Wednesday, February 28, 2024

Keajaiban Firman TUHAN

Keajaiban Firman TUHAN (Yesaya 55:1-13)

Apa yang menjadi jaminan bagi seseorang untuk kepastian keselamatannya? Bagi umat yang sudah sekian lama menderita karena hukuman Allah atas dosa-dosa mereka, tentu tidak akan sembarang memercayai janji keselamatan tanpa bukti nyata. Bukan hanya secara jasmani mereka menderita, rohani mereka pun gersang. Tak ada satu pun yang bisa mereka lakukan untuk melepaskan diri dari keputusasaan. Belenggu pembuangan begitu ketat dan kuat. 

Yesaya 55:6-9, 11 (IND)  Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Syukur kepada Allah, Dia telah menyatakan janji-Nya bahwa mereka yang berpaling dan menantikan keselamatan daripada-Nya tidak akan dikecewakan (ayat 6-7). Firman-Nya ya dan amin. Apa yang Allah janjikan dalam firman-Nya? 

Pertama, firmanNya adalah makanan dan minuman bagi jiwa, yang diberikan-Nya sebagai anugerah (ayat 1). Jangan mencari alternatif apapun untuk memuaskan dahaga rohani kita (ayat 2-3a). Dia sendiri sudah menetapkan hamba-Nya, Mesias keturunan Daud, sebagai agen keselamatan ini (ayat 3b-5). 

Kedua, ketika Allah berfirman, Ia juga menyatakan diri-Nya, Ia hadir di antara kita. Kita tidak dapat memisahkan firman-Nya dengan diri-Nya sendiri. Itu sebabnya, mencari Tuhan (ayat 6) adalah mencari firman-Nya. 

Ketiga, firman-Nya, jauh melampaui pemahaman kita (ayat 8-9). Dia adalah Allah yang tidak terbatas, firmanNya juga tidak terbatas. Namun segala kehendak-Nya dan apa yang Dia firmankan adalah untuk kebaikan kita. 

Keempat, firman-Nya sungguh berkuasa (ayat 10, 11, 13). Apapun yang Ia kehendaki pasti berhasil. Keadaan yang rusak, suasana yang mengerikan dan kehidupan yang sulit, secara ajaib akan berubah dengan baik ketika firman-Nya datang (ayat 13). 

Kelima, ada hormat dan pujian bagi orang yang memberitakan firman Tuhan (ayat 12) karena melalui dia, nama Tuhan dimahsyurkan. 

Firman-Nya ya dan amin. Kita yang sudah menerima keselamatan dan yang diberdayakan oleh firman-Nya demi misi-Nya, mari giat mengabarkan Injil agar lebih banyak lagi orang yang merespons undangan anugerah ini. (sh)

Thursday, February 22, 2024

𝗟𝗜𝗣𝗔 𝗗𝗜𝗥𝗜

𝗟𝗜𝗣𝗔 𝗗𝗜𝗥𝗜 (𝗠𝗔𝗭𝗠𝗨𝗥 𝟴𝟮:𝟭-𝟴) 

Lupa diri. "Power is knowledge", demikian ujar Foucault. Artinya, yang berkuasalah yang menentukan benar atau tidaknya sesuatu. Sayang sekali karena tidak semua penguasa mampu menjalankan tugas mereka dengan semestinya. Kepentingan pribadi atau golongan seringkali membuat mereka lupa diri, sehingga yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. 

Mazmur 82 berbicara mengenai para hakim yang lupa diri. Ketika mazmur ini ditulis, para hakim tidak hanya menjalankan tugas yudikatif (hukum), tapi juga eksekutif (pemerintahan) dan legislatif (pembuat undang-undang). Mereka harus memerintah dengan adil dan menghukum kejahatan (Ul. 25:1). Namun, pada kenyataannya, ada hakim yang justru memutarbalikkan kebenaran dan membela kelaliman (ayat 2). Bagaimana mungkin mereka dapat membela kaum tertindas dan lemah (ayat 3-4) jika mereka tidak mengenal hikmat Allah dan tidak berjalan dalam kesucian (ayat 5)? 

Itulah sebabnya kita melihat Allah berdiri di hadapan para "allah" untuk menghakimi mereka. Istilah "allah" dengan huruf kecil bukan merupakan suatu pujian untuk status para hakim yang seakan-akan menjadi wakil Allah, namun merupakan sindiran yang keras. Mereka adalah orang-orang yang mengangkat diri menjadi allah-allah palsu. Kepada orang-orang yang congkak dan lupa diri inilah, Allah akan menumpahkan gemas-Nya (ayat 7). Di dalam "kebesaran", mereka akan dihempaskan, karena wewenang telah disalahgunakan. 

Mazmur ini ditutup dengan suatu permohonan pada Allah agar Ia segera mengulurkan tangan-Nya, membela kaum papa, dan menghajar para pemimpin yang sewenang-wenang. Ini adalah suatu pernyataan iman bahwa Allah tidak pernah menutup mata terhadap segala kejahatan dan penyimpangan. Ia adalah Hakim yang adil. 

Renungkan: Jika anda adalah seorang pemimpin, baik dalam keluarga, pekerjaan, pemerintahan, maupun di mana saja, pastikan bahwa Anda senantiasa bersikap benar di hadapan Allah dan sesama. Doakan pula agar para pemimpin bangsa kita memakai kekuasaan di dalam takut akan Allah, Sang Hakim yang adil. 𝘀𝗵

Wednesday, February 21, 2024

𝗕𝗲𝗿𝗷𝗮𝗴𝗮-𝗝𝗮𝗴𝗮 (𝟭 𝗧𝗲𝘀𝗮𝗹𝗼𝗻𝗶𝗸𝗮 𝟱:𝟭-𝟭𝟭)

𝗕𝗲𝗿𝗷𝗮𝗴𝗮-𝗝𝗮𝗴𝗮 (𝟭 𝗧𝗲𝘀𝗮𝗹𝗼𝗻𝗶𝗸𝗮 𝟱:𝟭-𝟭𝟭) 

Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam kalender. Sebab kualitas kehidupan setiap orang yang percaya tidak dikendalikan oleh kalender, tetapi ditentukan oleh Kristus yang bangkit. Setiap orang yang mencintai Yesus, hidupnya pasti akan dikendalikan oleh kasih cinta Yesus, dan itu menghidupi sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar indah. Itulah sebabnya teks ini menganjurkan agar jemaat Tesalonika selalu berjaga-jaga (ayat 6). 

Hal yang paling penting saat ini untuk orang-orang Kristen pahami ialah bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani (ayat 8)? Kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap? 

Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti tanggal dan hari. Tetapi iman kita harus menyikapi serius hal-hal yang urgen sehingga kita akan bereaksi tepat dan tanggap. Masalahnya ialah sudah terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima anak dara yang bodoh, yang harus kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam. 

Renungkan: Orang yang punya waktu untuk menghitung-hitung hari dan waktunya, berarti sedang tidak bekerja melayani Tuhan. Andakah orangnya itu? (𝘀𝗵)

𝗧𝗲𝗿𝘂𝘀 𝗠𝗮𝗷𝘂 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗗𝗶𝗮𝗺 & 𝗧𝗲𝗿𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵!

𝗧𝗲𝗿𝘂𝘀 𝗠𝗮𝗷𝘂 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗗𝗶𝗮𝗺 & 𝗧𝗲𝗿𝗷𝗮𝘁𝘂𝗵! (𝟮 𝗣𝗲𝘁𝗿𝘂𝘀 𝟯:𝟭𝟰-𝟭𝟴) 

Dalam menantikan penggenapan janji Allah akan kedatangan Kristus yang kedua, Kristen harus aktif mempersiapkan diri. Tujuannya adalah ketika hari itu tiba, Kristen kedapatan tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya. Karenanya kehidupan Kristen dapat diibaratkan seperti seorang pengendara sepeda. Untuk tetap mempertahankan keseimbangan tubuhnya, sepeda tersebut harus terus dikayuh, hingga tiba pada tujuan yang dikehendakinya dengan selamat. 

Sehubungan dengan usaha Kristen mempersiapkan dirinya, Petrus mengingatkan jemaat Tuhan untuk kedua kalinya agar berjalan dan bertumbuh dalam anugerah dan pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan memiliki peranan penting karena ditekankan pada awal dan akhir surat Petrus. Tujuan Petrus adalah mengingatkan jemaat Tuhan bahwa tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, mustahil manusia mampu mempersiapkan dirinya menyongsong hari itu. 

Seperti halnya jemaat Tuhan waktu itu hidup dalam penantian akan datangnya Kristus kedua kali, kita pun masih berada dalam masa yang sama. Yang harus kita lakukan sekarang adalah memikirkan bagaimana cara mengisi hari-hari penantian itu. Mungkin kita bukan orang yang terbiasa berpikir serius, apalagi memikirkan hal-hal spiritual dan kekal seperti itu. Tapi tidak ada pilihan lain bagi kita selain terus mengayuh kehidupan yang kita jalani. Ketika langit dan bumi berada di ambang kehancuran, ketika semua kerajaan yang dibangun oleh kepintaran dan keperkasaan manusia tumbang dan waktu berhenti, ketika itu tidak ada lagi kesempatan bagi kita untuk mengubah apa yang pernah kita lakukan. 

Renungkan: Mulai sekarang berpikirlah untuk mengisi hari-hari di depan kita sesuai dengan kehendak Allah. (𝘀𝗵)

Ibadah yang Menyukakan Hati Tuhan

Ibadah yang Menyukakan Hati Tuhan (Mazmur 100:1-5)

Ibadah tanpa pengertian tidak akan menyukakan hati Tuhan. Pengetahuan dan pengertian tentang Tuhan tanpa firman-Nya, takkan menciptakan kedekatan dengan Tuhan. Ibadah yang menyukakan hati Allah bukanlah ibadah yang diselewengkan, bukan ibadah yang sesuai aturan tradisi, tetapi ibadah yang sungguh-sungguh dan penuh syukur atas karya keselamatan Allah.

Krisis makna ibadah. Sangat disayangkan kalau sekarang ini banyak orang tidak lagi menganggap ibadah sebagai kebutuhan. Tawaran dunia yang menggiurkan dianggap lebih mampu memenuhi segala kebutuhan. Akibatnya selain kedudukan dan peranan ibadah dalam kehidupan Kristen tergeser drastis, persekutuan dalam pertemuan-pertemuan ibadah pun tidak lebih dari sekadar ungkapan-ungkapan formalitas. Pimpinan dan warga gereja mengemban tugas mengembalikan makna ibadah yang sesungguhnya. Berarti, pemimpin dan warga gereja harus terlebih dahulu terlibat dalam penghayatan akan kebesaran, dan kebaikan Allah. Pemazmur mengajak seluruh bumi untuk beribadah kepada Allah. Semakin dalam kita memahami dan menghayati persekutuan dengan Tuhan melalui ibadah, semakin kita dapat mengalami, menyelami dan mengerti kebaikan Tuhan.

Doa: Tuhan Yesus, tambahkanlah pengertian kami mengenai Engkau. (sh)

Monday, February 5, 2024

𝗗𝗼𝗮 & 𝗥𝗲𝘀𝗽𝗼𝗻 𝗧𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗞𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗮𝗻

 

𝗗𝗼𝗮 & 𝗥𝗲𝘀𝗽𝗼𝗻 𝗧𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗞𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗮𝗻 (𝗬𝗲𝗿𝗲𝗺𝗶𝗮 𝟭𝟳:𝟭-𝟭𝟴) 

Melalui Yeremia, Allah menegaskan kepada bangsa Yehuda 3 dosa mereka yang mendatangkan bencana dan malapetaka. 

🔰Pertama, dosa sudah terukir dalam hati bangsa Yehuda (1-4). Ini menggambarkan dan menunjukkan apa yang terjadi di dalam kehidupan batiniah yang menjadi pusat kepribadian mereka. Tidak ada tanda atau goresan sedikit pun pada hati mereka yang menandakan suatu respons yang baik terhadap firman-Nya. Apa yang tergores sangat dalam di dalam hati mereka hanyalah dosa (1). 

🔰Kedua, mereka lebih mengandalkan manusia daripada Allah (5-8). 

🔰Ketiga, hati bangsa Yehuda sudah sedemikian bobrok dan korup sehingga tidak mungkin diperbaharui lagi (9-13). Hati mereka secara terus-menerus berpaling kepada dosa. Karena itu Allah tidak dapat dipersalahkan jika Ia mendatangkan malapetaka dan bencana besar atas bangsa Yehuda yang hidup moral, sosial, dan spiritualnya sudah bobrok dan amburadul. 

Namun bangsa Yehuda bukannya segera menangisi dan menyesali dosa-dosanya serta memohon belas kasihan-Nya, sebaliknya mereka mengolok-olok Yeremia dan firman-Nya yang ia beritakan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi terhadap penghukuman Allah, bahkan cenderung menantangnya (15). Mereka juga menuduh Yeremia mengada-ada dan senang jika bangsanya ditimpa bencana dan malapetaka (16). Bahkan mereka mengancam keselamatan Yeremia sehingga menyebabkan Yeremia berteriak minta tolong kepada Allah agar membela dan melindunginya (14, 17-18). 

Respons bangsa Yehuda terhadap Yeremia adalah buah yang pasti dari hati manusia yang sudah dikuasai dan dibutakan oleh dosa. Bukankah ini juga yang terjadi dan yang kita lihat di sekeliling kita saat ini? Mereka yang secara terang-terangan terlibat dalam tindak kejahatan korupsi tingkat tinggi dan kejahatan terhadap hak azasi manusia justru dapat berbalik mengancam dan menyerang pembela-pembela kebenaran, bahkan menimbulkan gejolak politik dan sosial di negara ini. 

Renungkan: Akankah kita takut dan berdiam diri menghadapi respons yang justru mengancam dan menyerang? Kita mungkin takut, berteriak-teriak kesakitan, dan meratap kepada Allah mohon perlindungan, namun itu bukan alasan berdiam diri dan membiarkan dosa terus menguasai seluruh anak bangsa. (𝘀𝗵)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22)

Hidup sebagai anak terang (Efesus 5:1-22) Sebagai anak-anak terang, umat Allah hidup dengan meneladani Allah (ayat 1). Sama seperti Yesus ya...