Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata yaitu: pañca yang berarti lima, dan śīla yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sama dengan Alkitab yang merupakan pedoman bagi seluruh umat Kristiani dalam menjalankan kehidupan rohaninya. Lalu, apakah lima sendi utama penyusun Pancasila ini selaras dengan ajaran di dalam Alkitab? Berikut sedikit ulasannya..
Sila ke-1: KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila pertama mengatakan bahwa Tuhan itu satu (esa), dan sila ini sejalan dengan perkataan Musa dalam Ulangan 6:4 yang mengatakan bahwa TUHAN itu esa. Bahkan Tuhan Yesus sendiri juga menegaskan bahwa “Tuhan itu esa” (Markus 12:29).
Sila ke-2: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Sila kedua menjelaskan bahwa sebagai sesama manusia, kita harus bersikap adil dan senantiasa memperlakukan manusia lain dengan beradab. Perintah untuk menegakkan dan mengejar keadilan ini juga ditegaskan TUHAN dalam Yesaya 56:1 dan Ulangan 16:20. Mengapa kita diperintahkan menjadi manusia yang adil? Karena Dia sendiri mencintai keadilan (Ibrani 1:9).
Sila ke-3: PERSATUAN INDONESIA
Sila ketiga menekankan untuk menjaga persatuan dan perdamaian dengan seluruh rakyat Indonesia. Alkitab dalam Roma 14:19 meminta kita untuk, “..mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” Paulus juga menasihati supaya, “..seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (1 Korintus 1:10).
Sila ke-4: KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
Sila keempat mengingatkan agar dalam melakukan segala sesuatu, hendaknya kita dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, serta menyelesaikan permasalahan yang muncul dengan bermusyawarah terlebih dahulu. Tentang hikmat dan kebijaksanaan, Alkitab menceritakan kisah tentang Raja Salomo yang memimpin orang Israel dengan hikmat dan kebijaksanaan (1 Raja 3:16-27). Alkitab juga menjelaskan bahwa untuk mendapat hikmat, kita harus memintanya kepada Allah (Yakobus 1:5).
Sedangkan penyelesaian masalah dengan permusyawaratan juga beberapa kali dilakukan dalam Alkitab. Salah satunya adalah pemilihan Matias untuk menggantikan Yudas Iskariot. Para rasul telah bermusyawarah dan membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu (Kisah Rasul 1:15-26).
Sila ke-5: KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila kelima lebih ditujukan untuk para pemimpin agar terus menciptakan keadilan sosial untuk rakyat Indonesia, terutama bagi rakyat miskin dan rakyat kecil yang terpinggirkan. Pesan bagi para pemimpin ini juga tertulis dalam Mazmur 82:3, “Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai ideologi dasar bagi negara Indonesia, tidaklah bertentangan dengan ajaran Alkitab dan sebaliknya, banyak ayat dalam Alkitab yang selaras dengan kelima sila di Pancasila. Maka dari itu sebagai warga negara Indonesia yang baik, hendaknya kita menghormati Pancasila sebagai ideologi dasar bangsa serta mendukung segala keputusan pemerintah yang baik, karena ada tertulis,
“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” (Roma 13:1).
Tuhan Yesus memberkati.
Hubungan Pancasila dan Iman Kristen
Moralitas bagi kehidupan setiap individu ditentukan oleh agama, nilai-nilai budaya setempat juga ditentukan oleh keadaan suatu bangsa, dalam hal ini bangsa Indonesia, dimana Pancasila dengan falsafah dan pandangan hidupnya merupakan bagian yang penting dalam membentuk moralitas dan perilaku masyarakatnya.
Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan pada agama, apabila filsafat tidak didasarkan pada agama dan hanya semata-mata berdasarkan akal pikir saja saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran secara objektif, karena yang memberikan penerangan dan putusan adalah akal pikir, sedangkan kesanggupan akal pikir terbatas, sehingga filsafat yang berdasarkan pada akal pikir tidak akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia.
Dalam Roma 13:1-2, disebutkan bahwa tiap-tiap orang harus tunduk kepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa yang melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Umat Kristen harus meyakini dan melakukannya dengan penuh tanggungjawab, hal ini bukan berarti bahwa umat Kristen menyerahkan diri kepada negara tetapi ia menyerahkan diri kepada Imannya, yang mengajarkan untuk menjadi warga negara yang baik. Sebagai warga negara, gereja sadar bahwa agama Kristen bukanlah negara tetapi merupakan bagian dari negara, dimana agama Kristen turut untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Iman Kristen tidak mewajibkan orang-orang Kristen untuk membangun negara Kristen melainkan mengajarkan umatnya untuk bersama-sama dengan masyarakat Indonesia lainnya untuk membangun bangsa ini. Iman Kristen dengan Pancasila tidak dapat di campuradukan, karena masing-masing mempunyai falsafah tersendiri, namun di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai Iman Kristen. Dalam terang pengakuan dan kepercayaan itulah, setiap orang sebagai umat Kristen berpartisipasi sepenuhnya dalam usaha bangsa dan negara untuk melanjutkan pembangunan nasional sebagai pengamalan dari sila-sila Pancasila. Dengan demikian baik itu nilai-nilai Pancasila yang sangat diyakini kebenarannya, maupun nilai-nilai Kristiani yang menjadi dasar untuk berperilaku dan bertindak dalam penerapannya tergantung pada masing-masing individu, apakah mau melakukannya atau tidak.
Aplikasi
Pancasila adalah jiwa, pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa Indonesia. Sikap mental, tingkah laku bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri inilah yang dimaksudkan dengan kepribadian. Kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila. Umat Kristen dalam iman yang diyakininya mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan moral bangsa karena apa yang dijabarkan oleh Pancasila mengenai nilai-nilai hidup, tercermin dalam Iman Kristen. Dengan demikian Iman Kristen harus menjadi pedoman bagi warga gereja dalam mengamalkan Pancasila.