Sunday, June 16, 2024

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus yang meneladani Allah demi
kian juga umat-Nya. Paulus juga mendorong orang percaya untuk meneladani Kristus (ayat 2). Hidup dalam kasih merupakan bukti nyata meneladani Kristus. Secara khusus, anak-anak terang harus menjauhi perbuatan seksual. Seks adalah pemberian Tuhan dan hanya boleh dinikmati dalam konteks pernikahan. Sehingga setiap perbuatan seks di luar pernikahan harus dihindari. 

Tidak hanya perbuatan seks yang dibuang, juga perkataan vulgar dan kotor (ayat 4). Mengapa? Ada 4 alasan. 

1. Orang yang amoral dan vulgar akan dihukum. Segera bertobat untuk menerima pengampunan. 

2. Berkaitan dengan hakikat sebagai anak-anak terang (ayat 8-14). Anak-anak terang tidak pantas berlaku amoral dan vulgar (ayat 11). Menjauhi perbuatan jahat tidak berarti membuang orang yang melakukannya. Jika orang percaya menjauhi orang jahat, bagaimana ia bisa percaya pada Yesus dan diperbarui? Jika tidak ada yang mengasihi orang yang amoral dan vulgar, siapa yang akan menelanjangi perbuatan tersebut? Perbuatan dan orang yang berbuat adalah dua hal yang berbeda. Perbuatannya harus ditelanjangi agar orangnya bertobat dan datang pada Yesus untuk menerima pengampunan. 

3. Anak-anak terang memiliki hikmat untuk hidup sebagai anak-anak terang (ayat 15-17). Menjadi orang berhikmat berarti mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh hidup (ayat 17). Perbuatan amoral dan vulgar bukan kehendak Allah. 

4. Berhubungan dengan Roh Kudus (ayat 18-21). Anak-anak terang telah dipenuhi Roh. Ini berakibat lahirnya suatu persekutuan dimana pujian dominan. Dipenuhi Roh berarti dipenuhi ucapan syukur. 

Renungkan: Hakikat menentukan fungsi. Artinya, tentara hidup sebagai tentara, atlit hidup sebagai atlit, dan dokter hidup sebagai dokter. Terlihat aneh jika artis hidup sebagai tentara. Adalah tidak benar bila anak-anak terang hidup sebagai anak-anak gelap. (sh)

Pertolongan Datang dari Allah (Yesaya 35:1-10)

Pertolongan Datang dari Allah (Yesaya 35:1-10)

Kita harus mengakui bahwa tidak mudah menjadi umat Allah. Banyak yang mengira setelah beribadah kepada Allah, kehidupan akan lancar dan bebas hambatan. Sejatinya, Allah tidak pernah menjanjikan hal tersebut.

Selama masih berada di dunia, kita pasti akan mengalami persoalan hidup. Penyakit, pertengkaran, masalah keuangan, dan pergumulan lainnya yang bisa saja berkepanjangan. Semua itu bisa menenggelamkan kita, membuat kita terpuruk dan tidak berdaya.

Yesaya menggambarkan pertolongan dari Allah dengan sangat baik. Ketika pertolongan dan keselamatan yang dari Allah datang, maka kegirangan akan memenuhi sekalian tempat. Semuanya akan bersorak menyambut datang-Nya Allah Sang Penyelamat dan Penebus umat-Nya. Padang gurun dan padang kering tidak dapat menahan sukacitanya, padang belantara akan bersorak dan berbunga (1).

Saat pertolongan dari Allah datang, semua keadaan manusia akan berubah secara total. Orang yang tidak dapat melihat kebenaran akan dicelikkan dan orang yang sudah tidak pernah mendengar kebesaran Allah akan kembali mendengarnya (5). Orang lumpuh, yaitu yang tawar hati dan tidak lagi memiliki semangat akan melompat-lompat dan orang yang menderita akan bersorak. Pertolongan Allah seperti mata air yang memancar di padang gurun, memberikan kesejukan. Seperti jalan raya yang tak ada hambatan, memberikan kepastian dan kedamaian. Seperti sebuah kehidupan tanpa bahaya.

Pertolongan dari Allah begitu sempurna. Ia membawa kesegaran, mengajarkan tentang makna kehidupan agar kita mengenal keterbatasan diri di hadapan-Nya Yang Mahakuasa, tak terpikirkan, tak terselami, dan sering kali mengejutkan. Oleh karena itu, berhentilah dari keluh kesah walaupun sulit keadaan kita pada hari ini. Mari kita berdiam dalam keheningan dan mencoba merasakan kehadiran Allah. Mari kita memohon agar Allah datang sebagai penyelamat. Marilah kita menantikan Allah, dengan cara-Nya yang ajaib, menjadi penolong dan sumber keselamatan hidup kita. [SMR]

Pertobatan & kesembuhan (Yakobus 5:12-20)

Pertobatan & kesembuhan (Yakobus 5:12-20)

Topik 'pengendalian lidah' masih menggarisbawahi pesan yang Yakobus sampaikan kepada pembaca suratnya. Pertama, dalam peringatan agar orang Kristen tidak bersumpah. Kedua, dalam anjuran agar mereka yang jatuh sakit akibat dosa, saling mengakui dosa agar disembuhkan. 

Bersumpah adalah mengklaim atas nama Tuhan untuk menguatkan pernyataan seseorang. Larangan Yakobus sesuai dengan larangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan (Kel. 20:7). Juga sesuai dengan anjuran Yesus agar berkata "ya" bila ya, "tidak" bila tidak (Mat. 5:34-37). Maksudnya, orang Kristen harus memelihara satunya kata dan perbuatan. Kita harus berkata benar mengenai segala hal, dan tiap perkataan kita harus dapat dipercaya. 

Dalam segala keadaan, orang Kristen harus menyatakan ketergantungan dan syukurnya kepada Tuhan (13). Bila tubuh sedang lemah atau menderita penyakit berat yang memerlukan pelayanan hamba Tuhan, orang bisa memanggil penatua jemaat (sekarang mungkin sepadan dengan pendeta jemaat). Ada dua tindakan diperlukan agar doa itu dijawab Tuhan dengan menyembuhkan orang sakit tersebut. Pertama, pengakuan dosa. Si sakit harus mengakui dosanya kepada Tuhan, tetapi juga di antara sesama kepada siapa orang tersebut berbuat salah. Kedua, penatua jemaat diajari Yakobus untuk mengurapi dengan minyak (14). Pengolesan dengan minyak berkaitan dengan kebiasaan PL yang melambangkan berkat atau urapan Allah. Juga dengan kebiasaan saat itu yang menganggap minyak mengandung zat yang menyembuhkan. 

Doa dinaikkan dalam iman berarti dinaikkan dengan keyakinan akan kuasa Allah yang dapat menyembuhkan. Selain saling mendoakan, orang percaya pun harus bertindak membawa balik saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa. 

Surat Yakobus menekankan iman yang harus dinyatakan dalam perbuatan. Hidup yang benar adalah bukti dan hasil dari iman. Iman dan kebenaran harus mewujud nyata dalam setiap aspek tindakan kita. sh

Allah memperhatikan penderitaan umat

  Allah memperhatikan penderitaan umat (Keluaran 2:23-3:10) Ketika menderita, kadang kita menganggap bahwa Allah tidak peduli pada penderita...