Menjadi gambar Allah adalah menjadi wakil Allah di dunia ini. Ini bukan semata-mata privilese melainkan juga tanggung jawab. Semakin besar hak diberikan, semakin berat pula kewajibannya. Menjadi gambar Allah bukan hanya memiliki sejumlah potensi Ilahi, tetapi bagaimana mewujudkan potensi itu bagi kemuliaan Allah.
Apa maksud Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya? Supaya manusia bisa mengelola dunia dan segala isinya ini untuk kemuliaan Allah. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan tugas manusia itu, "berkuasa", "taklukkanlah" adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam konteks kekuasaan seorang raja. Beberapa penafsir keberatan karena menurut mereka penafsiran seperti inilah yang menyebabkan manusia merajalela mengeksploitasi alam ini dengan segala kerakusannya dengan dalih atas nama Tuhan. Berapa banyak kerusakan alam dan lingkungan yang menyebabkan menurunnya kualitas hidup disebabkan ulah manusia?
Namun, kita melihat bahwa pengaturan Allah atas manusia di sini sama sekali tidak membuka peluang untuk eksploitasi atas alam ini. Pertama, manusia diaturkan bukan untuk menjadi raja dunia melainkan mewakili Raja, Sang Pemilik dunia. Tindakan manusia merusak alam milik Allah adalah tidak berkenan bahkan berdosa di hadapan-Nya. Kedua, kerusakan alam berarti pula berkurangnya kenyamanan hidup manusia. Artinya konsekuensi penyalahgunaan kekuasaan Ilahi akan dirasakan paling berat oleh manusia sendiri.
KESIMPULAN:
Dosa yang menyebabkan gambar Allah dalam diri manusia tidak berfungsi dengan benar. Manusia hidup bukan untuk kemuliaan Allah melainkan untuk kepentingan diri sendiri yang bersifat merusak dan menghancurkan. Hanya satu jalan untuk memperbaiki semua ini, yaitu dengan mengizinkan Allah memperbarui gambar-Nya di dalam diri kita oleh karya penyelamatan Yesus.
SUMBER: Renungan 1April2008
No comments:
Post a Comment