Suata Saat Menghadapi Pengadilan Kristus (2 Korintus 4:16-5:10)
Paulus memulai pasal 4 dengan menyatakan bahwa "Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati." Namun selanjutnya, ia memaparkan banyak penderitaan yang ia alami di dalam pelayanannya. Lalu bagaimana ia bisa berkata bahwa ia tidak tawar hati dalam penderitaan yang demikian?
Paulus telah menjelaskan bahwa penderitaannya ditujukan untuk pelayanan yang lebih efektif kepada jemaat Korintus. Karena itu, ia tidak tawar hati meski harus menderita karena secara rohani, ia diberkati dan diperbarui. Sebab kesusahan yang diderita untuk sementara waktu sesungguhnya mengerjakan kemuliaan yang lebih besar (4:17-18). Namun jangan mencari-cari kesusahan karena ingin mencapai kemuliaan.
Setelah mengkontraskan penderitaan yang sementara dengan kemuliaan yang kekal, serta apa yang kelihatan dan sementara dengan apa yang tidak kelihatan dan abadi, Paulus membandingkan tempat kediaman sekarang dan tempat kediaman surgawi (5:2). Paulus menyatakan bahwa sekarang ini kita tinggal di tempat yang bersifat sementara dan terbatas. Jika tempat ini rusak, kita tetap memilki pengharapan, yaitu sebuah tempat kediaman yang bukan dibangun dengan tangan manusia, yakni tempat kediaman surgawi.
Karena di dunia ini kita mengalami berbagai kesusahan dan pencobaan, Allah memberikan kepada kita Roh Kudus sebagai jaminan (5:5). Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan Paulus memberikan sebuah jaminan bahwa Allah berkarya di dalam dirinya, meski ia sedang dalam keadaan susah. Maka di dalam segala keadaan, Paulus selalu berusaha untuk hidup menyenangkan hati Allah. Terutama karena kesadaran bahwa suatu saat, semua orang akan menghadap takhta pengadilan Kristus untuk mempertanggungjawabkan segala sesuatunya.
Kita pun harus hidup dalam kesadaran ini. Maka, jangan putus asa saat mengalami kesusahan dan penderitaan. Ingatlah, bahwa Tuhan tidak akan melupakan apa yang kita kerjakan bagi Dia (Ibr. 6:10). (sh)
No comments:
Post a Comment