Tuesday, June 6, 2023

Ratapan Menjadi Tarian

Ratapan Menjadi Tarian (1 Samuel 2:1-10)

Ketika pergumulan berat seolah tanpa jalan keluar tentu kita akan merasa hidup kita gelap. Namun ketika jalan keluar terlihat di depan mata, tentu kita akan merasakan sukacita yang luar biasa.

Sukacita itulah yang dialami Hana, ketika Tuhan menjawab doanya. Hana dikaruniai seorang anak, yang diberi nama Samuel (27-28). Berdasarkan pengalamannya dengan Tuhan melalui doa yang terjawab itu, Hana melihat semua keajaiban sifat Allah. Ia menyebut bahwa Tuhan itu Kudus, unik, dan menjadi perlindungan bagi manusia (2), Pujian Hana mengungkapkan kebaikan Tuhan yang telah mengangkatnya dari keadaan terhina menurut pandangan manusia, menjadi terhormat.

Pengalaman rohani Hana bersama Tuhan mengubah keadaan hidupnya. Ejekan Penina yang merendahkannya dibungkam oleh Allah (3-5). Penderitaan dan rasa malu berganti dengan kehidupan yang penuh semangat karena mengalami kedahsyatan Allah. Tuhan telah merubah perkara yang mustahil menjadi fakta nyata. Karena itu di dalam sukacitanya, Hana memuji dan mengagungkan Allah. Hana menyatakan bahwa Allahlah yang berdaulat atas segala sesuatu: hidup dan matinya manusia, pemimpin, perempuan mandul, perbedaan status, hidup orang jahat, dan atas raja (4-10).

Apa yang Hana alami dapat juga dialami oleh setiap orang percaya. Kita mungkin mengalami masalah dalam hal keuangan, usaha yang bangkrut, sakit penyakit yang sulit disembuhkan, persoalan keluarga, kemandulan, anak yang bermasalah, jodoh, dan lain-lain. Namun sama seperti Hana yang ditolong Tuhan, orang percaya juga bisa mengalami pertolongan Tuhan.

Renungkan: Melalui pujian Hana ini, kita dapat belajar bahwa apa pun yang menjadi masalah kita dan seberat apa pun pergumulan kita, mari kita berharap dan bergantung kepada Allah. Panjatkanlah doa yang sungguh-sungguh dengan tetap mengagungkan Dia, Allah yang berdaulat atas seluruh hidup manusia. Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang dapat mengubah ratapan menjadi tarian, duka menjadi suka. (sh)

Materikah Wujud Berkat Allah?

Materikah Wujud Berkat Allah? (Bilangan 6:22-27)

Setiap Kristen rindu diberkati oleh Tuhan. Namun, banyak Kristen keliru memahami berkat Tuhan tersebut. Untuk menghindari pemahaman yang salah, apa yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk mengetahui seseorang diberkati atau tidak diberkati oleh Tuhan? Seringkali yang dipakai sebagai tolok ukur berkat adalah kesehatan, kesuksesan, dan kekayaan. Namun, firman Tuhan justru tidak menyebutkan atau membenarkan salah satu dari ketiga hal tersebut. 

Berkat Tuhan adalah penyertaan dan perkenanan-Nya. Apakah artinya memiliki kesehatan prima, kesuksesan berbisnis dan kekayaan melimpah bila Tuhan tidak berada di pihak kita dan beserta dengan kita? Bagi Musa yang diberkati Tuhan, penyertaan dan perkenanan Tuhan atas dirinya ketika dia ditunjuk untuk memimpin bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian sudah cukup baginya. Kehadiran Tuhan sebagai gembalanya selalu cukup bagi Daud, baik pada saat tenang maupun pada saat ia melewati lembah kekelaman. Bagi Paulus, sukacitanya tidak dibatasi oleh materi, tembok-tembok penjara, dan kesehatan. 

Berkat Tuhan dalam kehidupan Kristen masa kini. Pengalaman para tokoh Alkitab yang diberkati Tuhan secara luar biasa, tidak membuat mereka mengubah pemahaman tentang berkat Tuhan dalam hidup mereka. Akibatnya, dalam penyertaan Allah semua kebutuhan mereka terpenuhi: kesehatan, kesuksesan memimpin umat, dan kebutuhan ekonomi. Berbeda dengan keadaan banyak Kristen masa kini yang menganggap dan mengkotak-kotakkan berkat Tuhan sebatas pemenuhan kebutuhan "perut dan gengsi". Pengaruh paham materialisme telah membungkam kepercayaan iman kita. Akibatnya kita dibelenggu oleh paham bahwa kita kini hidup di zaman yang serba bergantung pada materi. Tuhan hanya dianggap ada bila kebutuhan materi terpenuhi. Pernahkah kita bertanya: "mengapa hingga saat ini aku masih bernafas? Darimanakah nafas itu aku peroleh?" 

Doa: Tuhan tolonglah aku untuk melihat segala sesuatu yang ditawarkan dunia ini adalah sampah dibandingkan dengan penyertaan dan perkenanan-Mu. (sh)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...