Tuesday, April 30, 2024

Prinsip Melayani dalam Kristus

Prinsip Melayani dalam Kristus (1 Korintus 16:10-24)

Paulus menutup suratnya dengan pemberitahuan akan kedatangan Timotius sebagai pembawa surat ini dan beberapa nasihat praktis. Nasihat Paulus ialah agar mereka memegang teguh prinsip-prinsip pelayanan yang didasari kasih Kristus.

☑️Prinsip pertama ialah tidak membuat orang-orang di sekitar kita takut melayani sebaliknya mendorong mereka giat (10). Paulus meminta agar jemaat Korintus menerima Timotius dengan baik, sehingga ia dapat melayani di sana tanpa takut karena yang dikerjakan Timotius adalah pekerjaan Tuhan.

☑️Prinsip kedua ialah tidak merendahkan orang lain (11). Paulus meminta jemaat tidak merendahkan Timotius. Mungkin ini berkaitan dengan kemudaan Timotius. Paulus tidak ingin jemaat meremehkan Timotius.


☑️Prinsip ketiga ialah menjaga iman agar terus bertumbuh dalam Kristus (13). Ia menasihati agar mereka berjaga-jaga, yaitu harus waspada terhadap godaan mengikuti hawa nafsu maupun bujukan dunia.Mereka semua harus berdiri teguh dalam iman. Dasar yang kuat agar iman terjaga bahkan bertumbuh adalah kasih. Motivasi kasih menolong mereka tidak berpusat pada diri sendiri melainkan pada Kristus.

☑️Prinsip keempat ialah menjaga relasi dengan orang-orang di sekitar (15-18). Menghargai rekan sepelayanan merupakan hal yang penting. Hal ini demi menjaga sinergi kasih di dalam pelayanan. Sehingga terciptalah suasana kasih Kristus di antara pelayan Tuhan. Sebelum Paulus menutup suratnya, ia menyampaikan salam dari jemaat di Asia Kecil kepada mereka (19-20). Ini juga merupakan bukti betapa relasi itu penting dan harus dibangun.

Akhirnya, Paulus menutup suratnya dengan menyampaikan suatu tanda persekutuan yang indah, yaitu dengan "cium kudus". Cium kudus ini bukanlah ciuman yang mengumbar nafsu, namun hal ini dilakukan sebagai perwujudan saling mengasihi dalam Tuhan (20).

Sebagai orang percaya maupun pelayan Tuhan hendaknya kita memegang teguh prinsip pelayanan ini. Sehingga kita benar-benar menjadi berkat bagi banyak orang hingga "Maranata" (Tuhan, datanglah). sh

Hanya Dekat Allah

Hanya Dekat Allah (Mazmur 62:1-13)

Memiliki posisi yang tinggi atau jabatan top tidak selalu membuat orang merasa tenang. Justru, sering kali orang dengan posisi sedemikian sadar bahwa bahaya mengincar dari sekeliling. Bisa jadi datangnya justru dari orang terdekat yang berambisi merebut takhta dan menghancurkannya. Tidak jarang orang dalam posisi sedemikian paranoid dan akan menggunakan segala cara untuk bertahan dalam jabatannya itu.

Mazmur keyakinan ini dipanjatkan bukan karena situasi sekeliling aman tanpa masalah. Sebaliknya, pemazmur sadar musuh mengintai hendak menjatuhkannya (4-5). Hanya, pemazmur percaya penuh kepada Allah. Kata "hanya" muncul 6 kali dalam mazmur ini. Di ayat 2, 3, 6, dan 7, kata ini digunakan sebagai penegas bahwa Allah saja tempat perlindungan pemazmur.

"Hanya dekat Allah saja aku tenang" (2, 6). Tenang mengandung makna berdiam diri sambil menatap Tuhan penuh pengharapan bahwa Tuhan pasti bertindak membela dirinya. "Hanya Dia gunung batuku dan keselamatanku..." (3, 7). Pemazmur sangat yakin kepada Allah, andalan satu-satunya. Oleh karena itu, pemazmur berani menantang para musuh yang hendak menghancurkannya (4-5) dan menganggap mereka tidak lain hanya angin (10). Bahkan pemazmur menasihati mereka yang menggunakan dusta (5) dan pemerasan (11) untuk menjatuhkannya (5) bahwa hal itu tidak ada gunanya. Mazmur ini ditutup dengan suatu pengakuan iman bahwa kuasa asalnya dari Tuhan demikian juga kasih setia (12-13).

Seperti pemazmur, kita harus belajar untuk mengandalkan Tuhan saja. Dalam posisi pelayanan atau pekerjaan apapun, jika kita bertanggungjawab dan takut akan Tuhan, kita dapat merasa tenang karena Tuhan dekat dengan kita. Tentunya, kita jangan sampai menaruh ambisi kita untuk mendapatkan posisi atau jabatan tertentu. Kita hanya boleh mensyukuri apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita. (sh)

Mengapa Doa Kita Belum Dijawab Oleh Tuhan?


Mengapa Doa Kita Belum Dijawab Oleh Tuhan?

Sering sekali kita bertanya-tanya dalam hati kecil kita, mengapa doa kita tidak dikabulkan oleh Tuhan sampai hari ini?

Pada dasarnya, Tuhan memiliki 3 jenis jawaban atas pertanyaan kamu tersebut:

✅ Ya – Tuhan mengabulkannya

✅ Tunggu – Tuhan mengabulkannya, tapi nanti. tidak sekarang juga

✅ Tidak- Tuhan tidak mengabulkannya.


Yang akan saya bahas hari ini adalah nomor 3 “Kenapa Tuhan tidak mengabulkan doa kita?”

Lalu apakah yang menjadi penyebab mengapa doa kit tidak dikabulkan oleh Dia?

1. Tidak percaya

Matius 21:22:” Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

Dalam firman ini, kita diajar untuk berdoa serta meminta dengan penuh kepercayaan dan tanpa ragu-ragu. Firman Tuhan mengatakan, bahwa orang yang bimbang alias ragu-ragu tidak akan mendapatkan apa-apa.

Yakobus 1:6-8:” Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. 

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

2. Dosa

Yesaya 59:1-2: “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Dosa membuat suatu keterpisahan antara kita dengan Allah. Akui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan, dan tinggalkan hidup yang lama.

3. Salah Berdoa

Motivasi yang salah sering sekali tidak disadari, namun coba kamu renungkan apakah doa yang kamu panjatkan memiliki motivasi yang benar atau justru salah?

Yakobus 4:3 :”Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”

4. Tidak Mengutamakan Tuhan

Yehezkiel 14:3:” Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka kedalam kesalahan. Apalah Aku mau mereka meminta petunjuk dari pada-Ku?”

Sering sekali kita datang kepada Tuhan saat kita butuh saja dan merasa mentok menghadapi sebuah hal.

Padahal Tuhan mau kita datang kepadaNya kapan saja. Sering sekali kita justru mendahului pekerjaan dan waktu bermain kita daripada datang kepada Tuhan.

Dalam hal ini, Tuhan mau katakana bahwa seharusnya kita mengutamakan Tuhan dengan sepenuh hati dan jangan biarkan siapapun menggantikan posisiNya dalam hatimu.

5 Tuhan punya Rencana yang Baik dalam Hidupmu

Alasan terakhir yang perlu kamu tahu, kenapa Tuhan nggak kabulkan doamu, karena Dia memiliki rencana yang jauh lebih baik dari apa yang kamu minta*

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikian Firman TUHAN.” (Yesaya 55:8)

Tuhan tidak bisa dipaksakan untuk menuruti keinginan kita, sebab Ia adalah Pencipta sementara kita adalah ciptaanNya. Kadang apa yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi Allah.

Jadi jika sampai hari ini, doa kamu belum dikabulkan, cobalah untuk merenung dan mengubah kembali cara pikirmu dan lihat lah bahwa Allah akan menjawab doamu tepat pada waktu-Nya.

(Sumber : jawaban.com)

Akar dari Iri Hati


Akar dari Iri Hati (Yakobus 4:1-10)

Kehidupan yang penuh kompetisi dan perbandingan dapat menimbulkan iri hati. Sikap iri kerap tersembunyi dan tak diakui meski dialami semua orang. Psikologi menjelaskan bahwa iri hati dialami oleh orang-orang yang rendah diri dan mengalami kegagalan.

Yakobus menunjukkan, iri hati dipandang sebagai hal yang sangat serius oleh Allah. Salah satu dampak dari dosa manusia menyebabkan manusia dikuasai iri hati. Akar dari iri hati adalah persahabatan dengan dunia dan permusuhan dengan Allah (4).

Iri hati merupakan ekspresi ketidakpuasan manusia terhadap posisinya yang telah ditetapkan Allah dalam tatanan semesta ciptaan. Segala pemberian Allah dirasakan tidak cukup. Hawa nafsu menguasai dirinya. Ia menginginkan banyak hal, namun secara tidak terkendali. Ia selalu merasa kurang sebab segala sesuatu tidak dapat memuaskannya.

Iri hati membutakan diri terhadap anugerah Allah. Iri hati tidak hanya didapati pada orang yang tidak pernah berdoa. Ada juga orang-orang yang seakan religius, namun menentang Allah. Baginya, doa bukanlah relasi dan penyandaran diri kepada Allah, melainkan sebagai sarana untuk menuntut Allah agar memuaskan hasratnya yang tak terbatas.

Hati yang dipenuhi amarah akan kehilangan sukacita. Iri hati menimbulkan perasaan tidak senang karena sesuatu yang dimiliki orang lain. Ia dapat mewujud dalam segala tindakan tanpa kasih, misalnya keinginan melihat orang lain celaka, persaingan tidak sehat, curiga, gosip yang mencederai nama baik orang lain, kritik, atau humor sarkastik.

Iri hati begitu mengerikan dan mematikan. Oleh sebab itu, pemulihannya hanya mungkin terjadi dari tindakan aktif Allah. Hanya kasih karunia Allah yang memampukan kita untuk bersikap rendah hati. Dalam terang kasih-Nya, kita disadarkan siapa sesungguhnya Allah dan kita sebagai ciptaan. Kesadaran itu seharusnya membawa kita kepada ratapan penyesalan, pengakuan, dan pertobatan yang tulus.

Mari kita datang kepada Bapa yang penuh kasih dengan jujur untuk mengakui bahwa kita merasa iri hati dan melakukan yang jahat. [MKG]

Wednesday, April 17, 2024

Mengenal Diri Sendiri

Mengenal Diri Sendiri

(Amsal 12:1-19)

Mengenal Tuhan dan takut akan Tuhan menurut Ams. 9:10, menghasilkan hal-hal konkret yang bermanfaat, yaitu pengertian dan hikmat. Dari pengenalan yang benar akan Tuhan lahir pengenalan akan diri sendiri. Pengenalan akan diri sendiri dimungkinkan karena ukuran yang dipakai bukan orang lain, bukan juga pendapat dan kriteria yang dibuat oleh manusia, melainkan berasal dari Allah sendiri. 

Orang yang mengenal diri sendiri akan bertindak dengan bijak (8a, 15b, 16a, 18b). Hidupnya terbuka di hadapan Tuhan (2). Ia tidak sombong karena sadar akan kefanaan dan keberdosaannya. Sebaliknya, orang yang bebal justru merasa diri paling tahu sehingga tidak cukup rendah hati untuk mengakui kebodohannya (8b). Orang bebal juga menyepelekan masalah dosa (9). Akibatnya, ia menjerumuskan diri sendiri dengan kebodohannya (10-11). Saat dia menyadari sedang terjebak dalam lilitan masalah, siapakah yang dapat mengerti dirinya (10, 13)? 

Pengenalan diri yang benar akan membuat orang bertindak bijak terhadap sesama, terutama di dalam keluarganya (1). Ia akan menjadi berkat dan bukan batu sandungan, baik di dalam menyatakan kebenaran (5) maupun ketika merespons orang lain (17). Dalam pekerjaannya, orang yang bijak mampu menghargai aset ataupun investasi dengan tepat (4). Sehingga pada akhirnya, orang bodoh akan menggantungkan hidupnya pada orang berhikmat (19), karena dari orang berhikmat akan terpancar kehidupan yang aman dan berarti. 

Pengenalan yang utuh tentang diri sendiri didapat dari pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan akan Allah diperoleh melalui pergaulan yang akrab dengan Dia setiap saat. Oleh karena itu, membaca Alkitab dan berdoa setiap hari menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dari mengetahui dan menerapkan firman Tuhan sajalah, orang bisa menjadi bijak dan tahu menempatkan diri dengan tepat dalam menjalin relasi dengan dunia ini. (sh)

Sunday, April 14, 2024

Melalui Pengalaman Berat

Melalui Pengalaman Berat (Mazmur 18:1-19)

Ungkapan pertama pemazmur kepada Allah menyentuh hati kita, "Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan kekuatanku!" (ayat 2). Ini menggambarkan kualitas hubungan tertinggi dalam diri pemazmur dengan Tuhan. Bagaimana proses sampai ia tiba dalam hubungan semesra itu dengan Tuhan? 

Jawaban pertanyaan itu ada dalam pengalaman hidup berat yang telah dialami pemazmur, ia telah terbelit oleh bisa yang mematikan (ayat 4-6). Namun Allah mendengar jerit si lemah yang tak berdaya itu (ayat 7). Pengalaman itu membuat pemazmur makin yakin akan kebaikan dan kasih Allah. 

Dalam mazmur ini ada dua macam bahasa perlambangan yang dipakai untuk melukiskan sikap dan tindakan Allah yang telah dialami pemazmur. Pertama, Allah dalam bahasa perang: perisai, kubu pertahanan, kota benteng (ayat 3). Sungguh Allah ikut campur menyelamatkan orang yang mempercayakan diri pada Dia dari berbagai ancaman dalam hidup. Kedua, Allah dalam bahasa pengalaman menghadapi kuasa dahsyat alam (Allah gunung batuku, tempat perlindungan, ayat 3b). Kekuatan alam selain bisa mengungkapkan kekuatan penghancur, juga mengungkapkan kekuatan penyelamatan dan perlindungan. Dalam mazmur ini kekuatan penghancur dalam alam dan peperangan menjadi alat Allah untuk menghancurkan musuh orang beriman. 

Pengalaman hidup yang berat menyadarkan pemazmur akan keterbatasannya dan kesempatan untuk bergantung pada Allah. Pengalaman menakjubkan itu melahirkan puji-pujian kepada Tuhan (ayat 2-4). Tuhan bagi pemazmur bukan lagi teori tetapi nyata sebagai bukit batu dan gunung batu yang tak tergoyahkan; kubu pertahanan dan kota benteng, tempat persembunyian dari musuh; perisai, penangkal senjata musuh. Maka ketika Anda mengalami beratnya hidup, cari dan alamilah Tuhan dalam kesempatan berharga itu. Jadikan pengalaman hidup berat menjadi proses pendidikan melalui mana Allah makin nyata bagi Anda. Kasih Anda pun kelak makin mesra pada Dia. (sh)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...