh # kita berhenti melayani Gereja, gereja berhenti bertumbuh# MDH. 

"Saatnya menjadi Pemain bukan Penonton" Pdt Edy Mansyur  artinya: Saatnya semua terlibat dalam Pelayanan dan bukan menjadi Penonton dalam Pelayanan" (Menulis ringkasan "Yespen")


Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...