Jangan Salah Konsep (Markus 11: 1-11)
Markus menuturkan kedatangan Yesus ke Yerusalem menjelang hari "H" penderitaan-Nya.
Dua murid diminta untuk mengambil keledai muda dari seseorang di desa. Sebagai Raja, Yesus akan mengendarai seekor keledai muda, yang menggambarkan ketenangan dan kerendahhatian. Bila di Markus 10:42-43, raja dunia digambarkan dengan tangan besi maka Yesus, Sang Raja Damai datang dengan kelembutan dan tanpa kekuatan militer. Yesus telah menggenapi nubuat Zakharia (Za. 9:9).
Sambutan orang banyak terhadap Yesus yang datang mengendarai keledai (8) bagai upaya membentangkan karpet merah bagi orang terhormat yang akan melalui tempat itu. Tampaknya orang banyak melihat tindakan Yesus sebagai suatu pernyataan simbolis tentang identitas-Nya sebagai Mesias bagi Israel. Oleh karena itu mereka mengelu-elukan Dia sebagai Raja Israel yang datang dalam nama Tuhan. Dalam hal ini orang banyak telah bertindak dengan benar. Akan tetapi, konsep mereka mengenai misi kedatangan Yesus dan kerajaan-Nya merupakan suatu kesalahan besar. Mereka telah gagal memahami kedatangan Yesus yang mengendarai keledai sebagai simbol misi yang mengusung kerendahhatian, bukan kuasa politik atau militer.
Orang banyak telah salah berharap karena telah salah konsep mengenai kerajaan Allah. Seruan elu-elu mereka pada Yesus ternyata didasarkan pada berbagai mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus (bdk. Luk. 19:37), bukan karena pemahaman mereka akan misi Yesus. Orang banyak hanya memikirkan dimensi fisik, padahal Kerajaan Allah mewujud dalam pembaruan hubungan seseorang dengan Allah. Kerajaan Allah dibangun bukan di atas revolusi dan peperangan, melainkan melalui penolakan, penderitaan, dan bahkan kematian Yesus di kayu salib yang dianggap memalukan.
Kiranya hubungan kita dengan Yesus dibangun bukan di atas konsep dan hasrat yang keliru, melainkan atas kerinduan mengalami perjumpaan dengan Dia hari demi hari hingga kita serupa dengan Dia. sh